Anda di halaman 1dari 4

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Perilaku adiktif


Adiksi adalah kondisi dimana individu secara fisik dan mental ketergantungan terhadap
suatu hal yang menyebabkan perubahan bagi individu, adiksi melibatkan yang berfungsi
untuk menyenangkan dan memberikan bantuan dari ketidak nyamanan namun disertai
dengan bahaya yang ditimbulkan secara fisik,sosial atau psikologis. Kecanduan juga
dikenal dengan istilah ketergantungan. Menurut Ghodse (2002), ketergantungan ditandai
dengan respon prilaku yang selalu menyertakan keharusan terus-menerus atau periodic
untuk mengalami dampak psikis, dan kadang-kadang untuk menghindari
ketidaknyamanan. Hal ini juga dapat terjadi pada ketergantungan obat.

2. Intervensi Psikologis
Intervensi secara umum adalah campur tangan manusia untuk tujuan dan kondisi yang
lebih baik, sedangkan intervensi dalam istilah psikologi adalah sebuah upaaya dan
strategi perubahan terencanan dengan memperbaiki fungsi-fungsi psikologi yang tidak
sehat.

3. Intervensi psikologis pada perilaku adiktif


Pada perilaku adiktif terdapat beberapa intervensi psikologis yang dapat diterapkan
diantaranya
a. Praventif.
Beberapa hal yang dapat menajdi upaya praventif dalam intervensi psikologis
perilaku adiktif antara lain
1. Peningkatan resilensi Indivdiu
Peningkatan resilensi individu diperlukan sebagai upaya perawatan dan atau
pengobatan akibat penggunaan zat atau perilaku adiktif yang dilakukan seseorang.
Resilensi menurut UNISDR ( dalam Zaumseil,et.al, 2013) adalah kemampuan
system, komunitas,
A. Perilaku Adiktif

1. Pengertian Perilaku Adiktif

Adiksi adalah kondisi dimana individu secara fisik dan mental ketergantungan terhadap

suatu hal yang menyebabkan  perubahan bagi individu, adiksi melibatkan yang berfungsi untuk

menyenangkan dan memberikan bantuan dari ketidak nyamanan namun disertai dengan bahaya

yang ditimbulkan secara fisik,sosial atau psikologis. Kecanduan juga dikenal dengan istilah

ketergantungan. Menurut Ghodse (2002), ketergantungan ditandai dengan respon prilaku yang

selalu menyertakan keharusan terus-menerus atau periodik untuk mengalami  dampak psikis, dan

kadang-kadang untuk menghindari ketidaknyamanan. Hal ini juga dapat terjadi pada

ketergantungan obat.

B. Intervensi Psikologis

1. Pengertian Psikologis

Intervensi secara umum adalah campur tangan manusia untuk tujuan dan kondisi yang

lebih baik, sedangkan intervensi dalam istilah psikologi adalah sebuah upaaya dan strategi

perubahan terencanan dengan memperbaiki fungsi-fungsi psikologi yang tidak sehat.

C. Intervensi Psikologis Pada Peilaku Adiktif

Pada perilaku adiktif terdapat beberapa intervensi psikologis yang dapat diterapkan

diantaranya, yaitu :

1. Praventif
Beberapa hal yang dapat menjadi upaya praventif dalam intervensi psikologis perilaku

adiktif antara lain :

a. Peningkatan resilensi Indivdiu

Peningkatan resilensi individu diperlukan sebagai upaya perawatan dan atau pengobatan

akibat penggunaan zat atau perilaku adiktif yang dilakukan seseorang. Resilensi menurut

UNISDR ( dalam Zaumseil,et.al, 2013) adalah kemampuan system, komunitas, atau masyarakat

yang terkena bahaya untuk mengekspos, menyerap, menampung dan memulihkan diri, dari efek

bahaya, pada waktu yang tepat dan efisien, termasuk melalui pelastarian dan restorasi struktur

dasar yang penting dan fungsinya.

Resiliensi dengan kemampuan fleksibel dalam menggunakan aset dan sumber daya yang

tersedia, mentolerir struktur kepemimpinan baru dan tidak memanjakan diri dalam menyalahkan

orang lain sehingga memungkinkan individu untuk menghadapi dan trauma yang kembali

dialaminya (McFarlane,2005). 

Menurut Davis (1999), faktor-faktor yang membangun resiliensi adalah: 

o  Faktor Risiko: Termasuk faktor-faktor yang mungkin terpengaruh atau berisiko

mengalami penyakit perkembangan atau mental. 

o  Faktor perlindungan: Faktor yang  menunda, meminimalkan, dan bahkan

menetralkan hasil akhir yang negatif. Ada tiga faktor protektif yang berhubungan

dengan resiliensi individu. 

o  Faktor Pribadi : Faktor yang timbul dari dalam diri individu yakni kemampuan

bersosialisasi, kepercayaan diri, efikasi diri, harga diri dan bakat yang tinggi. 
o  Faktor Keluarga: Ketahanan terkait keluarga, hubungan  dekat dengan orang tua

yang peduli dan memperhatikan, hangat, tertib, memfasilitasi pola asuh untuk

pengembangan pribadi, Kondisi sosial ekonomi yang sesuai, hubungan yang

harmonis dengan  keluarga lain. 

o  Faktor lingkungan: Memberikan pengaruh terhadap resiliensi pada individu, yaitu

mendapat perhatian dari lingkungan, aktif dalam organisasi kemasyarakatan di

lingkungan tempat tinggal.

Aspek yang paling mempengaruhi resiliensi adalah aspek optimisme. Pada mantan

pecandu narkoba faktor protektif resiliensi yang sangat berperan untuk menguatkan agar tidak

mengalami relapse diantaranya adalah dukungan sosial dari keluarga dan faktor internal seperti

kemandirian, rasa percaya diri, keyakinan mengatasi masalah, keterampilan sosial, memiliki

tujuan dan makna hidup yang jelas, serta reaksi emosional yang positif. Apabila faktor-faktor

protektif dimiliki mantan pecandu narkoba maka akan lebih mampu mengatasi tantangan yang

mungkin bisa memicu individu untuk relapse. 

2. Minimalisasi Bahaya

Anda mungkin juga menyukai