Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nur Zahizah

NIM : 190221100103
Prodi : Akuntansi C

Alat Pengukuran Kinerja Publik (BSC & Logic Frame Method)


1. Pengukuran Kinerja Publik
Pengukuran kinerja merupakan proses pengukuran persyaratan-persyaratan
pekerjaan oleh manajemen, atau tingkat kebaikan seseorang melakukan pekerjaan yang
ditugaskan. Pengukuran kinerja juga dapat diartikan sebagai penentuan secara periodik
efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan personelnya,
berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pengukuran kinerja pada sektor publik harus bersifat komprehensif dan
menggambarkan pencapaian hasil dari banyak unsur. Pengukuran kinerja yang baik
tidak hanya mengukur unsur keuangan saja namun juga unsur non keuangan.
Pengukuran kinerja yang baik juga tidak hanya mampu meningkatkan kinerja
organisasi, tetapi juga harus membawa harapan publik atas pelayanan yang diberikan

2. Balanced Scorecard
Balanced scorecard sebagai alat untuk memperbaiki aliran infomasi dan
komunikasi antara manjaemen eksekutif dan manajemen menengah dalam perusahaan.
BSC mampu menyajikan sebuah perspektif yang jelas bagaimana sebuah organisasi
harus mengukur supaya tercapai keseimbangan perspektif keuangan. Balanced
scorecard merupakan alat manajemen kontemporer yang didesain untuk meningkatkan
kemampuan perusahaan dalam melipatgandakan kinerja keuangan luar biasa secara
berkesinambungan (Mulyadi, 2007).

Menurut (Gunawan, 2000:36-40), balanced scorecard memiliki beberapa


keunggulan, yaitu:

1. Komprehensif
Balanced Scorecard menekankan pengukuran kinerja tidak hanya aspek kuantitatif
saja, namun aspek kualitatif. Pada aspek finansial dilengkapi dengan aspek
customer, inovasi dan market development merupakan fokus pengukuran integral.
2. Adaptif dan responsif terhadap perubahan lingkungan
Pengukuran aspek keuangan tradisional melaporkan kejadian masa lalu tanpa
menunjukkan cara meningkatkan kinerja di masa depan.
3. Fokus terhadap tujuan perusahaan

Balanced scorecard juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya:

1) Perangkat yang digunakan untuk mengukur lebih efektif untuk mengukur


implementasi strategi daripada mengukur penentuan strategi
2) Tidak mengindikasikan bagaimana pelanggan baru dan pasar baru tidak dapat
diidentifikasi, meskipun BSC berperan penting dalam memperkuat hubungan
antara inisiatif perbaikan pelanggan dan strategi organisasi
3) Balanced scorecard menyediakan pihak ekekutif bentuk kerangka kerja
komprehensif untuk menerjemahkan visi dan strategi organisasi kedalam bentuk
set ukuran kinerja.

3. Logic Model
Logic model adalah cara grafis untuk mengatur informasi dan menampilkan
pemikiran. Dia adalah alat yang menyampaikan skema, program, atau proyek dalam
format visual singkat yang menggambarkan tindakan yang direncanakan dan hasil yang
diharapkan (Knowlton & Philips, 2013). Hal yang sama juga disampaikan oleh W.K
Kellogg Foundation (2004), bahwa logic model adalah cara yang sistematis dan visual
untuk menyajikan dan berbagi pemahaman tentang hubungan antara sumber daya yang
dimiliki untuk mengoperasikan program, kegiatan yang direncanakan untuk dilakukan,
dan perubahan atau hasil yang ingin dicapai. Komponen dasar logic model terdiri dari
input, aktivitas, output, outcome, dan impact. Komponen-komponen ini
menggambarkan hubungan antara pekerjaan yang direncanakan dan hasil yang
diinginkan.
Tujuan dari logic model adalah untuk memberikan peta jalan bagi stakeholder
yang menggambarkan urutan kejadian yang menghubungkan kebutuhan program yang
direncanakan dengan hasil yang diinginkan. Dalam logic model, kita dapat melakukan
penyesuaian dan perubahan terhadap program yang ada dalam rangka pengembangan
program. Penilaian berkelanjutan, reviu, dan koreksi dapat menghasilkan desain
program yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai