Anda di halaman 1dari 50

DEFINISI DEWASA, BELUM DEWASA, CAKAP, TIDAK

CAKAP, DAN DI BAWAH UMUR SERTA KONVENSI


INTERNASIONAL
Tugas ini dibuat untuk memenuhi Mata Kuliah Pengantar Hukum

Dosen : Imelda Martinelli, SH., M.Hum.

Kelas : B
Nama Kelompok:
Cherlyne Baby Florencia - 205200021
Natasha Pritama - 205200022
Fionna Khantidevi Lukmadi - 205200025
Aurelia Meagan Tan - 205200026
Rayvind Ongg - 205200032

UNIVERSITAS TARUMANAGARA
2020
A. Dewasa

 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)


1. Dewasa dapat diartikan sebagai sampai umur; akil balig (bukan kanak-kanak
atau remaja lagi).
2. Arti dewasa adalah telah mencapai kematangan kelamin.
3. Arti lainnya dari dewasa adalah matang (tentang pikiran, pandangan dan
sebagainya). Contoh: Cara berpikirnya sudah dewasa.
 Menurut Hukum
1. Menurut pasal 330 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Barat dijelaskan
bahwa seseorang dianggap sudah dewasa jika sudah berusia 21 tahun atau
sudah (pernah) menikah.

Pasal 330 KUHPerdata


"Belum dewasa adalah mereka yang belum mencapai umur genap dua puluh
satu tahun, dan tidak lebih dahulu telah kawin.Apabila perkawinan itu
dibubarkan sebelum umur mereka tidak kembali lagi dalam kedudukan belum
dewasa. Mereka yang belum dewasa dan tidak berada di bawah kekuasaan
orang tua, berada di bawah perwalian atas dasar dan dengan cara sebagaimana
teratur dalam bagian ketiga, keempat, kelima dan keenam bab ini."

2. Pada tanggal 13 Oktober 1976 Mahkamah Agung sudah mengeluarkan


Yurisprudensi Nomor 477 yang menyatakan Usia Dewasa adalah 18 Tahun
atau sudah pernah menikah.
3. SEMA Nomor 7 Tahun 2012 tentang Rumusuan Hukum Hasil Rapat Pleno
Kamar Mahkamah Agung sebagai Pedoman Pelaksanaan Tugas Bagi
Pengadilan menyatakan bahwa dewasa adalah cakap bertindak didalam
hukum yaitu orang yang telah mencapai umur 18 Tahun atau telah kawin.
4. Surat Keputusan Dirjen Agraria Direktorat Pendaftaran Tanah (Kadaster) No.
Dpt.7/539/7-77, tertanggal 13-7-1977 membagi pengertian dewasa menjadi:
1) Dewasa politik, misalnya adalah batas umur 17 tahun untuk dapat ikut
Pemilu.
2) Dewasa seksual, misalnya adalah batas umur 18 tahun untuk dapat
melangsungkan pernikahan menurut Undang-Undang Perkawinan yang baru.
3) Dewasa hukum dimaksudkan adalah batas umur tertentu menurut hukum
yang dapat dianggap cakap bertindak dalam hukum.

 Menurut Pendapat Ahli


Arti dewasa menurut Siti Rahayu Haditono, dewasa adalah individu yang telah
menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat
bersama dengan orang dewasa lainnya.
Lampiran
1. Pada tanggal 13 Oktober 1976 Mahkamah Agung sudah mengeluarkan
Yurisprudensi Nomor 477 yang menyatakan Usia Dewasa adalah 18 Tahun atau
sudah pernah menikah.1

1
”Direktori Putusan Mahkamah Agung RI”,
https://putusan3.mahkamahagung.go.id/restatement/detail/11e939b30d9ec8a4a739313734313230.html,
diakses tanggal 6 November, pukul 14.18 WIB.
B. Belum Dewasa

 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti belum dewasa adalah bawah umur, arti
lainnya dari belum dewasa adalah anak-anak.
 Menurut Hukum
1. Pasal 330 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata mengatur bahwa yang belum
dewasa adalah mereka yang belum mencapai umur genap 21 tahun, dan tidak kawin
sebelumnya.
Pasal 330 KUHPerdata
"Belum dewasa adalah mereka yang belum mencapai umur genap dua puluh
satu tahun, dan tidak lebih dahulu telah kawin.Apabila perkawinan itu
dibubarkan sebelum umur mereka tidak kembali lagi dalam kedudukan belum
dewasa. Mereka yang belum dewasa dan tidak berada di bawah kekuasaan
orang tua, berada di bawah perwalian atas dasar dan dengan cara sebagaimana
teratur dalam bagian ketiga, keempat, kelima dan keenam bab ini."

2. Kedua, dalam Pasal 98 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam menyatakan batas umur
anak yang mampu berdiri sendiri atau dewasa adalah 21 tahun, sepanjang anak
tersebut tidak bercacat fisik maupun mental atau belum pernah melangsungkan
perkawinan.

Pasal 98 ayat 1 kompilasi hukum islam


"Batas usia anak yang mampu berdiri sendiri atau dewasa adalah 21 tahun,
sepanjang anak tersebut tidak bercacat fisik maupun mental atau belum
pernah melangsungkan perkawinan."2

3. Pasal 338 KUHPerdata


"Apabila dalam tenggang waktu yang di tentukan untuk itu, wali telah
melalaikan menaruh ikatan jaminan atau memberi pertaruhan gadai,
sedangkan ia tak mempunyai harta benda tak bergerak yang cukup, maka atas
tuntutan Balai Harta Peninggalan tugas untuk mengurus harta kekayaan si
belum dewasa oleh Pengadilan Negeri harus dicabut daripadanya, dalam pada
mana tugas itu akan diberikan kepada Balai, sampai kemudian wali itu
memberikan jaminan secukupnya, ialah apabila atas permintaannya oleh
Pengadilan, setelah mendengar Balai, tugas tadi diserahkan kembali
kepadanya.
Wali yang telah dicabut tugas mengurusnya, akan tetap menyelenggarakan
pemeliharaan diri sebelum dewasa, dengan taraf hidup dan dengan cara yang
jika perlu akan ditentukan oleh Pengadilan atas usul Balai. Sementara itu,
apabila pengurusan harta kekayaan tak bergerak si belum dewasa
menghendaki suatu pengawasan yang harus terus-menerus dijalankan oleh
2
“BATAS USIA ANAK DALAM HAK HADANAH PASCA PERCERIAN MENURUT KOMPILASI
HUKUM ISLAM”, http://digilib.uinsby.ac.id/11346/5/bab%202.pdf, diakses pada tanggal 9 November 2020,
pukul 10.32 WIB.
Pengadilan, setelah mendengar Balai, akan dapat ditentukan, bahwa tugas
untuk mengurus itu pun akan tetap pada wali, asal wali ini membawa ke
kantor Balai segala uang tunai, barang keemasan dan surat-surat yang
berharga; kepunyaan si belum dewasa; dalam hal yang demikian, Balai akan
memberikan kepada wali uang secukupnya, baik guna membiayai
pemeliharaan dan pendidikan si belum dewasa, maupun guna membelanjai
urusan sehari-hari akan barang-barang tak bergerak, kesemuanya itu dengan
kewajiban pada wali, untuk mengadakan perhitungan tanggung jawab tiap-
tiap tahun dengan cara seperti teratur dalam pasal 372."

4. Pasal 50 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974


(1) Anak yang belum mencapai umur 18 (delapan belas) tahun atau belum
pernah melangsungkan perkawinan, yang tidak berada di bawah kekuasaan
orang tua, berada di bawah kekuasaan wali.
(2) Perwakilan itu mengenai pribadi anak yang bersangkutan maupun harta
bendanya.3
5. Pasal 39 ayat 1 UU Nomor 30 Tahun 2004
(1) Penghadap harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a. paling sedikit berumur 18 (delapan belas) tahun atau telah
menikah.4

C. Cakap
 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Cakap menurut KBBI adalah sanggup untuk melakukan sesuatu;mampu; dapat.
 Menurut Hukum
Kecakapan berbuat dam kewengan bertindak menurut hukum ini adalah di benarkan
dalam ketentuan Undang-undang itu sendiri, yaitu
1. Seseorang anak yang belum dewasa (belum mencapai umur 21 tahun) dapat
melakukan seluruh perbuatan hukum apabila telah berusia 20 tahun dan telah
mendapat surat pernyataan dewasa (venia aetatis) yang di berikan oleh
presiden, setelah mendengar nasihat Mahkamah Agung (pasal 419 dan 420
KUH Perdata).

3
“Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan”,
http://repo.unand.ac.id/2798/1/1974_UU-1-TAHUN-1974_PERKAWINAN.pdf, diakses tanggal 9 November
2020, pukul 11.11 WIB.

4
“UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN
NOTARIS”, http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/31.pdf, diakses pada tanggal 9 November 2020, pukul
11.26 WIB.
Pasal 419 KUHPerdata
“Dengan melakukan perlunakan,seorang anak belum dewasa boleh
dinyatakan dewasa,atau bolehlah diberikan kepadanya hak kedewasaan yang
tertentu.”
Pasal 420 KUHPerdata
“Perlunakan,dengan mana seorang anak belum dewasa dinyatakan
dewasa ,diperoleh dengan venia aestatis atau surat-surat pernyataan
dewasa.yang diberikan oleh Presiden,setelah mendengar nasihat Mahkamah
Agung.”

2. Anak yang berumur 18 tahun dapat melakukan perbuatan hukum tertentu


setelah mendapat surat pernyataan dewasa dari pengadilan, (pasal 426 KUH
Perdata).
Pasal 426 KUHPerdata
"Perlunakan, dengan mana kepada seorang belum dewasa diberikan hak-hak
kedewasaan tertentu atas permintaan si belum dewasa boleh diberikan oleh
Pengadilan, apabila ia telah mencapai umur genap delapan belas tahun.
Bertentangan dengan kemauan orang tua yang melakukan kekuasaan orang
tua atau perwalian, tidaklah perlunakan itu akan diberikannya."

3. Seseorang yang berumur 18 tahun dapat membuat surat wasiat . (pasal 897
KUH Perdata).
Pasal 897 KUHPerdata
"Para belum dewasa yang belum mencapai umur genap delapan belas tahun,
tak diperbolehkan membuat surat wasiat."

4. Orang laki-laki yang telah mencapai umur 15 tahun dan perempuan yang
telah berumur 15 tahun dalam melakukan perkawinan.(pasal 29 KUH
Perdata).
Pasal 29 KUHPerdata
"Seorang jejaka yang belum mencapai umur genap delapan belas tahun,
seperti pun seorang gadis yang belum mencapai umur genap lima belas tahun,
tak diperbolehkan mengikat dirinya dalam perkawinan. Sementara itu, dalam
hal adanya alasan-alasan yang penting, Presiden berkuasa meniadakan
larangan ini dengan memberikan dispensasi."

5. Pengakuan anak dapat di lakukan oleh orang yang telah berumur 19 tahun,
(pasal 282 KUH Perdata).
Pasal 282 KUHPerdata
“Pengakuan terhadap seorang anak luar kawin yang dilakukan oleh seorang
yang belum dewasa,adalah tanpa guna kecuali si belum dewasa itu telah
mencapai umur genap sembilan belas tahun dan pengakuan yang
dilakukannya pun bukan akibat paksa,khilaf,tipu atau bujuk.
Anak perempuan belum dewasa sementara itu,boleh melakukan
pengakuan,pun kendati belum mencapai umur sembilan belas tahun.”

6. Anak yang telah berumur 15 tahun dapat menjadi saksi. (pasal 1912) KUH
Perdata).
Pasal 1912 KUHPerdata
"Orang-orang yang belum mencapai usia genap lima belas tahun, begitu pula
orang-orang yang ditaruh di bawah pengampuan karena dungu, sakit ingatan
atau mata gelap, atau pun, selama perkara sedang bergantung, atas perintah
Hakim telat dimasukkan dalam tahanan, tidak dapat diterima sebagai saksi.
Meskipun demikian, Hakim adalah leluasa untuk mendengar orang-orang
belum dewasa itu atau orang-orang terampu yang tempo-tempo dapat berpikir
sehat, tanpa suatu penyumpahan, namun keterangan-keterangan orang-orang
tersebut hanya dapat dianggap sebagai penjelasan.
Juga Hakim tidak boleh mempercayai apa yang menurut orang-orang tak
cakap itu telah didengarnya, dilihatnya, dihadirinya dan dialaminya, biarpun
itu semua disertai alasan-alasan tentang bagaimana mereka mengetahuinya,
namun Hakim hanya boleh menggunakannya untuk mengetahui dan
mendapatkan petunjuk-petunjuk ke arah peristiwa-peristiwa yang dapat
dibuktikan lebih lanjut dengan alat-alat bukti yang biasa."

7. Seseorang yang telah di taruh di bawah pengampuan karena boros dapat:


a) Membuat surat wasiat (pasal 446 KUH Perdata ).
Pasal 446 KUHPerdata
”Pengampuan mulai berjalan terhitung semenjak putusan atau penetapan
diucapkan. Segala tindak-tindak perdata yang setelah itu dilakukan oleh si
yang diampu, adalah demi hukum batal. Sementara itu seseorang yang
ditaruh dibawah pengampuan keran keborosan tetap berhak membuat
surat-surat wasiat.”
b) Melakukan perkawinan. (pasal 452 KUH Perdata).
Pasal 452 KUHPerdata
”Setiap orang yang ditaruh dibawah pengampuan mempunyai kedudukan
yang sama dengan seorang yang belum dewasa.Jika seorang yang kerana
keborosannya ditaruh dibawah pengampuan,hendak mengikat diri dalam
perkawinan,maka ketentuan-ketentuan pasal 38 dan 151 berlaku
terhadapnya.Ketentuan -ketentuan undang-undang mengenai perwalian
atas anak-anak belum dewasa tercantum dalam pasal 331sampai dengan
334,dalam pasal 362,367,369 sampai dengan 388,391 dan berikutnya
dalam bagian kesebelas,kedua belas dan ketiga belas bab kelima
belas,berlaku juga terhadap pengampuan.”

8. Istri cakap bertindak dalam hukum dalam hal :


a) Dituntut dalam perkara pidana, menuntut perceraian perkawinan,
pemisahan meja dan ranjang serta menuntut pemisahan harta kekayaan.
(pasal 111 KUH Perdata).
Pasal 111 KUHPerdata
"Bantuan si suami kepada istrinya taklah perlu:
1e. apabila si istri dituntut di muka Hakim karena sesuatu perkara
pidana;
2e. dalam sesuatu tuntutan akan perceraian perkawinan, akan pemisahan
meja dan ranjang atau akan pemisahan harta kekayaan."
b) Membuat surat wasiat. Pasal (118 KUH Perdata).
Pasal 118 KUHPerdata
"Setiap istri berkah membuat surat wasuat tanpa izin suaminya."

D. Tidak cakap
 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Tidak cakap menurut KBBI adalah tidak sanggup untuk melakukan sesuatu;tidak
mampu; tidak dapat.
 Menurut Hukum
Orang yang menurut Undang-Undang tidak cakap untuk melakukan suatu
perjanjian adalah
a) Anak yang belum dewasa
b) Orang yang berada di bawah pengampuan
c) Perempuan yang telah kawin dalam hal-hal yang ditentukan undang-
undang dan pada umumnya semua orang yang oleh undang-undang
dilarang untuk membuat persetujuan tertentu Namun, dengan dasar SEMA
No. 3/1963 jo. Pasal 31 UU No. 1/1974, maka perempuan yang masih
terikat dalam perkawinan sudah cakap melakukan perbuatan hukum
sendiri dikarenakan sudah tidak ada perbedaan lagi antara perempuan dan
laki-laki dalam melakukan perbuatan hukum perdata saat ini;

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 31


(1) Hak dan kedudukan isteri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan
suami dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam
masyarakat.

(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum.

(3) Suami adalah kepala keluarga dan isteri ibu rumah tangga5

d) Orang yang dilarang undang-undang untuk melakukan perbuatan tertentu.

5
“Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974”,
https://www.limc4u.com/undang-undang/undang-undang-republik-indonesia-no-1-tahun-1974-tentang-
perkawinan/penjelasan-pasal-31-uu-ri-no-1-tahun-1974/, diakses pada tanggal 9 November 2020, pukul 12.30
WIB.
E. Di bawah Umur
 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti di bawah umur adalah belum
dewasa. Di bawah umur berasal dari kata dasar di.
 Menurut Hukum
1. Kemudian menurut Pasal UU No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
Pasal 1 angka 1 memberikan batasan usia anak yakni seorang yang belum
berusia 18 (delapan belas) tahun.
Pasal 1 ayat 1 UU No. 23 Tahun 2002
"Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun,
termasuk anak yang masih dalam kandungan."
2. Jadi menurut pasal diatas, yang dimaksud dibawah umur adalah orang yang
berusia dibawah 18 tahun dan yang masih berada di dalam kandungan.

 Menurut Pendapat Ahli


Menurut Romli Atmasasmita, yang dibawah umur adalah seorang yang masih
dibawah umur dan belum dewasa, serta belum kawin.
F. Konvensi Internasional
 Dalam Pasal 2 ayat (3) dalam Undang- Undang atau Peraturan Nasional, dijelaskan
bahwa usia minimum untuk diperbolehkan bekerja dalam suatu jabatan tidak boleh
kurang dari usia tamat sekolah wajib atau minimal usia 15 tahun.
 Berdasarkan Pasal 3 ayat (1) Konvensi ILO Usia Minimum C-138, usia minimum
yang diperbolehkan masuk kerja dalam hal pekerjaan itu membahayakan kesehatan,
keselamatan atau moral, tidak boleh kurang dari 18 tahun.
 Dalam Pasal 7 ayat (1) dalam Undang- Undang atau Peraturan Nasional, seseorang
diperbolehkan untuk bekerja apabila berusia 13-15 tahun dengan syarat pekerjaan
yang dilakukan tidak berbahaya bagi kesehatan, dan tidak mengganggu kegiatan
belajar disekolahnya.
 Dalam Pasal 7 ayat (2) dalam Undang- Undang atau Peraturan Nasional, dijelaskan
seseorang yang berusia minimal 15 tahun namun belum menuntaskan sekolah
wajibnya tetap diperbolehkan untuk bekerja.
 Dalam Pasal 10 Konvensi ILO Usia Minimum-C138, disebutkan bahwa konvensi ini
merevisi usia-usia minimum dalam pekerjaan, antara lain:
1. Konvensi (Revisi) Usia Minimum (Industri) tahun 1932
Dalam konvensi ini telah ditetapkan bahwa usia minimum pekerjaan industri
tidak kurang dari 15 tahun sesuai dengan Pasal 2 Konvensi ILO Usia
Minimum-C138 dan telah ditetapkan oleh Anggota yang meratifikasi
Konvensi sebelumnya.

2. Konvensi (Revisi) Usia Minimum (Pekerjaan Non-Industri) tahun 1937


Dalam hal ini, ditetapkan bahwa usia minimum untuk pekerjaan Non-Industri
tidak kurang dari usia 15 tahun sesuai dengan Pasal 2 Konvensi ILO Usia
Minimum C-138 dan telah ditetapkan oleh anggota yang telah meratifikasi
Konvensi sebelumnya. Konvensi ILO Usia Minimum-C138 dan telah
ditetapkan oleh Anggota yang meratifikasi Konvensi sebelumnya.

3. Konvensi (Revisi) Usia Minimum (Laut) tahun 1936


Dalam hal pekerjaan maritim (maritime employment), konvensi ini
menetapkan bahwa usia minimum tidak kurang dari 15 tahun sesuai dengan
Pasal 2 Konvensi ILO Usia Minimum C-138 dan dalam Pasal 3 ditetapkan
untuk pekerjaan maritim, yaitu usia 18 tahun.
4. Konvensi Usia Minimum (Nelayan) tahun 1959
Dalam hal penangkapan ikan laut (maritime fishing), usia minimum yang
telah ditetapkan tidak kurang dari 15 tahun sesuai dengan pasal 2 atau tidak
kurang dari 18 tahun sesuai dengan Pasal 3 yang ditetapkan oleh Anggota
dalam pekerjaan penangkapan ikan laut di Konvensi ILO Usia Minimum C-
138.

5. Konvensi Usia Minimum (Pekerjaan Bawah Tanah) tahun 1965


Dalam hal ini, usia minimum yang ditetapkan menurut Pasal 2 Konvensi
tidak kurang dari Konvensi Usia Minimum (Pekerjaan Bawah Tanah) tahun
1965, yaitu 16 tahun dan dalam Pasal 3 Konvensi ILO Usia Minimum C-138,
ditetapkan usia tidak kurang dari 18 tahun untuk pekerjaan bawah tanah
dalam pertambangan
Berikut ini merupakan lampiran mengenai konvensi internasional yang berkaitan
dengan C138-Minimum Age Convention (No. 138), 1973.6

6
“C138-Minimum Age Convention for Admission to Employment (No. 138), 1973”,
https://www.ilo.org/dyn/normlex/en/f?p=NORMLEXPUB:12100:0::NO::P12100_ILO_CODE:C138, diakses pada
tanggal 9 November 2020, pukul 13.14 WIB.
Berikut ini merupakan lampiran dari Konvensi ILO mengenai Usia MIinimum Untuk
Diperbolehkan Bekerja (No. 138), 1973.7

7
“KONVENSI ILO MENGENAI USIA MINIMUM UNTUK DIPERBOLEHKAN BEKERJA”,
https://www.balitbangham.go.id/po-content/peraturan/ILO%20138%20Usia%20Minimum%20Bekerja.pdf,
diakses pada tanggal 9 November 2020, 14.12 WIB.
Berdasarkan Konvensi Hak-hak Anak yang disetujui oleh Majelis Umum Perserikatan
Bangsa-bangsa pada tanggal 20 Nopember 1989 dan diratifikasi Indonesia pada tahun
1990, Bagian 1 pasal b8.

8
“Hak-hak Anak yang disetujui oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa”,
https://alghif.files.wordpress.com/2010/05/7_konvensi-hak-anak.pdf, diakses pada tanggal 9 November 2020,
pukul 14.45, hlm hlm. 1-4 , 13.
Berikut ini merupakan lampiran terkait berita batasan usia minumum kerja di sebuah
negara.9

9
What is the Minimum Legal Age for Working in Singapore?,
https://singaporelegaladvice.com/law-articles/what-is-the-minimum-legal-age-for-working-in-singapore/,
diakses pada tanggal 9 November 2020, pukul 15.30 WIB.
Berikut ini merupakan lampiran dari konvensi internasional mengenai batasan usia untuk
perkawinan.10

10
“Convention on Consent to Marriage, Minmum Age for Marriage and Registration of Marriages Opened for
signature and ratification by General Assembly resolution 1763 A (XVII) of 7 November 1962” ,
https://www.ohchr.org/Documents/ProfessionalInterest/convention.pdf, diakses pada tanggal 9 November 2020,
pukul 15.18 WIB.
Berikut ini merupakan lampiran terkait batasan usia mengenai perkawian di sebuah
negara11

11
Taiwan Turunkan Batas Usia Dewasa Jadi 18 Tahun, https://id.taiwantoday.tw/news.php?
unit=465&post=183307&unitname=Politik&postname=Taiwan-Turunkan-Batas-Usia-Dewasa-Jadi-18-Tahun,
diakses pada tanggal 9 November 2020, pukul 16.00 WIB.
Berikut ini merupakan lampiran mengenai batasan usia dewasa menurut aturan- aturan di berbagai
negara.12

12
“The ages of consent around the world”, https://www.theweek.co.uk/92121/ages-of-consent-around-the-
world, diakses tanggal 10 November 2020, pukul 13.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai