Kebanyakan mikroba perusak makanan merupakan mikroba mesofil,yaitu tumbuh baik pada
suhu ruangan umumnya mempunyai suhu optimum pertumbuhansekitar 37oc,yang juga adalah
suhu tubuh manusia merupakan suhu yang baikuntuk pertumbuhan beberapa mikroba perusak
dan pathogen umumnyadapat tumbuh pada kisaran suhu 40-66oc.Bakteri pathogen dan penyebab
kerusakkan pada umumnya termasuk golongan bakteri mesofilik yang hidup dengan suhu
optimum 20o-45oc(Afifah, 2012).
Pertumbuhan bakteri dalam daging seger dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
suhu,waktu,tersedianya oksigen dan kadar air daing.Untuk menekankan tumbuh bakteri,daging
ayam umumnya disimpan dengan cara pendinginan, pembekuan, proses ternal (pemanasan),
dehidrasi (pengeringan), atau dengan pengawetan menggunakan bahan pengawet seperti
garam,gula, asam, dan bebagai pengawet sintesis atau pengawet kimia (Kusumaningrum et al,
2013).
b. Bahan-bahan Praktikum
Cairan tahu,Suspensi Psudomonas sp,Bcillus cereus,stapbylococus aureus,Escherechia
coli,Rhizpus dan Saccharomyces cereviece
.
3.3 Prosedur Kerja
Sampel
Dipipet 1 ml
Buffer fosfat
Dihomogenkan
HASIL PENGAMATAN
STA U1 : keruh
(Starch U2 : keruh
Agar)
setelah + HCl
tidak terjadi
perubahan
PCA+1% U1:warna
merah
lemak
U2 : tidak
tumbuh warna
merah
DTBPA ● U1
: (tidak
(Dextrose terjadi
Tryptone pembe
Bromcres ntukan
ol Purple asam)
Agar)
● U2
: (tidak
terjadi
pembe
ntukan
asam)
STA terdapat
bercak kuning
(Starch (hidrolisis
Agar) pati)
(Medium diatidak
Skim Milk terbentuk
Agar) koloni
U2:
Sebelum
ditetesi HCl
1%,Tidak
terbentuk
koloni
PCA U1:
Setelah 5
menit: tidak
timbul warna
merah
U2 :
Setelah
ditetesi
HCl
1%
tidak
terjadi
peruba
han
STA U1;sebelum
ditetesin
(Starch lugol(iodium).
Agar)
U2: warnanya
tetap dan tidak
mampu
memecah pati.
: Ditetesin
lugol, dia tidak
terjadi
hidrolisis pati
U2: Setelah
ditetesi lugol
tidak terjadi
perubahan
U2: tetap
berwarana
bening
STA U1 : koloni
berwarna
(Starch bening
Agar) sebelum
Diteteskan
lugol.
U2 : tidak ada
perubahan
(tetap bening)
setelah
penambahan
PCA+1% U1:pada
koloni atau
lemak tidak ada
warna merah
U2:ada warna
merah
DTBPA
SMA
STA
PCA+1%
lemak
DTBPA U1 : Berwarna
bening.
(Dextrose
Tryptone U2 : Tidak
Bromcres mengalami
ol Purple perubahan
Agar) (tidak
terjadinya
pembentukan
asam).
DTBPA U1:tidak
terjadi
(Dextrose pembentukkan
Tryptone asam
Bromcres
ol Purple U2: tidak
Agar) terjadi
pembentukkan
asam
BAB V
PEMBAHASAN
Komposisi suatu bahan sangat menentukan jenis mikroorganisme yang dapat tumbuh dengan baik
pada bahan tersebut.Mikroorganisme penyebab kerusakan pada bahan pangan berkadar air tinggi pada pH
netral terutama berasal dari golongan bakteri. Bakteri pembusuk yang menyebabkan kerusakan bahan
pangan antara lainE.coli yang merupakan bakteri gran negative yang bersifat aerob fakultatif
Sifat-sifat fisik, kimia dan struktur produk perikanan yang mempengaruhi populasi dan pertumbuhan
mikroorganisme disebut faktor intrinsik. Faktor-faktor tersebut terdiri dari: pH, aktivitas air (aw), potensi
oksidasi-reduksi (EM), kandungan nutrisi, senyawa antimikroba, dan struktur biologi. Faktor yang
dapat mempengaruhi kemampuan koloni bakteri dalam menghidrolisis protein adalah kemampuan koloni
bakteri itu sendiri dalam memproduksi enzim yang dapat menghidrolisis suatu bahan yang terdapat dalam
medium Koloni bakteri proteolitik dapat menghasilkan enzim protease yang mampu menghidrolisis
protein menjadi dipeptida atau bahkan menjadi asam-asam amino penyusunnya.Terbentuknya zona
bening pada medium Skim Milk Agar (SMA) disebabkan oleh aktivitas bakteri proteolitik yang
menghidrolisis protein.
Hasil pengamatan menunjukan pada semua kultur bakteri yakni Bacillus cereus,
Staphylococcus aureus, Pseudomonas sp, dan Escherichia coli pada medium Skim Milk Agar (SMA)
mempunyai zona bening. Zona bening ini menunjukan adanya bakteri proteolitik, semain besar zona
bening, maka semakin banyak media yang dimakan. Penggunaan media Skim Milk Agar (SMA) ini Pada
medium Plate Count Agar (PCA) dari semua kultur bakteri, hanya kelompok Bacillus cereus yang tidak
terdapat zona bening atau hal tersebut menandakan Bacillus cereus tidak mempunyai aktivitas proteolitik.
Hal ini dapat disebabkan karena medium Plate Count Agar (PCA) digunakan untuk mengetahui aktivitas
lemak, sedangkan media yang diuji adalah cairan tahu yang mengandung banyak protein serta
menagndung sedikit lemak.
BAB VI
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Bakteri proteolitik adalah bakteri yang tumbuh pada makanan yang mengandung protein dan
dapat memproduksi enzim protease.
2. Bakteri perusak makanan/bahan pangan antara lain E.coli, Bacillus cereus, Staphylococcus
aureus, Pseudomonas sp dan lain sebagainya.
3. Pengujian sifat mikroorganisme perusak bahan pangan (proteolitik) adalah medium Skim
Milk Agar (SMA).
4. Pengujian dengan medium Skim Milk Agar (SMA) pada semua kultur bakteri yang di uji
menunjukan adanya aktivitas proteolitik, sedangkan pada medium Plate Count Agar (PCA)
hanya kultur bakteri Bacillus cereus yang tidak mempunyai aktivitas proteolitik.
5. Faktor yang mempengaruhi bakteri menghidrolisis protein adalah kemampuan bakteri itu
sendiri menaghasilkan enzim yang dapat menghidrolisis suatu bahan pada medium.
DAFTAR PUSTAKA
Adelina Rifvia, dan Hasby,2021, Analisih Pengaruh Lama Prendaman Dengan Mengguankan
Larutan Daun salam (syzygum polyanthun) Terhadap Kualiatas FisikDaging Ikan
Tongkol(euthynus affinis), Ktalis Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 4, No. 1, Juni 2021.
Ryanto Fuzia Ervina, dkk, 2019 Daya Hambat Ekstra Etanol Bunga Telang Terhadap
Nardin, dan Siti Hajar, 2020, Gambaran Mikroba Patogen Pada Gorengan Yang Dijual Sekitar
Jalan Abdul Kadir Kota Makassar, Jurnal Media Lboran, Vol.10, No. 2, 2020
LAMPIRAN :