Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN KOMPLEMENTER PADA NY.

A
DENGAN DIAGNOSA MEDIS HYPEREMESIS GRAVUIDARUM
DI RS MEDIKA
TANGGAL 19 NOVEMBER 2019

Oleh :

KELOMPOK 4/ A11-A

Luh Putu Dian Suryaningsih (17.321.2678)

Ni Komang Sri Wahyuni (17.321.2687)

Ni Luh Kade Novita Wahyuningrum (17.321.2691)

Ni Putu Eva Pradnyayanti (17.321.2700)

Pande Eka Sukma Karisma (17.321.2706)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI

TAHUN 2019
ASUHAN KEPERAWATAN KOMPLEMENTER PADA NY. A
DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM DI RS MEDIKA
TANGGAL 19 NOVEMBER 2019

A. Hiperemesis Gravidarum
a. Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual dan muntah hebat lebih dari 10
kali sehari dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan cairan,
penurunan berat badan, atau gangguan elektrolit, sehingga menganggu aktivitas
sehari-hari dan membahayakan janin dalam kandungan. Mual dan muntah
berlebihan yang terjadi pada wanita hamil sehingga menyebabkan terjadinya
ketidakseimbangan kadar elektrolit, penurunan berat badan (lebih dari 5% berat
badan awal), dehidrasi, ketosis, dan kekurangan nutrisi. Hal tersebut mulai terjadi
pada minggu keempat sampai kesepuluh kehamilan dan selanjutnya akan
membaik pada usia kehamilan 20 minggu, namun pada beberapa kasus dapat terus
berlanjut sampai pada kehamilan tahap berikutnya (Runiari, 2010 hal 65).
Pada umumnya hiperemesis gravidarum terjadi pada minggu ke 6-12 masa
kehamilan, yang dapat berlanjut sampai minggu ke 16-20 masa kehamilan. Mual
dan muntah merupakan gejala yang wajar ditemukan pada kehamilan triwulan
pertama. Biasanya mual dan muntah terjadi pada pagi hari sehingga sering dikenal
dengan morning sickness. Sementara setengah dari wanita hamil mengalami
morning sickness, antara 1,2 - 2% mengalami hiperemesis gravidarum, suatu
kondisi yang lebih serius.

b. Tingkatan Hiperemesis Gravidarum


Menurut berat ringannya gejala hiperemesis gravidarum dapat dibagi ke dalam
tiga tingkatan sebagai berikut :
1. Tingkat I
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum. Pada tingkatan ini
ibu hamil merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan
merasa nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 kali per menit,
tekanan darah sistolik menurun, dapat disertai peningkatan suhu tubuh, turgor
kulit berkurang, lidah kering dan mata cekung.
2. Tingkat II Ibu hamil tampak lebih lemas dan apatis, turgor kulit lebih
menurun, lidah kering dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat, tekanan darah
turun, suhu kadang-kadang naik, mata cekung dan sedikit ikterus, berat badan
turun, hemokonsentrasi, oligouria, dan konstipasi. Aseton dapat tercium dari
hawa pernapasan karena mempunyai aroma yang khas, dan dapat pula
ditemukan dalam urine.
3. Tingkat III
Tingkat III Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun
dari somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, tekanan darah menurun,
serta suhu meningkat. Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang
dikenal sebagai wenickle ensefalopati. Gejala yang dapat timbul seperti
nistagmus, diplopia, dan perubahan mental, keadaan ini adalah akibat sangat
kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus
menunjukkan terjadinya payah hati. Pada tingkatan ini juga terjadi perdarahan
dari esofagus, lambung, dan retina.

c. Patofisiologi Hiperemesis Gravidarum


Patofisiologi hiperemesis gravidarum dapat disebabkan karena peningkatan
Hormone Chorionic Gonodhotropin (HCG) dapat menjadi faktor mual dan
muntah. Peningkatan kadar hormon progesteron menyebabkan otot polos pada
sistem gastrointestinal mengalami relaksasi sehingga motilitas menurun dan
lambung menjadi kosong. Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi
ibu hamil muda bila terjadi terus menerus dapat mengakibatkan dehidrasi,
ketidakseimbangan elektrolit, serta dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat
dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. (Winkjosastro, 2007 hal 185)
Pada beberapa kasus berat, perubahan yang terjadi berhubungan dengan
malnutrisi dan dehidrasi yang menyebabkan terdapatnya non protein nitrogen,
asam urat, dan penurunan klorida dalam darah, kekurangan vitamin B1, B6, B12,
dapat mengakibatkan terjadinya anemia (Mitayani, 2009 hal 56).
Mitayani (2009 hal 57) menyebutkan beberapa faktor yang berpengaruh terhadap
kejadian hiperemesis gravidarum meliputi:
- Faktor predisposisi terdiri dari primigravida, molahidatidosa dan kehamilan
ganda
- Faktor organik seperti alergi masuknya vilikohirialis sirkulasi, perubahan
metabolik akibat kehamilan dan resistensi ibu yang menurun.
- Faktor psikologis, meliputi pengetahuan, sikap, umur, paritas, pekerjaan, stress,
peningkatan hormon progesteron, estrogen dan HCG, alergi, infeksi dan
diabetes melitus.

B. CONTOH KASUS :
Ibu A hamil Trimester I berumur 28 tahun dirawat di Rumah Sakit Medika
ruang Kenanga dengan keluhan mual muntah terus menerus kurang lebih 8-10x sehari
(500cc). Saat dilakukan pengkajian, Ibu A tampak lemas dan pucat, turgor kulit tidak
elastis, mukosa bibir kering. Ibu A mengeluh mual dan merasa ingin muntah setelah
makan. TD : 100/70 mmHg, N: 85x/menit, S:36,5 oC. RR: 20X/menit
ASUHAN KEPERAWATAN KOMPLEMENTER PADA NY. A
DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM DI RS MEDIKA
TANGGAL 19 NOVEMBER 2019

1. PENGKAJIAN
A. Identitas
Nama Pasien : Ny. A
Jenis Kelamin : Perempuan
Golongan Darah :O
Umur : 28 tahun
Pendidikan Terakhir : SMA
Agama : Hindu
Status Perkawinan : Menikah
TB/BB : 155 cm/65 kg
Penampilan : Bersih dan rapi
Alamat : Perumahan Mutiara, Abianbase, Badung
Diagnosa Medis : Hiperemesis Gravidarum
Tanggal MRS : 17 November 2019
Tanggal Pengkajian : 17 November 2019

Penanggung Jawab
Nama : Tn. MS
Hubungan Dengan Pasien : Suami
Alamat : Perumahan Mutiara, Abianbase, Badung

B. Status kesehatan saat ini


1. Keluhan utama (saat MRS dan saat ini)
a. Saat MRS
Pasien mengeluh mual muntah terus menerus kurang lebih 6x sehari
b. Saat Pengkajian
Pasien mengeluh mual muntah terus menerus kurang lebih 6-7x sehari
2. Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini
Pasien mengatakan mual muntah yang lumayan hebat dan sering pada
Trimester I. kira-kira 6 sampai 7 kali sehari ( kurang lebih 500 cc ).
Sebelumnya pasien hanya memeriksakan sakitnya ini ke dokter praktik
mandiri, namun karena tidak kunjung sembuh kemudian pasien memutuskan
untuk pergi ke RS Medika untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut.
Pasien tiba di RS Medika pada pukul 19.30 tanggal 19 November 2019
dengan keluhan pasien saat ini yaitu mual muntah. Dokter mendiagnosa
pasien mengalami Hiperemesis Gravidarum, dan saat ini pasien di rawat di
ruang rawat inap sakura RS Medika.
3. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Pasca pasien mengalami mual muntah suami pasien membawa pasien ke
dokter praktik mandiri untuk mendapatkan tindakan atau perawatan karena
tidak adanya perubahan maka suami pasien langsung membawa pasien ke RS
Medika.
4. Status kesehatan masa lalu
1. Penyakit yang pernah dialami
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya
2. Pernah dirawat
Pasien mengatakan tidak pernah dirawat
3. Alergi
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi seperti alergi obat
maupun makanan.
4. Kebiasan (merokok/kopi/alkohol, dll)
Pasien mengataka tidak memiliki kebiasaan merokok/kopi/alkohol
5. Riwayat penyakit keluarga
Keluarga pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keluarga
seperti hipertensi, DM dan lain sebagainya.
6. Riwayat Perawatan dan Pengobatan Sebelumnya (Konventional dan
Komplementer)
a. Konvensional
Pasien mengatakan pelayanan kesehatan konvensional yang dipilih saat
pasien sakit adalah berobat ke dokter praktik mandiri yang berada di dekat
rumah pasien.
b. Komplementer
Pasien mengatakan baru pertama kali datang ke RS Medika untuk
mengatasi rasa mual muntah. Sebelumnya pasien tidak pernah mencoba
terapi komplementer dan ini merupakan pertama kali pasien berobat
dengan terapi komplementer
7. Diagnosa medis dan therapy
Diagnosa medis : Hiperemesis Gravidarum
Therapy :

No Nama obat Dosis Rute Indikasi Efek samping

1 NaCl 0,9% 20 tpm IV Untuk Detak jantung


mengganti cepat, demam,
cairan tubuh gatal, suara
yang hilang serak, iritasi

2 Vitamin B6 75 mg x 1 Tablet Mengatasi Sakit kepala,


mual saat mengantuk,
kehamilan kesemutan

3 Mediamer 1-2 x 1 hari tablet Mengurangi Pusing, demam,


mual pada ibu gatal
hami

C. Pola kebutuhan dasar (data bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)


1. Pola Persepsi Dan Manajemen Kesehatan
Pasien mengatakan kesehatan tersebut sangat penting bagi keluarga dan
pasien. Biasanya pasien dan keluarganya apabila mengalami sakit langsung
dibawa ke puskesmasatau rumah sakit terdekat.
2. Pola Nutrisi dan Metabolik
- Sebelum MRS
Pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit biasa makan 3x sehari
dan menghabiskan makanannya, pasien mengatakan biasanya minum
7-8 gelas perhari (1500cc). Pasien mengatakan biasanya makan nasi
dengan lauk tempe/tahu, sayur, dan terkadang diselingi daging ayam
sesekali.

- Saat MRS
Pasien mengatakan setelah makan selalu ingin muntah, pasien makan
1-2x sehari dan menghabiskan ½ porsi makanannya, pasien
mengatakan biasa minum 4-5 gelas perhari

3. Pola Eliminasi
- BAB
Sebelum MRS : Pasien mengatakan tidak ada masalah dalam
melakukan BABnya, biasanya pasien berak 1x sehari pada pagi hari
dengan konsistensi lembek dan berwarna kuning kecoklatan.
Saat MRS : Pasien mengatakan tidak ada masalah dalam beraknya,
biasanya pasien berak 1x sehari pada pagi hari dengan konsistensi
lembek dan berwarna kuning kecoklatan.
- BAK
Seebelum MRS : Pasien mengatakan tidak ada kesulitan untuk
kencing, biasanya pasien BAK 5-6x/hari dengan warna urin kuning
sebanyak 500 cc, bau kas urine dan tidak ada nyeri saat BAK.
Saat MRS : Pasien mengatakan tidak ada kesulitan untuk kencing,
biasanya pasien BAK 5-6x/hari dengan warna urin kuning sebanyak
500 cc, bau kas urine dan tidak ada nyeri saat BAK.
4. Pola Istirahat dan Tidur
- Sebelum MRS
Pasien mengatakan biasanya tidur pukul 21.00 dan bangun di pagi hari
pukul 05.00. Pasien juga mengatakan dia tidak memiliki kebiasaan
mengigau saat tidur dan tidak kesulitan untuk memulai tidur. Tidurnya
nyenyak dan pasien biasa tidur 5-6 jam/hari.
- Saat MRS
Pasien mengatakan tidur kurang lebih 3-4 jam / hari dan pasien sering
terbangun karena rasa mual dan muntah yang dirasakan. Pasien tampak
tidak segar saat bangun dipagi hari.

5. Pola Latihan dan Aktivitas


1. Aktivitas
Kemammapuan Perawatan 0 1 2 3 4 Ket :
diri 0 : mandiri
1 : Alat bantu
Makan dan minum 
2 : Dibantu orang lain
Mandi 
3 : Dibantu orang lain
Toileting 
dan alat
Berpakaian 
4 : tergantung total
Berpindah 

2. Latihan
- Sebelum sakit
Pasien mengatakan kesehariannya sebagai ibu rumah tangga, dan
pasien dapat melakukan aktivitas ringan sehari-hari secara mandiri.
- Saat sakit
Pasien mengatakan merasakan lemah karena mual muntah yang
dialaminya sehingga pasien tidak kuat untuk melakukan aktifitas
sehari-hari.

6. Pola Kognitif dan persepsi


Pasien mengatakan dapat mendengar (tidak tuli), mampu melihat dengan
baik, komunikasi verbal dan perabaan pasien tidak menglami masalah
7. Pola persepsi-konsep diri
Citra Tubuh : Pasien mengalami perubahan bentuk tubuh, dan tidak
menolak kondisi fisiknya yang akan berubah karena
kehamilan
Peran diri : Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga
Ideal diri : Pasien berharap bisa sembuh dan kembali pulang ke rumah.
Identitas diri : Pasien merupakan seorang istri dan seorang ibu
Harga diri : Pasien tidak merasa rendah diri dengan keadaannya, hanya
saja pasien merasa cemas karena tidak dapat bekerja dan
melakukan aktivitas sehari hari

8. Pola peran – hubungan


- Sebelum sakit
Pasien mengatakan menjalin hubungan dengan keluarga maupun
masyarakat sekitar rumahnya dengan baik.
- Saat sakit
Pasien mengatakan mampu berkomunikasi secara verbal dengan
keluarga dan keluarga pasien lain di ruangannya.

9. Pola seksual-reproduksi
- Sebelum sakit
Pasien mengatakan sudah menikah dan memiliki 1 orang anak.
- Saat sakit
Pasien mengatakan bahwa pasien sudah menikah dan memiliki 1
orang anak
10. Pola toleransi stres-koping
Pasien mengatakan setiap ada masalah akan menceritakan masalahnya
kepada keluarganya.
11. Pola nilai-kepercayaan
- Sebelum sakit
Pasien beragama hindu, saat berada dirumah pasien rajin beribadah.
- Saat sakit
Pasien mengatakan saat sakit hanya bisa beribadah di tempat tidur saja

D. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum
Pasien terlihat lemah dan pucat.
Tingkat kesadaran : compos metis
GCS : verbal : 5 psikomotor : 6 mata :4
b. Tanda-tanda vital
TD : 110/80mmHg, S : 36.5OC, N : 80x / menit, RR : 20x / menit
c. Keadaan fisik
a. Kepala
 Bentuk : Mesochepale
 Lesi/ luka :-

b. Rambut
 Warna : Hitam
 Kelainan :-

c. Mata
 Penglihatan : Normal
 Sklera : Tidak ikterik
 Konjungtiva : Tidak anemis
 Pupil : Isokor
 Kelainan :-

d. Hidung
 Penghidu : Normal
 Sekret/ darah/ polip : Tidak ada
 Tarikan cuping hidung : Tidak ada

e. Telinga
 Pendengaran : Normal
 Skret/ cairan/ darah : Tidak

f. Mulut Dan Gigi


 Bibir : Lembab
 Mulut dan tenggorokan : Normal
 Gigi : Bersih

g. Leher
 Pembesaran tyroid : Tidak ada
 Lesi : Tidak ada
 Nadi karotis : Teraba
 Pembesaran limfoid : Tidak ada

h. Thorax
 Jantung : Nadi 80x/ menit, kekuatan: kuat, irama : teratur
 Paru :
frekwensi nafas : Teratur
kwalitas : Normal
suara nafas : Vesikuler
batuk : Tidak ada
sumbatan jalan nafas: Tidak ada
Retraksi dada : Tidak ada

i. Abdomen
 Peristaltik usus: Ada 8 x/menit
 Kembung : Tidak ada
 Nyeri tekan : Tidak ada
 Ascites : Tidak ada
 Lain-lain :-

i. Genetalia
 Pimosis :Tidak
 Alat Bantu :Tidak
 Kelainan :Tidak

j. Kulit
 Turgor : Elastis
 Laserasi : tidak ada
 Warna kulit : Sawo matang

k. Ekstrimitas 555
 Kekuatan otot : 555 555

 ROM : Penuh
 Hemiplegi/parese : Tidak
 Akral : Hangat
 CRT : < 2 detik
 Edema : Tidak ada
 Lain-lain :-

E. Data Penunjang (Lab, X-Ray, MRI, Scan, USG)


Tidak terdapat data penunjang Lab, X-Ray, MRI, Scan maupun data USG
F. Data Pemeriksaan Komplementer
1. Nama Titik yang Bermasalah
- PC6
- CV 12
- ST 36
2. Lokasi Titik yang Bermasalah
Stimulasi berupa penekanan yang dilakukan pada titik-titik akupresur (titik P6 dan
ST 36) diyakini dapat menurunkan mual muntah, karena dapat memperbaiki aliran
energi di lambung sehingga dapat mengurangi gangguan pada lambung termasuk
mual muntah
G. ANALISA DATA
MASALAH
DATA INTERPRETASI
KEPERAWATAN

DS : Hiperemesis Gravidarum Nausea

pasien mengeluh mual, merasa


ingin muntah, dan tidak
Kehamilan Trimester I
berminat makan

DO :
HCL meningkat
- Pasien tampak pucat

- Pasien tampak lemas


Respon Mual Muntah

Nausea
2. TABEL DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS
TANGGAL /
TANGGAL
JAM DIAGNOSA KEPERAWATAN PARAF
TERATASI
DITEMUKAN

Nausea berhubungan dengan kehamilan


yang ditandai dengan pasien mengeluh
Minggu, 17 mual muntah, pasien tampak lemas, dan
November pasien tampak pucat. TD: 110/80 mmHg Pae
2019
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
No.
NOC NIC Rasional
Dx

1 Setelah dilakukan asuhan 1. Sentuhan yang lembut akan


Tindakan Non-farmakologis
keperawatan …. X 24 jam memberikan rasa nyaman pada
Terapi Akupressur Mengurangi
, diharapkan kondisi pasien
Hiperemesis
pasien sebagai berikut :
1. Periksa tingkat
- Rasa mual berkurang 2.Menentukan titik akupresure
kenyamanan psikologis terhadap
- Rasa ingin muntah akan memberikan dampak
sentuhan.
berkurang yang optimal
2. Periksa tempat yang
- Pasien tidak lemas dan
sensitif untuk dilakukan
pucat 3.Titik PC 6 , CV 12, ST 36
penekanan
akan mengurangi rasa mual
3. Tentukan titik akupresure
muntah dan mengembalikan
PC 6 (3 jari dari pergelangan
tenaga
tangan ST 36 (4 jari dibawah
lutut ditepi luar, CV 12 (titik
4.Penekanan menggunakan jari
tengah dari umbilikal dan
akan memberikan tekanan yang
procecus Xhiphoideus) , sesuai
cukup terhadap titik akupresure
dengan hasil yang dicapai.
4. Ransang titik akupresure
dengan jari atau ibu jari dengan
5.Penekanan pada titik PC 6 (3
kekuatan tekanan yang memadai.
jari dari pergelangan
5. Tekan jari atau
tangan )akan mengurangi rasa
pergelangan tangan untuk
mual ,ST 36 (4 jari dibawah lutut
mengurangi mual
tepi luar , CV 12 (titik tengah
6. Lakukan penekanan pada
dari umbilikal dan procecus
kedua ekstremitas
Xhiphoideus)
7. Ajarkan keluarga atau
orang terdekat melakukan
akupresure
6.Akupresure pada kedua tangan
akan memberikan hasil optimal
8. Kolaborasi dengan terapis
yang tersertifikasi
7.Keluarga atau pasien dapat
melakukan akupresure secara
mandiri tanpa bantuan perawat.

8.Kolaborasi dengan terapi


profesional akan membatu
menentukan akupoint yang tepat
sesuai masalah keprawatan

4. IMPLEMENTASI Keperawatan

Hari/Tgl/ No
NO Tindakan Keperawatan Evaluasi Proses TTD
Jam Dx

1 Minggu, 17 I DS : sukma
November - Menentukan titik akupresure
2019 PC 6 (3 jari dari pergelangan pasien mengatakan masih
tangan) mual dan muntah, tidak
10.00
WITA - Lakukan penekanan pada titik nafsu makan
PC 6 sebanyak 30x dan lakukan
DO :
pada kedua tangan
- Menentukan CV 12 (titik pasien tampak mualdan
tengah dari umbilikal dan muntah, wajah pucat,
procecus Xhiphoideus) tidak menghabiskan
- Lakukan penekanan pada titik makanan yang disediakan
CV 12 sebanyak 30x
- Menentukan titik ST 36 (4 jari
dibawah lutut ditepi luar)
- Lakukan penekanan pada titik
ST 36 sebanyak 30x dan
lakukan pada kedua kaki
-
-

16.00 DS: pae


WITA - Menentukan titik akupresure
PC 6 (3 jari dari pergelangan pasien mengatakan masih
tangan) mengalami mual dan
- Lakukan penekanan pada titik muntah dan apa yang dia
PC 6 sebanyak 30x dan lakukan makan selalu dimuntahkan
pada kedua tangan
DO :
- Menentukan CV 12 (titik
tengah dari umbilikal dan pasien tampak lemas,
procecus Xhiphoideus) tampak mual dan muntah
- Lakukan penekanan pada titik (kurang lebih 100 cc),
CV 12 sebanyak 30x kluarga pasien tamapk
- Menentukan titik ST 36 (4 jari masih kebingungan tentang
dibawah lutut ditepi luar) teknik akupresure
- Lakukan penekanan pada titik
ST 36 sebanyak 30x dan
lakukan pada kedua kaki dan
ajarkan keluarga pasien

22.00 I DS: srik


WITA - Menentukan titik akupresure
PC 6 (3 jari dari pergelangan pasien mengatakan masih
tangan) mual dan muntah, lemas
- Lakukan penekanan pada titik
PC 6 sebanyak 30x dan lakukan
pada kedua tangan DO ;
- Menentukan CV 12 (titik
pasien tampak mual,
tengah dari umbilikal dan
gelisah, lemas
procecus Xhiphoideus)
- Lakukan penekanan pada titik
CV 12 sebanyak 30x
- Menentukan titik ST 36 (4 jari
dibawah lutut ditepi luar)
- Lakukan penekanan pada titik
ST 36 sebanyak 30x dan
lakukan pada kedua kaki
-

Senin, 18 I DS : ayum
November - Menentukan titik akupresure
2019 PC 6 (3 jari dari pergelangan pasien mengatakan masih
tangan) mual saat bangun tidur
10.00
WITA - Lakukan penekanan pada titik dan muntah suadah mulai
PC 6 sebanyak 30x dan lakukan berurang
pada kedua tangan
DO :
- Menentukan CV 12 (titik
tengah dari umbilikal dan pasien tampak
procecus Xhiphoideus) pucat,lemas, mual, muntah
- Lakukan penekanan pada titik berkurang
CV 12 sebanyak 30x
- Menentukan titik ST 36 (4 jari
dibawah lutut ditepi luar)
- Lakukan penekanan pada titik
ST 36 sebanyak 30x dan
lakukan pada kedua kaki
-

16.00 DS : sukma
WITA - Menentukan titik akupresure
PC 6 (3 jari dari pergelangan pasien mengatakan lemas,
tangan) sempat muntah
- Lakukan penekanan pada titik
DO :
PC 6 sebanyak 30x dan lakukan
pada kedua tangan pasien tampak masih
- Menentukan CV 12 (titik pucat,lemas dan sempat
tengah dari umbilikal dan muntah (kurang lebih
procecus Xhiphoideus)
150cc)
- Lakukan penekanan pada titik
CV 12 sebanyak 30x
- Menentukan titik ST 36 (4 jari
dibawah lutut ditepi luar)
- Lakukan penekanan pada titik
ST 36 sebanyak 30x dan
lakukan pada kedua kaki

22.00 I DS : pasien mengatakan sudah dian


WITA - Menentukan titik akupresure
baikan, pasien
PC 6 (3 jari dari pergelangan
mengatakan bisa makan
tangan)
sedikit dan tidak muntah
- Lakukan penekanan pada titik
PC 6 sebanyak 30x dan lakukan DO : pasien tamapak tenang dan
pada kedua tangan tidak pucat, mampu
- Menentukan CV 12 (titik makan namun dengan
tengah dari umbilikal dan porsi keci,
procecus Xhiphoideus)
- Lakukan penekanan pada titik
CV 12 sebanyak 30x
- Menentukan titik ST 36 (4 jari
dibawah lutut ditepi luar)
- Lakukan penekanan pada titik
ST 36 sebanyak 30x dan
lakukan pada kedua kaki
-
5. EVALUASI

No
NO Hari/ Tgl / Jam Evaluasi Hasil TTD
Dx

1 Rabu, 20 I S : pasien mengatakan mual muntah sudah srik


November 2019 berkurang setelah dilakukan akupressur, dan
pasien merasa tidak lemas

O : pasien tampak baik, tidak lemas, tidak mual


dan muntah, pasien tampak makan dengan
porsi yang cukup

A : masalah teratasi

P : pertahankan kondisi pasien


DAFTAR PUSTAKA

Khayati, Nur. 2013. Hiperemesis Gravidarum. Tersedia pada:


http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/137/jtptunimus-gdl-sulistiyow-6838-3-
bab2.pdf diakses pada Selasa, 19 November 2019 pukul 20.30 WITA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI.2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta:
DPP PPNI
PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Jakarta
PPNI. 2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI). Jakarta

Anda mungkin juga menyukai