Anda di halaman 1dari 23

Sub Tema : Ekonomi dan Bisnis

Mengurangi kemiskinan di Bojonegoro


dengan Memaksimalkan Pemberdayaan UMKM

Karya Tulis Ilmiah

Disusun Oleh :
Nur Zahizah

Universitas Trunojoyo Madura


Bangkalan
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat, taufiq
serta hidayahnya, sehingga saya mampu menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang
berjudul “Mengurangi kemiskinan di Bojonegoro dengan Memaksimalkan
Pemberdayaan UMKM” yang dapat selesai tepat pada waktunya. Karya Tulis
Ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi Mini Competition yang diadakan oleh
UKM-F RATI Universitas Trunojoyo Madura.

Dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendapat dukungan,


bimbingan serta masukan dari berbagai pihak sehingga dapat selesai dengan tepat
waktu. Maka dari itu saya ucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu dalam memudahkan penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

Sebagai penulis, saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik


dari penyusunan hingga tata bahasa penyampaian dalam Karya Tulis Ilmiah ini.
Oleh karena itu, saya dengan rendah hati menerima kritik dan saran dari pembaca
agar saya dapat memperbaiki Karya Tulis Ilmiah ini. Saya berharap semoga Karya
Tulis Ilmiah yang saya susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk
pembaca.

Bojonegoro, 9 Mei 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................................................
BAB I....................................................................................................................................................
PENDAHULUAN................................................................................................................................
1.1 Latar Belakang Masalah.....................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................................
1.4 Manfaat Penulisan...............................................................................................................
BAB II..................................................................................................................................................
TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................................................
2.1 Kemiskinan..........................................................................................................................
2.1.2 Pengertian Kemiskinan...............................................................................................
2.1.3 Jenis-jenis Kemiskinan................................................................................................
2.1.4 Penyebab Kemiskinan.................................................................................................
2.2 Pemberdayaan.....................................................................................................................
2.3 Usaha Mikro Kecil dan Menengah...................................................................................
BAB III...............................................................................................................................................
METODOLOGI PENELITIAN.......................................................................................................
3.1 Teknik Pengumpulan Data...............................................................................................
3.2 Pengolahan Data................................................................................................................
3.3 Analisis Informasi..............................................................................................................
BAB IV...............................................................................................................................................
PEMBAHASAN.................................................................................................................................
4.1 Strategi Pemberdayaan UMKM di Bojonegoro..............................................................
4.2 Kebijakan Pemerintah dalam memberdayakan UMKM di Bojonegoro.......................
4.3 Upaya Pengembangan Pemasaran UMKM di Bojonegoro............................................
4.4 Kendala dalam melaksanakan pemberdayaan UMKM di Kabupaten
Bojonegoro.....................................................................................................................................
BAB V.................................................................................................................................................
PENUTUP..........................................................................................................................................
5.1 Kesimpulan.........................................................................................................................
5.2 Saran...................................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Seperti yang kita ketahui bahwa kemiskinan merupakan fenomena
yang sering terjadi di negara berkembang khususnya Indonesia.
Kemiskinan muncul karena sebagian masyarakat tidak bisa memenuhi
kebutuhanya dengan standar. Besar kemungkinan bahwa kemiskinan akan
menimbulkan kualitas sumber daya manusia dan produktivitas yang terus
menurun karena masyarakat tidak mampu mengakses sarana pendidikan,
kesehatan dan makanan yang layak karena penghasilan masyarakatnya
juga rendah. Kemiskinan juga terjadi karena penduduk yang terlalu padat
sedangkan lapangan pekerjaan yang terbatas menimbulkan banyak
masyarakat yang menjadi pengangguran sehingga tidak bisa memenuhi
kebutuhan hidupnya.

Menurut Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat


bahwa jumlah penduduk miskin di perkotaan dan perdesaan Indonesia
pada 2020 sebesar 26,42 juta. Angka ini naik 5,09% dibandingkan tahun
sebelumnya yakni 25,14 juta. Maka dari itu perlu perhatian dari
pemerintah untuk menurunkan angka kemiskinan di Indonesia.
Di Jawa Timur sendiri ada salah satu Kabupaten dengan penduduk yang
tergolong besar jumlah kemiskinanya. Kabupaten tersebut adalah
Bojonegoro. Menurut peneliti Poverty Resource Center Initiative (PRCI),
Aw Syaiful Huda mengatakan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik
(BPS), jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur,
pada tahun 2019 sebesar 154 ribu orang atau sekitar 12.38 persen, lalu ada
peningkatan di tahun 2020 menjadi sebesar 161 ribu orang atau sekitar
12.87 persen. Dengan adanya peningkatan angka kemiskinan sekitar 0.49
persen ini, maka tingkat kemiskinan di Kabupaten Bojonegoro masih
menempati urutan tertinggi No. 11 di Jawa Timur yang masih masuk
kategori zona merah, dikarenakan angka kemiskinannya masih di atas rata-
rata kemiskinan Provinsi Jawa Timur (11.09 persen) dan nasional (9.78
persen) (Nugroho, n.d.).

Dengan melihat permasalahan tersebut, perlu kebijakan pemerintah


untuk menanggulangi masalah kemiskinan ini. Salah satunya adalah
memaksimalkan pemberdayaan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah).
UMKM terbukti sudah berperan sejak krisis moneter pada tahun 1997
sebagai penyelamat dalam proses pemulihan perekonomian Indonesia.
Selain itu, UMKM berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi
dan sebagai penyedia lapangan pekerjaan. UMKM merupakan suatu
bentuk usaha kecil masyarakat yang didirikan berdasarkan
inisiatif/kemauan dari seseorang. Sebagian besar masyarakat beranggapan
bahwa UMKM hanya usaha kecil yang menggunakan pihak-pihak tertentu
saja. Padahal UMKM sebenarnya sangat berperan penting dalam
menanggulangi tingkat pengangguran yang ada di indonesia. UMKM
dapat memberikan pekerjaan bagi orang-orang yang masih menganggur,
selain itu mereka juga dapat membuat suatu inovasi baru dengan
memanfaatkan berbagai sumber daya alam yang potensial di suatu daerah
yang belum diolah secara komersial (Kurniawan, Ferry Dwi, 2014).
Kebanyakan UMKM masih menggunakan teknologi yang relatif
sederhana, tingkat modal yang rendah, akses terhadap kredit yang rendah,
serta cenderung berorientasi pada pasar lokal. Oleh karena itu, harus selalu
diupayakan strategi yang tepat untuk memberdayakan UMKM agar
kesejahteraan masyarakat semakin terangkat dan produk UMKM mampu
bersaing dalam tingkat Internasional. Banyak sekali peran strategis yang
dihasilkan oleh UMKM. Namun, masih banyak sekali kendala dalam
menjalankan UMKM. Kendala dan permasalahan tersebut mulai dari
aspek permodalan, kemampuan manajemen usaha dan kualitas
sumberdaya manusia pengelolanya. Kendala dan permasalahan UMKM
juga disebabkan karena sulitnya akses terhadap informasi dan sumber daya
produktif seperti modal dan teknologi, yang mengakibatkan UMKM tidak
bisa mengalami perkembangan (Kurniawan, Ferry Dwi, 2014).
Maka dari itu mahasiswa sebagai agent of chance harus memiliki
suatu solusi yang kreatif dan inovatif untuk mengatasi permasalahan dan
kendala UMKM serta mampu memberikan ide untuk memberdayakan
UMKM dengan maksimal.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana pemberdayaan UMKM dalam mengurangi kemiskinan di
Kabubapaten Bojonegoro?
1.2.2 Bagaimana kendala dalam melaksanakan pemberdayaan UMKM di
Kabupaten Bojonegoro?
1.2.3 Apa saja faktor pendukung dalam melaksanakan pemberdayaan UMKM di
Bojonegoro?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Untuk memberi informasi mengenai pemberdayaan UMKM dalam
mengurangi kemiskinan di Kabubapaten Bojonegoro.
1.3.2 Untuk memberi informasi apa saja kendala dalam melaksanakan
pemberdayaan UMKM di Kabupaten Bojonegoro.
1.3.3 Untuk memberi informasi apa saja faktor pendukung dalam melaksanakan
pemberdayaan UMKM di Bojonegoro.

1.4 Manfaat Penulisan


Penulis berharap dengan penelitian ini dapat memberikan manfaat diantaranya
sebagai berikut :
1.4.1 Manfaat secara teoritis
 Diharapkan dapat memberi informasi dan menambah ilmu
pengetahuan.
 Sebagai bahan acuan dan pertimbangan pada peneliti selanjutnya.
1.4.2 Manfaat secara praktis :
 Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, yaitu
mengurangi angka kemiskinan di suatu daerah dengan
memberdayakan UMKM.
 Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada
mahasiswa mengenai solusi dalam mengentaskan masalah
kemiskinan di Indonesia salah satunya dengan memberdayakan
UMKM dan sebagai referensi kajian observasi lainya dengan tema
yang relevan.
 Bagi Pemerintah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada
pemerintah mengenai solusi permasalahan kemiskinan dengan cara
memaksimalkan pemberdayaan UMKM.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kemiskinan
2.1.2 Pengertian Kemiskinan
Menurut Nurwati (2008), Kemiskinan adalah permasalah
sosial yang terus ada dalam kehidupan masyarakat. Masalah
kemiskinan terjadi sangat lama sejak dari dulu, dalam waktu yang
panjang, seperti halnya dengan usia manusia itu sendiri, dan pokok
masalahnya adalah berkaitan dengan beragam bentuk atau karakter
kehidupan manusia. Dengan kata lain kemiskinan dapat diartikan
dengan masalah kehidupan yang sifatnya global, artinya masalah
kemiskinan ini sudah menjadi perhatian di seluruh dunia, dan
masalah tersebut hamper ada di semua negara, walaupun tingkat
dan dampak kemiskinan dari tiap-tiap negara sangatlah berbeda-
beda.
Menurut Amarta sen (1987) dalam Haughton dan Shahidur
(2012), kemiskinan berkaitan dengan kemampuan untuk
melaksanakan suatu fungsi dalam kehidupan bermasyarakat.
Dengan demikian kemiskinan disebabkan apabila masyarakat tidak
menghasilkan dan memiliki pendapatan, dan tidak mendapatkan
fasilitas pendidikan yang layak, serta tidak bisa meraih fasilitas
kesehatan sehingga kondisi kesehatan yang buruk. Kemiskinan
disebut sebagai suatu fenomena multidimensional.
Menurut BPS (2016), kemiskinan merupakan
ketidakmampuan seseorang dilihat dari sisi materi, ekonomi dan
fisik dalam memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan
makanan yang di ukur dengan pengeluaran.
Menurut Haughton dan Shahidur (2012:3), kemiskinan
pasti selalu berhubungan dengan ketimpangan, dan kerentanan
yang disebabkan karena orang yang tidak di anggap miskin bisa
saja tiba-tiba menjadi miskin apabila mengalami suatu
permasalahan seperti krisis finansial, dan penurunan harga usaha
pertanian. Kerentanan adalah suatu dimensi pokok/tolak ukur
kesejahteraan karena hal tersebut berpengaruh pada tingkah laku
setiap individu dalam strategi, investasi dan pola produksi yang
sesuai serta persepsi tentang situasi masing-masing.

2.1.3 Jenis-jenis Kemiskinan


Kemiskinan menurut Arsyad (2010) dalam Ayu dan Ayu (2012),
kemiskinan dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis antara lain :
a. Kemiskinan absolut
Kemiskinan ini dapat di ukur dari pendapatan dalam
mencukupi fasilitas umum atau memenuhi kebutuhan dasar
dan kebutuhan pokoknya seperti pakaian, tempat tinggal,
kesehatan, pendidikan, dan kebutuhan-kebutuhan yang lain.
b. Kemiskinan relatif
Kemiskinan ini berkaitan dengan distribusi pendapatan
yang dapat dilihat dari ketidakmerataan dengan masyarakat
di lingkungan sekitarnya. Atau pendapatan yang masih
tergolong rendah di antara lingkungan sekitar.

Menurut Sony Harry. (2007) dalam Nurwati. (2008), Kemiskinan


dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis antara lain :

a. Kemiskinan kronis
Kemiskinan kronis adalah kemiskinan yang melihat dari
kondisi alam dan infrastruktur yang sangat sulit untuk akses
perekonomian. Kemiskinan kronis ini biasanya dapat
dijumpai di desa yang terpencil, yang sangat sulit untuk
dilakukan kegiatan apapun demi kelangsungan hidup.
Kondisi ini lah menjadi salah satu penyebab kemiskinan
menjadi berkepanjangan.
b. Kemiskinan sementara
Kemiskinan sementara adalah kemiskinan yang hanya
bersifat sementara/tidak tetap dan sewaktu-waktu kondisi
kehidupan dapat berubah menjadi lebih baik, misalnya
masyarakat yang terkena dampak bencana alam, pada saat
itu masyarakat akan mengalami kemiskinan sedangkan
setelah bencana pulih, bisa kembali hidup dengan normal.

2.1.4 Penyebab Kemiskinan


Menurut Suwadi (2014:25), Kemiskinan dapat disebabkan oleh dua
hal antara lain yang pertama disebabkan karena sifat yang timbul
dari perilaku masyarakat atau seseorang yaitu :
a. Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) mengenai
keterbatasan kemampuan dari seseorang seperti
keterampilan, pendidikan, dan pengetahuan.
b. Tempat atau letak geografis suatu wilayah yang terpencil
sehingga sulit untuk di jangkau, yang mengakibatkan
sulitnya berinteraksi antara penduduk yang terpencil
dengan penduduk yang sudah maju.

Yang kedua yaitu Kemiskinan yang disebabkan karena kebijakan


pembangunan atau kebijakan pemerintah, yang dapat di lihat dari
berbagai aspek yaitu :

a. Pembangunan yang kurang memperhatikan kawasan atau


wilayah yang terpencil dan sulit di jangkau.
b. Adanya ketimpangan antara pembangunan di wilayah desa
maupun kota.
c. Kurang memperhatikan usaha maupun produk masyarakat
yang berskala kecil atau usaha mikro ekonomi.

2.2 Pemberdayaan
Menurut Mahidin (2006), pemberdayaan merupakan suaru upaya
yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan seseorang atau
kelompok sehingga dapat melakukan tugas dan kewenangannya sesuai
dengan tuntutan kinerja tugas tersebut. Pemberdayaan adalah tahapan
yang dapat dilakukan melalui berbagai upaya, seperti meningkatkan
partisipasi, pemberian wewenang dan memberikan kepercayaan agar
setiap orang atau kelompok bisa mengetahui apa yang dikerjakanya
sehingga berpengaruh pada peningkatan tujuan dengan efektif dan
efisien.
Menurut Sumaryadi (2005), pemberdayaan masyarakat adalah
suatu upaya mempersiapkan masyarakat seiring dengan langkah
memperkuat kelembagaan masyarakat supaya mereka mampu dalam
mewujudkan kemandirian, kemajuan, dan kesejahteraan dalam suasana
keadilan sosial yang berkelanjutan. Selain itu pemberdayaan masyarakat
menurut Sumaryadi diantara lain adalah sebagai berikut :
a) Membantu mengembangkan manusiawi yang autentik dan
integral dari masyarakat lemah, rentan, miskin perkantoran,
masyarakat adat yang terbelakang, kaum muda pencari kerja,
kaum cacat dan kelompok wanita yang
didiskriminasikan/dikesampingkan.
b) Memberdayakan kelompok-kelompok masyarakat tersebut secara
sosial dan ekonomis sehingga mereka dapat lebih mandiri dan
dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup mereka, namun sanggup
berperan serta dalam pengembangan masyarakat.

Dari pendapat tersebut maka dapat disimpulkan pemberdayaan


masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat
masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu lepas dari
perangkap kemiskinan dan keterbelakangan sehingga bisa memiliki
kehidupan yang layak.

2.3 Usaha Mikro Kecil dan Menengah


Menurut UU No. 20 Tahun 2008 Pasal 3 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah, sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang tersebut
yang dimaksud dengan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yaitu :
1. Usaha Mikro merupakan Usaha Produktif milik orang perorangan
dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha
Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini.
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha
Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
sebagaimana yang
dimaksud dalam Undang-Undang ini.
3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai
atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan
Usaha kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih
atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang ini

Pada Bab II pasal 5 UU No 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro,


Kecil dan
Menengah (UMKM). Tujuan pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah:

1. Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang,


berkembang dan berkeadilan.
2. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan Usah
Mikro, Kecil dan
Menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri.
3. Meningkatkan peran Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
dalam pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja,
pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi dan
pengentasan rakyat dari kemiskinan.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan cara
mengambil literatur dari beberapa sumber di internet berupa artike-artikel
ilmiah, penelitian terdahulu, jurnal, situs web resmi dan sebagainya.
Penulis mengkaji beberapa literatur yang berhubungan dengan topik
penulisan yang diangkat. Beberapa literatur dikumpulkan dan dianalisis
sehingga diperoleh data-data yang dibutuhkan.

3.2 Pengolahan Data


Penulis menggunakan beberapa cara untuk pengolahan data, antara lain :
1. Mengumpulkan beberapa literatur yang sesuai dengan topik
penulisan
Pada tahap ini penulis mengumpulkan beberapa literatur yang
berhubungan dengan topik yang diangkat. Lalu dijadikan sebagai
bahan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis mencari
literatur di internet berupa jurnal-jurnal, penelitian terdahulu,
artikel-artikel ilmiah dan sebagainya.
2. Memeriksa literatur yang diperoleh
Setelah beberapa literatur terkumpul, kemudian penulis memeriksa
dan mengevaluasi Kembali bahan-bahan yang dijadikan literatur
sebagai Karya Tulis Ilmiah untuk mengetahui kesesuaian dengan
topik yang diangkat. Hal ini bertujuan agar memudahkan dalam
pengolahan data yang diambil pada tahap selanjutnya.
3. Menyusun Karya Tulis Ilmiah
Setelah mengumpulkan berbagai literatur dan memeriksanya, maka
langkah selanjutnya adalah Menyusun Karya Tulis Ilmiah. Pada
tahap ini, penulis menggunakan pedoman dari literatur yang telah
diambil.

3.3 Analisis Informasi


Data yang telah dikumpulkan kemudian diurai dan dianalisis
dengan cara
mereduksi data dan penyajian data. Mereduksi data berarti penulis
menyortir data
dengan cara memilih mana data yang menarik, penting, berguna dan baru.
Data
yang tidak sesuai topik dihilangkan. Selanjutnya, penyajian data, yakni
dengan
menyajikan data untuk memudahkan perencanaan sesuatu berdasarkan apa
yang
telah dipahami (Sugiyono, 2010: 19) dalam bukunya Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
BAB IV

PEMBAHASAN
4.1 Strategi Pemberdayaan UMKM di Bojonegoro
Pemberdayaan UMKM dapat dilaksanakan dengan mengutamakan sistem
pemberdayaan pelaku UMKM itu sendiri. Kesuksesan pemberdayaan
sangat bergantung pada partisipasi dari para pelaku UMKM dan
stakeholder yang terlibat dalam perkembangan pemberdayaan UMKM.
Maka dari itu perlu dilakukan perencanaan yang matang sebelum nantinya
pemberdayaan UMKM itu diimplementasikan. Tahap-tahap yang
dilakukan dalam strategi pemberdayaan UMKM dapat dilakukan sebagai
berikut :
1) Identifikasi potensi pelaku UMKM
Pada tahap ini dilakukan untuk mengetahui dan mengidentifikasi
karakteristik SDM (Sumber Daya Manusia) UMKM di Kabupaten
Bojonegoro dan lingkungan internalnya baik lingkungan ekonomi,
sosial dan SDA (Sumber Daya Alam) yang mendukung usaha
tersebut. Dengan melakukan langkah ini diharapkan mampu
mengetahui potensi dari wilayah masing-masing. Dalam
identifikasi ini diperlukan stakeholder yang terlibat UMKM
Kabupaten Bojonegoro dan tokoh masyarakat maupun instansi
terkait.
2) Analisis kebutuhan pelaku UMKM
Pada tahap analisis ini dilakukan oleh perwakilan UMKM
Kabupaten Bojonegoro yang dapat difasilitasi oleh Perguruan
Tinggi Negeri/Swasta/LSM, maupun instansi terkait tentang
berbagai kebutuhan pasar dan produk. Pada tahap ini diharapkan
bisa mendorong terwujudnya manifestasi kebutuhan para pelaku
UMKM baik individu maupun sebagai anggota kelompok yang
diharapkan dapat saling mendukung dalam mencapai tujuan
bersama.
3) Rencana Kerja Bersama
Setelah menganalisis kebutuhan, lalu menyusun suatu rencana
program kerja bersama untuk mencapai tujuan yang diinginkan
sesuai dengan skala prioritas yang ditetapkan bersama. Pada tahap
ini dilakukan oleh baik dari Perguruan Tinggi Negeri/Swasta
maupun instansi terkait di Kabupaten Bojonegoro.

4) Pelaksanaan Program Kerja Bersama


Pada tahap ini perlu dilaksanakan oleh baik instansi pemerintah
maupun Perguruan Tinggi Negeri/Swasta/LSM. fungsi instansi
pemerintah selaku fasilitator sedangkan Perguruan Tinggi
Negeri/Swasta/LSM dapat berperan sebagai pemberi jasa
konsultasu. Sebagai konsultan, harusnya Perguruan Tinggi
Negeri/Swasta/LSM mendapatkan jasa dan layanan yang akan
diberikan kepada pelaku UMKM.
5) Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi bergungsi untuk mengetahui hasil dari
pelaksanaan program kerja pemberdayaan UMKM apakah yang
dikerjakan sesuai dengan program kerja yang telah ditetapkan atau
tidak. Selain itu pada tahap ini juga berfungsi untuk membuat
penyesuaian-penyesuaian apabila dibutuhkan sesuai dengan
perubahan kondisi di lapangan.

4.2 Kebijakan Pemerintah dalam memberdayakan UMKM di Bojonegoro


Dalam hal ini pemerintah perlu turut andil dalam memberdayakan
UMKM. Pemerintah dapat melaksanakan kebijakan sebagai berikut :
1. Meningkatkan akses modal untuk UMKM dengan bekerja sama
kepada Lembaga Keuangan untuk mendorong pemanfaatan skim
penjamin kredit dan KUR (Kredit Usaha Rakyat), khususnya untuk
investasi produktif di bidang sektor agribisnis dan industri.
2. Meningkatkan kemampuan para pelaku UMKM dalam pengajuan
investasi usaha dengan skim penjaminan kredit dan dilakukan
pembinaan oleh Lembaga layanan usaha.
3. Meningkatkan fasilitas dalam bidang pemasaran dan promosi
ekspor produk-produk UMKM dan koperasi.
4. Meningkatkan akses di bidang teknologi dan inovasi dengan
menyediakan fasilitas layanan dimbidang teknologi dan pusat
inovasi.

4.3 Upaya Pengembangan Pemasaran UMKM di Bojonegoro


Upaya pengembangan di bidang pemasaran dapat dilakukan dengan
pemasaran melalui media online atau pemasaran melalui internet,
perluasan jaringan melalui pameran dan studi banding. Upaya
pengembangan UMKM di bidang pemasaran yang pertama adalah melalui
media internet. Hisrich, Peter dan Shepherd (2008), menyatakan bahwa
mengembangkan situs e-commerce harus merupakan sebuah keputusan
yang strategis dan didasarkan pada beberapa faktor, yaitu: 1) Produk-
produk harus dapat dikirim secara ekonomis dengan baik; 2) Produk
tersebut harus menarik banyak orang dan perusahaan harus siap mengirim
produk keluar lokasi geografisnya; 3) Operasi-operasi online harus
menghasilkan penurunan biaya bila dibandingkan dengan operasi
bangunan saat ini; 4) Mencerminkan kemampuan perusahaan untuk
menarik pelanggan ke situs webnya secara ekonomis.
Dapat dikatakan bahwa langkah pemberdayaan UMKM melalui
pengembangan pemasaran secara online marketing yang dilakukan oleh
para pelaku UMKM merupakan tindakan yang tepat. Dalam melaksanakan
usaha UMKM harus memperhatikan banyak hal yaitu : produk tersebut
merupakan produk yang dapat dikirim secara ekonomis dan sebisa
mungkin meminimalisir biaya dan juga merupakan produk yang menarik
serta memiliki manfaat ekonomis. Dengan melakukan pemasaran secara
online dibilang cukup sederhana dan dapat dilakukan dengan mudah
mengingat sekarang banyak sekali penjual dan pembeli yang betransaksi
online melalui aplikasi e commerce seperti Shopee, Tokopedia, Lazada,
BliBli.com dan lain-lain. Dalam hal ini perlu diperhatikan beberapa hal
untuk kelancaran dalam online marketing seperti jaringan internet harus
tersedia dalam keadaan baik dan kecepatan respons dan transaksi dalam
melayani pelanggan.
Upaya pemberdayaan UMKM melalui pengembangan pemasaran
berikutnya adalah dengan mengadakan pameran. Pengadaan pameran dan
studi banding merupakan upaya yang dapat mengembangkan dalam
memperluas pasar serta menambah wawasan. Hasil penelitian menunjukan
bahwa informan merasa bahwa dengan mengikuti pameran mereka
mendapatkan pesanan dari konsumen baru (Daroin Ana Dhaoud, n.d.).
Melalui suatu pameran, pelaku UMKM akan mempunyai kesempatan
untuk mengakses pasar melalui dukungan pemerintah, selaku pihak
penyelenggara/fasilitator. Pengadaan pameran yang diikuti oleh pelaku
UMKM dapat memperluas pasar melalui peningkatan jumlah pesanan dari
konsumen, hal ini berarti pertambahan jumlah pendapatan. Pengadaan
pameran memberikan kesempatan bagi UMKM untuk melakukan promosi
produk.

4.4 Kendala dalam melaksanakan pemberdayaan UMKM di Kabupaten


Bojonegoro
 Kurangnya Literasi Keuangan
Salah satu kendala dalam melaksanakan pemberdayaan UMKM
adalah para pelaku usaha di Kabupaten Bojonegoro masih
tergolong minim dalam memahami pengetahuan literasi keuangan.
Pelaku usaha tersebut hanyalah mengetahui dasar-dasar dari
pengetahuan keuangan dan kurang memahami manfaat serta
keuntungan dari berbagai jenis produk keuangan secara
keseluruhan. Para pelaku usaha ini kebanyakan hanya menyimpan
atau menabung uangnya dibank tanpa mengetahui keuntungan
yang didapat seperti asuransi dan investasi (Bekti & Asandimitra
Nadia, 2019).
 Pencatatan keuangan yang masih sederhana
Para pelaku usaha UMKM di Kabupaten Bojonegoro masih
menggunakan pencatatan keuangan yang terbilang cukup
sederhana yakni mencatat dan menghitung pemasukan dan
pengeluarannya saja. Namun demikian, pelaku usaha UMKM ini
masih dikategorikan mampu dalam mengambil keputusan
usahanya karena jika memahami pencatatan keuangan atau tidak,
para pelaku usaha UMKM tersebut akan tetap dapat mengelola dan
mengambil keputusan untuk usahanya (Bekti & Asandimitra
Nadia, 2019)
BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kemiskinan merupakan permasalahan yang sering terjadi di setiap negara
khususnya di Indonesia. Maka dari itu, perlu dilakukan solusi untuk
mengurangi permasalahan tersebut. Salah satunya adalah dengan
melakukan pemberdayaan UMKM. Pemberdayaan UMKM akan
membuahkan hasil yang maksimal apabila baik pemerintah, pelaku
UMKM dan masyarakat turut andil dalam pelaksanaan pemberdayaan
tersebut.

5.2 Saran
Berikut merupakan saran dari penulis agar pemberdayaan UMKM di
Bojonegoro bisa terlaksana dengan maksimal, diantaranya adalah :
 Perlu dilakukan kerja sama antara pemerintah, masyarakat dan
pelaku usaha untuk meningkatkan kinerja UMKM.
 Perlu dilakukan pelatihan khusus kepada para pelaku UMKM agar
mereka lebih kreatif dan inovatif dalam mengelola usahanya.
DAFTAR PUSTAKA

Bekti, K., & Asandimitra Nadia. (2019). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KINERJA
UMKM DI KABUPATEN BOJONEGORO. Jurnal Ilmu Manajemen, 7.
Daroin Ana Dhaoud, D. (n.d.). UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN
MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN
KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO.
Kurniawan, Ferry Dwi, dkk. (2014). PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO KECIL DAN
MENENGAH (UMKM) DALAM PENANGGULANGAN. 2, 103–220.
Nugroho, d suko. (n.d.). Tahun Pandemi, Angka Kemiskinan Bojonegoro Meningkat.
Suara Banyuurip.Com. https://www.suarabanyuurip.com/kabar/baca/tahun-
pandemi-angka-kemiskinan-bojonegoro-meningkat#:~:text=Peneliti Poverty
Resource Center Initiative,161 ribu orang atau sekitar

Anda mungkin juga menyukai