Anda di halaman 1dari 24

TUGAS

CRITICAL JOURNAL REVIEW (CJR)


Mk.Strategi pembelajaran matematika
Dosen Pengampuh : Sri Rahma Dewi Saragih, S.Pd, M.Pd

OLEH :
RUSMILAH (20051005)
KELAS : III C
PRODI MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ASAHAN
T.A 2021/2022
DAFTAR ISI

PENGANTAR............................................................................................................. iii
II. Ringkasanartikel/hasil penelitian........................................................................ 1
III. Keunggulan penelitian......................................................................................... 6
a. Kegayutan antarelemen......................................................................................... 6
b. Originalitas temuan............................................................................................... 9
c. Kemutakhiran masalah.......................................................................................... 10
d. Kohesi dan koherensi isi penelitian....................................................................... 11

IV. KELEMAHAN PENELITIAN........................................................................... 12


a. Kegayutan antarelemen......................................................................................... 12
b. Originalitas temuan .............................................................................................. 13
c. Kemutakhiran masalah.......................................................................................... 13
d. Kohesi dan koherensi isi penelitian....................................................................... 14

V. Implikasiterhadap................................................................................................. 15
a. Teori...................................................................................................................... 15
b. Program pembangunan di Indonesia..................................................................... 16
c. Pembahasan dan Analisis...................................................................................... 17
VI . PEUTUP............................................................................................................... 19
a. Kesimpulan.......................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................20

i
Identitas Jurnal
Jurnal 1
Judul Artikel : Pengaruh Strategi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Hasil Belajar

Siswa SMA

Penulis : ROFI’ UL HUDA

Tahun terbit : 2017

Volume :-

Nomor :2

Tanggal akses : 22 JUNI 2017

Jurnal 2

Judul Artikel :Strategi Pembelajaran inkuiri (SPI) .dalam Pembelajaran Ipa disekolah

Dasar

Penulis : MARINIYENI @ yahoo.com

Tahun terbit : 2016

Volume :1

Nomor :-

Tanggal akses : 2016

ii
KATA PENGANTAR

Kebutuhan belajar strategi ingkuiri adalah suatu tindakan atau suatu keadaan dalam
mencari kebenaran. Keterangan atau pengetahuan tentang suatu hal untuk mendapatkan
informasi atau pemahaman. Strategi pembelajaran inkuiri memiliki beberapa keunggulan, di
antaranya menekankan kepada pengembangan aspek belajar secara seimbang,memberikan
ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar. Selain itu inkuiri dianggap
sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang mengangap belajar sebagai
proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. Keuntungan lain adalah strategi
pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki hasil belajar di atas rata-
rata. Jadi dapat disimpulkan bahwa, siswa menjadi pusat (StudentCenter) dalam pembelajaran
yang dilakukan guru di kelas. bahwa interaksi pembelajaran lebih didominasi oleh peran
guru, di lain pihak siswa hanya menyimak dan mendengarkan informasi atau pengetahuan.
Strategi pembelajran inkuiri Pembelajaran IPA merupakan program untuk
Pembelajaran IPA bertujuan agar siswa mampu memahami konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, pada
pembelajaran IPA siswa harus aktif dalam belajar. Siswa harus dilibatkan dengan berbagai
kegiatan nyata agar siswa memiliki konsep pengetahuan yang relevan dengan yang
dipelajarinya. Siswa juga dituntut banyak bertanya dan harus bisa mengembangkan
kemampuan berpikir dalam memecahkan suatu masalah, dengan kegiatan ini siswa terlatih
untuk berpikir ilmiah.Berdasarkan pengalaman mengajar peneliti selama 2 tahun terakhir ini,
di kelas V SD bahwa hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam berjalan kurang optimal. Hal ini
dapat dilihat dalam pembelajaran guru menggunakan model pembelajaran langsung sehingga
guru lebih aktif daripada siswa.

BATU BARA 20 DESEMBER 2021


RUSMILAH (20051005)

iii
II. RINGKASAN ARTIKEL / HASIL PENELITIAN
Jurnal 1
Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semua (Quasi
Experiment) dengan rancangan penelitian nonrandomized control group pretest-postest
design. Penelitian ini diambil dua kelompok subjek yang menggunakan materi pelajaran yang
sama tetapi perlakuannya berbeda, dan kedua kelompok subjek tersebut terdiri atas kelompok
satu sebagai kelompok eksperimen yang dibelajarkan menggunakan strategi pembelajaran
inkuiri terbimbing, sedangkan untuk kelompok kedua sebagai kelompok kontrol
(pembanding) yang dibelajarkan dengan pembelajarankonvensional (ceramah, tanya jawab,
dan penugasan). Berdasarkan rancangan penelitian tersebut, ditetapkan dua kelompok subjek
penelitian dengan kemampuan yang relatif homogen, sehingga rancangan penelitian mengacu
pada model nonrandomized control group pretest-postest design. (Seniati, 2011).
Subjek penelitian ini adalah 2 kelas XI SMA Negeri 3 Malang, yaitu kelas XI IPS-1
dan XI IPS-2. Kelas XI IPS-2diterapkan pembelajaran inkuiri115 JURNAL PENDIDIKAN
GEOGRAFI, Th. 22, No.2, Jun 2017 terbimbing sedangkan kelas XI IPS-1 dengan
pembelajaran konvensional (ceramah, tanya jawab, dan penugasan). Kedua kelas diberikan
pre-test tentang materi menganalisis lokasi industri dan pertanian dengan pemanfaatan peta.
Jenisdata penelitian yang digunakan adalah kuantitatif yang dinyatakan dalam angka kasar
dan dianalisis dengan teknik statistik. Data yang terkumpul dalam penelitian ini terdiri dua
macam data,yaitu data pre-test dan data post-test. Instrumen dalam penelitian ini
menggunakan tes uraian Setelah semua data terkumpul diperlukan adanya analisis data.
Seluruh data dianalisis dengan uji persyaratan, yaitu uji normalitas, dilakukan dengan uji
Kolmogrov Smirnov.
Untuk mendapatkan nilai Kolmogrov Smirnov dilakukan dengan menggunakan
bantuan program SPSS For Windows 16,0. Apabila nilai probabilitas > 0,05 maka datanya
dinyatakan berdistribusi normal dan begitu juga sebaliknya jika nilai probabilitas< 0,05 maka
data dinyatakan berdistribusi tidak normal. Sedangkan uji homogenitas data menggunakan
Levene Test of Equality of Errors Variances, dan Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui
apakah hipotesis diterima atau ditolak. Data dianalisis dengan menggunakan beberapa uji
statistik, yaitu sebagai berikut: uji-t gain score untuk membedakan antara kelas kontrol dan
kelas eksperimen. Analisis dibantu dengan Software SPSS for 16.0 Windows dan dilakukan
pada taraf signifikansi 5% (< 0.05).

1
HASIL (Deskripsi Hasil Pretets-Posttes Kelas Kontrol)
Data pretets dan posttets kelas kontrol yang diperoleh dalam penelitian ini digunakan
sebagai gambaran tentang subyek sebelum dan sesudah tanpa diberikan perlakuan. Data
pretets dan posttets ini juga dipergunakan untuk menentukan kesamaan varian dari kelompok
subyek yang terlibat dalam penelitian. Hasil analisis deskriptif tentang sebaran hasil pretets
dan posttets kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 2. Sebagai berikut.
Tabel 2. Sebaran Nilai Pretets-Posttets Kelompok Kontrol Tanpa Menggunakan
Perlakuan Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair Post 51.36 22 6.623 1.412
1 Pre 35.05 22 7.613 1.623
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa mean (rata-rata) pretets siswa kelas kontrol
adalah 35,05 dengan jumlah 22 siswa, dan standar deviasi 7.613 Sedangkan mean (rata-rata)
posttest adalah 51,36 dengan jumlah 22 siswa, dan standar deviasi 6.623 Berdasarkan data-
data tersebut dapat disimpulkan bahwa mean (rata-rata) posttets siswa lebih tinggi dari mean
(rata-rata) pretest siswa.

Deskripsi Hasil Pretets-Posttets Kelas Eksperimen


Setelah kelompok siswa pada kelas eksperimen dibelajarkan dengan menggunakan
strategi pembelajaran inkuiri terbimbing, masing-masing subyek penelitian diberikan pretets
dan posttets tujuannya adalah memberikan gambaran tentang subyek sebelum dan sesudah
diberikan perlakuan. Data posttest selanjutnya dipergunakan untuk memverivikasi perlakuan
yang diberikan. Sebaran nilai pretets dan posttets pada kelas eksperimen dapat dilihat pada
tabel 3. sebagai berikut.
Tabel 3. Sebaran Nilai Pretets-Posttets Kelompok Eksperimen Menggunakan Perlakuan
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair Post 59.28 25 12.792 2.558
1 Pre 35.28 25 9.117 1.823
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa mean (rata-rata) pretets siswa kelas
eksperimen adalah 35,28 dengan jumlah 25 siswa, dan standar deviasi9,117. Sedangkan mean
(rata-rata) posttest 59,28 dengan jumlah 25 siswa, dan standar deviasi 12,792). Jadi dapat
disimpulkakn bahwa hasil mean posttest siswa lebih tinggi dari mean pretest. Menguji
perbedaan hasil belajar geografi antara kelas eksperimen dengan menggunakan strategi
pembelajaran inkuiri terbimbing dan kelas kontrol yang dibelajarkan dengan pembelajaran
konvensional (ceramah, tanya jawab, dan penugasan) atau tanpa menggunakan strategi

2
pembelajaran inkuiri terbimbing dilakukan dengan T-test. T-test dilakukan hanya sekali, yaitu
hasil untuk soal yang berbentuk esai. Berikut ini disajikan hasil analisis data data dengan
menggunakan uji t-test Software SPSS for 16.0 Windows dan dilakukan pada taraf
signifikansi 5% (< 0.05).diketahuan bahwa, Hasil t-test pada soal berbentuk esai diketahui t =
3,19: F =1,272; dan signifikansi 2-tailed 0,04. Kelas eksperimen memiliki mean 7,68dengan
standar deviasi 2,54 lebih besar dari kelas kontrol yang memiliki mean7,61 dengan standar
deviasi 2,73.
Data tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan strategi
pembelajaran inkuiri terbimbing dengan soal uraian berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil analisis data tersebut, sehingga diambil keputusan bahwa H0 ditolak dan
H1diterima sebagai hasil penelitian. Hal ini menunjukkan ada perbedaan yang signifikan
antara siswa yang belajar dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing
dengan siswa yang belajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional (ceramah, tanya
jawab, dan penugasan). Di samping itu, dapat dikemukakan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan strategi pembelajaran inkuiri terbimbinglebih baik daripada pembelajaran
konvensional (ceramah, tanya jawab, dan penugasan).Hal ini dapat dilihat dari perbedaan
mean hasil belajar yakni kelas eksperimen memiliki mean yaitu, 24,00 sedangkan kelas
kontrol memiliki mean yaitu, 16,32.

Jurnal 2:
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah suatu
penelitian yang dilakukan praktisi pendidikan yang menghendaki perubahan dan perbaikan
proses pembelajaran. Seperti yang dikemukakan Menurut Uno (2011:41) bahwa ”Penelitian
tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui
refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga proses
pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dan hasil belajar siswa meningkat”. Menurut Emzir
(2011:28) “Pendekatan kualitatif merupakan suatu pendekatan secara primer menggunakan
paradigma pengetahuan berdasarkan konstruktivist”. Menurut Basrowi (2008:5) bahwa
“Pendekatan kuantitatif yang mengharuskan semua kajian diukur dengan angka-angka
kuantitatif secara ontologis”. Penelitian dilaksanakan di kelas V SD. Subjek penelitian
tindakan kelas yang dilakukan adalah siswa kelas V SD berjumlah 25 orang terdiri dari 13
siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan pada semester I tahun ajaran 2015/2016. Penelitian
ini dilaksanakan pada semester Juli-Desember tahun 2014/2015bertepatan dengan semester I

3
dan perkuliahan Juli-Desember 2015Lama penelitian kurang lebih 4 minggu dilaksanakan
sebanyak dua siklus setiap siklus terdapat 2 kali pertemuan.
Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan hasil observasi dan hasil tes.
Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan berupa lembar hasil observasi RPP, lembar
hasil observasi dari aspek guru dan aspek siswa serta hasil tes. Data yang didapatkan diproses
berdasarkan Arikunto (2006: 20) menyatakan “Ada empat tahapan penting dalam penelitian
tindakan, yaitu: 1) perencanaan, 2) pelaksanaan 3) pengamatan, 4) refleksi”. Hasil penelitian
pada siklus pertama terdiri dari proses pelaksanaan Strategi Pembelajaran Inkuiri dan
aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung sesuai dengan komponen yang
tersedia pada lembaran observasi dan hasil tes belajar siswa yang dilaksanakan setiap kali
pertemuan. Penelitian dilaksanakan sebanyak Lama penelitian kurang lebih 4 minggu
dilaksanakan sebanyak dua siklus setiap siklus terdapat 2 kali pertemuan, Dalam pelaksanaan
tindakan pembelajaran, peneliti bertindak sebagai praktisi (guru), teman sejawat sebagai
pengamat (observer).
Perencanaan pembelajaran disusun dan dikembangkan berdasarkan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran IPAdi kelas V semester I. Menyusun RPP
yang meliputi: standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, menetapkan materi
pembelajaran, menyusun kegiatan pembelajaran, menetapkan media, sumber belajar dan
penilaian. Sebelum RPP disusun, peneliti dan guru kelas terlebih dahulu menganalisis
Kompetensi Dasar yang dikembangkan berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) IPA kelas V semester I. Dari kompetensi dasar 4.2 Menyimpulkan hasil penyelidikan
tentang perubahan sifat benda baik sementara maupun tetap, peneliti mengambil materi
perubahan benda karena dipanaskan dan dibakar.
Perencanaan pembelajaran pada siklus I disajikan dalam waktu 2 kali pertemuan yaitu
2 x 35 menit pada pertemuan pertama dan 2 x 35 menit pada pertemuan kedua.Penilaian
terhadap RPP dilaksanakan melalui lembar penilaian RPP dengan aspek penilaian yang
terdiri dari: (a) kejelasan perumusan tujuan pembelajaran, (b) pemilihan materi ajar, (c)
pengorganisasian materi ajar, (d) pemilihan sumber/media pembelajaran, (e) Kejelasan proses
pembelajaran,(f) pendekatan pembelajarn, (g) kelengkapan instrumen. Berdasarkan data yang
terdapat pada lembaran hasil pengamatan penilaian RPP siklus I pertemuan I dan siklus I
pertemuan II telah mengalami peningkatan.penilaian RPP pada siklus I pertemuan I 60,7 %
dan siklus I pertemuan II memperoleh nilai rata-rata 75 %Dengan perolehan nilai pada siklus
I yaitu 67,85 % dengan kualifikasi C (cukup).

4
Pelaksanaan pada siklus I penelitian ini disesuaikan dengan Strategi Pembelajaran
Inkuiri sesuai dengan langkah-langkah menurut Menurut Hamruni (2012:95) langkah-
langkah Strategi Pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut: “1) Orientasi 2) Merumuskan
masalah 3) Mengajukan hipotesis 4) Mengumpulkan data 5) Menguji hipotesis 6)
Merumuskan kesimpulan”. Materi ini diajarkan pada kelas V Sekolah Dasar semester 1
dengan Standar Kompetensi (SK) 4.
Memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunannya dan perubahan sifat
benda sebagai hasil dari proses dan Kompetensi Dasar (KD) 4.2 menyimpulkan hasil
penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap. Pada siklus I
pertemuan I materi yang diambil tentang perubahan benda yang disebabkan pemanasa dan
pada siklus I pertemuan II tentang perubahan benda yang disebabkan oleh Hasil belajar siswa
pada siklus I pertemuan I 70,04 dengan ketuntasan 32%, siklus I pertemuan II 72,78.
Sehingga rata-rata hasil belajar siswa siklus I adalah 71,41 dengan persentase ketuntasan
yaitu 32%. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I masih berada di
bawah standar ketuntasan yang ditetapkan sekolah yaitu 76.
Pada siklus I penelitian dilaksanakan 2 x pertemuan. Berdasarkan hasil pengamatan
yang dilakukan oleh pengamat terhadap pelaksanaan pembelajaran.Pada siklus I pertemuan I
aspek guru memperleh nilai 62,5% dan siklus I pertemuan II 75 %. Pada penilaian aspek
siswa diperoleh nilai siklus I pertemuan I 65,6% dan siklus I pertemuan II 71,9%.
Kekurangan-kekurangannya Guru belum menyiapkan kondisi kelas sehingga kelas masih
ribut tetapi pembelajaran sudah dimulai. Dalam merumuskan masalah, permasalahan yang
diberikan guru belum dikandung dalam perumusan masalah belum jelas. Guru belum
memotivasi siswa untuk menemukan jawaban dari rumusan masalah Guru belum meminta
siswa membuktikan hasil temuannya dengan hipotesis yang diajukan.
Guru belum membimbing siswa dalam menyatakan hasil hipotesis yang telah diuji.
Guru lupa merumuskan kesimpulan sesuai dengan konsep yang ada. Hasil analisis refleksi
pada siklus I menunjukkan bahwa keberhasilan penelitian belum mencapai tujuan yang
diharapkan. Hal ini disebabkan kurangnya sistematika perencanaan yang dibuat dengan
pelaksanaan dilapangan, penelitian dilanjutkan dengan siklus II. Hasil penelitian pada siklus
kedua terdiri dari proses pelaksanaan Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI) sesuai dengan
langkah-langkah Menurut Hamruni (2012:95) langkah-langkah Strategi Pembelajaran inkuiri
adalah sebagai berikut: “1) Orientasi 2) Merumuskan masalah 3) Mengajukan hipotesis 4)
Mengumpulkan data 5) Menguji hipotesis 6) Merumuskan kesimpulan”.

5
III. Keunggulan penelitian
a. Kegayutan antarelemen
Jurnal 1
Berdasarkan pembahsan hasil uji hipotesis terbukti bahwa inkuiri terbimbing dapat
berpengaruh terhadap hasil belajar. Halini diduga karena, pertama siswa dilatih belajar
melakukan penelitian sederhana di bawah bimbingan guru dalam pembelajaran,siswa
mengumpulkan data,melakukan diskusi/menjawab pertanyaanpertanyaan/permasalahan yang
disajikan guru.Di samping itu, siswa diminta untuk: (a) mengidentifikasi informasi dari
berbagai sumber, seperti buku-buku relevan dengan permasalahan, jurnal, artikel ilmiah, (b)
membuat penjelasan singkat, (c) melakukan pembuktian/men-jawab permasalahan yang
diajukan, dan (d) menarik kesimpulan sementara sebagai jawaban atas pertanyaan yang
diajukan. Siswa secara aktif terlibat dalam penyelidikan penelitian sederhana sesuai dengan
bimbingan guru. Keterlibatan siswa tersebut memberikan makna dalam belajar sehingga
mereka memiliki pengalaman nyata untuk mengkonstruk pengatahuan.
Hal ini sesui dengan pendapat Exlin (2004) bahwa strategi inkuiri adalah cara mencari
kebenaran informasi atau pengetahuan melalui pertanyaan, proses inkuiri dimulai dengan
mengumpulkan informasi-informasi dan data melalui penerapan hubungan kemanusiaan,
melihat, mendengar, menghayati, merasakan dan memberikan tanggapan. Kedua, siswa
dilatih menyusun hipotesis dan mengujinya, sehingga secara aktif mereka berusaha mencari,
menggali, dan mengumpulkan informasidari berbagai sumber untuk menjawab permasalahan
secara berkelompok dan melakukan pengujian/pembuktian.
Menurut Suryadharma (2008) Merumuskan hipotesis adalah jawaban sementara dari
suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara,hipotesis perlu diuji
kebenarannya. Rumusan hipotesis harus dilandaskan pada informasi-informasi yang akurat
dengan berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan
logis. Ketiga, siswa belajar menyajikan hasil uji hipotesis melalui presentasi dan laporan
tertulis. Masingmasing kelompok mempresentasikan dalam bentuk laporan secara tertulis
kepada kelompok lainya.
Berdasarkan temuan-temuanpenelitian tersebut di atas, dapat dikemukakan bahwa
strategipembelajaran inkuiri memiliki beberapa keunggulan, di antaranya adalah sebagai
berikut: (1) strategi pembelajaran inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang menekankan
kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotoriksecara seimbang, sehingga
pembelajaranmelalui strategi ini dianggap lebih bermakna, (2) strategi pembelajaraninkuiri
dapat memberikan ruang kepada pebelajar untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka,

6
(3) strategi pembelajaran inkuiri merupakan strategi yang dianggap sesuai
denganperkembangan psikologi belajar modern yan mengangap belajar adalah proses
perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman, (4) keuntungan lain adalah strategi
pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan pebelajar yang memiliki kemampuan di atas rata-
rata. Artinya, pebelajar yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh
pebelajar yang lemah dalam belajar.
Adapun kelebihan-kelebihan strategi inkuiri terbimbing di antaranya adalah:(1) siswa
secara aktif terlibat dalampenyelidikan, (2) siswa membangun konsepdari apa yang telah
mereka ketahui,(3) siswa mengembangkan berpikir tingkattinggi dengan bimbingan guru
dalam pembelajaran, (4) siwa mempunyai variasimodel pembelajaran sehingga siswatidak
merasa bosan dalam belajar, (5)siswa dapat berinteraksi sosial dengansiswa lain, (6) siwa
dapat bekerja sama dengan siswa lain, (7) siswa dapat belajarmelalui instruksi serta
pengalaman nyatauntuk mengembangkan kemampuan kognitifnya.Beberapa hasil penelitian
mengenai penerapan strategi pembelajaran inkuriterbimbing menunjukkan bahwa strategi
pembelajaran inkuiri terbimbing dapat memberikan pengaruh positif pada sikap siswa dan
dapat meningkatkan hasil belajaran.

Jurnal 2
Perencanaan pembelajaran sesuai dengan Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sesuai
dengan langkah-langkah Strategi Pembelajaran Inkuri (SPI) menurut Menurut Hamruni
(2012:95) langkah-langkah Strategi Pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut: “1)
Orientasi 2) Merumuskan masalah 3) Mengajukan hipotesis 4) Mengumpulkan data 5)
Menguji hipotesis 6) Merumuskan kesimpulan”. Dari hasil penelitian pelaksanaan Strategi
Pembelajaran Inkuri (SPI) dalam pembelajaran IPA di kelas V SD.
Terlihat bahwa guru membuat perencanaan yang dimulai dengan membuat rancangan
pembelajaran dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).Sanjaya (2011:29)
menegaskan bahwa “Perencanaan pembelajaran berisi tentang rangkaian kegiatan yang harus
dilaksanakan untuk mencapai tujuan”. Menurut Muslich (2010:53) “Secara teknis rencana
pembelajaran mencakup komponen-komponen berikut (1) standar kompetensi, kompetensi
dasar, dan indikator pencapaian hasil belajar, (2) tujuan pembelajaran, (3) materi pelajaran,
(4) pendekatan dan metode pembelajaran, (5) langkah-langkah kegiatan pembelajaran, (6)
alat dan sumber belajar, (7) evaluasi pembelajaran”. Berdasarkan perencanaan yang disusun,
pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan sesuai komponen-komponen yang telah ditentukan

7
dan dengan apa yang telah direncanakan, pada siklus I pembelajaran disajikan dalam dua kali
pertemuan.
Pertemuan pertama dilaksanakan selama 2 x 35 menit, dan pertemuan kedua juga
dilaksanakan selama 2 x 35 menit. Berdasarkan diskusi peneliti dengan guru kelas IV SD
pada perencanaan pembelajaran ditemukan kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki
yaitu materi ajar belum sesuai dengan karakteristik siswa, alokasi waktu dan pemilihan
sumber/media pembelajaran belum sesuai dengan karakteristik siswa dan belum sesuai
dengan lingkungan sekolah. Langkah-langkah pembelajaran yang belum sesuai dengan
alokasi waktu, belum jelas dan rinci. Berdasarkan data yang terdapat pada lembaran hasil
pengamatan penilaian RPP siklus I pertemuan I dan siklus I pertemuan II telah mengalami
peningkatan. Pengamatan RPP pada siklus I pertemuan I menunjukkan bahwa perolehan
persentase skor 60,7% dengan kualifikasi cukup. Pada siklus I pertemuan II memperoleh
75% dengan kualifikasi cukup.
Secara keseluruhan penilaian RPP pada siklus I memperoleh persentase skor 67,85%
dengan kualifikasi cukup karena adanya kekurangan-kekurangan pada aspek-aspek berikut:
Langkah-langkah pembelajaran yang belum sesuai dengan alokasi waktu, belum jelas dan
rinci. Menurut Susanto (2013:49) “Guru hendaknya memerhatikan dan mengatur sedemikian
rupa tahap-tahapan kegiatan pembelajaran tersebut, yang pada umumnya tahapan kegiatan
tersebut meliputi kegiatan awal, inti dan penutup”. Maka Rencana perbaikan yang dilakukan
untuk siklus II yaitu langkah-langkah pembelajaran disesuaikan dengan alokasi waktu yang
telah direncanakan dan lebih diperjelas serta rinci. Teknik pembelajaran belum sesuai dengan
lingkungan sekolah.
Rencana perbaikan yang dilakukan untuk siklus II yaitu disesuaikan dengan lingkungan
sekolah. Untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I ini maka akan dilanjutkan penelitian
ke Siklus II agar RPP yang peneliti buat memperoleh hasil yang meningkat dari siklus I.
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I sesuai dengan apa yang telah direncanakan dalam
RPP yaitu dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Inkuri (SPI) menurut Hamruni
(2012:95) langkah-langkah Strategi Pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut: “1)
Orientasi 2) Merumuskan masalah 3) Mengajukan hipotesis 4) Mengumpulkan data 5)
Menguji hipotesis 6) Merumuskan kesimpulan”. Menurut Sutarjo (2013:101) bahwa
“Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI) adalah rangkaian kegiatan yang menekankan pada
proses berfikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu
masalah yang dipertanyakan.

8
Menurut Dimyati (2009:85) “Upaya dalam menumbuhkan semangat belajar siswa dapat
diberikan dengan pujian, dorongan, hadiah, atau pemicu semangat dapat digunakan untuk
mengobarkan semangat belajar”. Siswa yang telah terpancing untuk belajar dan telah siap
untuk belajar akan memperoleh hasil yang lebih baik dari pada yang tidak siap. Oleh sebab
itu pemberian motivasi belajar sangat penting dilakukan oleh guru dalam melaksanakan
pembelajaran sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Jumlah siswa kelas V SD
adalah 25 orang, data nilai yang peneliti masukkan pada penilaian adalah jumlah dari
keseluruhan siswa yaitu 25 orang. Dari analisis penelitian siklus I nilai rata-rata kelas siklus I
pertemuan I adalah 70,04. Dan untuk pertemuan II rata-rata kelas yang diperoleh siswa
adalah 72,78. D.
Menurut Depdiknas (dalam Susanto, 2013:54) bahwa “Pembelajaran dikatakan tuntas
apabila telah mencapai angka ≥ 75%”. Sejalan dengan pendapat Susanto “Ketuntasan belajar
siswa hendaknya disesuaikan dengan Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah ditetapkan di
sekolah”.SD menetapkan KKM mata pelajaran PKn yaitu 76. Berdasarkan hasil pengamatan
siklus I yang diperoleh, maka direncanakan untuk melakukan perbaikan pada pembelajaran
berikutnya atau perbaikan selama proses pembelajaran pada siklus II. Berdasarkan
rekapitulasi data yang dilakukan oleh observer pada lembaran pengamatan RPP diketahui
bahwa perolehan rata-rata persentase skor pada siklus II pertemuan I 78,6% dengan
kualifikasi baik, dan pada siklus II pertemuan II 89,3dengan kualifikasi sangat baik. Secara
keseluruhan perolehan persentase penialaian RPP pada siklus II adalah 83,96% dengan
kualifikasi sangat baik (SB).

b. Originalitas temuan
Jurnal 1
yang saya baca, dari jurnal pertama penulis membuat jurnal tersebut sesuai dengan
perkembang pembelajaran mengunakan strategi pembelajaran iquiri , hal ini dikarenakan
dalam melakukan penelitian hipotesis penelitian yang diajukan, serta temuan penelitian yang
didasarkan pada hasil analisis dan pengujian hipotesis, dikemukakan dalam penelitian ini:
Hasil belajar geografi dengan menggunakan strategi inkuiri terbimbing memiliki ratarata
hasil belajar yang baik dibandingkan dengan hasil belajar denganmenggunakan metode
ceramah, penugasan, dan tanya jawab.mDengan demikian strategi inkuiri terbimbing
memberikanpengaruh secara signifikan terhadap hasil.

9
Jurnal 2
peneliti mengemukakakan tentang Pembelajaran IPA di kelas V SD dengan Strategi
Pembelajaran Inkuiri (SPI) disusun dalam bentuk RPP yang komponen penyusunnya terdiri
dari 1) Standar kompetensi, 2) kompetensi dasar, 3) indikator, 4) tujuan pembelajaran, 5)
materi pembelajaran, 6) model dan metode pembelajaran, 7) kegiatan pembelajaran, 7) media
dan sumber belajar, dan 8) penilaian hasil belajar. Perencanaan pembelajaran dibuat secara
kolaboratif oleh peneliti dengan teman sejawat di. Berdasarkan lembar penilaian RPP terlihat
bahwa pada siklus I rata-rata persentase yang diperoleh yaitu 67,85% pada siklus I ini terlihat
RPP yang dibuat belum maksimal, sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa pun masih
rendah.
Kekurangan-kekurangan pada RPP siklus I diperbaiki pada siklus II, sehingga pada siklus
II penilaian RPP memperoleh rata-rata persentase 83,96%. Hal ini terlihat perencanaan
pembelajaran yang dibuat berdasarkan langkah-langkah Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI)
dapat kualifikasi sangat baik dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus I
menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dari aspek guru dan aspek siswa masih belum
maksimal, persentase yang diperoleh pada aspek guru adalah 68,75% dan aspek siswa
68,75%. Pada siklus II pada aspek guru mencapai 87,5% Hasil belajar siswa dalam
pembelajaran IPA di kelas V SD dapat meningkat dengan menggunakan Strategi
Pembelajaran Inkuiri (SPI). Hal ini dapat dilihat dari rekapitulasi hasil belajar siswa siklus II
lebih tinggi jika dibandingkan dengan rekapitulasi hasil belajar siswa siklus I yaitu 71,41%
meningkat menjadi 82,05%. Rekapitulasi hasil.

c. Kemutakhiran masalah
Jurnal 1
Setelah punyusun membaca jurnal ini, penyusun menyimpulkan bahwa jurnal sudah cukup
mutakhir karena pemabahasan dalam jurnal sangat jelas dan kekinian yaitu membahas
tentang bertujuan untuk menjelaskan pengaruh strategi pembelajaran inkuiri terbimbing
terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi di SMA Penelitian ini merupakan
penelitian eksperimen (Quasi Experiment), dengan nonrandomized control group pretest-
postest design. Penelitian eksperimen ini mengkaji dua variabel, yaitu: (1) variabel bebas
yaitu penerapan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing, (2) variabel terikat yaitu hasil
belajar siswa dalam aspek kognitif. Subyek penelitian sebanyak 47 siswa yang terbagi
menjadi 2 kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penelitian ini menggunakan tes berupa soal

10
uraian (essay). Data gain score dianalisis dengan uji-t untuk membedakan antara kelas
kontrol dan kelas eksperimen.

Jurnal 2
Setelah punyusun membaca jurnal ini, penyusun menyimpulkan bahwa jurnal sudah cukup
mutakhir karena pemabahasan dalam jurnal sangat jelas dan kekinian yaitu membahas
tentang bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
IPA dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI).Jenis penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa menggunakan Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI) dapat
meningkatkan hasil belajar IPA di Sekolah Dasar.

d. Kohesi dan koheresi isi penelitian


JURNAL 1
jurnal ini kohesinya sudah cukup baik materinya cukup singkat. Karena penelitian ini
berbentuk jurnal bukan e-book. Jadi penulis memaparkan isi dengan singkat disetiap
judulnya, dan mengembangkan point-point kecil yang penting untuk dikaji. Materi yang
dibahas dalam jurnal mudah dipahami karena penulis langsung menuliskan isi dari
permasalahan yang dituju tidak terlalu banyak defenisi (koherensi).

Jurnal 2
Jurnal 2 ini kohesinya sudah cukup baik kerena meteri dan pembahsannya cukup singkat
dan tepat . Kerena di mana penelitian pada jurnal ini berbuntuk jurnal bukan e- book. Jadi
penulis jurnal memaparkan isi dengen singkat padat dan tepat di setiap judulnya, serta
mengembangkan poin – poin kecil yang penting untuk dikaji dan dipelajari. Materi yang
dipelajari dalam jurnal ini adalah untuk lebih bisa mempelajari, mendeskripsikan
peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan Strategi Pembelajaran
Inkuiri (SPI).Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan
pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Agar jurnal ini mudah untuk dipahami kerena penulis
langsung menuliskan permasalahan yang dituju dan tidak terlalu banyak definisi
(koheresinya).

11
IV. Kelemahan penelitian
a. Kegayutan antarelemen
Jurnal 1
Dari jurnal PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA SMA dari jurnal ini kita bisa melihat
beberapa kelemahn/ kekurang jurnal yaitu strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian
kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk
mencari dan menemukansendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Dalam hal
ini, meskipun sudah melibatkan siswa dalam proses pembelajaran akan tetapi siswa kurang
optimal dalam mengkonstruksi pengetahuannya. Akibatnya guru sangat aktif sedangkan
siswa menjadi kurang aktif, tidak kreatif, dan kurang dapat mengembangkan potensinya.
Selain itu keadaan siswa yang tergolong mempunyai kemampuan tinggi sangat bagus apabila
diterapkan strategi yang mengajak siswa untuk belajar dengan memanfaatkan
keingintahuannya untuk berpikir dan bertindak sehinggameningkatkan daya berpikir, melalui
pertanyaan/permasalahan yang ada.

Jurnal 2
Dari Jurnal STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI (SPI) DALAM
PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR kita bisa melihat kelemahan dan kekurang
dari junal itu terdapat Permasalahan tersebut di antaranya: (1) dalam menyajikan
pembelajaran strategi yang digunakan kurang bervariasi . (2) strategi pembelajaran yang
digunakan guru kurang menarik.Oleh sebab itu peneliti menemukan beberapa masalah.
Permasalahan tersebut di antaranya: (1) dalam menyajikan pembelajaran strategi yang
digunakan kurang bervariasi. (2) strategi pembelajaran yang digunakan guru kurang menarik
minat siswa. (3) proses pembelajaran yang dilakukan masih berpusat pada guru. (4) guru
kurang menciptakan lingkungan pembelajaran yang menyenangkan siswa dan membimbing
siswa untuk aktif dalam pembelajaran. (5) guru kurang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berfikir kritis dan analitis untuk menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah
yang dipertanyakan.

12
b. Originalitas temuan
Jurnal 1
Pada segi temuan kita bisa melihat bahwa tidak adanya kelemahan/kekurangan terhadap
penelitian ini, bahwa interaksi pembelajaran lebih didominasi oleh peran guru, di lain pihak
siswa hanya menyimak dan mendengarkan informasi atau pengetahuan. Permasalahan
lainnya yang terjadi adalah proses pembelajaran masih didominasi oleh metode ceramah,

Jurnal 2
Pada segi temuan kita bisa melihat bahwa tidak adanya kelemahan/kekurangan terhadap
penelitian ini Permasalahan tersebut di antaranya: (1) dalam menyajikan pembelajaran
strategi yang digunakan kurang bervariasi . (2) strategi pembelajaran yang digunakan guru
kurang menarik.Oleh sebab itu peneliti menemukan beberapa masalah.

c. Kemutakhiran masalah
Jurnal 1
yang saya baca , dari jurnal 1 penulis membuat jurnal tersebut sesuai dengan perkembang
pembelajaran mengunakan strategi pembelajaran iquiri , strategi pembelajaran dijadikan
sebagai penataan cara-cara yang digunakan dalam kondisi pembelajaran tertentu,
menjelaskan pengaruh strategi pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar siswa
pada mata pelajaran geografi di SMA Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen (Quasi
Experiment), pembahsan angka kenaikan tentang strategi dan juga banyak menggunakan
bahasa ising sehingga sulit untuk dipahami.

Jurnal 2
yang saya baca , dari jurnal 2 penulis membuat jurnal tersebut sesuai dengan perkembang
pembelajaran mengunakan strategi pembelajaran iquiri , strategi pembelajaran dijadikan
sebagai penataan cara-cara yang digunakan dalam kondisi pembelajaran tertentu, Hal ini
dapat dilihat dalam pembelajaran guru menggunakan model pembelajaran langsung sehingga
guru lebih aktif dari pada siswa. Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI) adalah benda dan sifat-
sifatnya meliputi gas, cair dn padat. Materi pembelajaran yang terdapat pada kurikulum
tingkat satuan pendidikan, menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda,

13
baik sementara maupun tetap. pembahsan angka kenaikan tentang strategi dan juga banyak
menggunakan bahasa ising sehingga sulit untuk dipahami.
d. Kohesi dan koherensi sipenelitian
Jurnal 1
Dari keterkaitan hubungan dan penjelasan gagasan yang ada juga teori yang ada pada
jurnal tersebut hampir tidak ada kekurangannya karena pada segi kohesi dan koherensi
membuat poin lebih besar kepada keunggulan dalam jurnal, maka dari itu penulis hanya
menyebutkan bahwa tidak banyak kekurangan yang ditemukan pada segi koherensi dan
kohesinya.

Jurnal 2
dari keterkaitan hubungan dan penjelasan gagasan yang ada juga teori yang ada pada
jurnal 2 ini hampir tidak ada kekurangannya karena pada segi kohesi dan koherensi membuat
poin lebih besar kepada keunggulan dalam jurnal ini, maka dari itu penulis hanya
menyebutkan bahwa tidak banyak kekurangan yang ditemukan pada segi koherensi dan
kohesinya.

14
V. Implikasi terhadap:
a. Teori
Jurnal 1
Strategi pembelajaran inkuiri memiliki beberapa keunggulan, di antaranya adalah sebagai
berikut: (1) strategi pembelajaran inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang menekankan
kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang, sehingga
pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna, (2) strategi pembelajaran inkuiri
dapat memberikan ruang kepada pebelajar untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka,
(3) strategi pembelajaran inkuiri merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan
perkembangan psikologi belajar modern yang mengangap belajar adalah proses perubahan
tingkah laku berkat adanya pengalaman, (4) keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini
dapat melayanikebutuhan pebelajar yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Strategi
inkuiri pembelajaran dijadikan sebagai penataan cara-cara yang digunakan dalam kondisi
pembelajaran tertentu, sehingga terwujud urutan langkah-langkah prosedural yang dapat
dipakai untuk mencapai hasil yang diinginkan. inkuiri adalah suatu tindakan atau suatu
keadaan dalam mencari kebenaran. Keterangan atau pengetahuan tentang suatu hal untuk
mendapatkan informasi atau pemahaman.

Jurnal 2
Hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya”. Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI) adalah benda dan sifat-sifatnya
meliputi gas, cair dn padat. Materi pembelajaran yang terdapat pada kurikulum tingkat
satuan pendidikan, kelas V semester semester 1 SK 4. Memahami hubungan antara sifat
bahan dengan penyusunannya dan perubahan sifat benda sebagai hasil dari proses dan
Kompetensi Dasar (KD) 4.2 menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat
benda, baik sementara maupun tetap.. Ruang lingkup dan materi ini diambil sehubungan
dengan pengalaman peneliti selama mengajar di SD.

15
b. Program pembangunan di Indonesia
Jurnal 1
terdapat beberpa program pembanguanan di indonesia berdasarkan belajar inkuiri siswa
dilatih belajar melakukan penelitian sederhana di bawah bimbingan guru dalam
pembelajaran, siswa mengumpulkan data, melakukan diskusi/menjawab
pertanyaanpertanyaan/permasalahan yang disajikan guru. Siswa yang belajar dengan
menggunakan strategi pembelajaran inkuiri terbimbingdengan siswa yang belajar dengan
menggunakan pembelajaran konvensional (ceramah, tanya jawab, dan penugasan). Di
samping itu, dapat dikemukakan bahwapembelajaran dengan menggunakan strategi
pembelajaran inkuiri terbimbinglebih baik daripada pembelajaran konvensional (ceramah,
tanya jawab, dan penugasan).Hal ini dapat dilihat dari perbedaan mean hasil belajar yakni
kelas eksperimen memiliki mean yaitu, 24,00 sedangkan kelas kontrol memiliki mean yaitu,
16,32. Upaya dalam menumbuhkan semangat belajar siswa dapat diberikan dengan pujian,
dorongan, hadiah, atau pemicu semangat dapat digunakan untuk mengobarkan semangat
belajar”. Siswa yang telah terpancing untuk belajar dan telah siap untuk belajar akan
memperoleh hasil yang lebih baik dari pada yang tidak siap. Oleh sebab itu pemberian
motivasi belajar sangat penting dilakukan oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran
sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai.

Jurnal 2
mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa, mengembangkan rasa
ingin tahu, mengembangkan keterampilan siswa dan menerapkan kehidupan sehari-hari.
Ruang lingkupyang peneliti pakai dalam pembelajaran IPA dengan Strategi Pembelajaran
Inkuiri (SPI) adalah benda dan sifat-sifatnya meliputi gas, cair dn padat. Materi pembelajaran
yang terdapat pada kurikulum tingkat satuan pendidikan, kelas V semester semester 1 SK 4.
Memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunannya dan perubahan sifat benda
sebagai hasil dari proses dan Kompetensi Dasar (KD) 4.2 menyimpulkan hasil penyelidikan
tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap.. Ruang lingkup dan materi ini
diambil sehubungan dengan pengalaman peneliti selama mengajar di SD. Pelaksanaan
pembelajaran dengan Strategi Pembelajaran inkuiri yang terlaksana secara maksimal. Oleh
sebab itu pemberian motivasi belajar sangat penting dilakukan oleh guru dalam
melaksanakan pembelajaran sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai.

16
c. Pembahasan dan Analisis
Jurnal 1
Berdasarkan hasil uji hipotesis terbukti bahwa inkuiri terbimbing dapat erpengaruh
terhadap hasil belajar. Hal ini diduga karena, pertama siswa dilatih belajar melakukan
penelitian sederhana dibawah bimbingan guru dalam pembelajaran, siswa mengumpulkan
data,melakukan diskusi/menjawab pertanyaanpertanyaan/permasalahan yang disajikan guru.
Kedua, siswa dilatih menyusun hipotesis dan mengujinya, sehingga secara aktif mereka
berusaha mencari, menggali, dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber untuk
menjawab permasalahan secara berkelompok dan melakukan pengujian/pembuktian.
Menurut Suryadharma (2008) Merumuskan hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu
permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji
kebenarannya. Rumusan hipotesis harus dilandaskan padainformasi-informasi yang akurat
dengan berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan
logis. Ketiga, siswa belajar menyajikan hasil uji hipotesis melalui presentasi dan laporan
tertulis. Masingmasing kelompok mempresentasikan dalam bentuk laporan secara tertulis
kepada kelompok lainya. Di samping itu siswa juga dibimbing untuk membuat laporan
tertulis sebagai karya ilmiah.

Jurnal 2
Dari hasil penelitian pelaksanaan Strategi Pembelajaran Inkuri (SPI) dalam pembelajaran
IPA di kelas V SD. Terlihat bahwa guru membuat perencanaan yang dimulai dengan
membuat rancangan pembelajaran dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP).Sanjaya (2011:29) menegaskan bahwa “Perencanaan pembelajaran berisi tentang
rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan”. Menurut Muslich
(2010:53) “Secara teknis rencana pembelajaran mencakup komponen-komponen berikut (1)
standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian hasil belajar, (2) tujuan
pembelajaran, (3) materi pelajaran, (4) pendekatan dan metode pembelajaran, (5) langkah-
langkah kegiatan pembelajaran, (6) alat dan sumber belajar, (7) evaluasi pembelajaran”.
Berdasarkan perencanaan yang disusun, pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan sesuai
komponen-komponen yang telah ditentukan dan dengan apa yang telah direncanakan, pada

17
siklus I pembelajaran disajikan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan
selama 2 x 35 menit, dan pertemuan kedua juga dilaksanakan selama 2 x 35 menit.
Kelebihan dalam setiap karya tulis pastinya tersebar di berbagai tulisannya, namun
pastilah ada beberapa kelebihan yang menonjol pada setiap karya ilmiah/tulis. Kelebihan
dalam jurnal – jurnal tersebut adalah terletak pada meteri yang cukup lengkap terlihat pada
sub-sub judul dalam jurnal tersebut yang lengkap dan menyeluruh, kemudian kelebihan dari
jurnal-jurnal tersebut adalah penulis dapat mengembangkan beberapa poin-point kecil namun
cukup penting untuk di kaji, dan penulis melakukannya dengan cukup baik. Kemudian jurnal-
jurnal ini sangat terpercaya karena penulis mencantumkan referensi yang akurat sehingga
jurnal –jurnal tersebut sangat memikat.

18
VI .PENUTUP
a. Kesimpulan
Jurnal 1
Berdasarkan pada rumusan masalah dan hipotesis penelitian yang diajukan,serta temuan
penelitian yang didasarkan pada hasil analisis dan pengujian hipotesis, maka kesimpulan
yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini: Hasil belajar geografi dengan menggunakan
strategi inkuiri terbimbing memiliki ratarata hasil belajar yang baik dibandingkan dengan
hasil belajar dengan menggunakan metode ceramah, penugasan, dan tanya jawab. Dengan
demikian strategi inkuiri terbimbing memberikan pengaruh secara signifikan terhadap hasil
belajar geografi.

Jurnal 2
Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh dalam penelitian ini diajukan beberapa saran
untuk dipertimbangkan, diharapkan guru dapat membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI) sesuai dengan langkah-langkah Strategi
Pembelajaran Inkuiri (SPI).Diharapkan guru dapat melaksanakan pembelajaran IPA dengan
Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI) sesuai dengan langkah-langkah Strategi Pembelajaran
Inkuiri (SPI) selain itu guru diharapkan mampu membimbing siswa melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang berlangsung secara menyeluruh dan terarah sesuai dengan RPP yang
dirancang. Hasil Belajar IPA dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI) terlihat
meningkat.Peningkatan hasil belajar hendaknya dipertahankan. Diharapkan kepada kepala
sekolah untuk dapat memotivasi guru-guru kelas untuk dapat menggunakan Strategi
Pembelajaran Inkuiri (SPI) dalam proses pembelajaran dan disesuaikan dengan materi yang
akan diajarkan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Huda, Rofi’ul. 2017. Pengaruh Strategi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil
Belajar Geografi Siswa SMA. Jakarta : Praktek dalam Bidang Pendidikan dan Ilmu Geografi

Yesi Marini.2016. Strategi Pembelajaran Inkuiri (Spi) Dalam Pembelajaran Ipa Di Sekolah
Dasar. Padang : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang.

20

Anda mungkin juga menyukai