Anda di halaman 1dari 9

MEMO INTERNAL

RUMAH SAKIT LIRBOYO

No: 03/ / RSUL/IV/2020


Kepada Yth : Dari :
Direktur RSU Lirboyo Ratnawati, S.Farm., Apt
Bidang :
Instalasi Farmasi
Tanggal :
26 Mei 2020

Perihal : Laporan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Lirboyo bulan Mei 2020

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Teriring doa semoga Alloh SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah – Nya pada
kita dalam menjalankan tugas dan kewajiban kita sehari – hari. Amin.
Bersama ini kami mengajukan laporan Instalasi Farmasi periode 26 April 2020 – 25 Mei 2020
di Rumah Sakit Umum Lirboyo.
Demikian memo internal ini kami sampaikan, mohon dilakukan koreksi dan atas perhatian Ibu
Direktur disampaikan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Mengetahui,
Kepala Bidang Penunjang Medik

dr. Elida Mustikaningtyas, Sp.THT-KL


Tanda Tangan :
Lembar Disposisi :

1
LAPORAN INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT UMUM LIRBOYO KEDIRI
BULAN MEI 2020

A. PENDAHULUAN
Pelayanan farmasi rumah sakit merupakan salah satu kegiatan di rumah sakit yang
menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. Hal tersebut diperjelas dalam
KeputusanMenteri Kesehatan Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar
Pelayanan Rumah Sakit, yang menyebutkan bahwa pelayanan farmasi rumah sakit
adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit
yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk
pelayanan farmasi klinik, yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Tuntutan
pasien dan masyarakat akan mutu pelayanan farmasi, mengharuskan adanya
perubahan pelayanan dari paradigma lama (drug oriented) keparadigma baru (patient
oriented) dengan filosofi Pharmaceutical Care (pelayanan kefarmasian). Praktek
pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadu dengan tujuan untuk
mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah obat dan masalah yang
berhubungan dengan kesehatan.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Monitoring pelayanan kefarmasian yang meliputi pengadaan, pendistribusian,
penyimpanan yang berorientasi pada pelayanan paripurna pada pasien dan seluruh
unit di Rumah SakitUmum Lirboyo.

2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui ketersediaan obat dan alkes (nilai persediaan), penjualan total,
pembelian total dan ketepatan pelayanan kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah
Sakit Umum Lirboyo.

C. WAKTU EVALUASI
Waktu evaluasi dilakukan pada tanggal 26 April 2020 – 25 Mei 2020

D. KEGIATAN
Data diambil dari faktur pembelian, resep penjualan obat dari poli, rawat inap,
UGD dan kotak saran dari pasien rawat jalan dan rawat inap. Monitoring stok obat dan
alkes tiap unit dan di ruang obat di rumah sakit lirboyo. Meningkatkan pemantauan
obat expired
Hal ini dilakukan karena stok obat dan alkes merupakan prioritas utama ruang
obat. Periode waktu pengambilan data pada tanggal 26 April sampai dengan 25 Mei
2020.

E. LAPORAN KEGIATAN
1. Keterlambatan Jumlah Pasien dalam menerima obat Non Racikan (Rawat
Jalan)
No Tanggal Jumlah Sampel Jumlah Keterlambatan
1 26/04/2020 12 0
2 27/04/2020 15 0
3 28/04/2020 10 1
4 29/04/2020 34 2
5 30/04/2020 16 0
6 31/04/2020 46 1
7 01/05/2020 11 0
2
8 02/05/2020 12 0
9 03/05/2020 15 0
10 04/05/2020 19 0
11 05/05/2020 10 1
12 06/05/2020 12 1
13 07/05/2020 15 0
14 08/05/2020 39 3
15 09/05/2020 35 2
16 10/05/2020 13 1
17 11/05/2020 10 0
18 12/05/2020 13 0
19 13/05/2020 12 0
20 14/05/2020 40 4
21 15/05/2020 12 0
22 16/05/2020 30 3
23 17/05/2020 10 0
24 18/05/2020 14 0
25 19/05/2020 16 0
26 20/05/2020 15 0
27 21/05/2020 21 1
28 22/05/2020 39 4
29 23/05/2020 34 2
30 24/05/2020 16 1
31 25/05/2020 14 0
TOTAL 610 27

2. Jumlah Resep yang Penulisannya tidak sesuai dengan Formularium


a. Jumlah sampling : 100
b. Jumlah penulisan sesuai formularium : 96= 96 %
c. Jumlah penulisan tidak sesuai formularium : 4= 4 %

No Penulisan Jumlah
1 Sesuai 96 %
2 Tidak sesuai 4%

d. Grafik data penulisan resep

3
3. Kejadian Kesalahan Pemberian Obat (KTD dan KNC)
No Tanggal Nama Kejadian Kronologis Insiden Tindakan
Kejadian Pasien KTD dan Setelah Kejadian
KNC
- - - - - -

4. Monitoring stok Obat dan Alkes yang Expire Date Tahun 2020 di Unit
Pelayanan dan Instalasi Farmasi

a. DAFTAR PEMUSNAHAN OBAT EXPIRE DATE

No Nama Obat Tanggal ED Satuan Jumlah

1 Bronchityn 03-2019 Botol 1


2 Miravon syr 06-2019 Botol 1
3 Comtusy syr 06-2019 Botol 3
4 Prohys tab 06-2019 Tablet 200
5 Probiostim 03-2019 Tablet 330
6 Captropil 50 10-2019 Tablet 200
7 Itroconazole 09-2019 Tablet 90
8 Mycroginon 08.2019 Box 3
10 Meropenem 01-2020 Vial 4
11 Microtina 06-2019 Tablet 220
12 Gabryl tab 12-2019 Tablet 16
13 Ketoconazole tab 06-2019 Tablet 400
14 Calcii Gluconas 02-2020 Box 1
15 Betadine salep 12-2019 Tube 3
16 Tibigon Tab 09-2019 Tablet 180
18 Rebamipide 11-2019 Box 1
19 Surflo 22 PD 11-2018 Box 1
20 NGT no 8 12-2016 Box 1
21 Surflo 22 PD 12-2016 Box 1
22 Glimeperid 4 mg 01-2019 Tab 270
24 Otsu Salin 3% 01-2020 Btl 4

b. DAFTAR OBAT HAMPIR EXPIRE DATE 2020


NAMA OBAT TGL EXPIRE JUMLAH KETERANGAN
DATE

Neprolit tab 03-20 50 tab Digunakan/


kemasan sudah di
buka
Profut tab 03-20 180 tab Digunakan /
kemasan sudah di
buka

4
Farmalat tab 05-20 30 tab Digunakan
Glicazid 80 mg 05-20 750 tab Digunakan/
Diretur /faktur
masih dicari
Dexketoprofen 05-20/ 08-20/09- 2 bx / 7 bx Retur / Kalista
tab 20 / 1 box
Meixam inj 05-20 6 inj Retur / PT.MPI
Evofion inf 05-20 23 pcs Retur/PT United
Dico
Nerilon cream 06-20 11 tube Retur
Valsartan 160 mg 06-20 6 box Diretur / Kalista
Tramdol inj 06-20 10 inj Digunakan
Berotec sray 07.20 21 pcs Retur / Tempo
Infumal inf 07-20 22 pcs Retur / PT BSP
Lisinopril 10 mg 07-20 320 tab Retur
Alloris tab 07-20 67 tab Digunakan
Levofloxacin 750 07-20 54 pcs Retur/ PT Enseval
inf
Sanorin 08-20 10 btl Digunakan
Alganax 1 mg 11-20 98 tab Retur/ PT.MPI
Ketoconazole 08-20 10 tube Digunakan /
cream Sendang
Amlodipin 5 mg 09-20 3900 tab Digunakan /
Faktur Dicari
Amlodipin 10 mg 09-20 13800 tab Digunakan/
Faktur Dicari
Denomix cream 09-20 20 tube Digunakan /
Faktur dicari
Depakote tab 10-20 600 tab Digunakan /
Faktur dicari
Cygest 10-20 25 supp Retur/ PT.BSP
Maltiron Syr 10-20 7 fls Retur/ Kalista
Forneuro 11-20 1170 tab Diretur / Enseval
Doxixyclin capsul 11-20 500 tab Digunakan
Mgso 40% 11-20 40 pcs Retur/ Merapi

5. Monitoring obat stop dan obat tidak diminumkan di Rawat Inap


a. Obat Stop (25 April – 26 Mei 2020 dengan Σ 379 pasien)

Nama Pasien Nama Obat Stop Tgl obat stop Keterangan


Ny. Sumarmi Ciprofloxacin 3 Mei 2020 -
Dewi Nastusha Puyer bapil 5 Mei 2020 -
Levofloxacin 65mg 9 Mei 2020 -
Tn. Saroni Lisinopril 5mg 11 Mei 2020 Ganti Amlodipin 5 mg
Ny. Nurul M Furosemid 20 Mei 2020 -
Ny. Bakiran Amlodipin 5 mg 22 Mei 2020 Ganti amlodipin 10 mg
CPG 23 Mei 2020 -
Atorvastatin 23 Mei 2020 -

5
b. Obat Tidak Diminumkan (25 April – 26 Mei 2020 dengan Σ 379 pasien)
Nama Pasien Nama Obat tdk Tgl obat tdk Keterangan
diminumkan diminumkan
- - - -

6. Permasalahan dan Kendala di IFRS


a. Permasalahan dan Kendala di IFRS (Rawat Jalan)
1) Ada beberapa obat yang sudah tidak pernah diresepkan sehingga dapat
menimbulkan obat expire date (obat date moving dan slow moving)
2) Kurangnya monitoring obat expire date oleh petugas IFRS di unit unit
pelayanan ataupun IFRS.
3) Pemberian resep Rawat inap dan rawat jalan sering tidak sesuai dengan
status pasien (Umum/BPJS/JKD)
4) Pasien BPJS sering komplain/keberatan jika diminta untuk ttd SEP ke
bagian Pendaftran (sosialisasi alur Ttd SEP ke petugas Pendaftaran dan
Poli)
5) Keterlambatan jadwal poli sehingga resep datang secara bersamaan dengan
poli lainya sehingga terjadi penumpukan resep di IFRS sehingga
menimbulkan pelayanan farmasi lama.

b. Permasalahan dan Kendala di IFRS (Rawat Inap)


1) Perawat tidak melakukan konfirmasi ulang ke farmasi apabila pasien yang
awalnya rencana pulang dan akhirnya tidak jadi pulang, sedangkan obatnya
terlanjur diberi 1 kali saja (ex: siang saja, malam paginya terlanjur ditarik)
2) Resep pasien Rawat Inap terkadang tidak diberi identitas yang lengkap (ex:
kamar rawat inap, nomor RM) dan penulisan kamar/ ruang pasien tidak
sesuai dengan di SIMRS, biasanya terjadi pada resep pulang.
3) Resep pasien BPJS dan pasien Umum saling tertukar dengan stiker identitas
yang sudah tertempel (pasien Kaber)
4) Pada saat pencocokan obat UDD di rawat inap, perawat meminta obat
sedangkan saat itu petugas IFRS belum menyiapkan obat setelah dikroscek
ternyata pasien belum mendapatkan resep obat tersebut dan terkadang obat
yang di minta perawat tablet sedangkan diresep injeksi.
5) Ada retur obat pulang pasien Rawat Inap tidak sesuai dengan obat yang
sudah diberikan dan obat retur terkadang tidak diberi identitas pasien.
6) Sisa obat pasien Rawat Inap yang pulang, obat oral yang sudah disiapkan
dengan sistem UDD (siang-malam-pagi) tidak dibawakan pulang oleh
perawat (ex : pasien pulang sore, seharusnya obat malam dan pagi
dibawakan kefarmasi agar dibawakan pulang dengan obat sisa yang
lainnya).

7. Administrasi Instalasi Farmasi RSU Lirboyo


KETERANGAN DEBET KREDIT SALDO
Kas Instalasi Rp.214.056.248,00
Farmasi
Pelunasan Hutang Rp. 214.056.248,00
Saldo

6
8. Nilai Pembelian Penjualan dan Persediaan Obat dan Alkes Instalasi Farmasi
RSU Lirboyo
a. Nilai penjualan pasien BPJS, Pasien JKD, Pasien Umum, Santri dan Penjualan
Bebas
PENJUALAN
PASIEN ASURANSI ADMEDIKA Rp. -
MANDIRI INHEALT Rp. -
PASIEN BPJS Rp. 135.583.953,00
PASIEN DZURIYAH Rp 277.430,00
PASIEN JKD Rp. 7.056.019,00
PASIEN SANTRI Rp. 5.073.001,00
PASIEN UMUM Rp. 54.864.000,00
PENJUALAN BEBAS Rp. 20.199.881,00
TOTAL Rp. 223.054.284,00

b. Nilai Pembelian dan Penjualan Total di IFRS


BULAN PEMBELIAN PENJUALAN
(2020)
MARET Rp. 360.991.101,00 Rp 373.871.240,59
APRIL Rp. 281.145.282,00 Rp. 278.602.169,00
MEI Rp. 214.056.248,00 Rp. 223.054.284,00

Bentuk grafik pembelian, penjualan dan persediaan obat dan alkes Instalasi
Farmasi Rumah Sakit Umum Lirboyo.

F. ANALISIS
Dari hasil data tabel laporan nilai persediaan, pembelian, penjualan obat dan alkes di
Instalasi Farmasi dapat disimpulkan bahwa :
1. Jumlah sempel keterlambatan jumlah pasien dalam menerima obat
non racikan sebesar 4.4 %
2. Banyak obat yang mendekati expired date di tahun 2020 dan
dilakukan proses retur
3. Adanya pemusnahan obat expire date tahun 2019 dan 2020.
4. Tidak ada KTD dan KNC di bulan Mei.
5. Jumlah penulisan resep sesuai formularium 96 % dan jumlah
penulisan resep tidak sesuai formularium 4 %
6. Nilai Persediaan obat dan alkes di Instalasi Farmasi meningkat dari
bulan ke bulan sebesar 80%
7
7.Nilai penjualan pada bulan Mei 2020 menurun di bandingkan nilai penjualan di
bulan April 2020 sebesar 19.9%.
8. Kurangnya komunikasi antara petugas IFRS dan Perawat, sehingga terjadi
miscomunikasi jika terjadi pasien pindah kamar/pasien tidak jadi pulang.
.
G. REKOMENDASI
Dari hasil laporan yang telah dibuat dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Penulisan resep rata-rata sudah memenuhi standart formularium
2. Lebih ditingkatkan kembali pelayanan IFRS agar tingkat kepuasan pasien tinggi
3. Lebih berhati hati dalam pelayanan untuk mengurangi kejadian KTD dan KNC
dan konsulkan setiap resep yang tidak terbaca kepada dokter penulis resep
4. Pemisahan Depo Rawat inap dan Rawat jalan
5. Petugas IFRS list obat slow moving, date moving dan obat yang mendekati expire
datedi poli, IGD dan rawat inap.
6. Komunikasi dengan petugas Administrasi jika pasien Rawat jalan sudah
membayar untuk di arahkan langsung kebagian IFRS
7. Dilakukan monitoring suhu kulkas setiap hari..
8. Untuk petugas IFRS agar selalu memonitoring obat – obat yang mendekati expire
date
9. Perlu Pencatatan di buku bantu LPLPO setiap penggunaan obat di masing-masing
unit untuk mengetahuai sisa stok dan penggunaan obat dan alkes di unit terkait.
10. Untuk dokter penulis resep untuk pasien BPJS dimohon meresepkan sesuai
dengan E-Catalog BPJS.
11. Perlunya komunikasi antara petugas IFRS dan perawat agar tidak terjadi
miskomunikasi.
H. TINDAK LANJUT
1. Perlu dilakukan sosialisasi peresepan yang sesuai dengan formularium
2. Mempertahankan nilai penjualan agar tetap tinggi dengan cara meningkatkan
kualitas pelayanan meliputi marketing rumah sakit dan KIE terhadap pasien.
3. Melaksakan double check dan telaah resep setiap resep yang masuk di IFRS
Untuk mengurangi KTD dan KNC
4. Permohonan untuk depo rawat jalan dan rawat inap segera dipisah
5. Untuk obat date moving, slow moving dan obat yang mendekati Expire date
daftarnya ditempel di poli umum, IGD dan Rawat Inap
6. Setiap ada pasien Rawat jalan yang sudah membayar segera di arahkan ke IFRS.
7. Monitoring suhu kulkas di lakukan setiap pergantian sift.
8. Petugas IFRS menyiapkan faktur-faktur untuk obat yang hampir expired date agar
bisa diretur ke PBF.
9. Sosialisasi pentingnya form LPLPO pada saat pengambilan BHP ruangan
10. Mengkonsulkan ke dokter penulis resep jika obat sudah melebihi plafon dan obat
tidak masuk dalam E-Catalog BPJS
11. Melakukan komunikasi/konfirmasi petugas IFRS dan perawat, jika pasien pindah
kamar agar obat UDD dapat disiapkan tepat waktu

I. PENUTUP
Demikian laporan obat dan alkes di Instalasi Farmasi mengenai nilai persediaan,
pembelian, penjualan dan monitoring obat expire date pada bulan Mei 2020, semoga
di bulan-bulan selanjutnya dapat mengalami peningkatan dalam pengawasan dan
monitoring obat expire date dan dalam pengelolaaan obat dan alkes lebih efektif dan
efisien.

8
Kediri, 26 Mei 2020
Kepala Instalasi Farmasi

Ratnawati. S.Farm., Apt.

Anda mungkin juga menyukai