Dosen pengampu :
Disusun oleh :
Kelompok 4
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Sumber: https://mediaindonesia.com/humaniora/431439/contoh-kata-pengantar-untuk-tugas-
makalah-karya-ilmiah-dan-laporan
Kelompok 4
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) adalah lembaga negara yang dalam
melaksakan tugas dan wewenangnya bersifat independen dan bebas dari pengaruh
kekuasaan manapun (Pasal 3 UU Nomor 30 Tahun 2002). Tujuan dibentuknnya KPK
tidak lain adalah meningkatkan daya guna dan hasil guna terhadap upaya pemberantasan
tindak pidana korupsi.
KPK dibentuk karena institusi Kepolisian, Kejaksaan, Peradilan, Partai Politik
dan Parlemen yang seharusnya mencegah korupsi tidak berjalan bahkan larut dan terbuai
dalam korupsi. Pemberantasan tindak pidana korupsi yang terjadi sampai sekarang belum
dapat dilaksanakan secara optimal. Oleh karena itu pemberantasan korupsi perlu
ditingkatkan secara professional, intensif, dan berkesinambungan.
Karena korupsi telah merugikan keuangan negara, perekonomian negara, dan
menghambat pembangunan nasional. Begitu parahnya maka korupsi di Indonesia sudah
dikategorikan sebagai tindak pidana luar biasa (extra ordinary crime). Cara penanganan
korupsi harus dengan cara yang luar biasa. Untuk itulah dibentuk KPK yang mempunyai
wewenang luar biasa, sehingga kalangan hukum menyebutnya sebagai suatu Lembaga
superbody. Dalam tahun pertama menjalankan peranannya sebagai ujung tombak
memerangi korupsi, KPK menghadapi beberapa kendala yang klasik antara lain
keterlambatan pencairan dana dari pemerintah.
Walaupun banyaknya tantangan yang dihadapi oleh KPK dalam pemberantasan
korupsi yang berada di manejemen intern, ekstern KPK maupun dalam penanganan kasus
korupsi di Indonesia, tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa KPK (Komisi Pemberantasan
Korupsi) sebagai lembaga negara yang bersifat independen dan terbebas dari pengaruh
kekuasaan manapun dalam menjalankan tugasnya untuk mengatasi, menanggulangi dan
memberantas korupsi di Indonesia sudah cukup baik selama ini. Untuk itu pemerintah
dan masyarakat patutlah untuk selalu mendukung dan mengapresiasi prestasi yang telah
dicapai oleh KPK dalam mengusut tindak pidana korupsi agar lembaga ini dapat
menjalankan tugasnya lebih baik lagi untuk ke depannya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaiman Sejarah pemberantasan tindak pidana korupsi ?
2. Lahirnya delik korupsi ?
3. Delik korupsi menurut UU NO.31 tahun 1999
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Dapat mengetahui sejarah pemberantasan korupsi serta sejarah perundang – undangan
korupsi di Indonesia.
2. Dapat mengetahui apa itu delik korupsi.
3. Dapat mengetahui ada berapa pasal dalam UU NO.3 tahun 1999 tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
b. Beberapa aturan yang terbit di masa orde baru berkaitan dengan pemberantasan
korupsi:
1. GBHN Tahun 1973 tentang Pembinaan Aparatur yang Berwibawa dan Bersih
dalam Pengelolaan Negara;
2. GBHN Tahun 1978 tentang Kebijakan dan Langkah-Langkah dalam rangka
Penertiban Aparatur Negara dari Masalah Korupsi, Penyalahgunaan Wewenang,
Kebocoran dan Pemborosan Kekayaan dan Kuangan Negara, Pungutan-Pungutan
Liar serta Berbagai Bentuk Penyelewengan Lainnya yang Menghambat
Pelaksanaan Pembangunan;
3. Undang-Undang No.3 Tahun 1971 tentang Tindak Pidana Korupsi;
4. Keppres No. 52 Tahun 1971 tentang Pelaporan Pajak Para Pejabat dan PNS;
5. Inpres Nomor 9 Tahun 1977 tentang Operasi Penertiban;
6. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1980 tentang Tindak Pidana Suap.