Anda di halaman 1dari 107

PENGUJIAN UNTUK

PONDASI JEMBATAN
Special Course From Home: Design & Construction Pondasi Jembatan OLEH: ARVILA DELITRIANA
At Home, 05-13 MEI 2020
PENDAHULUAN

S e t i a p p o n d a s i b a n g u n a n , p e r l u d i re n c a n a ka n b e rd a s a r ka n j e n i s , ke ku a ta n , d a n d aya
d u ku n g ta n a h te m p a t b e rd i r i nya . J i ka ke ku a ta n ta n a h t i d a k m a m p u m e m i ku l b e b a n
p o n d a s i , m a ka p e n u r u n a n ya n g b e r l e b i h a n a ta u ke r u n t u h a n d a r i ta n a h a ka n te r j a d i , h a l
te rs e b u t a ka n m e nye b a b ka n ke r u s a ka n ko n st r u ks i ya n g b e ra d a d i a ta s p o n d a s i . O l e h
s e b a b i t u , d a l a m m e re n ca n a ka n s u a t u p o n d a s i te r l e b i h d a h u l u h a r u s d i l a ku ka n s o i l
i nv e st i g a t i o n d a n a n a l i s a p e m b e b a n a n d a r i s t r u k t u r a ta s . S e te l a h a d a nya d a ta
p e nye l i d i ka n ta n a h d a n p e m b e b a n a n te rs e b u t , b a r u l a h b i s a d i l a ku ka n a n a l i s a
p e re n c a n a a n p o n d a s i d a n p e n u r u n a n ta n a h .

N a m u n , m e s k i p u n p o n d a s i te l a h d i re n c a n a ka n s e d e m i k i a n r u p a , p a d a p ra kt i k nya ,
s e te l a h p o n d a s i s e l e s a i d i l a ks a n a ka n d a n s e b e l u m p e ke r j a a n st r u k t u r d i a ta s p o n d a s i
d i m u l a i , h a r u s d i l a ku ka n p e n g u j i a n te r l e b i h d a h u l u u n t u k m e m a s t i ka n a p a ka h d aya
d u ku n g p o n d a s i d a n ta n a h , s e r ta p e n u r u n a n ya n g te r j a d i m e m e n u h i ka p a s i ta s d e s a i n
a ta u t i d a k .

Pa d a m a te r i ka l i i n i , k i ta t i d a k l a g i m e m b a h a s m e n g e n a i p e re n c a n a a n p o n d a s i , h a nya
fo ku s ke p a d a p e n g u j i a n p o n d a s i p a d a j e m b a ta n .
PENDAHULUAN Flowchart

PERENCANAAN
PONDASI

UJI BEBAN

PELAKSANAAN
PONDASI

Uji Beban
Uji Beban Statik
Dinamik

Peninjauan Kembali
PENGUJIAN
PONDASI

Perbaikan Tiang
Pile Driving Bidirectional
Axial Load Lateral Load
Analyser Load (O-Cell)
CEK INTEGRITAS Test Test
TIANG
(PDA) Test
Perbaikan Tiang

5% per pile cap 1% dari


Low-strain Thermal Crosshole (dibulatkan ke atas) total tiang
Pile Integrity Integrity Sonic Logging
Testing (PIT) Profiling (CSL)
Tidak Integritas Tiang Daya Dukung Tidak
Memenuhi? Tiang Memenuhi?
20% dari 5% dari
total tiang total tiang Ya Ya

LANJUTKAN
KONSTRUKSI
Tidak Integritas Tiang Ya
Memenuhi?
UJI BEBAN
VERIFIKASI INTEGRITAS TIANG
1. LOW-STRAIN
PILE INTEGRITY TEST (PIT)
LOW-STRAIN PILE INTEGRITY TEST (PIT)
(ASTM D5882)
Jumlah tiang yang diuji adalah minimal 1 tiang untuk setiap 5 tiang (20%) dengan penampang yang
sama. Untuk struktur jembatan sebaiknya dilakukan pada setiap pier, abutment, dan pile slab.
 Tujuan
Memverifikasi integritas dari tiang, profil tiang, ujung
tiang dan kedalaman tiang.
Uji ini dapat memeriksa kepadatan beton dan
mendeteksi kerusakan berupa segregasi, honeycomb,
dan necking. Namun, tidak dapat digunakan untuk
menentukan penyebab kerusakannya.

 Peralatan
➢ Accelerometer yang berpresisi tinggi yang
dihubungkan dengan komputer yang dilengkapi
dengan penyesuai, penguat, dan pen-digitasi-an
sinyal.
➢ Palu genggam yang terbuat dari bahan khusus.
LOW-STRAIN PILE INTEGRITY TEST (PIT)
(ASTM D5882)
 Metoda/ Cara Pengujian
1. Bersihkan dan ratakan permukaan tiang yang akan diuji pada bagian dimana akselerometer
akan ditempatkan dan dimana pukulan palu dilakukan.
2. Pasang akselerometer pada permukaan tiang dan pukulan palu dilakukan.
3. Pemukulan ini menimbulkan gelombang tekan atau akustik beregangan kecil (low-strain
stress wave). Rambatan gelombang tekan ini dibatasi oleh material tiang dan keadaan di
sekelilingnya (dalam hal ini tanah).
4. Jika kedua material tersebut mempunyai karakteristik akustik yang sama maka gelombang
yang akan timbul akan terpencar ke segala arah dan tidak akan menimbulkan rambatan
gelombang bidang/satu dimensi yang berarti. Untungnya material tiang dan tanah pada
umumnya mempunyai sifat akustik yang sangat berbeda. Akselerasi gelombang tekan yang
ditangkap oleh akselerometer diteruskan ke komputer yang akan mengintegrasi akselerasi
terhadap waktu untuk memperoleh sinyal kecepatan gelombang tekan.
LOW-STRAIN PILE INTEGRITY TEST (PIT)
(ASTM D5882)

 Analisis dan Interpretasi Hasil Pengujian

Hasil dari uji ini berupa grafik gelombang terkan terhadap waktu (time domain).
Dengan memasukkan kecepatan gelombang tekan dan mengalikannya dengan waktu
rambat akan diperoleh kedalaman/ panjang tiang, sehingga hasil uji PIT berupa grafik
kecepatan terhadap panjang/ kedalaman tiang yang seketika itu juga ditampilkan di
mobitor komputer.
Pengujian pada satu tiang dilakukan beberapa kali pemukulan sampai
diperoleh grafik hasil uji yang konsisten.
Dalam menginterpretasikan hasil uji PIT ini sebaiknya selalu dilengkapi dengan
data soil investigation setempat, metoda konstruksi dan data pelaksanaan tiang serta
data-data lain yang berhubungan, misalnya kedalaman tiang, data pembesian, data
pemancangan, data sambungan tiang, dan lain-lain yang relevan.
LOW-STRAIN PILE INTEGRITY TEST (PIT)
(ASTM D5882)

Dasar teori analisis PIT ini adalah amplitudo rambatan gelombang tekan sepanjang tiang
dimana akan:
a. Berkurang terhadap kedalaman bila sifat tanah, keseragaman bahan dan ukuran
penampang tiang tetap dan gelombang datang (incident wave) tersebut hanya akan
dipantulkan kembali ke kepala tiang saat gelombang mencapai dasar tiang. Dalam hal ini
kecepatan berkurangnya amplitude bersifat konstan dan disebabkan oleh dua hal:
redaman (damping) tanah dan perlemahan gelombang ketika merambat melalui material
tiang yang merupakan fungsi diameter tiang.
b. Berkurang secara tiba-tiba ketika dijumpai ketidakseragaman pada material tiang,
perubahan penampang dan perubahan sifat kekerasan tanah. Berkurangnya amplitude
disebabkan pantulan gelombang tekan ke arah kepala tiang.
LOW-STRAIN PILE INTEGRITY TEST (PIT)
(ASTM D5882)

Dengan pantulan gelombang ke


kepala tiang dapat diperkirakan
ada/tidak adanya kerusakan
dan/atau perubahan penampang
tiang. Setiap pantulan gelombang
disebabkan oleh perubahan
impedansi tiang. Semakin besar
impedansi tiang, semakin besar
pula gelombang pantul yang
terpantau di kepala tiang.
Parameter impedansi ini
merupakan kumpulan dari
karakteristik tiang dan tanah.
LOW-STRAIN PILE INTEGRITY TEST (PIT)
(ASTM D5882)
2. THERMAL INTEGRITY PROFILER (TIP)
THERMAL INTEGRITY PROFILER
(ASTM D7949)

Belum ada ketentuan tentang kewajiban melakukan test dengan thermal ini. Namun pada intinya
cara ini dapat menggantikan metoda CSL (sonic logging0.
 Tujuan

Mengevaluasi kualitas pekerjaan pondasi; antara lain mutu beton, penampang tiang, dan
kemungkinan pembengkokan tulangan beton (perubahan selimut beton).

 Peralatan

➢ Thermal ProbeTM and Thermal Acquisition Ports for Probe (TAPP), untuk pembacaan
temperatur pada beton ketika proses hidrasi pada beton sedang berlangsung.
➢ 4 buah sensor temperatur, yang mencatat perubahan temperatur di dalam pipa akses.
➢ Pipa akses.
THERMAL INTEGRITY PROFILER
(ASTM D7949)

 Metode/ Cara Pengujian


1. Keluarkan air dari dalam pipa, jika ada.
2. Masukkan IR probe ke dalam pipa.
3. Kumpulkan (pindai) data (dari atas ke bawah).
4. Ulangi pemindaian IR pada semua pipa.
Panas hidrasi yang terjadi selama proses perkerasan beton akan terus meningkat untuk periode
tertentu dan kemudian turun mendekati suhu di sekelilingnya. TAPP akan melakukan pengukuran
suhu setiap jarak 7,5 cm pada setiap ketinggian sensor uji di sepanjang pipa akses, yang kemudian
akan menghasilkan profil suhu dengan kedalaman pada kerangka waktu tertentu. Setelah seluruh
pengumpulan data pada setiap pemindaian dilakukan, TAPP kemudian dihubungkan ke unit TIP
untuk memindahkan data yang akan digunakan untuk analisis lebih lanjut.
THERMAL INTEGRITY PROFILER
(ASTM D7949)
THERMAL INTEGRITY PROFILER
(ASTM D7949)
THERMAL INTEGRITY PROFILER
(ASTM D7949)

 Rating Criteria dan Hasil/ Output Pengujian


Jika kriteria pengurangan radius dari 0 Cover Loss (cm)
Radius
hingga 6% dan di atas 6% diterapkan Reduction Ø 100 Ø 120 Ø 150 Ø 180
pada pengujian sebagai satisfactory dan
anomaly, maka rangkuman 3% 1.5 1.8 2.25 2.7
ooengurangan radius tersebut dapat 6% 3 3.6 4.5 5.4
diuraikan dalam table berikut. > 6% >3 > 3.6 > 4.5 > 5.4

Satisfactory (S) Anomaly (A) Requiring further evaluation

0 tp 6% Radius Reduction and Radius Reduction > 6% or Local Cover Criteria


Local Cover Criteria Met. Not Met.

Sumber:
Piscalko, G., Likins, G.E., Mullins, G., October 2016.
Drilled Shaft Acceptance Criteria Based Upon Thermal Integrity
THERMAL INTEGRITY PROFILER
(ASTM D7949)

Posisi pipa akses dan instrumen Temperature Vs Depth


THERMAL INTEGRITY PROFILER
(ASTM D7949)

Radius Vs Depth
3. SONIC LOGGING TEST
SONIC LOGGING TEST
(ASTM D6760)

 Tujuan/ Prinsip Kerja


Sonic Logging Test bersifat tidak merusak (non-destructive) yang digunakan untuk
mengetahui bebagai kerusakan beton, antara lain:
- Keropos
- Retak akibat susut
- Segregasi material karena getaran yang terlalu kuat atau karena metoda pengecoran
yang tidak baik
- Tercucinya material semen akibat aliran air tanah
- Tercampurnya beton dengan tanah/ lumpur (bentonite) pengeboran
- Pengecilan penampang beton (necking) akibat kelongsoran dinding bor, dan
sebagainya.
SONIC LOGGING TEST
(ASTM D6760)

Prinsip kerja dari metode ini yaitu dengan menggunakan alat yang disebut sonic integrity
yang berupa komputer yang dapat menghasilkan, menerima, dan men-digitasi gelombang
ultrasonic. Alat ini juga dilengkapi dengan pengukur kedalaman. Sepasang probe
pemancar (transmitter) dan penerima (receiver) gelombang ultrasonic, selanjutnya
disebut probe uji yang memiliki pengukur kedalaman hingga 100 m.
SONIC LOGGING TEST
(ASTM D6760)

 Peralatan

➢ Weighted measuring tape


➢ Magnetic compass
➢ Probes
➢ Transmitter probe
➢ Receiver probe
➢ Probe centralizer
➢ Signal transmission cable
➢ Probe depth-measuring device
SONIC LOGGING TEST
(ASTM D6760)
 Metode/ Cara Pengujian
➢ Transmitter dan receiver dimasukan kedalam
pipa uji (pipa PVC atau pipa baja) berdiameter 25
mm, yang telah dicor bersama dengan proses
pengecoran tiang) yang berbeda. Cara ini disebut
Cross Hole Method. jarak maksimum antara dua
pipa berkisar antara 1.0 m hingga 3.0 m.

➢ Transmitter dan receiver dimasukan kedalam


pipa uji yang sama. Cara ini disebut Single Hole
Method. Teknik ini biasanya diaplikasikan untuk
tiang berdiameter kecil (kurang dari 1.0 m)
SONIC LOGGING TEST
(ASTM D6760)

Baik dalam cara cross hole ataupun single hole, pengujian dimulai dengan memasukan
probe uji ke dasar pipa yang telah diisi air hingga penuh (air digunakan sebagai media
penghantar gelombang ultra sonic).
Kemudian, computer sonic tester dihidupkan, gelombang ultra sonic dipancarkan oleh
transmitter dan diterima oleh receiver. Setelah didapatkan sinyal awal yang baik berupa
garis-garis vertical yang kontinyu dalam tampilan computer, kedua probe uji tersebut
ditarik berbarengan ke atas secara perlahan-lahan dengan kecepatan konstan hingga
mencapai bagian teratas beton yang diuji. Dalam metoda cross hole cara di atas diulangi
dalam pipa/arah yang berbeda sebagaimana sketsa di gambar.
Setelah pekerjaan pengujian selesai, maka pipa akses ditutup kembali dengan cara di
grouting oleh campuran semen grout.
SONIC LOGGING TEST
(ASTM D6760)

Baik dalam cara cross hole ataupun single hole, pengujian dimulai dengan memasukan
probe uji ke dasar pipa yang telah diisi air hingga penuh (air digunakan sebagai media
penghantar gelombang ultra sonic). Kemudian, computer sonic tester dihidupkan,
gelombang ultra sonic dipancarkan oleh transmitter dan diterima oleh receiver. Setelah
didapatkan sinyal awal yang baik berupa garis-garis vertical yang kontinyu dalam tampilan
computer, kedua probe uji tersebut ditarik berbarengan ke atas secara perlahan-lahan
dengan kecepatan konstan hingga mencapai bagian teratas beton yang diuji. Dalam
metoda cross hole cara di atas diulangi dalam pipa/arah yang berbeda sebagaimana
sketsa di gambar.
SONIC LOGGING TEST
(ASTM D6760)

 Interpretasi Sonic Logging Test

Sonic Logging Test mengukur waktu tempuh (transmit


time) gelombang suara yang merambat melalui formasi
yang dipancarkan oleh transmitter dan diterima oleh
receiver pada jarak tertentu. Transmit time dipengaruhi
oleh jenis batuan dan porositas.
SONIC LOGGING TEST
(ASTM D6760)

Probe Transmiitter Probe Receiver Cross Hole Analyzer


(memancarkan
gelombang ultrasonic)
UJI BEBAN

DINAMIK & STATIK


UJI BEBAN DINAMIK
1. PILE DRIVING ANALYZER (PDA)
UJI BEBAN DINAMIK
PILE DRIVING ANALYZER (PDA) (ASTM D4945)

PDA (Pile Driving Analyzer) atau HSDPT (High Strain Dynamics Pile Tests) merupakan uji
pembebanan dinamik yang cukup populer digunakan di Indonesia. Pengujian HSDPT awalnya
digunakan untuk pondasi tiang pancang, namun dengan cara analog, jenis uji ini juga dapat diterapkan
pada pondasi tiang bor.

Cara pengujian pembebanan dinamik dengan memasang gauge dan accelerometer didekat kepala
tiang, kemudian instrumen tersebut diinterpretasikan terhadap gelombang yang terjadi akibat
pukulan hammer di kepala tiang. Metode interpretasi membutuhkan pengetahuan mengenai teori
perambatan gelombang. Pada uji PDA, digunakan model analitis yang menggabungkan data lapangan
dengan teori perambatan gelombang untuk memprediksi besarnya daya dukung ultimit, distribusi
gesekan selimut sepanjang tiang dan simulasi perilaku beban-penurunan (load settlement) dari tiang.
UJI BEBAN DINAMIK
PILE DRIVING ANALYZER (PDA) (ASTM D4945)

 Tujuan
Mengetahui daya dukung dan integritas pondasi.

 Peralatan
1. Strain transducer
2. Accelerometer
3. Kabel penghubung
4. Hammer
5. Crane/ Alat Berat pendukung lainnya
6. Casing
UJI BEBAN DINAMIK
PILE DRIVING ANALYZER (PDA) (ASTM D4945)
 Metode/ Cara Pengujian

Pekerjaan persiapan terdiri dari:


1. Penggalian tanah permukaan sekeliling kepala tiang, apabila kepala tiang sama rata dengan
permukaan tanah.
2. Pengeboran lubang kecil pada tiang untuk pemasangan strain transducer dan accelerometer.
3. Pemasangan instrumen, dipasang pada kedalaman 1.5D dari kepala tiang.

Kepala tiang harus bersih dari material yang mengganggu pengujian seperti beton kotor,
permukaan tidak rata ataupun sisa tulangan yang belum dibersihkan.
UJI BEBAN DINAMIK
PILE DRIVING ANALYZER (PDA) (ASTM D4945)

Pada pelaksanaan pengujian dinamik tiang, diperlukan hammer yang mampu memobilisasi
daya dukung ultimit. Pemilihan hammer untuk tipe diesel dan hidrolik dapat dilakukan
dengan menggunakan analisis persamaan gelombang (Wave Equation Analysis Program –
WEAP) dan untuk drop hammer dapat mengambil hammer dengan berat yang dapat
menghasilkan energi potensial sebesar 1 % dari daya dukung ultimit yang diharapkan.

Pengujian Dinamis Daya Dukung Fondasi-Tiang, dilakukan sesuai dengan peraturan ASTM
D4945 (Standard Test Method for High-Strain Dynamic Testing of Deep Foundations).
Karena fondasi-tiang-bor yang akan diuji sudah tertanam, maka untuk pengujian
dilakukan dengan menumbuk ulang fondasi-tiang-bor dengan sumber tumbukan yang
memadai. Proses ‘tumbukan’ dihentikan setelah diperoleh kualitas rekaman yang cukup
baik dan energi tumbukan yang relatif tinggi.
UJI BEBAN DINAMIK
PILE DRIVING ANALYZER (PDA) (ASTM D4945)
 Interpretasi Data Rekaman

Sensor Strain Hooke’s Law


Transducer (ε) Force (F)

CASE
(Impedansi Akustik) Gambaran umum/ perkiraan
METHOD kasar daya dukung pondasi tiang
Sensor Time (t)
Accelerometer Velocity (v)
(a)
Karena tidak mampu mensimulasikan
model pondasi tiang dan tanah yang
sangat kompleks selama pengujian

Prediksi yang lebih akurat:


1. Tahanan ujung
2. Distribusi kekuatan lapisan tanah (lengketan) CAPWAP
3. Simulasi pembebanan statik
“Case Pile Wave Analysis Program”
UJI BEBAN DINAMIK
PILE DRIVING ANALYZER (PDA) (ASTM D4945)

 Referensi Hasil Pengujian


1. Kinerja Sumber Tumbukan
Kinerja sumber tumbukan pada dasarnya adalah enerji tumbukan yang ditransfer ke
fondasi-tiang-bor selama pengujian yaitu ‘EMX’ (diukur pada kepala atas fondasi-tiang-
bor) oleh sumber tumbukan. Secara statistik efisiensi enerji tumbukan (transferred
Energy Efficiency) yang dirangkum oleh PDI-USA sebagai berikut:
UJI BEBAN DINAMIK
PILE DRIVING ANALYZER (PDA) (ASTM D4945)

 Referensi Hasil Pengujian


2. Tegangan akibat Tumbukan saat Pengujian
Mengetahui ‘compression stress’ (CSX) dan ‘tension stress’ (TSX) dapat mengurangi resiko
kerusakan fondasi-tiang, terutama pada fondasi-tiang yang menggunakan hammer-
pancang, berikut adalah maksimum impact/driving stress yang diijinkan.
UJI BEBAN DINAMIK
PILE DRIVING ANALYZER (PDA) (ASTM D4945)

 Referensi Hasil Pengujian


3. Keutuhan Fondasi Tiang
Analisis mengenai keutuhan fondasi-tiang-bor dari ‘Pile Dynamic Load Testing’ adalah
berdasarkan karakteristik kurva gaya (F) dan kurva kecepatan (V) dari hasil rekaman
dilakukan sebagai berikut:
a. Apabila terjadi kerusakan pada fondasi-tiang-bor, maka kurva gaya (F) akan turun dan
kurva kecepatan (V) akan naik pada saat yang sama.
b. Apabila karakteristik kurva gaya (F) dan kecepatan (V) ditemukan seperti dalam butir
(1), maka tingkat kerusakan dapat diperkirakan dari nilai BTA (β). Nilai BTA ini
menunjukkan besarnya penampang yang masih efektif dari luas penampang aktual
dan dinyatakan dalam persentase.
UJI BEBAN DINAMIK
PILE DRIVING ANALYZER (PDA) (ASTM D4945)

 Referensi Hasil Pengujian


4. Daya Dukung Pondasi Tiang
Secara teknis, pemilihan rekaman 'Pengujian Dinamis Daya-dukung Fondasi-tiang' untuk
dianalisis lebih lanjut menggunakan perangkat lunak CAPWAP ditentukan oleh kualitas
rekaman yang terbaik dan umumnya memilih energi maksimum yang transfer ke tiang
(EMX).
Perkiraan daya dukung fondasi-tiang-bor berdasarkan ‘Case Method’, dan analisis lebih
lanjut dengan CAPWAP untuk memperkirakan daya dukung fondasi-tiang-bor, juga
menghasilkan distribusi daya dukung tanah sepanjang fondasi-tiang-bor (lengketan),
tahanan ujung fondasi-tiang-bor (tumpuan) serta simulasi pembebanan statik.
UJI BEBAN DINAMIK
PILE DRIVING ANALYZER (PDA) (ASTM D4945)

 Output/ Hasil Pengujian

1. Case Method
UJI BEBAN DINAMIK
PILE DRIVING ANALYZER (PDA) (ASTM D4945)
 Output/ Hasil Pengujian

2. CAPWAP Analysis
UJI BEBAN DINAMIK
PILE DRIVING ANALYZER (PDA) (ASTM D4945)
 Output/ Hasil Pengujian

2. CAPWAP Analysis
(lanjutan)
UJI BEBAN DINAMIK
PILE DRIVING ANALYZER (PDA) (ASTM D4945)
 Output/ Hasil Pengujian
Ringkasan Data Hasil Pengujian
UJI BEBAN STATIK
1. AXIAL COMPRESION LOAD TEST
UJI BEBAN STATIK
1. AXIAL COMPRESSION LOAD (ASTM D1143)
 Tujuan
Mengetahui tahanan selimut dan tahanan ujung,
serta besaran daya dukung ultimit tiang.

 Peralatan
1. Hydraulic Jack
2. Gages, ketelitian  0.01 millimeter.
3. Transducers
4. Load Cell atau Vibrating Wire Load Cell (VWLC)
5. Pelat Baja, dengan ketebalan minimum 25 mm
(1 in).
6. Anchor Piles, Test Beam, Load Transfer Beam.
UJI BEBAN STATIK
1. AXIAL COMPRESSION LOAD (ASTM D1143)
UJI BEBAN STATIK
1. AXIAL COMPRESSION LOAD (ASTM D1143)
UJI BEBAN STATIK
1. AXIAL COMPRESSION LOAD (ASTM D1143)

 Metode/ Cara Pengujian


A. Tahap Persiapan
1. Gali atau timbun lapisan tanah di sekitar tiang uji sesuai elevasi rencana.
2. Potong atau build-up tiang uji sesuai kebutuhan agar sistem reaksi (anchor piles, test
beam, load transfer beam) dan alat penunjang pengamatan dapat diaplikasikan sesuai
rencana. Buang semua material yang dapat mengganggu dan ratakan kepala tiang
hingga tegak lurus sumbu tiang dengan ketidakberaturan minimal untuk mendapatkan
permukaan tumpuan yang baik untuk pengujian tiang.
3. Untuk pengujian tiang tunggal (single pile), pasang plat baja solid dengan ketebalan
minimum 25 mm (1 in) tegak lurus terhadap sumbu memanjang tiang uji yang
menutupi bidang kepala tiang secara keseluruhan.
UJI BEBAN STATIK
1. AXIAL COMPRESSION LOAD (ASTM D1143)

4. Untuk pengujian pada kelompok tiang (pile


groups), tutup kelompok tiang dengan beton
bertulang atau frame baja yang
direncanakan agar dapat menahan beban
yang bekerja.
5. Untuk mengurangi konsentrasi tegangan
pada suatu titik akibat adanya
penyimpangan/ ketidakrataan pada
permukaan kepala tiang, letakkan plat baja
uji di atas lapisan material quick setting &
non-shrink grout dengan ketebalan kurang
dari 6 mm (0.25 in) yang memiliki kuat
tekan lebih besar dari kuat tekan tiang uji
pada saat diuji.
UJI BEBAN STATIK
1. AXIAL COMPRESSION LOAD (ASTM D1143)

 Metode/ Cara Pengujian


B. Prosedur/ Tahapan Pengujian
1. Tentukan berapa besaran beban kerja yang akan diberikan pada tiang uji (test pile)
yang direkomendasikan oleh Perencana dan disetujui oleh Konsultan Pengawas dan
atau MK.
2. Berdasarkan ASTM D1143-07 terdapat 7 macam prosedur, dengan 2 prosedur yang
mesti dilakukan dan 5 prosedur pilihan (tidak harus dilakukan).
a. Quick Test, e. Constant Rate of Penetration
b. Maintained Test (optional), Test (optional),
c. Loading in Excess of Maintained Test f. Constant Movement
(optional), Increment Test (optional),
d. Constant Time Interval Loading Test, g. Cyclic Loading Test (optional).
UJI BEBAN STATIK
1. AXIAL COMPRESSION LOAD (ASTM D1143)
CYCLIC LOADING TEST
 Metode/ Cara Pengujian
DURATION LOAD DURATION LOAD
3. Contoh kasus: pengujian yang dilakukan CYCLE CYCLE
(minutes) (%) (minutes) (%)
pada Proyek Jalan Tol Layang A.P.
Pettarani Makassar, prosedur yang 80 25% 20 50%
60 50% 20 100%
diaplikasikan adalah Cyclic Loading Test I 20 25% 60 125%
dengan pengujian pada single pile. 60 0% 60 150%
Tahapan pengujian seperti pada gambar di III 20 125%

samping. 20 100%
20 50%
Tiang uji didesain untuk beban kerja (BK) 60 0%

897.5 Ton dan pembebanan dilaksanakan 20 50% 20 50%


dalam (4) siklus. Beban maksimum pada 60 75% 20 100%
setiap siklus adalah 448.7 Ton (0.5 x BK); II
60 100% 20 150%
20 75% 720 175%
897.5 Ton (1.0 x BK); 1,346.2 Ton (1.5 x BK) IV
20 50% 60 150%
dan 1,794.9 Ton (2.0 x BK). 60 0% 60 100%
60 50%
120 0%
UJI BEBAN STATIK
1. AXIAL COMPRESSION LOAD (ASTM D1143)
UJI BEBAN STATIK
1. AXIAL COMPRESSION LOAD (ASTM D1143)
 Output/ Hasil Pengujian
Uji pembebanan tiang uji P35 BP-4 dilakukan dalam (4) siklus dengan beban maksimum 1,570.5 Ton
(1.75 x BK) karena tiang reaksi No. R1 bergerak 26.37 mm.
Hasil pembacaan beban dengan menggunakan VWLC menunjukkan adanya perbedaan sebesar -4% ~
6% dibandingkan dengan pembacaan konvensional menggunakan manometer yang terhubung ke
pompa hidrolis. Hasil ini tentu saja cukup signifikan terhadap keakuratan data uji sehingga menjadi
suatu persyaratan di dalam ASTM D1143-07 untuk penggunaan VWLC.
Interpretasi beban ultimit menggunakan tiga metode, yaitu Metode Davisson, Mazurkiewich, dan
Chin. Namun, Metode Chin tidak digunakan dalam analisa disebabkan penyimpangan hasil yang
berbeda jauh dengan dua metode lainnya (kurva dan grafik ditampilkan pada slide berikutnya).
Penurunan total yang terukur di kepala tiang pada pembebanan 50%, 100%, 150% dan 175% berturut-
turut sebesar 2.17 mm; 4.23 mm; 6.99 mm; dan 9.59 mm dengan penurunan residual sebesar 1.33 mm.
Hasil interpretasi memberikan beban ultimit yang bervariasi yaitu 1,974 Ton – 2,050 Ton dengan rata-
rata pada beban 2,012 Ton. Hasil interpretasi ini menunjukkan adanya faktor keamanan sebesar 2.24.
UJI BEBAN STATIK
1. AXIAL COMPRESSION LOAD (ASTM D1143)
 Output/ Hasil
Pengujian

1. Dial Gauges
Recording
(Cycle I – Cycle II)
UJI BEBAN STATIK
1. AXIAL COMPRESSION LOAD (ASTM D1143)
1. Dial Gauges
Recording
(Cycle II)
UJI BEBAN STATIK
1. AXIAL COMPRESSION LOAD (ASTM D1143)
1. Dial Gauges
Recording
(Cycle III)
UJI BEBAN STATIK
1. AXIAL COMPRESSION LOAD (ASTM D1143)
1. Dial Gauges
Recording
(Cycle III – Cycle IV)
UJI BEBAN STATIK
1. AXIAL COMPRESSION LOAD (ASTM D1143)
1. Dial Gauges
Recording
(Cycle IV)
UJI BEBAN STATIK
1. AXIAL COMPRESSION LOAD (ASTM D1143)
1. Dial Gauges
Recording
(Cycle IV)
UJI BEBAN STATIK
1. AXIAL COMPRESSION LOAD (ASTM D1143)

2. VWLC Recording
(Cycle I – Cycle III)
UJI BEBAN STATIK
1. AXIAL COMPRESSION LOAD (ASTM D1143)

2. VWLC Recording
(Cycle III – Cycle IV)
UJI BEBAN STATIK
1. AXIAL COMPRESSION LOAD (ASTM D1143)
UJI BEBAN STATIK
1. AXIAL COMPRESSION LOAD (ASTM D1143)
UJI BEBAN STATIK
1. AXIAL COMPRESSION LOAD (ASTM D1143)
UJI BEBAN STATIK
1. AXIAL COMPRESSION LOAD (ASTM D1143)
UJI BEBAN STATIK
1. AXIAL COMPRESSION LOAD (ASTM D1143)
UJI BEBAN STATIK
1. AXIAL COMPRESSION LOAD (ASTM D1143)
UJI BEBAN STATIK
1. AXIAL COMPRESSION LOAD (ASTM D1143)
2. LATERAL LOAD TEST
UJI BEBAN STATIK
2. LATERAL LOAD (ASTM D3966)
 Tujuan
Mengetahui perpindahan lateral yang terjadi
pada pondasi.

 Peralatan

1. Hydraulic Jack
2. Gages, ketelitian  0.01 millimeter
3. Transducers
4. Load Cell atau Vibrating Wire Load Cell
(VWLC )
5. Steel Plate, dengan ketebalan minimum 50
mm (2 in)
6. Steel Strut
7. Reference Beam
UJI BEBAN STATIK
2. LATERAL LOAD (ASTM D3966)
UJI BEBAN STATIK
2. LATERAL LOAD (ASTM D3966)

 Metode/ Cara Pengujian


Uji pembebanan dilakukan dengan metode pile-to-pile berdasarkan standar ASTM
D3966-07. Beban uji diberikan melalui sebuah dongkrak hidrolis kapasitas 60 Ton yang
diletakkan di posisi cut-off-level (COL). Dua gages ukur dengan ketelitian ± 0.01
millimeter digunakan untuk memonitor pergeseran setiap tiang di posisi COL.
Tiang uji didesain untuk beban kerja (BK) 16.72 Ton dan pembebanan dilaksanakan
dalam empat (4) siklus. Beban maksimum pada setiap siklus adalah 8.4 Ton (0.5 x BK);
16.7 Ton (1.0 x BK); 25.1 Ton (1.5 x BK) dan 33.4 Ton (2.0 x BK).
UJI BEBAN STATIK
2. LATERAL LOAD (ASTM D3966)

A. Tahap Persiapan
1. Gali atau timbun tanah di sekitar tiang uji sesuai elevasi rencana dalam radius 6 m (20
ft) menggunakan material dan metode penimbunan kembali yang sama dengan saat
mengerjakan pondasi. Potong atau build-up tiang uji sesuai kebutuhan agar sistem
reaksi (anchor piles, test beam, load transfer beam) dan alat penunjang pengamatan
dapat diaplikasikan sesuai rencana. Buang semua material yang dapat mengganggu
dan ratakan kepala tiang hingga tegak lurus sumbu tiang dengan ketidakberaturan
minimal untuk mendapatkan permukaan tumpuan yang baik untuk pengujian tiang.
2. Untuk pengujian tiang tunggal (single pile), pasang plat baja solid dengan ketebalan
minimum 50 mm (2 in.) pada dinding tiang uji di titik pembebanan dan tegak lurus
terhadap arah beban. Plat uji harus memiliki lebar dimensi tidak lebih dan tidak kurang
dari ½ dari, diameter atau dimensi samping tiang uji.
UJI BEBAN STATIK
2. LATERAL LOAD (ASTM D3966)

3. Untuk pengujian pada kelompok tiang (pile groups), dapat dilihat pada ASTM D3966-07.
4. Untuk mengurangi konsentrasi tegangan pada suatu titik akibat adanya penyimpangan/
ketidakrataan pada permukaan sisi tiang, letakkan plat baja uji di atas lapisan material
quick setting & non-shrink grout dengan ketebalan kurang dari 6 mm (0.25 in) yang
memiliki kuat tekan lebih besar dari kuat tekan tiang uji pada saat diuji.
UJI BEBAN STATIK
2. LATERAL LOAD (ASTM D3966)
 Metode/ Cara Pengujian
B. Prosedur/ Tahapan Pengujian
1. Tentukan berapa besaran beban kerja yang akan diberikan pada tiang uji (test pile)
yang direkomendasikan oleh Perencana dan disetujui oleh Konsultan Pengawas dan
atau MK.
2. Berdasarkan ASTM D3966-07 terdapat 10 macam prosedur, dengan 2 prosedur yang
mesti dilakukan dan 8 prosedur pilihan.
a. Standard Loading, f. Surge Loading after Standard Loading,
b. Excess Loading (optional), g. Reverse Loading (optional),
c. Cyclic Loading (optional), h. Reciprocal Loading (optional),
d. Surge Loading (optional), i. Specified Lateral Movement (optional),
e. Surge Loading with Standard Loading j. Combined Loading (optional).
(optional),
UJI BEBAN STATIK
2. LATERAL LOAD (ASTM D3966)
 Metode/ Cara Pengujian CYCLIC LOADING TEST

3. Contoh kasus: pengujian yang dilakukan pada Proyek CYCLE


DURATION LOAD
CYCLE
DURATION LOAD
(minutes) (%) (minutes) (%)
Jalan Tol Layang A.P. Pettarani Makassar, prosedur
yang diaplikasikan adalah Cyclic Loading Test dengan 10 25% 10 50%
10 50% 10 100%
metode pengujian pile-to-pile. Beban uji diberikan I 10 25% 20 125%
melalui sebuah dongkrak hidrolis kapasitas 60 ton yang 10 0%
III 20 150%
diletakkan pada posisi cut-off-level (COL). Dua gages 10 75%

ukur dengan ketelitian  0.01 mm digunakan untuk 10 0%

memonitor pergeseran setiap tiang di posisi COL. 10 50% 10 50%

Tahapan pengujian seperti pada gambar di samping. 15 75% 10 100%


II 20 100% 10 150%
Tiang uji didesain untuk beban kerja (BK) 16.72 Ton dan 10 50% 20 170%
10 0% 20 180%
pembebanan dilaksanakan dalam (4) siklus. Beban
IV 20 190%
maksimum pada setiap siklus adalah 8.4 Ton (0.5 x BK); 60 200%
16.7 Ton (1.0xBK); 25.1 Ton (1.5xBK) dan 33.4 Ton 10 150%

(2.0xBK). 10 100%
10 50%
30 0%
UJI BEBAN STATIK
2. LATERAL LOAD (ASTM D3966)
UJI BEBAN STATIK
2. LATERAL LOAD (ASTM D3966)
 Output/ Hasil Pengujian
Hasil pembacaan beban dengan menggunakan VWLC menunjukkan adanya perbedaan sebesar
7~12% dibandingkan dengan pembacaan konvensional menggunakan manometer yang terhubung ke
pompa hidrolis. Hasil ini tentu saja cukup signifikan terhadap keakuratan data uji sehingga menjadi
suatu persyaratan didalam ASTM D3966-07 untuk penggunaan VWLC.

Pergeseran total yang terukur di kepala tiang uji P35 BP-5 pada pembebanan 50%, 100%, 150% dan
200% berturut-turut sebesar 0.77 mm; 2.06 mm; 3.64 mm; dan 6.89 mm dengan pergeseran residual
sebesar 1.81 mm.
UJI BEBAN STATIK
2. LATERAL LOAD (ASTM D3966)
 Output/ Hasil Pengujian

➢ Kurva beban-waktu-
perpindahan P35 BP-5
UJI BEBAN STATIK
2. LATERAL LOAD (ASTM D3966)
 Output/ Hasil Pengujian

➢ VWLC Recording Form


(Cycle I – Cycle III)
UJI BEBAN STATIK
2. LATERAL LOAD (ASTM D3966)
 Output/ Hasil Pengujian

➢ VWLC Recording Form


(Cycle IV)
3. BIDIRECTIONAL (O CELL) LOAD TEST
UJI BEBAN
UJI BEBANSTATIK
STATIK(O Cell Test – ASTM D8169)

Bi-Directional Static Load Pile Tests (BDSLT) sesuai ASTM Standard D8169 / D8169M-18, pada tahun
2018 papularitasnya terus meningkat dalam industri konstruksi sipil sejak pada tahun 1989 (Leung et
al, 2003) karena berbagai perencanaan pondasi menjadi lebih besar, baik dari diameter maupun
panjangnya untuk dapat menahan kapasitas beban uji yang lebih besar.

 Tujuan
1. Untuk mengkonfirmasi kapasitas aksial tekan tiang tunggal.
2. Memberikan referensi untuk teknologi konstruksi berdasarkan hasil pengujian.
3. Dengan perbandingan teknologi & data, dan interpretasi ringkasan data lapangan dari
tiang uji, kita dapat memeriksa apakah pondasi tersebut memenuhi kapasitas desain
atau tidak.
UJI BEBAN
UJI BEBANSTATIK
STATIK(O Cell Test – ASTM D8169)

 Peralatan
1. Super Cell/ Hydraulic Jack
Assembly
2. Electronic displacement indicator
(or bottom-plate telltale)
3. Strain Gauge
4. Compression transducer
5. High-pressure hydraulic hoses or
pipes
6. Dataloagger
7. Digital survey device (or
reference beam and top of shaft
gages)
8. Hydraulic pump
9. Monitor/ site PC
UJI BEBAN STATIK (O Cell Test – ASTM D8169)
Displacement test instruments
UJI BEBAN STATIK (O Cell Test – ASTM D8169)

 Referensi Hasil Pengujian

Kapasitas beban tekan ultimate vertikal pada tiang tunggal

Berdasarkan standar teknis yang ada, Quu - W


kapasitas beban tekan ultimate vertikal Qu = + Qdu
pada tiang tunggal (Qu) adalah sebagai γ
berikut:
UJI BEBAN STATIK (O Cell Test – ASTM D8169)
(ASTM D8169)
 Metode/ Cara Pengujian
A. Persiapan Tiang Uji
UJI BEBAN STATIK (O Cell Test – ASTM D8169)

(STM D8169)
UJI BEBAN STATIK (O Cell Test – ASTM D8169)
3. BIDIRECTIONAL LOAD (O-CELL) (ASTM D8169)
Configuration rebar for O cell test 20.5 meter
(Pier 54)

Step 1
Rebar
11 meter

# Super Cell Spec #

Pile Lenght
20.5 meter
Step 2
Rebar
8.5 meter

Step 3
Rebar
1 meter
UJI BEBAN STATIK (O Cell Test – ASTM D8169)

*Detail (preparation joint o cell to rebar )

1. O cell need to be concreting first with same quality


concrete for bore pile ( at the bottom of O cell )

# O cell view from top # # O cell view from bottom # # Concreting #


UJI BEBAN STATIK (O Cell Test – ASTM D8169)
*Detail Step 2 (joint o cell to rebar )

2. Joint O cell to step 2 rebar (welding as shown in shop drawing)

Note : Make sure verticality of


the o-cell before weld it

Rebar
8.5
meter
UJI BEBAN STATIK (O Cell Test – ASTM D8169)

*Detail Step 2 (joint o cell to rebar ) 20 R30


cm
3. Joint O cell to step 2 rebar with “L” shape rebar 12 cm
Detail Joint main bar and o cell (25 D25)
UJI BEBAN STATIK (O Cell Test – ASTM D8169)

4. Joint Telltale to o-cell ( use 9 m and 4 pcs)

Joint inside pile first and than joint outer casing

And after finish it, joint telltale to O-cell


Note : 1 pcs telltale is 3 m length, so for
the section 2 must joint 3 pcs telltale
TellTale

300 cm
UJI BEBAN STATIK (O Cell Test – ASTM D8169)

*Detail Tremi guidence (joint to o cell and rebar )


5. Made a guidance for tremi pipe with 1 m rebar length (welding as shown in shop drawing)
For protecting o cell and treamie (concreting)
50 D25 (Same type with main bar, top and bottom )

100 cm
UJI BEBAN STATIK (O Cell Test – ASTM D8169)

*Detail Step 2 and 3 (joint o cell to rebar )


6. Joint O cell to step 2 rebar and step 3
C.Detail Joint main bar and o
cell 25 D25
12 cm
0
45
25
cm
UJI BEBAN STATIK (O Cell Test – ASTM D8169)

B. Tahap Persiapan sebelum Pengujian

Berikan logam dan lembaran kanvas di atas balok referensi untuk memberi ruang agar
peralatan uji terlindungi dari suhu, cuaca, debu, dll.
Selama pengujian, satu kotak distribusi stabil dengan sistem empat-kawat tiga fase diperlukan
di lokasi kerja untuk mempertahankan fungsi normal logger data dan pompa air. Kotak distribusi harus
dilengkapi dengan perlindungan kebocoran dan 380V, 220V power supplies dengan kapasitas tidak
kurang dari 10kw. Panjang reference beam harus tidak kurang dari 10 kali diameter tiang uji. Pipa baja
yang ditanam di tanah dengan kedalaman yang cukup dapat digunakan sebagai reference pile. Satu ujung
reference beam harus ditumpu kaku (fix) pada reference pile dan ujung lainnya diletakkan di atas
reference pile.
UJI BEBAN STATIK (O Cell Test – ASTM D8169)
UJI BEBAN STATIK (O Cell Test – ASTM D8169)
UJI BEBAN STATIK (O Cell Test – ASTM D8169)

C. Tahap Pengujian

Selama pengujian, urutan dan waktu pemuatan harus sesuai dengan standar yang ada.
Instrumen uji harus dalam validitas tanggal kalibrasi dan diperiksa setiap sebelum pengujian. Instrumen
uji harus tahan debu, tahan lembab, tahan guncangan, dll., dan dapat bekerja pada suhu antara -10⁰
hingga 40⁰C. Skala keakuratan transduser tekanan atau alat ukur tekanan adalah hingga 0.4, dalam
rentang tidak kurang dari 60 MPa. Maksimum beban yang bekerja pada pengukur tekanan, pompa, dan
selang tidak boleh melebihi 80% dari kapasitasnya. Transduser perpindahan harus menggunakan
indikator dial listrik, sementara kesalahan pengujian tidak boleh lebih dari 0,1% FS, dan resolusi harus
sama dengan atau lebih baik dari 0,01 mm.
Contoh kasus pada Proyek Jalan Tol Layang A.P. Pettarani Makassar, telah dilakukan O Cell Test
pada bored pile P54 dengan metode Quick Test berdasarkan ASTM D8169/D8169M-18.
UJI BEBAN STATIK (O Cell Test – ASTM D8169)

Setelah mencapai beban, pertahankan agar beban konstan dalam interval waktu tidak kurang
dari 4 menit dan tidak lebih dari 16 menit, gunakan interval waktu yang sama untuk semua kenaikan
beban selama pengujian. Lepaskan beban kira-kira dalam lima hingga sepuluh penurunan yang sama,
jaga beban agar tetap konstan dalam interval waktu tidak kurang dari 4 menit dan tidak lebih dari 16
menit. Gunakan interval waktu yang sama untuk setiap pengurangan beban. Enjinir dapat menentukan
interval waktu yang lebih lama pada tahap beban uji maksimum untuk mengamati long-term creep dan
pada tahap akhir yang sudah tidak ada beban untuk melihat perilaku pantulan. Jika terjadi pergerakan
yang signifikan di atas atau di bawah jack assembly, waktu pembebanan dapat diperpanjang untuk
menerapkan kenaikan beban ke bagian yang berlawanan dari tiang.
UJI BEBAN STATIK (O Cell Test – ASTM D8169)

Tahapan pembebanan dan pengurangan beban


UJI BEBAN STATIK (O Cell Test – ASTM D8169)

D. Kondisi Akhir Pengujian

1. Pengujian mencapai beban uji terakhir (ultimate).


2. Beban uji telah mencapai kapasitas maksimum load cell, atau pergereakan ke atas dan ke bawah
telah melebihi ketersediaan load cell, pengujian harus dihentikan.
3. Total perpindahan tidak mencapai 4% dari diameter tiang uji.

Maksimum penurunan (perpindahan ke arah bawah) adalah 6.43 mm dan perpindahan residualnya
adalah 0.86 mm, dengan rebound rate 86.70%. sedangkan maksimum perpindahan ke atas adalah 2.63
mm dan perpindahan residualnya adalah 1.50 mm, dengan rebound rate 43.16%.
UJI BEBAN STATIK (O Cell Test – ASTM D8169)

Bi-Directional Load Test


Displacements and Curve Graph
1. Field load test data
UJI BEBAN STATIK (O Cell Test – ASTM D8169)

Equivalent Conversion Data


TERIMA KASIH

Best PDF Encryption Reviews

Anda mungkin juga menyukai