PENYAKIT PNEUMONIA
OLEH :
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2021
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYAKIT PNEUMONIA
B. Penyebab
a.Bakteri
Bakteri biasanya didapatkan pada usia lanjut. Organisme gram positif seperti:
streptococcus pneumonia, S.aerous, dan streptococcus pyogenesis.
b.Virus
Virus influenza yang menyebar melalui transmisi droplet citomegalo, virus ini
dikenal sebagai penyebab utama kejadian pneumonia virus.
c. Jamur
PNEUMONIA
Reseptor
Masuk ke saluran Suhu Tubuh HIPERTERMIA
peradangan
pernapasan
Mengganggu
kerja Makrofag Disfungsi gas antara
Ekspirasi&Inspirasi
O2 & CO2 di alveoli
tidak adekuat
Infeksi terganggu
Gangguan
Hipertrofi Kapasitas O2 Frekuensi
Peradangan/Inflamasi Ventilasi
kelenjar mukus menurun napas
meningkat
Nyeri dada Pemasangan
Produksi GANGGUAN ventilator mekanik
Sekret PERTUKARAN Ancaman terhadap
NYERI AKUT
GAS kematian
Dispnea
ANSIETAS
a.Pneumonia bakterial
Mikroorganisme masuk ke dalam paru melalui inhalasi udara dari atmosfer, juga
dapat memalui aspirasi dari nosofering atau orofering.
4. Pneumonia pneumositis
Yang termasuk grup ini adalah pneumonia yang disebabkan oleh mycoplasma
pneumoniae, chlamydea psittaci, legionella pneumophila, dan coxiella burneti.
E. Gejala Klinis
Gejala khas yang berhubungan dengan pneumonia meliputi:
F. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Ardiansyah (2012), pemeriksaan diagnostik yang dilakukan untuk memperkuat
diagnose ialah sebagai berikut:
a. Pemeriksaan Laboratorium
Dalam pemeriksaan ini, jumlah leukosit yang didapatkan ialah 15.000-40.000 per
mm dalam keadaan leukopenia. Biasanya lanjut endap darah meningkat hingga 100
mm/jam.
b. Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan sebaiknya dibuat dengan cara foto toraks posterior, anterior, dan lateral
untuk melihat keberadaan konsolidasi rentrokadial.
c. Foto Rontgen Dada (Chest X-Ray)
Untuk mengidentifikasi penyebaran gejala, misalnya pada lobus dan bronchial.
d. ABGs/Pulse Oximetry
Abnormalitas mungkin timbul, tergantung pada luasnya kerusakan paru
G. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan yang umum dilakukan pada penderita pneumonia yaitu (Ardiansyah,
2012):
a. Oksigen 1-2 liter/menit
b. Intra vena fluid drip dextrose 10%, NaCl 0,9% = 3:1, KCl 10 mEq/500 ml cairan,
jumlah cairan disesuaikan dengan berat badan, kenaikan suhu dan status hidrasi.
c. Pemberian makanan enteral diberikan secara bertahap melalui selang nasogastric
dengan feeding drip jika sesak tidak terlalu berat.
d. Jika terdapat sekresi lendir berlebihan dapat dilakukan pemberian inhalasi dengan
salin normal dan beta agonis untuk meperbaiki transport mukosilier. Seperti
pemberian terapi nebulizer dengan flexoid dan ventolin yang bertujuan untuk
mempermudah mengeluarkan dahak juga dapat meningkatkan lebar lumen bronkus.
e. Pemberian antibiotic sesuai jenis pneumonia.
B. Diagnosis Keperawatan
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif berhubungan dengan proses infeksi dibuktikan
dengan batuk tidak efektif, tidak mampu batuk, sputum berlebih, mengi, wheezing
dan/atau ronkhi kering,mekonium di jalan napas (pada neonates), dispnea, sulit
bicara, ortopnea, gelisah, sianosis, bunyi napas menurun, frekuensi napas berubah,
dan pola napas berubah
2. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan perubahan membran alveolus-kapiler
dibuktikan dengan dispnea, PCO2 meningkat, PO2 menurun, takikardi, ph arteri
meningkat/menurun, bunyi napas tambahan, pusing, penglihatan kabur, sianosis,
diaphoresis, geelisah napas cuping hidung, pola napas abnormal (cepat/lambat,
reguler/ireguler, dalam/dangkal), warna kulit abnormal (mis. pucat, kebiruan),
kesadaran menurun.
3. Gangguan Ventilasi Spontan berhubungan dengan kelelahan otot pernapasan
dibuktikan dengan dispnea, penggunaan otot bantu napas meningkat, volume tidal
menurun, PCO2 meningkat, PO2 menurun, SAO2 menurun, gelisah dan takikardi
4. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (mis. inflamasi, iskemia,
neoplasma) dibuktikan dengan mengeluh nyeri, tampak meringis, bersikap protektif
(mis. waspada, posisi menghindari nyeri), gelisah, frekuensi nadi meningkat,sulit
tidur, tekanan darah meningkat, pola napas berubah, nafsu makan berubah, proses
berpikir terganggu, menarik diri, berfokus pada diri sendiri, diaforesis.
5. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap kematian dibuktikan dengan merasa
bingung, merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi, sulit
berkonsentrasi, tampak gelisah, tampak tegang, sulit tidur, mengeluh pusing,
anoreksia, palpitasi, merasa tidak berdaya, frekuensi napas meningkat, frekuensi nadi
meningkat, tekanan darah meningkat, diaphoresis, tremor, muka tampak pucat, suara
bergetar, kontak mata buruk, sering berkemih, berorientasi pada masa lalu.
6. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (mis. infeksi) dibuktikan dengan
suhu tubuh diatas nilai normal, kulit merah, kejang, takikardi, takipnea, kulit terasa
hangat
C. Rencana Keperawatan
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Utama Rasional
Keperawatan
1. Bersihan Jalan Setelah dilakukan tindakan Intervensi Utama :
Napas Tidak selama...x24 jam maka Latihan Batuk Efektif
Efektif Bersihan Jalan Napas (I.01006)
berhubungan (L.01001) Meningkat,
Observasi: Observasi :
dengan proses dengan kriteria hasil.
infeksi dibuktikan 1. Batuk efektif meningkat 1. Identifikasi 1. Mengetahui
dengan batuk tidak 2. Produksi sputum kemampuan batuk kemampuan batuk
efektif, tidak menurun pada pasien
mampu batuk, 3. Mengi menurun 2. Memantau adanya
2. Monitor adanya
sputum berlebih, retensi sputum
4. Wheezing menurun retensi sputum
mengi, wheezing 3. Mengetahui dan
5. Mekonium (pada 3. Monitor tanda dan
dan/atau ronkhi memantau tanda dan
neonates) menurun gejala infeksi
kering,mekonium gejala infeksi
saluran napas
di jalan napas 6. Dispnea membaik saluran napas
4. Monitor input dan
(pada neonates), 7. Ortopnea mambaik 4. Mengetahui dan
output cairan (mis.
dispnea, sulit memantau input dan
8. Sulit bicara menurun jumlah dan
bicara, ortopnea, output cairan (mis.
9. Sianosis menurun karakteristik)
gelisah, sianosis, jumlah dan
bunyi napas 10. Gelisah memenurun karakterstik)
menurun, frekuensi 11. Frekuensi napas
napas berubah, dan membaik
Terapeutik : Terapeutik :
pola napas berubah 12. Pola napas membaik
5. Atur posisi semi 5. Agar pasien merasa
fowler atau fowler nyaman
6. Pasang perlak dan 6. Untuk
bengkok di penampungan
pangkuan pasien sputum yang
dikeluarkan pasien
7. Buang sekret pada 7. Untuk menghindari
tempat sputum adanya penularan
infeksi melalui
sputum
Edukasi :
Edukasi :
8. Agar pasien
8. Jelaskan tujuan
mengetahui tujuan
dan prosedur batuk
dan prosedur batuk
efektif
efektif
9. Anjurkan tarik
9. Pasien dapat batuk
napas melalui
dengan efektif
hidung selama 4
sehingga sputum
detik, ditahan
dapat keluar
selama 2 detik,
kemudian
keluarkan dari
mulut dengan bibir
mencucu
(dibulatkan)
selama 8 detik
10. Membantu pasien
10. Anjurkan
menenangkan
mengulangi tarik
pasien saat batuk
napas dalam
efektif
hingga 3 kali
11. Untuk
11. Anjurkan batuk
mengeluarkan
dengan kuat
sputum secara
langsung setelah
adekuat
tarik napas dalam
yang ke-3
Kolaborasi :
Kolaborasi :
12. Kolaborasi
12. Agar pasien dapat
pemberian
sembuh dan pulih
mukolitik atau
ekspektoran, jika
perlu.
Edukasi : Edukasi :
9. Ajarkan melakukan 9. Agar pasien mampu
teknik relaksasi melakukan relaksasi
napas dalam napas dalam
10. Ajar mengubah 10. Agar pasien mampu
posisi secara untuk mengubah
mandiri posisi secara
11. Ajarkan teknik mandiri
batuk efektif 11. Agar pasien mampu
melakukan teknik
batuk yang efektif
Kolaborasi : Kolaborasi :
12. Kolaborasi 12. Agar pasien dapat
pemberian bernapas dengan
bronkhodilator, Jika baik
perlu
Terapeutik Terapeutik
10. Berikan teknik 10. Memberikan
nonfarmakologi tindakan
s untuk pendukung untuk
mengurangi rasa mengurangi nyeri
nyeri ( mis, teknik
TENS, nonfarmakologis
hypnosis, untuk mengurangi
akupresur, terapi rasa nyeri ( mis,
music, TENS, hypnosis,
biofeedback, akupresur, terapi
terapi pijat, music,
aromaterapi, biofeedback, terapi
teknik pijat, aromaterapi,
imajianasi teknik imajianasi
terbimbing, terbimbing,
kompres kompres
hangat/dingin, hangat/dingin,
terapi bermain ) terapi bermain )
11. Kontrol 11. Untuk mengetahui
lingkungan yang lingkungan yang
memperberat memperberat rasa
rasa nyeri (mis, nyeri (mis, suhu
suhu runagan, runagan,
pencahayaan, pencahayaan,
kebisingan ) kebisingan )
12. Fasilitas 12. Memfasilitas
istirahat dan istirahat dan tidur
tidur agar pasien
nyaman
13. Pertimbangkan 13. Mempertimbangka
jenis dan n jenis dan sumber
sumber nyeri nyeri dalam
dalam pemilihan pemilihan strategi
strategi meredakan nyeri
meredakan nyeri
Edukasi Edukasi
8. Membuat
8. Gunakan pasien merasa
pendekatan rileks
yang tenang dan
9. Menempatkan
meyakinkan
barang pribadi
9. Tempatkan
untuk
barang pribadi
memberikan
yang
kenyamanan
memberikan
pada pasien
kenyamanan
10. Pendukung
10. Motivasi pasien
mengidentifikas mengidentifikasi
i situasi yang situasi yang
memicu memicu
kecemasan kecemasan
Edukasi
12. Jelaskan Edukasi
ketegangan peralihan
ketegangan
penggunaan melakukan
Kolaborasi
antiansietas, ansietas
jika perlu
pendinginan normal
eksternal (mis.
selimut hipotermia
atau kompres
dingin pada dahi,
leher, dada,
abdomen, aksila) 12. Agar tidak terjadi
komplikasi
12. Hindari pemberian
antipiretik atau
aspirin 13. Memenuhi
kebutuhan oksigen
13. Berikan oksigen,
pasien jika
jika perlu
diperlukan
Edukasi :
Kolaborasi :
Kolaborasi: 15. Mengganti cairan
dan elektrolit yang
15. Pemberian
hilang akibat
cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu hipertemia
D. Refrensi
Ardiansyah, M. 2012. Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Yogyakarta: Diva Press.
Seyawati, Ari dan Marwiati. 2018. Tata Laksana Batuk Atau Kesulitan Bernafas :
Literature Review. Jurnal Ilmiah Kesehatan. file:///C:/Users/User/Downloads/150-
Article%20Text-175-1-10-20180525%20(3).pdf . Diakses pada tanggal 13
September 2021
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi
dan Indikator Diagnostik. Jakarta: DPP Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi
dan Tindakan Keperawatan. Jakarta: DPP Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi
dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta: DPP Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
Wibowo, Rudi Hendro Putranto dan Sahir Widianto. 2018. Situasi Pneumonia Di
Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan Tahun 2017.
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar Vol. XIII No. 2, Desember 2018 :
34-35.
Nama Mahasiswa
Kelompok IV
Nama Pembimbing / CT
I Wayan Surasta, S.Kep., M.Fis
NIP. 196512311987031015