Anda di halaman 1dari 5

G.

Uji Kruskall Wallis

distress
Uji Kruskal Wallis yang dilakukan ada model potensifinancial

Perusahaan Multifinance yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2016-2018 adalah sebagai berikut:


Tabel
MODEL N Mean Rank
Uji Kruskall-Wallis
ZMIJEWSKI
Ranks 70 27.17
SPRINGATE 70 80.55
FD ALTMAN 70 172.50

Total 210
Sumber: Data Diolah

Test Statisticsa,b
FD
Chi-Square 170.342
Df 3
Asymp. Sig. .000
Sumber: Data Diolah
Berdasarkan nilaioutput uji Kruskall Wallis peringkat

potensikebankrutan pada Perusahaan Multifinance yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode 2016-2018 dilakukan untuk melihat perbedaan

penilaian antara model Zmijewski, Springate dan Altman.

Data dikatakan tidak memiliki perbedaan penilaian kebankrutan antara

model potensikebankrutan jika nilai Asymp. Sig. lebih dari 0.05 (Asymp. Sig

> 0.05) dan sebaliknya dikatakan terdapat perbedaan penilain potensi

kebankrutan pada model potensikebankrutan jika nilai Asymp. Sig. kurang

dari 0.05 (Asymp. Sig. < 0.05).

1
Berdasarkan output uji Kruskall-Wallis diatas dapat dilihat bahwa nilai

Asymp. Sig. kurang dari 0.05 yaitu 0.00 (Asymp. Sig. < 0.05) sehingga H 0

ditolak dan H1 yang menyataka bahwa terdapat perbedaan penilaian model

potensi financial distress diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan penilaian potensi kebankrutan pada model potensi

financial distress model Zmijewski, Springate, Altman dan Grover Pada bank

umum syariah di Indonesia periode 2012-2016.

H. Analisis dan Interpretasi

Hasil perhitungan penilaian potensi financial distress model

Zmijewski, Springate, Altman Z-Score, dan Hasil pengujian menggunakan Uji

Kruskall Wallis untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan penilaian antara

model potensi financial distress yang diteliti pada Perusahaan Multifinance

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2018 adalah sebagai

berikut:

1. Hasil Perhitungan model potensifinancial distress menggunakan model

Zmijewski memberikan nilai bahwa semua hasil perhitungan Perusahaan

Multifinance yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2018 kurang

dari 0 (X-Score<0) yang berarti Perusahaan Multifinance yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tidak mengalami financial distress, namun pada tahun

2018 pada perusaaan Buana Finance Tbk yang mempunyai nilai diatas 0

(X-Score>0) perusaaan Buana Finance Tbk yang berarti berpotensi

mengalami financial distress. Pada model Zmijewski perusaaan Buana Finance

Tbk berpotensi mengalami financial distress dengan nilai Zmijewski sebesar

0.948455 namun bila dilihat dari rasio keuangan pada tabel perusahaan Buana

Finance Tbk dapat mempertahankan capital adequancy ratio (CAR) nya yang

terus meningkat selama periode 2012-2016 dengan rata-rata CAR Bank Syariah
2
Bukopin (BSB) pada tahun 2012-2016 sebesar 14.398%, bank syariah bukopin

juga mampu mengendalikan non performing financial (NPF) dengan tingkat NPF

yang semakin berkurang pada periode 2016-2018 dengan rata-rata NPF sebesar

3,532%, memiliki tingkat likuiditas yang terus meningkat setiap tahunnya dengan

rata-rata 449,56% dan BOPO diatas 90%selama periode 2016-2018dengan rata-

rata sebesar 92.88 selama tahun 2016-2018. Perusaaan Buana Finance Tbk

berpotensi mengalami kesulitan keuangan oleh Model Zmijewski dikarenakan

rasio utang yang tinggi.

2. Hasil Perhitungan model potensi financial distress menggunakan Model

Springate memberikan hasil perhitungan yang menunujukan bahwa

terdapat dua Perusahaan Multifinance yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

kurang dari 0.862 yang menyatakan bahwa bank syariah tersebut

berpotensi mengalami financial distress periode2016-2018. Beberapa

perusahaan yang berpotensi mengalami financial distress berdasarkan

model Springate adalah BFI Finance Indonesia Tbk. BFI Finance

Indonesia Tbk yang berpotensi mengalami financial distress pada tahun 2017,

Clipan Finance Indonesia Tbk pada tahun 2018, dan 2019, Namun dilihat dari

rasio keuangan pada tabel dua perusahaan yang berpotensi mengalami financial

distress memiliki rata-rata CAR sebesar 19.82 %, NPF bank umum syariah

memiliki rata-rata sebesar 4.18% Likuiditas yang dilihat dengan current ratio

dengan rata-rata sebesar 138.96 dan nilai BOPO dari dua perusahaan yang

berpotensi mengalami financial distress rata-rata sebesar 108%.

3. Hasil Perhitungan model potensifinancial distress menggunakan Altman

Z-Score menyatakan bahwa seluruh perusahaan memiliki nilai diatas 2.90

(Z-Score> 2.90) tidak berpotensi mengalami financial distress. Menurut

penilaian Altman Z-Score berpotensi mengalami financial distress pada

tahun 2019 dengan Z-Score sebesar -5.44629 sedangkan jika dilihat dari rasio
3
keuangannya perusahaan mampu mempertahankan capital adequancy ratio

(CAR) nya yang terus meningkat selama periode 2016-2018 dengan rata- rata

CAR sebesar 14,398% dan mampu menjaga non performing financing (NPF)

dengan tingkat NPF yang semakin berkurang pada periode 2016-2018 dengan

rata-rata nilai NPF sebesar 3,532%, dan memiliki likuidtas yang baik dengan

rata-rata rasio likuiditas sebesar 449,56% dan BOPO diatas 90% selama periode

tahun 2016-2018 dengan rata-rata sebesar 92.88% dan Perusahaan Danasupra

Erapacific Tbk berpotensi mengalami financial distress dikarenakan rasio

working capital to total asset (WCTA) dan Retained Earning to Total Asset

(RETA) yang bernilai negatif. Secara keseluruhan model Altman Z-Score dapat

melihat potensi financial distresshasil

4
5

Anda mungkin juga menyukai