Anda di halaman 1dari 3

Nama : Novia Eliza Ramadhani

NIM : 2110114320017

Kelas : A1 Pendidikan Sosiologi

Matkul : Filsafat Ilmu (Review)

RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU

A. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya


Filsafat adalah pengetahuan tentang kebijaksanaan, prinsip-prinsip mencari kebenaran, atau
berpikir rasional-logis, mendalam dan bebas (tidak terikat dengan tradisi, dogma agama) untuk
memperoleh kebenaran. Pengertian ini berasal dari Yunani, Philos yang berarti cinta dan Shopia
yang berarti kebijaksanaan (Wisdom). Ilmu adalah bagian dari pengetahuan, demikian pula seni.
Jadi dalam pengetahuan mencakup di dalamnya ilmu, seni.

Pengetahuan mencoba mendeskripsikan sebuah gejala dengan sepenuh-penuh maknanya,


sementara ilmu mencoba mengembangkan sebuah model yang sederhana mengenai dunia
empiris dengan mengabstraksikan realitas menjadi beberapa variabel yang terikat dalam sebuah
hubungan yang bersifat rasional. Ilmu mencoba mencarikan penjelasan mengenai alam yang
bersifat umum dan impersonal, sementara seni tetap bersifat individual dan personal, dengan
memusatkan perhatiannya pada pengalaman hidup perorangan. Filsafat ilmu adalah penyelidikan
tentang ciri-ciri mengenai pengetahuan ilmiah dan cara-cara untuk memperoleh pengetahuan
tersebut. Filsafat ilmu erat kaitannya dengan filsafat pengetahuan atau epistemologi, yang secara
umum menyelidi syarat-syarat serta bentuk-bentuk pengalaman manusia, juga mengenai logika
dan metodologi

Setidaknya menurut Koentowibisono (1988: 5) ada tiga hal. (1) ilmu yang satu sangat
berkait dengan yang lain, sehingga teori dan praktik, (2) semakin kaburnya garis batas tadi
sehingga timbul permasalahan sejauh mana seorang ilmuwan terlibat dengan etika dan moral, (3)
dengan adanya implikasi yang begitu luas terhadap kehidupan umat manusia, timbul pula
permasalahan akan makna ilmu itu sendiri sebagai sesuatu yang membawa kemajuan atau malah
sebaliknya. Dari sini lantas muncul teori empirisme (John Lock), rasionalisme (Rene Descartes),
Kritisisme (Immanuel Kant), Posisitivisme (Auguste Comte), Fenomenologi (Husserl),
Konstruktivisme (Feyeraband), dan seterusnya. Filsafat ilmu sebagai kelanjutan dari
perkembangan filsafat pengetahuan, adalah juga merupakan cabang filsafat.

C. Pengertian Filsafat Ilmu

1. Robert Ackerman: (Filsafat ilmu dalam suatu segi adalah suatu tinjauan kritis tentang
pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan terhadap kriteria-kriteria yang
dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu jelas bukan suatu
kemandirian cabang ilmu dari praktik ilmiah secara aktual).
2. Lewis White Beck: (Filsafat ilmu membahas dan mengevaluasi metode-metode pemikiran
ilmiah serta mencoba menemukan dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan.
3. Peter Caws: (Filsafat ilmu merupakan suatu bagian filsafat, yang mencoba berbuat bagi ilmu
apa yang filsafat seumumnya melakukan pada seluruh pengalaman manusia.
4. Stephen R. Toulmin (Sebagai suatu cabang ilmu, filsafat ilmu mencoba pertama-tama
menjelaskan unsur-unsur yang terlibat dalam proses penyelidikan ilmiah prosedur-prosedur
pengamatan, pola-pola perbincangan, metode-metode penggantian dan perhitungan,
praanggapan-praanggapan metafisis dan seterusnya, dan selanjutnya menilai landasan-
landasan bagi kesalahannya dari sudut tinjauan logika formal, metodologi praktis, dan
metafisika).

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa filsafat ilmu merupakan telaah
kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu, baik ditinjau dari segi
ontologis, epistemologi maupun aksiologisnya. Filsafat ilmu merupakan bagian dari
epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu, seperti,
seperti:
a. Objek apa yang ditelaah ilmu? Bagaimana wujud yang hakiki dari objek tersebut?
Bagaimana hubungan antara objek tadi dengan daya tangkap manusia yang membuahkan
pengetahuan (landasan ontologis).
b. Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu?
Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar mendapatkan
pengetahuan yang benar? Apakah kriterianya? Apa yang disebut kebenaran itu? Adakah
kriterianya? Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan
pengetahuan yang berupa ilmu? (landasan epistemologis).
c. Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara
cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan objek
yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana kaitan antara teknik
prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma
moral/profesional? (Landasan Aksiologi).

D. Fungsi Filsafat Ilmu

1. Sebagai alat mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada.


2. Mempertahankan, menunjang dan melawan atau berdiri netral terhadap pandangan
filsafat lainnya.
3. Memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup dan pandangan dunia.
4. Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam kehidupan.
5. Menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk kehidupan dalam berbagai aspek
kehidupan itu sendiri, seperti ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai