Mini Riset Kalkulus
Mini Riset Kalkulus
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan tinggi dalam proses
belajarmengajarnya dikenal dengan istilah perkuliahan. Dalam proses perkuliahan,
dosen berperan menyampaikan dan menjelaskan materi, agar dapat dipahami dan d
ikuasai oleh mahasiswa. Namun perlu disadari bahwa kemampuan setiap mahasiswa
itu berbeda-beda. Hal itu dapat dilihat dari kemampuan mereka dalammenyelesaikan
soal. Dari hasil penyelesaian soal tersebut dapat diketahui apakah mahasiswa itu
mampu menyelesaikan soal dengan benar atau mereka melakukan kesalahan dalam
menyelesaikan soal tersebut.
Hal ini menunjukkan bahwa soal tersebut adalah soal yang sulit atau materi
tersebut sulit dikuasai oleh mahasiswa. Dengan mengetahui jenis kesalahan yang
dilakukan oleh mahasiswa maka dapat dicari alternatif pemecahannya agar mahasiswa
tidak melakukan kesalahan apabila menjumpai soal yang sejenis, sehingga diharapkan
materi tersebut dapat dikuasai oleh mahasiswa. Jika suatukesalahan sudah diperbaiki
maka kesalahan tersebut tidak akan berlanjut ke materi berikutnya yang berhubungan
dengan materi kalkulus.
Terjadinya kesalahan-kesalahan dalam pengerjaan kalkulus 1 ini banyak
disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dasar mahasiswa dalam penguasaan
dasar-dasar dalam operasi matematika, diantaranya operasi bilangan real dan operasi
suku sejenis.
1
B. Identifikasi Masalah
1. Kekurang pahaman mahasiswa dalam menentukan kekontinusan fungsi
2. Kurang pemahamana dari mahasiswa dalam menggambar grafik fungsi kontinus
3. Sebagian mahasiswa tidak dapat membedakan limit tak hingga dan limit di tak
hingga
4. Masih kurangnya pemahaman mahasiswa menentukan dan menggambarkan
asimtot dari suatu grafik fungsi limit tak hingga dan limit di tak hingga
C. Pembatasan Masalah
Pemahaman konsep mata kuliah kalkulus 1 meliputi beberapa aspek yaitu
kalkulus integral dan kalkulus diferensial. Dari beberapa aspek tersebut, peneliti
membatasi permasalahan dalam penelitian ini hanya pada pemahaman mahasiswa
dalam memahami konsep kekontinuan fungsi, limit tak hingga dan limit di tak hingga
serta penerapannya dalam menyelesaikan beberapa permasalahan.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana meningkatkan pemahaman konsep mahasiswa Pend. Matematika Reg.
D dalam pembelajaran kalkulus melalui model pembelajaran persentasi?
2. Bagaimana keefektifan penerapan model pembelajaran yang diterapkan?
E. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui cara bagaimana menimbulkan pemahaman yang mendalam bagi
Mahasiswa Pend. Matematika Reg. D dari metode pembelajaran persentasi
2. Mengevaluasi kendala yang dihadapi Mahasiswa Pend. Matematika Reg. D
dalam metode pembelajaran ini
F. Manfaat Penelitian
Temuan-temuan yang diperoleh dari penelitian mengenai pemahaman
mahasiswa dalam penerapan metode pembelajaran persentasi ini akan memberikan
konstribusi, sebagai berikut :
1. Pembelajaran model persentasi diharapkan dapat menambah kepercayaan diri
mahasiwa dalam menyampaikan pendapat dimuka umum
2. Pembelajaran persentasi diharapkan dapat meningkatkan kemandirian
mahasiswa dalam mencari ilmu
3. Sebagai pertimbangan kepada peneliti, sebagai calon pendidik yang akan
terjun ke dunia pendidikan
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Isjoni (2009: 11) mengemukakan bahwa, “Pembelajaran adalah sesuatu yang
dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa”. Pendapat tersebut mengungkapkan bahwa
siswa adalah pelaku utama dalam sebuah pembelajaran, sehingga proses pembelajaran
sebaiknya mengutamakan kebutuhan siswa akan ilmu pengetahuan dan aktivitas sosial
mereka agar kemampuan siswa dari segi kognitif, afektif, dan psikomotorik akan mengalami
perkembangan.
Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum, merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing
pembelajaran di kelas atau yang lain. Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.
Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu
pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran (Komalasari, 2011: 57)
Anderson dan Krathwohl (2010: 316) mengemukakan bahwa terdapat empat tujuan
pokok dalam pembelajaran, yakni siswa akan belajar:
1) mengidentifikasi, mencari, dan memilih sumber-sumber informasi yang berkaitan
dengan materi pembelajaran,
2) memilih informasi yang relevan dengan tujuan-tujuan laporan tertulis dan lisan siswa,
3) menulis teks informatif yang menjelaskan kepada teman-teman mereka yang memuat
pendapat siswa tentang bagaimana pengaruh kontribusi-kontribusinya tentang
pembelajaran ini,
4) mempresentasikan sebagian isi materi di depan kelas. Presentasi ini berisikan
informasi penting tentang materi dan dilakukan secara efektif.
Model pembelajaran disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori pengetahuan. Para
ahli menyusun metode pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran, teori-teori
psikologis, sosiologis, analisis sistem, atau teori-teori lain yang mendukung. Model
pembalajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk
kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran,
dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.
Berdasarkan teori Taksonomi Bloom dalam Sudjana (2005: 87), hasil belajar dalam
rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor.
Perinciannya adalah sebagai berikut:
1) Ranah Kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek
yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.
2) Ranah Afektif, berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang
kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan
karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.
3) Ranah Psikomotor, meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda,
koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati).
3
Menurut Syah (2001: 132), secara global faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu “Faktor internal, faktor eksternal
dan faktor pendekatan belajar”.
1) Faktor Internal, faktor dari dalam siswa, yakni keadaan / kondisi jasmani dan rohani
siswa. Faktor ini meliputi 2 aspek, yakni:
a) Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah)
b) Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah), seperti tingkat intelegensi siswa, sikap
siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa.
2) Faktor Eksternal, faktor dari luar siswa, yakni kondisi/keadaan lingkungan di sekitar
siswa. Adapun faktor ekstern yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa adalah:
a) Lingkungan sosial
b) Lingkungan non sosial.
3) Faktor Pendekatan Belajar, tercapainya hasil belajar yang baik dipengaruhi oleh
bagaimana aktivitas mahasiswa dalam belajar. Faktor pendekatan belajar adalah jenis
upaya belajar mahasiswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan mahasiswa
untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. Faktor pendekata
belajar sangat mempengaruhi hasil belajar mahasiswa, sehingga semakin mendalam cara
belajar mahasiswa maka semakin baik hasilnya
4
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Partisipan Penelitian
Partisipan penelitian ini adalah mahasiswa jurusan pendidikan matematika
Reg. D serta dosen pembimbing mata kuliah kalkulus di Universitas negeri Medan.
D. Rancangan Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini peneliti menyiapkan beberapa rancanagn
diantaranya, sebagai berikut :
1. Menyiapkan materi yang akan dipersentasikan di depan kelas bersama kelompok
2. Memvalidasi materi-materi yang telah disusun kepada orang lain yang dianggap
lebih memahami dalam hal ini adalah dosen pembimbing mata kuliah kalkulus
3. mengembangkan seperangkat soal essay sebagai alat untuk menguji penguasaan
mahasiswa mengenai topik yang dipilih
4. Melengkapi jawaban soal yang dikembangkan dengan mengikuti langkah-langkah
penyelesaian sehingga peneliti mudah menentukan pada langkah/bagian mana
mahasiswa yang diuji tetsebut melakukan kesalahan
5. Memeriksa (validasi) perangkat soal serta jawaban yang telah dikembangkan
kepada orang lain yang dianggap memahami (dosen pembimbing mata kuliah
kalkulus)
6. Menguijikan soal essay yang telah dikembangkan kepada seluruh mahasiswa
jurusan pendidikan matematika Reg. D (kecuali pemakalah).
5
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan pedoman
wawancara kepada beberapa mahasiswa untuk menanyakan hal-hal yang
tidak dapat atau kurang jelas saat proses pembelajaran berlangsung.
Wawancara dilakukan untuk mengetahui sejauh mana mahasiwa
memahami konsep atau pendefenisisan materi yang telah disajikan.
F. Analisi Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menelaah seluruh
data yang tersedia dari beberapa sumber diantaranya, yaitu : tes dan wawancara.
Proses analisi data diakukan dengan langkah langkah sebagai berikut
1. Reduksi data
Menyeleksi data dari lembar jawaban yang telah diperiksa dan
mengelompokkan kesalahan-kesalahan atau kekurang pahaman mahasiswa
mengenai soal
2. Penyajian data
Penyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisasi data mengorganisasi
data yang merupakan kegiatan penyusunan informasi secara sistemik dari hasil
reduksi data mulai dari perencanaan, penyajian materi, pemberian soal terkait
serta pemeriksaan lembar jawaban.
3. Triangulasi data
dilakukan dengan cara menyocokkan data yang diperoleh dari semua sumber
untuk mempermudah menarik kesimpulan.
4. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan upaya pencarian makna data.
G. Indikator keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah :
1. Model pembelajaran yang digunakan telah sesuai dengan yang diarahkan
2. Respon mahasiswa dalam menanggapi materi cukup signifikan
3. Dari soal yang diberikan bebrapa mahasiswa mampu memperoleh nilai 70
6
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
7
C. Pembahasan
Berdasarkan deskripsi hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, dapat
diketahui sejauh mana mahasiswa memahami konsep serta pendefenisian dari
kekontinuan fungsi, limit tak hingga dan limit di tak hingga dengan menggunakan
metode presentasi kelompok.
Pemahaman yang diterima mahasiswa hanya bersifat sementara, artinya
mahasiswa hanya memahami materi tersebut pada saat materi itu disampaikan dan
ketika beberapa hari telah berlalu mahasiswa lupa mengenai itu. Bahkan hanya untuk
sekedar tahu yang mana soal limit tak hingga dan limit di tak hingga saja mereka lupa.
Dari seluruh sampel yang ada kesalahan atau ketidakpahaman mahasiswa sama
semua yaitu mahasiswa kurang mampu menggambarkan grafik, baik grafik limit tak
hingga, limit di tak hingga dan kekontinuan fungsi. Pada salah satu soal yang peneliti
berikan yang menentukan asimtot tegak dan asimtot datar dari suatu fungsi,
mahasiswa hanya mencoba mensubstitusikan nilai yang memungkinkan fungsi
tersebut memperoleh penyebut 0 sehingga hasil menjadi /-. Dan pada saat
penggambaran grafiknya masih banyak yang salah.
Seperti pada sampel A, grafik yang digambarkan sangat salah, garis yang
terdapat didalam grafik melewati atau memotong asimtot mendatarnya, padahal
pendefenisian asimtot sendiri adalah sebuah garis yang apabila didekati terus menerus
sampai kapanpun tidak akan pernah tersentuh.
Pada sampel B yang peneliti ambil masih terdapat kekurang pahaman dalam
mengerjakan soal mengenai asimtot. pada kasus ini sumber C menggambarkan grafik
dengan benar, namun walaupun begitu sumber C tidak tahu pada saat di titik berapa
asimtot mendatar itu berada walaupun dalam grafik yang digambarkan telah terlihat
dengan sangat jelas. Lagi-lagi kesalahan ini akibat kekurang pemahaman konsep serta
pendefenisian dari asimtot itu sendiri.
Pada sampel C, lagi-lagi kesalahan dalam pengerjaan soalnya terletak pada soal
mengenai asimtot. Sampel C hanya menyatakan asimtot tegak dari fungsi tersebut
yaitu pada saat x=(-1), namun tidak menyatakan asimtot datarnya padahal pada grafik
fungsi yang digambarkan telah terlihat dengan sangat jelas asimtot mendatarnya.
Lagi-lagi karena kekurang pahaman mahasiswa dalam konsep dan pendefenisisan
materi yang telah disampaikan.
Serta dalam soal yang menanyakan mengenai kekontinuan fungsi pada interval,
sampel A, B maupun C melewatkan beberapa step dalam pengerjaan soal tersebut.
Apabila ditanya mengapa demikian, mereka menjawab lantaran ingin cepat selesai,
seperti tidak menyertakan penggambaran garis bilangan.
8
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan penelitian diatas dapat peneliti simpulkan bahwa kesalahan
kesalahan mahasiswa dalam menjawab soal-soal yang peneliti berikan adalah
kekurang pahaman mahasiswa mengenai dasar-dasar teori atau pendefenisian dari
kekontinuan fungsi, limit tak hingga dan limit di tak hingga. Salah satu kekurang
pahaman mahasiswa adalah ketidakmampuannya dalam membedakan limit tak hingga
dengan limit di tak hingga serta dalam penggambaran grafik dari kedua fungsi limit
tersebut.
Mahasiswa juga kurang paham dalam keterkaitan limit tak hingga dan limit di
tak hingga dengan asimtot. Kebanyakan dari data yang dianalisis, mahasiswa tidak
mampu menentukan asimtot datar dan asimtot tegak dari fungsi grafik. Dalam
menyelesaikan soal-soal mengenai limit mahasiswa kerap kali melewatkan step-
stepnya lantaran ingin cepat selesai, ketidaksabaran mahasiswa ini dapat
menyebabkan mahasiswa kerap salah dalam hasil akhirnya atau ketidakjelasan dari
mana hasil akhir tersebut diperoleh dan menyebabkan mahasiswa mudah lupa dengan
materi yang telah disampaikan.
Pada kekontinuan fungsi, kurangnya pendalaman konsep dalam penggambaran
grafik fungsi. Mahasiswa yang diteliti kerap kali mengabaikan step-step dalam
menentukan suatu fungsi kontinu atau tidak, sama halnya dengan pengerjaan soal
mengenai limit, mereka hanya ingin cepat selesai saja.
B. SARAN
Saran saya sebagai peniliti, sebaikanya mahasiswa prodi pendidikan
matematika Reg. D dalam menyelesaikan soal yang diberikan tidak terfokus kepada
hasil akhir saja sehingga mengesampingkan proses dari pencarian hasil akhir
tersebut. Dimana hal ini menyebabkan mahasiswa kerap kali lupa dengan apa yang
dipelajari sebelumnya karena tidak memahami secara mendalam suatu materi. Ketika
suatu materi selesai dibahas, mahasiswa seharusnya mereview kembali ingatan
mereka atau pemahaman mereka mengenai materi tersebut agar ketika materi lain
yang berkaitan dengan materi sebelumnya dapat dengan mudah dicerna atau
dipahami.
9
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar, 2001. Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Mutakin, T. Z., Analisis Kesulitan Belajar Kalkulus 1 Mahasiswa Teknik Informatika, Jurnal
Formatif, ISSN: 2088-351X, 3(1): 49-60.
Sudjana, N, 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
10