Anda di halaman 1dari 4

Nama : Isti Khoirul Rochmah

NIM : 195221305
Kelas : AKS 6H
Mata Kuliah : Audit Internal

Kode Etik Auditor Internal

Setiap profesi memiliki acuan dalam pekerjaannya. Begitu pula dengan auditor
internal. Dalam pelaksanaan tugas-tugasnya, auditor internal harus mengacu pada kode etik,
standar profesi, piagam, dan panduan audit internal. Pedoman-pedoman tersebut disusun
guna berjalannya kinerja auditor sesuai dengan standar. Jika sesuai standar, maka dapat
dibandingkan dan dievaluasi.
Kode etik muncul disebabkan adanya etika untuk mengatur profesi tertentu. Etika
berasal dari Bahasa Yunani yang artinya adat istiadat atau kebiasaan yang baik. Etika bukan
kebiasaan yang ada, melainkan sudah melewati penyaringan hingga menjadi kebiasaan yang
baik-baik muncul.
Kode etik profesi merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu
kelompok masyarakat tertentu. Kode etik termasuk ke dalam norma sosial.
Kode etik disusun agar profesional memberikan jasa yang terbaik kepada
customernya. Customer auditor internal adalah manajemen organisasi yang ada di perusahaan
tempat auditor internal bekerja. Kode etik auditor internal penting untuk melindungi
manajemen dari Tindakan kecurangan atau penyelewengan atau tidak profesional.
Kode etik auditor dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu kode etik secara prinsip dan
perilaku. Adapun kode etik yang dimaksud, antara lain:
1. Prinsip integritas
Integritas auditor internal menumbuhkan serta membangun kepercayaan dan
memberikan dasar untuk landasan penilaian. Perilaku yang mendukung prinsip
integritas:
a. Melakukan pekerjaan dengan kejujuran, ketekunan, dan tanggung jawab.
b. Menaati hukum dan membuat pengungkapan yang diharuskan oleh ketentuan
perundang-undangan dan profesi.
c. Dilarang mengikuti maupun terlibat dalam aktivitas ilegal dan memalukan.
d. Menghormati dan berkontribusi pada tujuan yang sah dan etis dari organisasi.
2. Objektivitas
Auditor internal menunjukkan objektivitas yang tinggi dalam mengumpulkan,
mengevaluasi, dan mengomunikasikan informasi tentang kegiatan atau proses
yang sedang diperiksa. Auditor internal membuat penilaian harus secara relevan
tanpa dipengaruhi oleh kepentingan sendiri atau orang lain. Perilaku yang
mendukung prinsip objektivitas:
a. Tidak berpartisipasi dalam kegiatan atau hubungan apa pun yang dapat
mengganggu, atau dianggap mengganggu, ketidakbiasan penilaian.
b. Tidak menerima apa pun yang dapat mengganggu, atau dianggap mengganggu
profesionalitas penilaian.
c. Harus mengungkapkan semua fakta material yang diketahui yang apabila tidak
diungkapkan, akan mengganggu pelaporan kegiatan yang sedang diperiksa.
3. Kerahasiaan
Auditor internal menghormati nilai dan kepemilikan informasi yang diterima dan
tidak mengungkapkan informasi tanpa izin, kecuali ada ketentuan perundang-
undangan atau kewajiban profesional untuk melakukannya. Perilaku yang
mendukung prinsip kerahasiaan:
a. Berhati-hati dalam penggunaan dan perlindungan informasi yang diperoleh
dalam tugasnya.
b. Tidak menggunakan informasi untuk keuntungan diri sendiri atau yang
bertentangan dengan perundang-undangan atau merugikan tujuan yang sah
dan etis dari organisasi.
4. Kompetensi
Auditor internal menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang
diperlukan dalam pelaksanaan layanan audit internal. Perilaku yang mendukung
prinsip kompetensi:
a. Hanya memberikan layanan ketika memiliki pengetahuan, keterampilan, dan
pengalaman yang diperlukan.
b. Melakukan audit internal sesuai dengan Standar Internasional Praktik
Profesional Audit Internal.
c. Terus-menerus meningkatkan kemampuan dan efektivitas serta kualitas
layanan.
Kode Etik Auditor Internal Pemerintah
Kode Etik Auditor Intern Pemerintah Indonesia (disingkat KE-AIPI) disusun sebagai
pedoman perilaku bagi auditor intern pemerintah dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya dan bagi pimpinan APIP dalam mengevaluasi perilaku auditor intern pemerintah.
KE-AIPI disusun dengan tujuan sebagai berikut:
a. Untuk mendorong sebuah budaya etis dalam profesi pengawasan intern
pemerintah.
b. Untuk memastikan bahwa seorang profesional akan berperilaku pada tingkat lebih
tinggi dibandingkan pegawai negeri sipil lainnya.
c. Untuk mewujudkan auditor intern pemerintah terpercaya, berintegritas, objektif,
akuntabel, transparan, dan memegang teguh rahasia, serta memotivasi
pengembangan profesi secara berkelanjutan.
d. Untuk mencegah terjadinya tingkah laku tidak etis, agar dipenuhi prinsip-prinsip
kerja akuntabel dan terlaksananya pengendalian pengawasan sehingga terwujud
auditor kredibel dengan kinerja optimal dalam pelaksanaan pengawasan.
KE-AIPI meliputi dua komponen dasar, yaitu Prinsip etika yang relevan dengan
profesi dan praktik pengawasan intern pemerintah dan Aturan perilaku yang menggambarkan
norma perilaku yang diharapkan bagi auditor intern pemerintah dalam memenuhi tanggung
jawab profesionalnya. Aturan ini membantu untuk menafsirkan prinsip dalam penerapan
praktis dan dimaksudkan sebagai pedoman perilaku etis bagi auditor intern pemerintah.
Auditor intern pemerintah diharapkan menerapkan dan menegakkan prinsip-prinsip etika dan
aturan perilaku sebagai berikut:
a. Integritas
Integritas adalah mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh
sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan
kejujuran. Integritas auditor intern pemerintah membangun kepercayaan dan dengan
demikian memberikan dasar untuk kepercayaan dalam pertimbangannya. Integritas tidak
hanya menyatakan kejujuran, namun juga hubungan wajar dan keadaan yang sebenarnya.
Untuk menerapkan prinsip Integritas, auditor intern pemerintah wajib:
1) Melakukan pekerjaan dengan kejujuran, ketekunan, dan tanggung jawab.
2) Menaati hukum dan membuat pengungkapan yang diharuskan oleh ketentuan
perundang-undangan dan profesi.
3) Menghormati dan berkontribusi pada tujuan organisasi yang sah dan etis.
4) Tidak menerima gratifikasi terkait dengan jabatan dalam bentuk apa pun. Bila
gratifikasi tidak bisa dihindari, auditor intern pemerintah wajib melaporkan kepada
Komisi Pemberantasan Korupsi (disingkat KPK) paling lama dalam waktu 7 (tujuh)
hari setelah gratifikasi diterima atau sesuai ketentuan pelaporan gratifikasi.
b. Objektivitas
Objektivitas adalah sikap jujur yang tidak dipengaruhi pendapat dan pertimbangan
pribadi atau golongan dalam mengambil putusan atau tindakan. Auditor intern
pemerintah menunjukkan objektivitas profesional tingkat tertinggi dalam
mengumpulkan, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan informasi tentang kegiatan atau
proses yang sedang diaudit. Auditor intern pemerintah membuat penilaian berimbang
dari semua keadaan yang relevan dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan-
kepentingannya sendiri ataupun orang lain dalam membuat penilaian. Prinsip objektivitas
menentukan kewajiban bagi auditor intern pemerintah untuk berterus terang, jujur secara
intelektual dan bebas dari konflik kepentingan. Untuk menerapkan prinsip Objektivitas,
auditor intern pemerintah wajib:
1) Tidak berpartisipasi dalam kegiatan atau hubungan apa pun yang dapat menimbulkan
konflik dengan kepentingan organisasinya, atau yang dapat menimbulkan prasangka,
atau yang meragukan kemampuannya untuk dapat melaksanakan tugas dan
memenuhi tanggung jawab profesinya secara objektif.
2) Tidak menerima sesuatu dalam bentuk apa pun yang dapat mengganggu atau patut
diduga mengganggu pertimbangan profesionalnya.
3) Mengungkapkan semua fakta material yang diketahui, yaitu fakta yang jika tidak
diungkapkan dapat mengubah atau mempengaruhi pengambilan keputusan atau
menutupi adanya praktik-praktik yang melanggar hukum.
c. Kerahasiaan
Kerahasiaan adalah sifat sesuatu yang dipercayakan kepada seseorang agar tidak
diceritakan kepada orang lain yang tidak berwenang mengetahuinya. Auditor intern
pemerintah menghormati nilai dan kepemilikan informasi yang diterima dan tidak
mengungkapkan informasi tanpa kewenangan yang tepat, kecuali ada ketentuan
perundang-undangan atau kewajiban profesional untuk melakukannya. Untuk
menerapkan prinsip Kerahasiaan, auditor intern pemerintah wajib:
1) Berhati-hati dalam penggunaan dan perlindungan informasi yang diperoleh dalam
tugasnya.
2) Tidak menggunakan informasi untuk keuntungan pribadi atau dengan cara apa pun
yang akan bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan atau merugikan
tujuan organisasi yang sah dan etis.
d. Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seseorang, berupa
pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas
jabatannya. Auditor intern pemerintah menerapkan pengetahuan, keahlian dan
keterampilan, serta pengalaman yang diperlukan dalam pelaksanaan layanan pengawasan
intern. Untuk menerapkan prinsip Kompetensi, auditor intern pemerintah wajib:
1) Memberikan layanan yang dapat diselesaikan sepanjang memiliki pengetahuan,
keahlian dan keterampilan, serta pengalaman yang diperlukan
2) Melakukan pengawasan sesuai dengan Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia.
3) Terus-menerus meningkatkan keahlian serta efektivitas dan kualitas pelaksanaan
tugasnya, baik yang diperoleh dari pendidikan formal, pelatihan, sertifikasi, maupun
pengalaman kerja.
e. Akuntabel
Akuntabel adalah kemampuan untuk menyampaikan pertanggungjawaban atau untuk
menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang kepada pihak yang memiliki
hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban. Auditor
intern pemerintah wajib menyampaikan pertanggungjawaban atas kinerja dan
tindakannya kepada pihak yang memiliki hak atau kewenangan untuk meminta
keterangan atau pertanggungjawaban. Untuk menerapkan prinsip Akuntabel, auditor
intern pemerintah wajib menyampaikan pertanggungjawaban atau jawaban dan
keterangan atas kinerja dan tindakannya secara sendiri atau kolektif kepada pihak yang
memiliki hak atau kewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban.
f. Perilaku
Profesional Perilaku profesional adalah tindak tanduk yang merupakan ciri, mutu, dan
kualitas suatu profesi atau orang yang profesional di mana memerlukan kepandaian
khusus untuk menjalankannya. Auditor intern pemerintah sebaiknya bertindak dalam
sikap konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menahan diri dari segala perilaku
yang mungkin menghilangkan kepercayaan kepada profesi pengawasan intern atau
organisasi. Untuk menerapkan prinsip Perilaku Profesional, auditor intern pemerintah
wajib:
1) Tidak terlibat dalam segala aktivitas ilegal, atau terlibat dalam tindakan yang
menghilangkan kepercayaan kepada profesi pengawasan intern atau organisasi.
2) Tidak mengambil alih peran, tugas, fungsi, dan tanggung jawab manajemen auditan
dalam melaksanakan tugas yang bersifat konsultasi.
REFERENSI
Aisyiah, H.N. 2018. Audit Internal: Mempertahankan dan Meningkatkan Kualitas
Organisasi di Era Global dan Digital
Berkas.dpr.go.id. 2014. KODE ETIK AUDITOR INTERN PEMERINTAH INDONESIA.
[online] Available at: <http://berkas.dpr.go.id/setjen/dokumen/ittama-Eksternal-Kode-Etik-
Auditor-Intern-Pemerintah-Indonesia-1448621819.pdf> [Accessed 23 February 2022].

Anda mungkin juga menyukai