PROPOSAL PENELITIAN
OLEH
FEBIANA M. O BERE
NPM : 22180207
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Kuasa,
keterbatasan dalam menyelesaikan proposal ini, namun karena ada bantuan dari
berbagai pihak sehingga proposal penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.
Menyadari akan hal tersebut maka tidak lupa penulis mengucapkan limpah terima
kasih kepada:
1. Rektor Universitas Timor, Atas kesempatan dan fasilitas yang telah diberikan
2. Dr. Drs. Elpius Kalembang, M.Si, Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik .
3. Dr. AP. Aplonia Pala, S.Sos.,MM Selaku Ketua Program Studi Ilmu
Administrasi Negara.
5. Bapak / Ibu Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik terkhusus Dosen
ii
6. Alm. Bapak Daniel Bere dan Ibu Yasintha Nahak tercinta yang telah
membesarkan penulis dentgan usaha dan bimbingan yang penuh kasih sayang
dengan baik.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................vi
DAFTARLAMPIRAN........................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
iv
3.4. Teknik Pengumpulan Data......................................................................27
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
terkenal sebagai salah satu Negara terbesar penghasil kain tradisional yang
Indonesia adalah bahan dan corak hias serta nilai-nilai yang terdapat pada kain
dan kain batik) yang kelestariannya dapat dipertahankan sampai saat ini.bgitu juga
pada Masyarakat Nusa Tenggra Timur (NTT) terdapat khas tradisional yakni kain
tenun,dengan beraneka ragam motif yang menjadi warisan dari leluhur nenek
moyang.
dinegara Indonesia,menjadi banggsa Indonesia sebagai bangsa yang kaya dan unik
dengan budaya lokal yang dapat diwariskan oleh para leluhur,dan itu merupakan
viii
Nusa Tenggra Timur merupakan salah satu provinsi di Negara yang sangat
diwariskan oleh para leluhurnya,yang slah satunya adalah tenun ikat (Tais soru)
yang sampai sekarang masih tetap dipertahankan oleh Masyarakat Nusa Tengara
Malaka .walaupun sudah berdiri menjadi salah satu kabupaten sendiri, namun,
termasuk kebiasaan dalam berpakaian, dan proses penenun kain,serta kreasi corak
perbedaan-perbedan atau variasi motif,bahan, dan warna yang menjadi cirri khas
ix
Dengan beranekaagaman suku yang ada di Nusa Tenggara Timur, ini
menyebabkan terdapat beragamnya motif yang dihasilkan pada tenunan dan pada
salah satu dari sekian banyak produk tradisional bangsa Indonesia yang dibuat
Kalo melihat, perkembangan zaman yang semakin maju saat ini, sangat
kearah yang lebih praktis atau modern tanpa mereka dapat melihat, fungsi dan
nilai-nilai yang terkandum dalam Tenun Ikat dan bahkan para generasi muda tidak
peduli terhadap kebudayaan lokal yang menjadi cirri khas dari masing” daerah.
Salah satu upaya untuk mencegah agar tetap terjaga kelestarian dan
keberlangsungan kain tenun sebagai salah satu kearifan lokal masyarakat yakni
Terdapat dua jenis kain tradisionaldi Malaka yaitu kain marobo dan kain
motif malaka. Kain marobo adalah kain kas malaka yang selalu di padarkan
dengan haraga yang dijangkau dan kain marobo adalah kain tenun tradisional
membentuk ragam hias dengan cara disungkitpada bagian benang lungsi. Kain
marobo adalah kain yang di tentukan oleh nenek moyang daerah Malaka untuk
Kabupaten Malaka. dan kain marobo adalah kain motif taradisonal yang selalu di
x
Daerah kabupaten Malaka ada kelompok tenun membuat tenun ikat yang
berada di Desa Haitimuk Kabupaten Malaka. Kelompok tenun ini memiliki kreasi
serta melihat minat dan kebutuhan masyarakat yang semakin berkembang dengan
inovasi terbaru baik dari segi teknik, motif serta warna pada setiap pembuatan
kain tenun.Begitu juga dengan kelompok tenun ikat yang menggunakan teknik
berbeda pada pembuatan kainnya, seperti pada pembuatan kain tenun ikat yang
dikombinasikan dengan teknik futus. Tais Marobo menjadi kain tenun ikat yang
paling mewah dan banyak diminati olehh masyarakat Malaka ataupun dari luar
Malaka. hampir seluruh perempuan di Malaka, terutama para ibu rumah tangga
a. Por (kniun) alat yang berfungsi sebagai penahan pinggang penenun. Bahannya
d. Apit (atis), alat untuk mengulung tenunan yang sudah jadi letaknya didepan
perut penenun.
e. Jarum panjang (knusuk) alat untuk mencungkil kain agar terlihat rapih.
xi
f. Gedogan (kakabalun) alat tenun tradisional yang tebuat dari bamboo dan kayu,
Nilai budaya kerajinan tenun ikat jelas, yakni sebagai salah satu unsur
budaya. Nilai filosofinya terkandung dalam setiap motif kain tenun. Sedangkan
nilai ekonomisnya, kain tenun saat ini memiliki nilai tawar yang cukup tinggi.
Jika di ketahui dengan baik, kerajinan tenun ikat bisa menjadi sumber pencaharian
yang baik. Kain tenun yang ada di Daerah Kabupaten Malaka bermacam-macam.
Namun ada satu yang paling popular atau terkenal yaitu Kain Tenun Ikat Marobo.
Dalam bahasa daerah disebut Tais Marobo. Tais marobo adalah tenun ikat yang
paling mewah diantara tenun ikat lainnya di Malaka. Proses menenun Tais
akan jadi membutuhkan waktu yang lama. Warna khas yang popular dari kain
tenun Tais Marobo adalah merah dan campuran warna hijau, hitam dan kuning
keemasan. Harganya dimulai dari 500 ribu hingga 1 juta lebih, tergantung motif
dan ukurannya.
xii
Pria
c. Selendang 33 Seledang Rp. 370.000 Rp.12.210.000
Marobo
Jumlah Pertahun Rp. 84.110.000
3 2021 Kelompok a. Kain Marobo 34 Kain Rp.1.575.000 Rp. 53.550.000
Umakraik Wanita
b. Kain Marobo 25 Kain Rp. 2.150.000 Rp. 53.750.000
Pria
c. Selendang 44 Seledang Rp. 400.000 Rp. 17.600.000
Marobo
Jumlah Pertahun Rp. 124.900.000
Jumlah Keseluruhan 493 Rp. 11.995.000 Rp. 304.024.700
Sumber : Olahan Penelitian 2021.
Berdasarkan tabel 1.1 bahwa harga kain tenun ikat marobo menunjukan
terjadi peningkatan pada setiap tahun. Terjadinya peningkatan terhadap harga kain
marobo berarti dapat disimpulkan bahwa kualitas kain marobo berkualitas baik
sehingga mempunyai banyak peminat untuk dimiliki. Oleh karena itu, masyarakat
seperti bahan dan pasar untuk kain tenun marobo. Hal ini sudah diakomodirkan
oleh pemerintah Desa namun hanya sekedar memberikan bahan tetapi untuk
penyedian pasar belum ada sehingga masyarakat terkadang sulit dalam proses
pemasaran karena harus usaha sendiri. Dari permasalahan tersebut peneliti tertarik
untuk meneliti lebih dalam dengan judul: “Kinerja Kelompiok Tenun Ikat Marobo
xiii
1.2 Indentifikasi Masalah
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang di atas, dapat dikatakan
bahwa hal yang mempengaruhi hasil kerja Tenun Ikat kurang bagus:
ikat
konsumen
Kabupaten Malaka.
1. Manfaaat teoritis
a. Bagi penulis
b. Bagi pemerintah
kebutuhan Kelompok.
xv
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
didalam melakukan suatu pekerjaan. Lebih tegas lagi Lawler dan Porter (1967-
mengemukakan kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang
atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan
organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hokum dan sesuai dengan
berperilaku
dalam melaksanakan tugas, berarti menunjukkan suatu peran dalam organisasi.
yang digerakkan oleh sekelompok orang yang berperan aktif sebagai pelaku
(Prawirosentono,1999dalamRudi,2006-4)
xvi
Kinerja (performance) merupakan suatu pencapaian persyaratan pekerjaan
juga mengartikan kinerja (prestasi kerja) sebagai hasil kerja secara kualitas dan
327).
adalah produk waktu dan peluang. Peluang tanpa waktu untuk mengejar peluang
tersebut bukan apa-apa. Dan waktu yang tidak kita miliki, yang tidak memberi
melakukan perbuatan suatu keadaan siap untuk bertindak dengan cara tertentu
(Sutrisno2010-174).
xvii
Dalam Sutrisno (2010-175) menyatakan bahwa perilaku seseorang akan
organisasi bisnis maupun publik. Bila suatu organisasi mempunyai SDM yang
mempunyai tanggung jawab yang tinggi, moral yang tinggi, hokum yang andal,
maka dapat dipastikan organisasi tersebut akan mempunyai kinerja yang baik.
karyawan yang ada dalam organisasi agar tujuan organisasi dapat tercapai.
suadahditetapkan.
kinerja merupakan hasil dari suatu yang telah dikerjakan dalam organisasi sesuai
tanggung jawab dan wewenang yang telah diberikan kepada individu atau
kelompok kerja guna mencapai tujuan organisasi sesuai dengan nilai dan norma
yang ada.
Untuk mendapatkan kinerja yang baik dari karyawan ada beberapa factor
xviii
a. Efektifitas dan efesiensi artinya efektifitas dari kelompok (organisasi) bila
b. Otoritas dan tanggung jawab artinya dalam organisasi yang baik wewenang
mengetahui apa yang menjadi hak dan tanggung jawabnya dalam rangka
c. Disiplin artinya secara umum, disiplin menunjukan suatu kondisi atau sikap
hormat yang ada pada diri karyawan terhadap peraturan dan ketatapan
perusahaan.
tujuan organisasi.
a. Kualitas kerja artinya merujuk pada hasil (output) yang telah dilaksanakan
kerja adalah jumlah kerja yang dilaksanakan oleh seseorang pegawai dalam
sesuai dengan rencana dan tujuan yang telah ditetapkan dengan tidak
xix
membuang banyak waktu, tenaga, dan biaya.
dimana pegawai selalu datang dan pulang tepat waktu serta mengerjakan
kepada seseorang atau lembaga, yang didalmnya terdapat rasa cinta dan
terbaik.
pegawai adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
berikut:
xx
seorang menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan tuntutang yang
dibutuhkan.
dengan baik walaupun dalam dengan ada dan tidak adanya pengawasan.
tindakan yang mempunyai maksud yang ditetapkan oleh seorang aktor atau
sejumlah actor dalam mengatasi suatu masalah atau suatu persoalan. Nugroho,
(2009 :86) Kebijakan publik adalah apapun juga yang dipilih oleh pemerintah,
xxi
komunikasi dan faktor-faktor lainnya.
keberhasilan dari suatu kinerja berdasarkan kebijakan yang ada yaitu sebagai
berikut:
1. Kualitas
Kualitas dapat diartikan sebagai mutu atau tingkat dari baik buruknya suatu
taraf atau derajat suatu hal. Istilah kualitas sering kali digunakan baik untuk
bisnis maupun hal lainnya. Ada banyak jenis kualitas mulai dari kualitas
a. Kualitas produk
b. Kualitas pelayanan
memberikan banyak defenisi dan makna, dimana setiap orang bisa saja
xxii
Adapun unsur dari kualitas pelayanannya itu antara lain sebagai
berikut:
nyaman
2. Kuantitas
atau nilai yang dapat dihitug dengan pasti. Kuantitas dapat berupa jumlah
a. Kuantitas penduduk
kebutuhan tenaga kerja, dengan demikian tidak perlu ada tenaga kerja
b. Kuantitas kerja
dalam periode tertentu. Kuantitas ini dapat dilihat dari hasil kinerja
dapat dilihat dari jumlah kerja serta pemanfaatan waktu selama bekerja.
xxiii
c. Kuantitas produk
Tenun ikat atau kain ikat adalah karya Indonesia berupa kain yang ditenun
dari helaian benang pakan atau benang lungsing yang sebelumnya diikat dan
dicelupkan ke dalam zat pewarna alami. (Therick, 1989). Alat tenun yang dipakai
adalah alat tenun bukan mesin. Kain ikat dapat dijahit untuk dijadikan pakaian
sesuai dengan corak atau pola hias yang diingini. Ketika dicelup, bagian benang
yang diikat dengan tali plastik tidak akan terwarnai. Tenun ikat ganda dibuat dari
menenun benang pakan dan benang lungsin yang keduanya sudah diberi motif
pembuatan zat pewarna kain. Pertama yaitu pembuatan benang dengan cara
pemberat yang berbentuk layaknya gasing ini dibuat dari terakota atau kayu.
Adapun bahan dasar membuat benang antara lain, kapas, kulit kayu, serat Pisang,
xxiv
serat Nanas, daun Palem. Yang kedua yaitu pembuatan zat warna yang terdiri dari
dua warna Biru dan warna Merah. Warna Biru ini di dihasilkan dari Mirinda
Citrifonela atau Mengkudu dan bisa disebut juga Indigo. Alternatif lain yaitu
xxv
2.4 Konsep Tenun Ikat
yang sama, yaitu memintal bahan-bahan tertentu yang dapat dibuat menjadi
benang yang kemudian dibuat kain atau sarung dengan menggunakan teknik-
karya seni batik atau seni motif lainnya dapat dilindungi. Hal ini membuat
kemampuan.
Alat yang digunakan untuk menenun kain secara umum adalah gedokan
dan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin). (1) Alat yang masih sangat tradisional
adalah gedokan yang difungsikan secara tradisional. Penggunaan alat gedokan ini
dalam membuat kain akan menghasilkan kain dengan lebar 55 cm, sehingga untuk
membuat kain sarung dengan panjang 110 cm dengan panjang dua meter
dibutuhkan lebih banyak bahan dan waktu penyelesaian satu buah kain sarung
adalah 3 – 4 bulan. (2) ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) dengan menggunakan
alat ini, dalam satu hari bisa dihasilkan 3 -5meter kain dengan lebar 70, 90, dan
110 cm.
19
Widati (2002: 135) dan Poerwadarminta, (1989: 32) mengartikan tenun
sebagai hasil kerajinan berupa kain dari bahan yang dibuat benang (kapas, sutra,
dan sebagainya) dengan cara memasukkan bahan secara melintang pada lusi.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
2 Sonny Sarung deko Proses awal tenun kain di Sikka dalam Tenun ikat
Syaputra (tenun ikat) catatan sejarah, dieksplorasi secara Sarung Deko di
(2019) di maumere hebat sekitar tahun 1600-an oleh Raja maumere adalah
nusa tenggara Don Aleksius Alesu Ximenes Da kegiatan yang
timur Silva, diturunkan secara
yang akrab disapa “Mo’ang Lesu” turun temurun
sebagai perintis tradisi tenun- oleh nenenk
menenum di moyang.
kampung Sikka sejak tahun 1607.
Sebagai salah satu ungkapan rasa
terima kasih
atas jasanya, hingga kini kaum ibu
selalu “mengabadikan” motif Rempe
Sikka
Tope pada salah satu jenis tenunan
mereka karena motif tersebut
20
merupakan salah
satu motif kesukaan Mo’ang Lesu
3 Genisa Kain Tenun Kampung Tenun adalah sebuah rumah Berdasarkan hasil
Meira , Ikat Dengan produksi tenun yang merupakan penelitian dapat
Titi Bahan Sutera binaan dari Cita disimpulkan
Soegiart Alam Tenun Indonesia (CTI) dan bahwa proses
y , Bandi (Analisis Perusahaan Gas Negara (PGN). pembuatan kain
Soband 1Deskriptif Adanya Kampung Tenun ini tenun ikat di
(2013) Oranamen memberikan bukti bahwa Kampung Tenun
Kain Tenun perkembangan tenun di Jawa Barat khususnya di
Ikat Dengan semakin berkembang dan berupaya Sutera Alam
Bahan Sutera untuk melestarikan warisan budaya Family masih
Alam Di yang sudah ada secara turun-menurun menggunakan alat
Kampung dari generasi ke genarasi tenun tradisional
Tenun ini. Pengolahan sutera sebagai bahan yaitu alat tenun
Panawuan baku di Kampung Tenun bukan
Kabupaten menggunakan bahan baku yang menggunakan
Garut) diimpor dari Cina. mesin (ATBM)
Metode penelitian yang digunakan Proses yang
adalah metode deskriptif analisis kedua adalah
dengan pendekatan proses menenun
kualitatif, lokasi penelitian ini adalah yang dibagi
Sutera Alam Family yang merupakan menjadi dua
pusat produksi di bagian sebelum
Kampung Tenun Panawuan menenun, proses
Kabupaten Garut yang berlokasi di tersebut yaitu
Panawuan Loa, Desa Sukajaya proses
Kecamatan Tarogong Kidul, pembuatan
Kabupaten Garut, Jawa Barat. Teknik benang lungsi dan
pengumpulan data yang pakan. Ornamen
digunakan dalam penelitian ini antara yang tampak pada
lain: observasi, wawancara, studi Kampung Tenun
pustaka, dan dokumentasi. adalah ornamen
geometris dan
non geometris
serta terdapat
ornamen
modifikasi dari
daerah lain.
Sumber : file:///C:/Users/User/Downloads/Documents/penelitian-tenun-ikat-kec-
raimanuk.pdf, https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/8617-
Full_Text.pdf, https://media.neliti.com/media/publications/242556-
kain-tenun-ikat-dengan-bahan-sutera-alam-811f5b09.pdf.
21
2.6 Kerangka Pikir
faktor lainnya.
keberhasilan dari suatu kinerja berdasarkan kebijakan yang ada yaitu sebagai
berikut:
1. Kualitas
Kualitas dapat diartikan sebagai mutu atau tingkat dari baik buruknya suatu
taraf atau derajat suatu hal. Istilah kualitas sering kali digunakan baik untuk
bisnis maupun hal lainnya. Ada banyak jenis kualitas mulai dari kualitas
a. Kualitas produk
22
nilai dimata pelanggan.
b. Kualitas pelayanan
banyak defenisi dan makna, dimana setiap orang bisa saja menafsirkannya
2. Kuantitas
Kuantitas sering kali digunakan sebagai tolak ukur terhadap jumlah atau
nilai yang dapat dihitug dengan pasti. Kuantitas dapat berupa jumlah peserta,
jumlah karyawan dan lain sebagainya. Perlu diketahui bahwa kuantitas sering
a. Kuantitas penduduk
kebutuhan tenaga kerja, dengan demikian tidak perlu ada tenaga kerja
b. Kuantitas kerja
periode tertentu. Kuantitas ini dapat dilihat dari hasil kinerja pegawai
23
c. Kuantitas produk
Gambar 2.1
Karangka Berpikir
Indikator Kinerja
1. Kualitas Peningkatan
a. Kualitas Produk Peminat dan
Administrasi Manajemen
b. Kualitas Pelayanan Harga Kain
Publik Publik Tenun Ikat
2. Kuantitas
a. Kuantitas penduduk Marobo Yang
b. Kuantitas Kerja Ada Di Desa
c. Kuantitas produk Haitimuk
24
BAB III
METODE PENELITIAN
untuk meneliti pada kondisi alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument
kunci, teknik pengumpulan dengan triangulasi, analisis data bersifat induktf atau
melalukan suatu analisis dengan cermat tentang Kinerja Kelompok Tenun Ikat
agar penelitian tidak bisa dalam menelaah suatu fakta atau data. Hal ini
1. Kualitas
a. Kualitas Produk
b. Kualitas Pelayanan
25
2. Kuantitas
a. Kuantitas Penduduk
b. Kuantitas Kerja
c. Kuantitas Produk
1. Informan
penentuan sumber data pada proposal ini masih bersifat sementara, dan akan
Kabupaten Malaka
2. Dokumen
26
disajikan sumber data berkaitan dengan Kinerja Kelompok Tenun Ikat
1. Observasi.
penginderaan.
2. Wawancara.
27
3. Dokumentasi
masalh penelitian.
digunakan teknik analisis perbandingan tetap atau sering juga dikenal dengan
dibandingkan antara yang satu dengan yang lainnya, kemudian secara tepat
dibandingkan katagori yang satu dengan katagori yang lainnya, dengan demikian
Gambar 2.2
Komponen-Komponen Analisis Data: Model Interaktif
Pengumpulan Penyajian
data data
Reduksi
data
Penarikan
kesimpulan
28
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Lain :
file:///C:/Users/User/Do wnloads/Documents/penelitian-tenun-ikat-
kecraimanuk.pdf
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/8617-Full_Text.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/242556-kain-tenun-ikat-dengan-
bahan sutera-alam-811f5b09.pdf.
29