Anda di halaman 1dari 39

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

Oleh : Yustisia Dian Advistasari, M.Si., Apt..


Kualitas
Instalasi
Farmasi

pengelolaan pelayanan
Perbekalan Klinik Farmasi
Farmasi
- Suatu
tanggung jawab profesi dari apoteker
dalam mengoptimalkan terapi dengan cara
mencegah dan
memecahkan masalah terkait obat
(Masalah Terkait Narkoba)
Pelayanan Kefarmasian merupakan
kegiatan yang bertujuan untuk :

- daftar,
- Meghan, dan
- Menyelesaikan masalah terkait Obat
Pelayanan klinik farmasi yang dilakukan meliputi:

1. Pengkajian dan pelayanan Resep;


2. Penelusuran riwayat penggunaan obat;
3. Rekonsiliasi Obat;
4. Pelayanan Informasi Obat (PIO);
5. Konseling;
6. Kunjungan;

7. Pemantauan Terapi Obat (PTO);


8. Pemantauan Efek Samping Obat (MESO);
9. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO);
10. Edukasi Pasien.
Resep dimulai dari penerimaan,
pemeriksaan ketersediaan, pengkajian
Resep, penyiapan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis termasuk
peracikan Obat, pemeriksaan,
mempersembahkan pemberian informasi.
penelusuran riwayat penggunaan obat
merupakan proses untuk mendapatkan
informasi mengenai seluruh obat/Sediaan
Farmasi lain yang pernah digunakan,
riwayat pengobatan dapat diperoleh dari
wawancara atau rekam data

medik/pencatatan penggunaan Obat


pasien.
Rekonsiliasi Obat merupakan proses
perbandingan instruksi pengobatan
dengan obat yang didapat pasien.
Rekonsiliasi dilakukan untuk mencegah
terjadinya kesalahan Obat (kesalahan
obat)
Pelayanan Informasi Obat merupakan
kegiatan pelayanan yang
dilakukan oleh Apoteker untuk memberikan
informasi secara akurat, dan aktual, tidak
bias dan terkini kepada dokter, apoteker,
perawat, profesi kesehatan lainnya dan
pasien atau keluarga pasien
A. Menyediakan informasi mengenai obat
kepada pasien dan tenaga kesehatan lain

B. Menyediakan informasi untuk membuat


kebijakan yang berhubungan dengan
Obat/Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai, terutama bagi
Tim Farmasi dan Terapi
C. Menunjang penggunaan obat yang
rasional.
A. Menjawab pertanyaan;
B. Menerbitkan buletin,selebaran,
poster, buletin
C. melakukan pendidikan berkelanjutan
bagi tenaga kefarmasian dan tenaga
kesehatan lainnya; dan
D. melakukan penelitian.
Konseling Obat adalah suatu aktivitas
pemberian nasihat atau saran terkait terapi
obat dari Apoteker (konselor) kepada pasien
dan/atau keluarganya.
Pemberian konseling yang efektif
memerlukan kepercayaan pasien dan/atau
keluarga terhadap Apoteker.
Konseling obat ditujukan untuk:

A. peningkatan hubungan kepercayaan antara


Apoteker dan pasien;
B. perhatian serta kepedulian terhadap pasien;

C. membantu pasien untuk mengatur dan


terbiasa dengan obat;
D. membantu pasien untuk mengatur dan
menyesuaikan penggunaan obat dengan
penyakitnya;
e. kepatuhan pasien dalam menjalani
pengobatan
A. Membuka komunikasi antara Apoteker dengan
pasien;
B. daftar tingkat pemahaman pasien tentang penggunaan
obat melalui Tiga Pertanyaan Utama;
C. Menggali informasi lebih lanjut dengan memberi
kesempatan kepada pasien untuk mengeksplorasi
masalah penggunaan obat;
D. Memberikan penjelasan kepada pasien untuk
menyelesaikan masalah pengunaan Obat;
e. Memverifikasi akhir dalam rangka mengecek
pemahaman pasien; dan
F. Dokumentasi.
Terjadinya kemitraan atau korelasi
antara pasien dengan apoteker
sehingga terjadi perubahan perilaku
sukarela secara
Cara ini untuk meningkatkan kepatuhan
pasien yaitu :
1. Berkomunikasi dengan pasien
2. Informasi yang tepat
3. Strategi untuk mencegah
ketidakpatuhan
Pendekatan Apoteker dalam pelayanan
konseling
MODEL MEDIS MODEL MEMBANTU

Pasien pasif Pasien terlibat secara aktif

Dasar dari kepercayaan Kepercayaan dari


ditunjukkan berdasarkan citra hubungan pribadi yang
profesi berkembang setiap saat
masalah dan Menggali semua masalah dan
menetapkan solusi memilih cara pemecahan
masalah
Pasien pada petugas Pasien mengembangkan rasa
kesehatan percaya dririnya untuk
memecahkan masalah
Hubungan seperti ayah-anak Hubungan setara dengan teman
Visite merupakan kegiatan kunjungan yang
dilakukan Apoteker secara mandiri atau
bersama tim tenaga kesehatan untuk
mengamati kondisi klinis pasien secara
langsung, dan mengkaji masalah terkait obat,
menyatukan terapi dan reaksi obat yang tidak
dilakukan,
meningkatkan terapi obat yang rasional, dan
menyajikan informasi obat kepada dokter,
pasien serta profesional kesehatan lainnya.
Pemantauan Terapi Obat (PTO)
merupakan suatu proses yang mencakup
kegiatan untuk memastikan terapi obat
yang aman, efektif dan rasional bagi
pasien.
Tujuan PTO adalah meningkatkan
efektivitas terapi dan penawaran
Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki
(ROTD).
Tahapan PTO:
A. Pengumpulan data pasien;
B. Identifikasi masalah terkait obat;
C. Rekomendasi penyelesaian masalah
terkait obat;
D. Pemantauan; dan
e. Tindak lanjut.
Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
merupakan kegiatan pemantauan respons
terhadap obat yang tidak diperlukan, yang
terjadi pada dosis lazim yang digunakan
pada manusia untuk tujuan profilaksis,
diagnosa dan terapi.

Efek Samping Obat adalah reaksi


obat yang tidak terkait dengan kerja
farmakologi.
MESO bertujuan:
A. Menemukan Efek Samping Obat (ESO) sedini
mungkin terutama yang berat, tidak dikenal,
frekuensinya lebih jarang;
B. Menentukan frekuensi dan insidensi ESO
yang sudah dikenal dan yang baru saja
ditemukan;
C. Meminimalkan risiko reaksi obat yang tidak
akan terjadi; dan
D. mencegahnya terulangnya kejadian reaksi obat
yang tidak mengkhawatirkan.
Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)
merupakan evaluasi program
penggunaan obat yang terstruktur dan
dilakukan secara kualitatif dan
kuantitatif
1. Pasien memiliki indikasi yang sesuai dengan
setiap obat yang diberikan,

2. Terapi obat yang efektif,

3. Terapi obat yang aman,

4. Pasien patuh/bersesuaian dengan terapi obat


dan segala aspek terapi yang diperolehnya,

5. Pasien telah memperoleh terapi yang diperlukan


untuk indikasi penyakit yang belum ditangani.
- Kebutuhan pasien tentang obat dapat
menimbulkan masalah bila kebutuhan
tersebut tidak dipenuhi.

- Kerasionalan pemberian obat pada pasien


sebenarnya dapat dicapai dengan
memenuhi segala kebutuhan pasien tentang
obat tersebut.

- Bilakebutuhan pasien tentang obat tersebut


tidak terpenuhi maka masalah terapi obat
pada pasien timbul.
1. Memberitahukan kepada pasien agar ia
tidak merasa merendah diri dengan
keadaan penyakitnya

2. Memberitahu tentang terapi yang


digunakan pasien.Terlebih jika pasien
menggunakan obat tersebut untuk
jangka waktu yang lama
- Tugas dibuat kelompok, 1 kelompok @5
mahasiswa
- Mengkaji kasus ada tidaknya DRP (Drug
Related Problems) dengan mengacu pada
metode SOAP
- S : Subyektif
- O : Objektif
- A: Penilaian
- P : Perencanaan

Anda mungkin juga menyukai