Anda di halaman 1dari 15

SSSSS

1
A. Judul
Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Nilai Perusahaan pada Perusahaan

B. Latar Belakang
Persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat dan bukan hanya terjadi
dalam satu sektor industri, melainkan juga terjadi dalam berbagai sektor
industri. Perusahaan harus mampu menunjukkan kinerja terbaik untuk
menarik investor. Adanya persaingan antar perusahaan dalam
memperoleh pembiayaan akan semakin ketat. Meningkatnya persaingan
usaha tersebut membuat perusahaan menuntut ruang lingkup dan peran
seorang manajer keuangan harus mampu menjalankan fungsinya dalam
mengelola keuangan dengan benar dan seefisien mungkin. Tujuan utama
dari manajemen keuangan adalah mensejahterakan pemegang sahamnya.
Manajemen diharapkan mampu membawa perusahaan pada kinerja
yang baik sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan dan bermuara
pada kesejahteraan pemegang saham. Ukuran yang digunakan untuk
menilai keberhasilan seorang manajer keuangan dalam mengelola
keuangan perusahaan adalah dengan melihat nilai perusahaan (Royda,
2018).
Menurut Wiagustini (2014:9) harga saham yang diperdagangkan di
bursa merupakan indikator bagi nilai perusahaan. Nilai Perusahaan
merupakan persepsi investor terhadap perusahaan yang sering dikaitkan
dengan harga saham. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan
para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan
kemakmuran pemegang saham juga tinggi (Hemastuti, 2014). Menurut
Siti dan Yul (2020) terdapat tiga faktor yang mempengaruhi nilai
perusahaan yaitu profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan.
Profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba dengan penggunaan sumber perusahaan seperti aktiva, modal atau
penjualan perusahaan (Sudana, 2015:25). Perusahaan yang dapat
menjaga kestabilan dan meningkatkan laba dapat dilihat sebagai sinyal

2
positif oleh investor karena perusahaan yang mengalami peningkatan laba
akan mencerminkan kinerja yang baik dan dapat membuat harga
saham perusahaan mengalami peningkatan. Penelitian yang dilakukan
oleh Cheryta et al. (2017), Andawasatya et al. (2017), Azizah (2018) dan
Bagus (2019) menemukan adanya pengaruh positif signifikan antara
profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Namun hasil sebaliknya
ditemukan oleh Hunjra et al. (2014), Grandy et al (2016) serta Catur &
Rika (2018) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan.
Faktor kedua yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah
likuiditas. Likuiditas adalah rasio yang bertujuan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya
(Sugiono & Untung, 2016:57). Perusahaan agar dinilai baik, manajemen
membutuhkan modal kerja yang akan mencerminkan posisi likuiditas.
Semakin tinggi rasio likuiditas, maka semakin besar kemungkinan hutang
bisa dibayar dan sebaliknya semakin kecil rasio likuiditas maka semakin
kecil kemungkinan hutang bisa dibayar, sehingga jika rasio likuiditas
suatu perusahaan besar harga sahamnya juga akan meningkat.
Meningkatnya harga saham juga akan meningkatkan nilai perusahaan.
Penelitian dari Farooq et al. (2016) serta Marsha & Murtaqi (2017)
menemukan bahwa likuiditas memiliki pengaruh positif signifikan
terhadap nilai perusahaan. Namun hasil yang berbeda ditemukan oleh
Winarto (2015), serta Siddik & Chabachib (2017) yang menyatakan
likuiditas tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Ukuran perusahaan juga merupakan salah satu faktor internal
tambahan selain kinerja yang dapat menentukan nilai perusahaan. Sesuai
dengan signaling theory perusahaan yang besar memberikan sinyal yang
baik bagi investor, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan nilai
perusahaan (Cheryta et al.,2017). Ukuran perusahaan dapat mampu
mempengaruhi nilai perusahaan karena semakin besar ukuran atau skala
perusahaan maka akan semakin mudah pula perusahaan memperoleh
sumber pendanaan baik bersifat internal maupun eksternal. Penelitian

3
Risqia et al. (2013), Hasnawati & Sawir (2015), Nisa (2018) dan
Muhammad (2018) menemukan adanya pengaruh positif antara ukuran
perusahaan dengan nilai perusahaan. Namun, hasil yang berbeda
ditemukan oleh Farooq et al. (2016), Cheryta et al. (2017) serta
Sethiadarma & Machali (2017), yaitu tidak adanya pengaruh signifikan
dari ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan.
Tidak konsistennya hasil penelitian sebelumnya membuat peneliti
tertarik untuk meneliti kembali pengaruh profitabilitas likuiditas, dan
ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan. Pada penelitian ini, industri
manufaktur dipilih sebagai objek penelitian. Industri manufaktur di
Indonesia menunjukkan kinerja yang agresif dengan peningkatan ekspansi
dan penyerapan tenaga kerja. Manufaktur juga merupakan industri dengan
kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia,
yaitu sebesar 22 persen (www.kompas.com, 2018). Selain itu, industri
manufaktur memegang peran kunci sebagai mesin pembangunan karena
industri manufaktur memiliki beberapa keunggulan dibandingkan sektor
lain karena kapasitas modal yang tertanam sangat besar, kemampuan
menyerap tenaga kerja yang besar, juga kemampuan menciptakan nilai
tambah dari setiap input atau bahan dasar yang di olah (Indrarini, 2019:2).
Fenomena yang terjadi di tahun 2017 adalah perlambatan ekonomi
dan pelemahan daya beli masyarakat berimbas ke industri manufaktur,
khususnya sektor makanan dan minuman (mamin). Ketua Umum
Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI)
Adhi S. Lukman mengatakan pada awal tahun memang terjadi kelesuan di
industri mamin. Namun hal itu bukan karena penurunan daya beli
masyarakat, akan tetapi pengaruh psikologis kondisi terkini (CNN
Indonesia, 2017). Adapun fenomena lainnya yaitu nilai tukar rupiah
terhadap dollar Amerika Serikat (AS) terus melemah pada tahun 2018.
Salah satu sektor industri yang ikut terpukul karena situasi ini yakni
industri makanan dan minuman (mamin), karena industri mamin punya
ketergantungan tinggi terhadap bahan baku impor seperti bahan baku
terigu, gula, susu, garam dan juga produk perasa buah. Fenomena terbaru

4
terkait kinerja perusahaan manufaktur di BEI pada masa pandemi yaitu
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis Purchasing Managers Index (PMI)
sektor manufaktur Indonesia pada Agustus 2021 berada pada angka 43,7.
Angka ini lebih baik dibandingkan dengan bulan Juli 2021 yang sebesar
40,1. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio
Kacaribu menilai pandemi Covid-19 menjadi beban sektor manufaktur
sejak Juli 2021 lalu.
Berdasarkan fenomena dan inkonsistensi hasil penelitian sebelumnya
yang dipaparkan dalam latar belakang, maka peneliti tertarik untuk
meneliti “Pengaruh Profitabilita, Likuiditas, dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di ursa Efek
Indonesia”.

C. Perumusan Masalah
a. Apakah profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia?
b. Apakah likuiditas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
c. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia?

D. Tujuan Penelitian
a. Untuk menganalisi pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
b. Untuk menganalisis pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
c. Untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.

5
E. Kegunaan Penelitian
a. Manfaat
b. Manfaat

F. Tinjauan Pustaka
a. Landasan Teori
1. Signaling
2. Profitabilitas
3. Likuiditas
4. Ukuran Perusahaan
5. Nilai Perusahaan

b. Hipotesis
Profitabilitas dapat mempengaruhi nilai perusahaan dimana
dengan melihat profitabilitas sebagai ukuran dan kinerja perusahaan
yang ditunjukkan dari laba yang dihasilkan oleh perusahaan.Jika
perusahaan mampu membuat laba meningkat hal tersebut
mengindikasikan perusahaan mampu berkinerja dengan baik dan
menciptakan tanggapan positif terhadap investor.
Menurut penelitian dari Indriyani (2017) yang menyatakan
bahwa profitabilitas berbanding lurus terhadap nilai perusahaan.
Semakin tinggi profitabilitas maka semakin meningkat pula nilai
perusahaan begitu pula sebaliknya. Profitabilitas secara parsial
berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Semakin
tinggi efektifitas sebuah perusahaan dalam menghasilkan laba,
semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut (Rudangga, 2016).

H1: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan pada


Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

6
H2: Likuiditas berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan pada
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

Ukuran perusahaan yang besar dapat mencerminkan bahwa


perusahaan tersebut mengalami perkembangan yang pesat dengan
dilihat dari total asset yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Nilai
perusahaan yang meningkat ditandai dengan total aktiva perusahaan
yang mengalami kenaikan.
Ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh positif
signifikan terhadap nilai perusahaan. Semakin besar ukuran
perusahaan dari sebuah perusahaan maka semakin meningkat pula
nilai dari perusahaan tersebut (Rudangga, 2016).

H3: Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan


pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

G. Kerangka Pemikiran

Profitabilitas

Nilai
Likuiditas
Perusahaan

Ukuran
Perusahaan

H. Metode Penelitian
a. Obyek dan subyek penelitian
Ob
b. Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Bebas

7
Variabel independen sering disebut sebagai variabel bebas,
variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(Sugiyono, 2018:39). Variabel bebas pada penelitian ini sebagai
berikut:
1) Profitabilitas (X1)
Profitabilitas suatu perusahaan diukur dari kemampuan
perusahaan menggunakan aktivanya secara produktif, dengan
membandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu
periode dengan jumlah aktiva perusahaan tersebut. Salah satu
rasio profitabilitas yang digunakan adalah return on assets.
Return on assets mampu mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan keuntungan pada masa lampau untuk kemudian
diproyeksikan di masa yang akan datang. Return on assets
merupakan rasio yang menunjukkan return atas jumlah aktiva
yang digunakan dalam perusahaan. Selain itu, return on assets
memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas
perusahaan karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam
menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan (Kasmir,
2014:201). Berikut merupakan rumus dari return on assets
menurut Kasmir, (2014:202):

Laba bersih setelah pajak


ROA= X 100 %
Total aktiva usaha

2) Likuiditas (X2)
Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban (utang) jangka
pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, maka akan
mampu untuk memenuhi utang (membayar) tersebut terutama
utang yang sudah jatuh tempo (Kasmir, 2016:112). Salah satu
rasio likuiditas yang digunakan, yaitu current ratio. Rasio
lancar (current ratio) merupakan rasio untuk mengukur
kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek
atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara
keseluruhan (Kasmir, 2016:113). Berikut merupakan rumus
dari current ratio menurut Kasmir, (2016:121):

Aset Lancar (Current Assets)


Current Ratio=
Utang Lancar (Current Liabilities)

8
3) Ukuran Perusahaan (X3)

2. Variabel Terikat
Variabel dependen sering disebut sebagai variabel terikat yaitu
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya
variabel bebas (Sugiyono, 2018:39). Variabel dependen atau
variabel terikat pada penelitian ini adalah nilai perusahaan. Nilai
perusahaan merupakan kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh
harga saham yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran pasar
modal yang merefleksikan penilaian masyarakat terhadap kinerja
perusahaan (Harmono, 2014:233). Salah satu rasio perhitungan
nilai perusahaan yang digunakan adalah price book value (PBV).

c. Populasi dan Sampel

d. Jenis dan Sumber Data


Sumber data berasal dari
e. Teknik Pengumpulan Data
Studi pustaka.
f. Teknik Analisis Data
1. Uji Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data dalam
penelitian berdistribusi normal atau tidak. Uji yang digunakan
dalam penelitian ini adalah uji statistic dengan Kolmogorov-
Smirnov (Ghozali, 2018). Dasar pengambilan keputusan
dengan menggunakan Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
sebagai berikut:
Jika signifikansi ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal.
Jika signifikansi ≤ 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.

2) Uji Multikolinearitas

9
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi dikatakan baik jika tidak terjadi
korelasi diantara variabel independen. Ada atau tidaknya
multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan
lawannya, yaitu variance inflation factor (VIF). Nilai cutoff
yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolinearitas adalah jika nilai nilai tolerance ≤ 0,10 atau
sama dengan nilai VIF ≥ 10 dapat dikatakan dalam data
tersebut terdapat multikolinearitas (Ghozali, 2018).

3) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas
(Ghozali, 2018). Metode yang digunakan untuk mendeteksi
ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu melalui pengujian
dengan menggunakan Scatter Plot. Dasar analisinya sebagai
berikut:
Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk
pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian
menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas.
Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas
dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.

4) Uji Autokorelasi

10
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang
berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Hal ini
sering ditemukan pada data runtut waktu (time series), karena
sampel atau observasi tertentu cenderung dipengaruhi oleh
observasi sebelumnya. Untuk mendeteksi ada tidaknya
autokorelasi dengan cara melakukan uji Durbin-Watson (DW
test) (Ghozlai, 2018).
Tabel Kriteria Uji Autokorelasi (Uji Durbin-Watson)

Hipotesis Nol Keputusan Jika


Tidak ada autokorelasi Tolak 0 ≤ d ≤ dl
positif
Tidak ada autokorelasi No Decision dl ≤ d ≤ du
positif
Tidak ada autokorelasi Tolak 4 - ≤ dl ≤ d ≤ 4
negatif
Tidak ada autokorelasi No Decision 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl
negatif
Tidak ada autokorelasi. Tidak ditolak du ≤ d ≤ 4 - du
positif atau negatif

2. Uji Hipotesis
1) Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi ( R2 ) mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan
satu. Nilai ( R2) yang kecil berarti kemampuan variabel-
variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel-
variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu
berarti variabel-variabel independen memberikan semua

11
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien
determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel dependen
yang dimasukkan dalam model penelitian. Oleh karena itu
banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan adjusted (
2
R ) saat mengevaluasi yang mana model regresi terbaik. Nilai
adjusted ( R2) dapat naik atau turun apabila satu variabel
independen ditambahkan ke dalam penelitian (Ghozali, 2018).

2) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)


Uji statistik t digunakan untuk menguji apakah variabel
independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen (Ghozali, 2018). Pengujian menggunakan
signfikansi level 0.05 (α = 5%), dengan kriteria sebagai
berikut:
Jika nilai sig ≤ 0.05 maka dikatakan signifikan. Harus dilihat
terlebih dahulu nilai koefisien regresinya, jika arahnya sesuai
dengan arah hipotesis maka dapat dikatakan Ha diterima.
Jika nilai sig ≥ 0.05 maka dikatakan tidak signifikan. Artinya
Ha ditolak sehingga tidak ada pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen.

3. Analisis Regresi Linear Berganda


Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui arah
dan seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen (Ghozali, 2018). Hasil dari regresi linear
berganda akan menguji seberapa besar pengaruh profitabilitas,
likuiditas dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan.
Persamaan regresi linear berganda biasanya dinyatakan dalam
bentuk formula sebagai berikut:

I. Daftar Pustaka

12
Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, dan Profitabilitas terhadap Nilai
Perusahaan. I Gusti Ngurah Gede Rudangga dan Gede Merta
Sudiarta. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No. 7, 2016: 4394-
4422. ISSN: 2302-8912
Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Nilai
Perusahaan. Eka Indriyani. STIE Panca Bhakti Palu.
Akuntanbilitas: Jurnal Ilmu Akuntansi. Vol. 10 (2), Oktober 2017.
P-ISSN: 1979-858X, ISSN: 2461-1190. Page 333-348.
Andawasatya, R., Nur K.I. & Siti A. (2017). The Effect of Growth
Opportunity, Profitability, Firm Size to Firm Value through Capital
Structure (Study at Manufacturing Companies Listed On the
Indonesian Stock Exchange). Imperial Journal of Interdisciplinary
Research (IJIR)3(2):1887-1894.
Cheryta, A. M., Moeljadi & Nur K. I. (2017). The Effect of Leverage,
Profitability, Information Asymmetry, Firm Size on Cash Holding
and Firm Value of Manufacturing Firms Listed at Indonesian Stock
Exchange. International Journal of Research in Business Studies
and Management 4(4):21-31.
Farooq, M. A. & Ahsan M. (2016). Impact of Financial Leverage on
Value of Firms: Evidence from Cement Sector of Pakistan.
Research Journal of Finance and Accounting 7(9): 73-77.
Hasnawati, S. & Agnes Sawir. (2015). Keputusan Keuangan, Ukuran
Perusahaan, Struktur Kepemilikan dan Nilai Perusahaan Publik di
Indonesia. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan 17(1):65-75.
Hemastuti, Candra. 2014. Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Dividen,
Kebijakan Hutang, Keputusan Investasi, dan Kepemilikan Insider
terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu dab Riset Akuntansi. Vol.
3. No. 4.
Hunjra, A. I., Muhammad S. I., Muhammad I. C., Sabih U., & Umer M.
(2014). Impact of Dividend Policy, Earning per Share, Return on
Equity, Profit after Tax on Stock Prices. International Journal of
Economics and Empirical Research 2(3): 109-115.

13
Marsha, N. & Murtaqi. (2017). The Effect of Financial Ratios on Firm
Value in The Food and Beverage Sector of The Idx. Journal of
Business and Management 6(2): 214-226.
Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, dan Profitabilitas terhadap Nilai
Perusahaan. I Gusti Ngurah Gede Rudangga dan Gede Merta
Sudiarta. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No. 7, 2016: 4394-
4422. ISSN: 2302-8912
Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Nilai
Perusahaan. Eka Indriyani. STIE Panca Bhakti Palu.
Akuntanbilitas: Jurnal Ilmu Akuntansi. Vol. 10 (2), Oktober 2017.
P-ISSN: 1979-858X, ISSN: 2461-1190. Page 333-348.
Rizqia, D. A., Siti A., & Sumiati. (2013). Effect of Managerial
Ownership, Financial Leverage, Profitability, Firm Size, and
Investment Opportunity on Dividend Policy and Firm Value.
Research Journal of Finance and Accounting 4(11):120-130.
Siddik, M. H. & Muhammad Chabbachib. (2017). Pengaruh ROE, CR,
Size dan Kepemilikan Institusional Terhadap Nilai Perusahaan
dengan Struktur Modal sebagai Variabel Intervening. Diponegoro.
Journal of Management 6(4): 1-15.
Siti, Fatimah & Yul, Tito Permadhy. (2020). Analisis Profitabilitas,
Likuiditas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan
Pada Perusahaan Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi.
Konferensi Riset Nasional Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi ..
Sudana, I. M. (2015). Teori dan Praktik Manajemen Keuangan
Perusahaan, Edisi 2. Jakarta: Erlangga.
Sugiono, A. & Edi Untung. (2016). Analisis Laporan Keuangan. Panduan
Praktis Dasar. Edisi Revisi. Jakarta : PT. Grasindo Jakarta
Wiagustini, Ni Luh Putu. (2014). Manajemen Keuangan. Denpasar:
Udayana University Press.

14
Winarto, Jancita. (2015). The Determinants of Manufacturer Firm Value
in Indonesia Stock Exchange. International Journal of
Information, Business and Management 7 (4): 323-349.

15

Anda mungkin juga menyukai