Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara Indonesia yang lahir pada 17 Agustus 1945 adalah Negara

Kesatuan yang menganut asas desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan

dengan memberikan kesempatan dan keleluasaan daerah untuk menyelenggarakan

otonomi daerah oleh karena itu, pasal 18 undang-undang Dasar 1945 antara lain

menyatakan bahwa pembagian daerah indonesia atas daerah besar dan kecil

dengan bentuk dan susunnan pemerintahanya berbentuk Republik dalam

penyelenggaraan pemerintahan daerahnya terdiri atas beberapa daerah

wilayah/provinsi, dan setiap daerah, Indonesia terdiri atas beberapa daerah

kabupaten/kota. Selanjutnya di dalam setiap daerah kabupaten/kota terdapat

satuan pemerintahan terendah yang di sebut pemerintahan desa.

Menurut undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 (UU Desa), Desa dengan

nama lain Desa adat adalah kesatuan masyarakat hukum memiliki batas wilayah

yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan

masyarakat setempat berdasarkan berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,

dan/ atau hak tradisional yang di akui dan dihormati dalam sistem pemerintahan

negara kesatuan republik indonesia (NKRI). Posisi desa memiliki peran yang

sangat penting dalam menunjang kesuksesan pemerintahan nasional, karena desa

merupakan garda terdepan dalam menggapai keberhasilan program yang

direncanakan oleh pemerintah sebagian besar penduduk Indonesia saat ini masih
bertempat tinggal dikawasan pemukiman pedesaan, oleh sebab itu akan sangat

logis apabila ada pemberdayaan masyarakat di desa menjadi prioritas utama

kesuksesan pembangunan dan program-program pemerintah dalam

mengembangkan dan memajukan wilayah pedesaan terutama daerah yang masih

tinggal.

Salah satu sumber penerimaan alokasi dana desa adalah perimbangan

keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten/kota yang dalam

pembagiannya untuk setiap desa dibagikan secara proposional yaitu paling sedikit

10% (sepuluh persen) yang disebut dengan alokasi dana desa. Selanjutnya,

anggaran alokasi dana desa tersebut berasal dari APBD kabupaten/kota, akan

digunakan sebagai penunjang kegiatan otonomi desa agar dapat maksimal dalam

memberikan pelayanan, pembangunan, serta pemberdayaan masyarakat ditingkat

pedesaan. Oleh karena itu, jika anggaran tersebut dikelola secara baik dan jujur

maka hasil kegiatan otonomi desa, khususnya pemberdayaan masyrakat terlihat

jelas.

Pemerintah daerah/provinsi, atau pemerintah daerah/kota sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undagan. Dari permasalahhan tersebut di

adakanya otonomi desa, di harapkan desa lebih bisa berkembang dengan di

berikannya wewenang untuk mengurus urusan, rumah tanggahnya sendiri, akan

tetapi sebagai konsekuensi logis adanya kewenangan dan tuntutan dari

pelaksanakan otonomi desa adalah tersedianya dana yang cukup. Pembiayaan atau

keuangan merupakan faktor yang esensial dalam mendukung penyelengaraan

otonomi desa, sebagai mana juga pada penyelengaraan otonomi daerah. Maka
untuk mengatur dan mengurus urusan rumah tangganya sendiri desa

membutuhkan dana alokasi dana desa (ADD) yang memadai sebagai dukungan

pelaksanaan kewenangan yang di milikinya.

Menurut Justika Dura (2016:27), Alokasi Dana Desa (ADD), merupakan

dana yang dialokasikan oleh pemerintah kabupaten untuk desa, yang bersumber

dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh

kabupaten. Menurut Totok, dkk (2019:30), Pemberdayaan Masyarakat merupakan

upaya untuk meningkatkan harkat dan matabat lapisan masyarakat yang dalam

kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkat kemiskinan

dan keterbelakangan. Dengan kata lain, pemberdayaan adalah memampukan dan

memandirikan masyarakat.

Setiap desa masyarakatlah yang menjadi aktor dan penentu pembangunan

namun yang menjadi permasalahan disetiap desa yaitu kurangnya pemahaman

masyarakat terkait manfaat Alokasi Dana Desa (ADD) dan itulah yang menjadi

tantangan dan masalah yang dihadapi dari setiap desa. Sehingga aparatur

pemerintah Desa maupun pihak lain untuk melakukan pemberdayaan masyarakat

dengan memanfaatkan Alokasi Dana Desa (ADD) yang di harapakan masyarakat

bisa berdaya guna dan berhasil guna sehingga masyarakat bisa mandiri untuk

memperbaiki aspek kehidupan mereka.

Desa Naas merupakan desa yang terletak di Kabupaten Bantaeng

Kecamatan Eremerasa yang memiliki luas 3,94 Km. Di Desa Naas Masyarakat

sangat Mengandalkan tanaman cengkeh sebagai salah satu sumber dan komuniti

kekuatan ekonomi. Sehingga untuk meningkatkan daya hidup masyrakat maka


pemerintah dalam hal ini pemerintah desa harus memperhatikan kualitas dan

peningkatan ekonomi masyarakat, dimanaa salah satunya yaitu meningkatkan

pelaksanaan otonomi pemerintahan desa.

Menurut Widjaja (2014:132) otonomi desa merupakan subsitem dari

sistem negara Kesatuan Republik Indonesia. Sehingga dalam rangka pelaksanaan

otonomi pemerintahan Desa Naas di harapkan mampu menjakankan

pemerintahan secara baik demi tercapainya keadilan dan kesejahteraan

Masyarakat desa. Demi terwujudnya pembangunan secara fisik dan

pemberdayaan masyarakat mencapai sasaran maka yang di perlukan oleh Desa

Naas adalah upaya-upaya untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat desa

dan membangun kemanpuan masyarakat Desa Naas Kecamatan Malaka Barat

Kabupaten Malaka.

Desa Naas merupakan desa yang terletak di Kabupaten Malaka

Kecamatan Malaka Barat yang memiliki luas 3,94 Km. Di Desa Naas

Masyarakat sangat Mengandalkan tanaman cengkeh sebagai salah satu sumber

dan komuniti kekuatan ekonomi. Sehingga untuk meningkatkan daya hidup

masyrakat maka pemerintah dalam hal ini pemerintah desa harus memperhatikan

kualitas dan peningkatan ekonomi masyarakat, dimanaa salah satunya yaitu

meningkatkan pelaksanaan otonomi pemerintahan desa. Program alokasi dana

desa merupakan sebuah program, jika di jalankan dengan baik memiliki pengaruh

yang sangat besar terhadap pemberdayaan masyarakat baik dalam bidang

pembagunan, kesehatan, pendidikan, pertanian maupun dalam bidang

pemberdayaan lainya. Dan dengan adanyanya program alokasi dana desa sehingga
dapat mewujudkan tercapainya tingkat kesejahteraan taraf hidup masyarakat. di

Desa Naas Kecamatan Malaka Barat Kabupaten Malaka program ini di tangani

langsung oleh aparatur pemerintah desa oleh sebab itu, peneliti lebih memilih

meneliti mengenai program ini karena jika dana ini di kelola, dengan baik dan

jujur, transparansi maka hasil pemberdayaan akan terlihat nyata.

Berhubungan dengan apa yang sudah di uraikan di atas, maka penulis

tertarik untuk mengadakan penelitian tentang

1.2 Rumusan masalah

Alokasi dana desa (ADD) merupakan sebuah program jika di jalankan

dengan baik memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pemberdayaan

masyarakat. Berdasarkan uraian di atas maka dirumuskan permasalahan yang

menjadi titik fokus penelitian lebih mendalam yaitu :

1. Apakah alokasi dana desa (ADD) berpengaruh terhadap pemberdayaan

masyarakat di Desa Naas .

2. Berapa besar pengaruh alokasi dana desa (ADD) terhadap pemberdayaan

masyarakat di Desa Naas .

1.3 Tujuan penelitian

Dari latar belakang dan rumusan masalah yang telah di paparkan di atas

maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh alokasi dana desa (ADD) terhadap

pemberdayaan masyarakat di Desa Naas

2. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh alokasi dana desa (ADD) terhadap
pemberdayaan masyarakat diDesa Naas.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Di harapkan hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran

untuk meningkatkan pengembangan ilmu yang berkaitan dengan penggunaan

alokasi dana desa (ADD) dalam pemberdayaan, masyarakat di desa Naas.

1.4.2 Manfaat Praktis

Di harapkan hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran dan

kontribusi bagi semua pihak yang bersangkutan, untuk meningkatkan kualitas

serta menjadi bahan acuan dalam formulasi dan pelaksanaan program kebijakan

alokasi dana desa (ADD) di masa mendatang agar sesesuai dengan kebutuhan

masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai