Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENGEMBANGAN KURIKULUM MUATAN LOKAL


RUANG LINGKUP MUATAN LOKAL

Disusun Oleh:
1. Arum Ekariyanti
2. Eliza Rahmi Saputri
3. Leni Parwiti
4. Putri Yanti
5. Salmi Apriyani
6. Yuli Dahniar

Kelas: 6B
Dosen Pengampu : Rolandho Putra, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat serta hidayah-Nya, sehigga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Ruang
Lingkup Muatan Lokal”
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Terima kasih juga kami sampaikan kepada Bapak Rolandho Putra,
M.Pd selaku dosen Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun sangat kami harapkan, demi kesempurnaan makalah ini. Akhir
kata kami mohon maaf apabila dalam makalah ini banyak kesalahan. Semoga bermanfaat
bagi kami sendiri dan bagi pembaca.

Muara Bungo, 12 Maret 2022

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 2
A. Pengertian Kurikulum Muatan Lokal ............................................................................. 2
B. Tujuan Muatan Lokal ...................................................................................................... 2
C. Ruang Lingkup Muatan Lokal ........................................................................................ 3
BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 9
A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 9
B. Saran ............................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia terdiri dari lebih dari 3500 buah pulau yang dihuni oleh berbagai suku
bangsa yang mempunyai berbagai macam adapt-istiadat, bahasa, kebudayaan, agama,
kepercayaan dan sebagainya. Berbagai kekayaan alam baik yang terdapat didarat, laut,
flora fauna dan berbagai hasil tambang yang semuanya merupakan sumber daya alam.
Kebudayaan nasional yang didukung oleh berbagai nilai kebudayaan daerah
yang luhur dan beradab yang merupakan nilai jati diri yang menjiwai perilaku manusia
dan masyarakat dalam segenap aspek kehidupan, baik dalam lapangan industri,
kerajinan, industri rumah tangga, jasa pertanian (argo industri dan argo bisnis),
perkebunan, perikanan perternakan, pertaqnian holtikultura, kepariwisataan,
pemeliharaan lingkungan hidup sehingga terjadi kesesuaian, keselarasan dan
keseimbangan yang dinamis.
Kurikulum kecuali mengacu pada karakteristik peserta didik, perkembangan
ilmu dan teknologi pada zamannya juga mengacu kepada kebutuhan-kebutuhan
masyarakat. Penyusunan kurikulum atas dasar acuan keadaan masyarakat tersebut
disebut “Kurikulum Muatan Lokal“. Kurikulum muatan lokal keberadaan di Indonesia
telah dikuatkan dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia dengan nomor 0412/U/1987 tanggal 11 Juli 1987. Sedang
pelaksanaannya telah dijabarkan dalam Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar
dan menengah Nomor 173/-C/Kep/M/87 tertanggal 7 Oktober 1987.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah kami buat, dapat kami rumuskan
masalah nya sebagai berikut:
1. Apa itu kurikulum muatan lokal?
2. Apa tujuan dari muatan lokal?
3. Apa saja ruang lingkup dari muatan lokal?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian kurikulum muatan lokal.
2. Untuk mengetahui tujuan dari muatan lokal.
3. Untuk mengetahui ruang lingkup muatan lokal.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum Muatan Lokal
Menurut surat keputusan tersebut yang dimaksud dengan kurikulum muatan
lokal ialah program pendidikan yang isi dan media penyampaiannya dikaitkan dengan
lingkungan alam dan lingkungan budaya serta kebutuhan daerah dan wajib dipelajari
oleh murid didaerah tersebut.
Menurut sejarah, sebelum ada sekolah formal, pendidikan yang berprogram
muatan lokal telah dilaksanakan oleh para orang tua peserta didik dengan metode drill
dan dengan trial and error serta berdasarkan berbagai pengalaman yang mereka hayati.
Tujuan pendidikan mereka terutama agar anak-anak mereka dapat mandiri dalam
kehidupan. Bahan yang diajarkan ialah bahan yang diambil dari berbagai keadaan yang
ada dialam sekitar. Sedang kriteria keberhasilannya ditandai mereka telah dapat hidup
mandiri.
Menurut Dirjen Kurikulum Muatan Lokal adalah kurikulum yang di perkaya
dengan materi pelajaran yang ada di lingkungan setempat.
Menurut Kurikulum 1994 Kurikulum Muatan Lokal adalah materi pelajaran
yang diajarkan secara terpisah, menjadi kajian tersendiri.
Menurut Soewardi Kurikulum Muatan Lokal adalah materi pelajaran dan
pengenalan berbagai ciri khas daerah tertentu, bukan saja yang terdiri dari keterampilan,
kerajinan, tetapi jaga manifestasi kebudayaan daerah legenda serta adat istiadat.

B. Tujuan Muatan Lokal


Secara umum tujuan program pendidikan muatan lokal adalah mempersiapkan
murid agar mereka memiliki wawasan yang mantap tentang lingkungannya serta sikap
dan perilaku bersedia melestarikan dan mengembangkan sumber daya alam ,kualitas
sosial, dan kebudayaan yang mendukung pembangunan nasional maupun
pembangunan setempat. Tujuan penerapan muatan lokal pada dasarnya dapat dibagi
dalam dua kelompok tujuan, yaitu tujuan langsung dan tujuan tidak langsung. Tujuan
langsung adalah tujuan dapat segera dicapai. Sedangkan tujuan tidak langsung
merupakan tujuan yang memerlukan waktu yang relatif lama untuk mencapainya.
Tujuan tidak langsung pada dasarnya merupakan dampak dan tujuan langsung.

2
a. Tujuan langsung
1. Bahan pengajaran lebih mudah diserap oleh murid.
2. Sumber belajar di daerah dapat lebih dimanfaatkan untuk kepentingan
pendidikan.
3. Murid dapat menerapkanpengetahuan dan keterampilan
yangdipelajarinyauntuk memecahkan masalah yang ditemukan di sekitarnya.
4. Murid lebih mengenal kondisi alam, lingkungan sosial dan lingkungan budaya
yang terdapat di daerahnya.
b. Tujuan tak langsung
1. Murid dapat meningkatkan pengetahuan mengenai daerahnya.
2. Murid diharapkan dapat menolong orang tuanya dan menolong dirinya sendiri
dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.
3. Murid menjadi akrab dengan lingkungannya dan terhindar dari keterasingan
terhadap lingkungannya sendiri.

C. Ruang Lingkup Muatan Lokal


Ruang lingkup muatan lokal terdiri dari beberapa macam, antara lain dapat
peneliti paparkan sebagai berikut:
1. Lingkup Kedaan dan Kebutuhan Daerah
Adalah segala sesuatu yang terdapat di daerah tertentu pada dasarnya
berkaitan dengan lingkungan alam, lingkungan social ekonomi, dan lingkunagn
social budaya. Adapun maksud dari kebutuhan daerah adalah segala sesuatu yang
diperlukan oleh masyarakat di suatu daerah, khususnya untuk kelangsungan hidup
dan peningkatan taraf kehidupan masyarakat tersebut. Kebutuhan daerah, misalnya
kebutuhan untuk:
a) Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah.
b) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan dibidang tertentu, sesuai keadaan
dan perekonomian daerah.
c) Meningkatkan penguasaan bahasa inggris untuk keperluan sehari-hari, dan
menunjang pemberdayaan individu dalam melakukan belajar lebih lanjut
(belajar sepanjang hayat).
d) Meningkatkan kemampuan berwirausaha.

3
2. Lingkup Isi/ Jenis Muatan Lokal Ruang lingkup ini dapat berupa bahasa daerah,
bahasa inggris, kesenian daerah, keterampilan dan kerajinan daerah, adat istiadat,
dan pengetahuan tentang berbagai cirri khas lingkungan alam sekitar, serta hal- hal
yang dianggap perlu oleh daerah yang bersangkutan.
a) Kebudayaan dan Adat Istiadat
Kurikulum muatan lokal merupakan suatu hal yang sangat berguna
karena bertujuan untuk memberi tahu dan mengenalkan budaya daerahnya, ciri
khas daerahnya kepada para peserta didik dan juga dapat memberikan suatu
bekal kepada si anak atau peserta didik untuk terampil dan dapat hidup di
lingkungan masyarakat di masa yang akan datang.
Menteri pendidikan dan kebudayaan juga mengeluarkan
peraturan tentang muatan lokal yaitu yang ditetapkan pada Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2014
Tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013.
Muatan lokal harus diajarkan sejak dini pada usia-usia anak Sekolah
Dasar karena semakin cepat mengajarkan budaya-budaya lokal yang ada di
sekitarnya maka akan tertanam semakin kuat pada diri anak atau peserta didik.
Pada zaman sekarang yaitu abad 21 dimana era sudah berganti menjadi lebih
modern, yaitu teknologi semakin berkembang dengan cepat dan pesatnya.
Maka dengan berkembangnya teknologi yang ada saat ini kita dapat
dengan mudah mengakses berbagai informasi yang ada dari seluruh penjuru
dunia. Itu dapat dimanfaatkan untuk membantu siswa agar lebih mudah mencari
informasi tentang berbagai kebudaayaan yang ada di sekitarnya.
Maka dari itu muatan lokal sangat perlu diajarkan kepada para peserta
didik khususnya di jenjang Sekolah Dasar, yang dapat dijadikan sebagai sarana
untuk melestarikan kebudayaan Indonesia agar tidak punah, tidak lenyap
dimakan oleh zaman, tidak diakui negara-negara lain dan tidak digantikan
dengan budaya-budaya barat yang kurang cocok jika diterapkan di Indonesia.
Pada abad 21 ini harus ada keseimbangan antara perkembangan
dan budaya yang ada, walaupun zaman sudah mudern namun tidak boleh
melupakan budaya-budaya yang ada di sekliling kita karena itu merupakan
kekayaan dari suatu bangsa yang wajib dibanggakan oleh warga negaranya.

4
b) Bahasa
Praktik pembelajaran tematik memberdayakan bahasa sebagai media
pembelajaran yang relevan dan cocok dengan situasi, serta budaya terdekat.
Prinsip kedekatan inilah yang menjadi pertimbangan pemilihan bahasa daerah
sebagai muatan tematik dalam pembelajaran di sekolah dasar (SD) kelas awal.
Pemberdayaan bahasa sebagai teks yang fungsional dipakai dalam konteks yang
beragam tingkatannya. Di SD kelas satu misalnya, tema diriku yang dimuat
dalam bahasa daerah terdekat dengan siswa akan memudahkan penanaman nilai
spiritual dan sosial sebagaimana rumusan kompetensi inti dalam Kurikulum
2013.
Selain tematik, bahasa daerah yang digunakan dalam mata pelajaran
muatan lokal juga memudahkan proses pembelajaran. Termasuk di dalamnya
penggunaan cerita rakyat yang sarat akan pesan moral dan adat kebiasaan
masyarakat setempat menjadi salah satu cara untuk mengenalkan karya sastra
dalam bahasa yang mudah dipahami.
Bahasa daerah dapat mengikatkan diri anak lebih erat dengan konteks
sosial terdekatnya. Karena keterdekatan konteks pemebelajaran itu bahasa
daerah dapat menjadi jembatan yang tangguh untuk mencapai tujuan
pembelajaran sekolah melalui tema pembelajaran kontekstual dan mapel yang
terpadu/terintegrasi dalam proses pembelajarannya. Pembelajaran muatan lokal
tematik terpadu berbahasa daerah ini pun telah terdukung dengan berbagai
produk peraturan perundang-undangan terkait pentingnya pemanfaatan bahasa
daerah untuk mendukung kemajuan keberadaan bahasa Indonesia sebagai
pengikat persatuan bangsa.
c) Agama
Makna “keagamaan” secara etimologi berasal dari kata “agama” yang
mendapatkan awalan “ke” dan akhiran “an”. Kaitannya dengan hal ini, makna
keagamaan dapat diartikan sebagai sifat-sifat yang terdapat dalam agama atau
segala sesuatu mengenai agama.
Kegiatan pengembangan keagamaan siswa dengan tujuan agar peserta
didik mampu miliki kemampuan keagamaan dan wawasan keislaman serta
keimanan yang baik. Dengan demikian kegiatan muatan lokal keagamaan
mempunyai tujuan khusus yakni, mendukung keberhasilan kegiatan lainya
seperti halnya pelajaran PAI.
5
Sedangkan secara khusus muatan lokal keagamaan berisi tentang
pengajaran yang berupa pengetahuan keterampilan melaksanakan ibadah shalat
baik shalat fardhu maupun shalat sunnah lainnya, pengetahuan dan pengasahan
keterampilan baca tulis al-qur’an atau biasa dikenal dengan istilah BTQ,
wawasan dan keterampilan do’a dan ibadah, misalnya pengajaran tentang
bacaan tahlil, istighotsah, dan lain sebagainya, dan yang terakhir pengajaran
tentang hafalanhafalan, baik berupa hafalan surat- surat dalam al-qur’an
maupun do’a sehari-hari.
Adapun tujuan muatan lokal keagamaan menurut Muhaimin adalah
mengembangkan potensi daerah sebagai bagian dari upaya peningkatan mutu
pendidikan di sekolah serta mengembangkan potensi sekolah sehingga
keunggulan kompetetif.
d) Kesenian
Sesuai dengan Kerangka dasar dan Struktur Kurikulum tahun 2013,
muatan lokal dapat diajarkan secara terintegrasi dengan mata pelajaran Seni
Budaya di SMA/SMK/MA atau diajarkan secara terpisah apabila daerah merasa
perlu untuk memisahkannya. Muatan lokal merupakan bahan kajian pada satuan
pendidikan yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan
keunikan lokal yang dimaksudkan untuk membentuk pemahaman peserta didik
terhadap potensi di daerah tempat tinggalnya.
Muatan lokal sebagai bahan kajian yang membentuk pemahaman
terhadap potensi di daerah tempat tinggalnya bermanfaat untuk memberikan
bekal sikap, pengetahuan, dan keterampilan kepada peserta didik agar:
1. Mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan
budayanya;
2. Memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan mengenai
daerahnya yang berguna bagi dirinya maupun lingkungan masyarakat pada
umumnya; dan
3. Memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/aturanaturan
yang berlaku di daerahnya, serta melestarikan dan mengembangkan nilai-
nilai luhur budaya setempat dalam rangka menunjang pembangunan
nasional.

6
Intergrasi muatan lokal kedalam mata pelajaran seni budaya dapat
memberi peluang bagi guru untuk mengenalkan potensi-potensi seni dan
budaya lokal yang dekat dengan lingkungan pada peserta didik. Hal ini akan
memudahkan guru dan sekolah dalam menentukan sumber belajar, maupun
narasumber dari lokal. Peserta didik dapat di bawa ke kelompok, grup-grup seni,
rumah atau tempat seniman lokal berkarya, yang ada diwilayah terdekat.
Bahkan terlibat langsung pada peristiwa-peristiwa budaya lokal yang menjadi
agenda budaya rutin didaerahnya.

Dengan karakteristik mata pelajaran seni budaya seperti demikian, dapat


menjadi sarana konservasi dan pengembangan budaya lokal, sehingga budaya
tersebut terjaga kelestarian dan peluang untuk pengembangannya tetap terbuka
melalui lembaga pendidikan.
e) Bahasa Inggris
Kebutuhan untuk mempelajari Bahasa Inggris sebagai bahasa asing
akhir-akhir ini semakin meningkat. Meskipun bahasa Inggris bukan bahasa ibu
kita, bahasa Inggris memainkan banyak peran penting dalam banyak bidang
kehidupan sehari-hari di Indonesia. Anak-anak sejak usia dini telah didorong
untuk belajar bahasa Inggris. Ini merupakan pilihan yang bijak. Akan tetapi,
tidak semua sekolah dasar belum menangkap kecenderungan ini sebagai
pelajaran mulok selain Bahasa Jawa & Seni Suara Jawa.
Muatan lokal Bahasa Inggris merupakan muatan lokal sekolah bagi
siswa kelas II, III, V dan VI. Sedangkan bagi siswa kelas I dan IV, pembelajaran
ini diberikan dalam bentuk ekstra kurikuler wajib sebagai upaya memberikan
bekal hidup guna menyesuaikan diri dengan tuntutan perkembangan jaman dan
perkembangan era global. Ruang lingkup pada mata pelajaran Bahasa Inggris
meliputi subaspek mendengarkan (listening), berbicara (speaking), membaca
(reading), dan menulis (writing). Ruang lingkup materi pada muatan lokal dan
ekstra kurikuler Bahasa Inggris mengacu pada Standar Isi Kurikulum 2006 dan
disesuaikan dengan tingkat perkembangan bahasa siswa.
Melihat kebutuhan di atas keberhasilan pembelajaran bahasa Inggris di
sekolah dasar adalah guru yang mengajar Bahasa Inggris. Guru pebelajar muda
merupakan faktor yang penting sebab ia memperkenalkan kepada siswa bahwa
ada bahasa lain, selain bahasa ibu dan bahasa Indonesia.

7
Secara umum dapat disebutkan bahwa sedikitnya ada lima hal yang
perlu dimiliki oleh seorang guru muatan lokal untuk pebelajar muda, yaitu
sebagai berikut.
1. Kemampuan bahasa Inggris yang cukup memadai dan harus terus
dikembangkan.
2. Berbagai keterampilan mengajar dan melakukan assessment serta
kemampuan mengelola kelas bahasa Inggris.
3. Kualitas pribadi guru yang efektif, antara lain sabar, baik hati, suka humor,
kreatif, dan bersemangat tinggi.
4. Sifat professional yang terus dikembangkan dan terlibat dalam berbagai
kegiatan yang dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas kerjanya.
5. Sifat keterbukaan untuk bertanya, belajar, memperbaiki diri, dan mencoba
hal-hal baru yang sesuai untuk anak didiknya (Ashworth, 1985; Philips,
1993 ; Moon, 2000; Paul, 2003; Pinter, 2006).

Chodidjah (2002) memberikan beberapa tips bagi guru pebelajar muda


antara lain:
1. Berbicara tidak terlalu cepat.
2. Penggunaan bahasa yang sederhana dan mudah untuk dimengerti.
3. Pergunakan bahasa Inggris jika berbicara dengan siswa.
4. Pergunakan bahasa tubuh, gerak tubuh atau isyarat, dan ekspresi wajah bila
perlu.
5. Pergunakan alat peraga, seperti gambar, puppets, gambar di papan, dan
benda nyata.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum muatan lokal ialah program pendidikan yang isi dan media
penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam dan lingkungan budaya serta
kebutuhan daerah dan wajib dipelajari oleh murid didaerah tersebut.
Tujuan program pendidikan muatan lokal adalah mempersiapkan murid agar
mereka memiliki wawasan yang mantap tentang lingkungannya serta sikap dan perilaku
bersedia melestarikan dan mengembangkan sumber daya alam ,kualitas sosial, dan
kebudayaan yang mendukung pembangunan nasional maupun pembangunan setempat.
Tujuan penerapan muatan lokal pada dasarnya dapat dibagi dalam dua kelompok
tujuan, yaitu tujuan langsung dan tujuan tidak langsung.
Ruang lingkup muatan lokal terdiri dari beberapa macam, antara lain dapat
peneliti paparkan sebagai berikut:
1. Lingkup Kedaan dan Kebutuhan Daerah
2. Lingkup Isi/ Jenis Muatan Lokal Ruang lingkup ini dapat berupa bahasa daerah,
bahasa inggris, kesenian daerah, keterampilan dan kerajinan daerah, adat istiadat,
dan pengetahuan tentang berbagai cirri khas lingkungan alam sekitar, serta hal- hal
yang dianggap perlu oleh daerah yang bersangkutan.

B. Saran
Penulis berharap, setelah membaca makalah ini semoga pengetahuan tentang
kurikulum muatan lokal serta ruang lingkup dari muatan lokal lebih jelas dan
bermanfaat bagi dunia pendidikan.

9
DAFTAR PUSTAKA
UIN Suska Riau. 2017. Kurikulum Muatan Lokal. Diakses melalui
file:///C:/Users/USER/Downloads/7.%20BAB%20II.pdf, pada tanggal 13 Maret 2022.
Jamal Ma’mur Asmani, Tips Efektif Aplikasi KTSP di Sekolah, (Jogjakarta: Bening, 2010),
hal. 159-160.
Lathifah andarini. 2019. Pentingnya Penerapan Muatan Lokal Pada Sekolah Dasar di Abad 21.
Diakses melalui https://www.suaramerdeka.com/opini/pr-04116950/pentingnya-
penerapan-muatan-lokal-pada-sekolah-dasar-di-abad-21, pada tanggal 13 Maret 2022.
M bagus Tri MA. 2019. Pengembangan Desain Kurikulum Muatan Lokal Keagamaan Dalam
Membentuk Budaya Religius. Diakses melalui https://web.telegram.org/979c29ac-
9fbe-415f-ab82-b497383dc330, pada tanggal 13 Maret 2022.
Nanang Abdul Hanan. 2021. Guru Muatan Lokal Bahasa Inggris di Sekolah Dasar. Diakses
melalui https://radarsemarang.jawapos.com/artikel/untukmu-guruku/2021/10/08/guru-
muatan-lokal-bahasa-inggris-di-sekolah-dasar/, pada tanggal 13 Maret 2022.

10

Anda mungkin juga menyukai