Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN MINGGUAN

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUM


ACARA I
MIKROBA PERUSAK

NAMA : EKY FITRI LIANI


NIM : J1A020036
KELOMPOK : 3

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MATARAM
2022
HALAMAN PENGESAHAN

Mataram, 14 MARET 2022


Mengetahui,
Co. Asst Praktikum Praktikan,
Mikrobiologi Pangan

Muhammad Arif Fitryono Eky Fitri Liani


NIM. J1A018076 NIM. J1A020036
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikroorganisme untuk pertumbuhan dan perkembangannya membutuhkan nutrisi untuk
sintesis komponen sel dan produksi energi. Sebagai sumber untuk menghasilkan energi atau
ATP terutama diperoleh dari karbohidrat, lemak, dan protein. Mikroorganisme termasuk
mikroorganisme penyebab kerusakan dan kebusukan pada makanan mempunyai berbagai
enzim yang dapat memecah komponen makanan menjadi senyawa yang lebih sederhana
yang mengakibatkan perubahan pada sifat makanan seperti rasa, warna, aroma, dan tekstur.
Aktivitas mikroorganisme yang terdapat dalam makanan dapat diketahui secara kualitatif
dengan melakukan pengujian pada media pertumbuhan yang berbeda, antara lain dengan uji
proteolitik, lipolitik, pembentukan asam, pembentukan H2S, dan lain-lain. Koloni dari
organisme yang bersifat proteolitik dan dapat mencerna kasein akan dikelilingi oleh
areal/zona bening atau jernih, sedangkan bagian agar yang tidak diinokulasi akan terlihat
agak keruh. Koloni yang dapat menghidrolisis lemak menjadi gliserol dan asam lemak
menyebabkan penurunan pH dan asam lemak, menyebabkan penurunan pH medium
sehingga menyebabkan terbentuknya warna merah pada bagian bawah koloni. Indikator
merah metral akan tetap berwarna kuning jika lemak didalam medium tidak dihidrolisis
sehingga pHnya tetap mendekati netral (Fardiaz, 1989).

1.2 Tujuan Praktikum


Untuk mengetahui dan menguji aktivitas mikroorganisme perusak pada berbagai bahan
pangan dan produk olahannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kebanyakan mikroba perusak makanan merupakan mikroba mesofil,yaitu tumbuh baik pada
suhu ruangan umumnya mempunyai suhu optimum pertumbuhansekitar 37oc,yang juga adalah
suhu tubuh manusia merupakan suhu yang baikuntuk pertumbuhan beberapa mikroba perusak
dan pathogen umumnyadapat tumbuh pada kisaran suhu 40-66oc.Bakteri pathogen dan penyebab
kerusakkan pada umumnya termasuk golongan bakteri mesofilik yang hidup dengan suhu
optimum 20o-45oc(Afifah, 2012).

Pertumbuhan bakteri dalam daging seger dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
suhu,waktu,tersedianya oksigen dan kadar air daing.Untuk menekankan tumbuh bakteri,daging
ayam umumnya disimpan dengan cara pendinginan, pembekuan, proses ternal (pemanasan),
dehidrasi (pengeringan), atau dengan pengawetan menggunakan bahan pengawet seperti
garam,gula, asam, dan bebagai pengawet sintesis atau pengawet kimia (Kusumaningrum et al,
2013).

Mikroorganisme yang berperan dalam proses pembusukkan, kerusakan, kracunan makanan


misalnya bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Bacillus cereus.Mikroorganisme tersebut
merupakan mikroba yang sering digunakan sebagai indicator dari kualitas makanam yang buruk
(Wardhana, 2016).
BAB III
METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum


a. Waktu praktikum
Senin, 14 Maeret 2022
b. Tempat Praktikum
Laboratorium Mikrobiologi Pangan, Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri,
Universitas Mataram.
3. 2 Alat dan Bahan Praktikum
a. Alat-alat Praktikum
Tabung reaksi,cawan petri,jarum ose,lampu Bunsen.

b. Bahan-bahan Praktikum
Cairan tahu,Suspensi Psudomonas sp,Bcillus cereus,stapbylococus aureus,Escherechia
coli,Rhizpus dan Saccharomyces cereviece

.
3.3 Prosedur Kerja

Sampel

Dipipet 1 ml

Dimaksukkan ke dalam larutan

Buffer fosfat

Dihomogenkan

Diambil sebanyak saatu mata ose kultur dan


ekstrak makaanan/minuman

Digoreskan masing-masing pada agar SMA,PCA


+-/minyak STA dan DTBA

Diinkubuasi(t:28-30oc,T: 24-48 jam)


BAB IV

HASIL PENGAMATAN

Tabel 1 Hasil Pengamatan Sifat-Sifat Mikroorganisme Perusak Makanan

Kelompo Nama Media Gambar Keterangan


k Bakteri

1 Suspensi SMA U1 :warna


Psudomonas keruh
sp (Medium
Skim Milk U2 :warna
Agar) keruh setelah
+ HCl tidak
berubah

STA U1 : keruh

(Starch U2 : keruh
Agar)
setelah + HCl
tidak terjadi
perubahan

PCA+1% U1:warna
merah
lemak
U2 : tidak
tumbuh warna
merah

DTBPA ● U1
: (tidak
(Dextrose terjadi
Tryptone pembe
Bromcres ntukan
ol Purple asam)
Agar)
● U2
: (tidak
terjadi
pembe
ntukan
asam)

2 Pseudomona SMA Bersifat


s sp proteolitik
(Medium
Skim Milk
Agar)

STA terdapat
bercak kuning
(Starch (hidrolisis
Agar) pati)

PCA+1% Kultur tidak


mampu
lemak memecah
trigliserida

DTBPA U1: tidak


terjadi
(Dextrose pembentukan
Tryptone asam
Bromcres
ol Purple U2:tidak
Agar) terjadi
pembentukkan
asam

3 Klebsiela SMA U1:

(Medium diatidak
Skim Milk terbentuk
Agar) koloni

U2:
Sebelum
ditetesi HCl
1%,Tidak
terbentuk
koloni

PCA U1:

(Plate tidak muncul


Count warna merah
Agar)
U2:

Setelah 5
menit: tidak
timbul warna
merah

STA U1: berwarna


bening
(Starch
Agar) U2: sama
berwarna
bening

DTBPA U1: tidak


warna
(Dextrose kuning,tidak
Tryptone ada
Bromcres pembentukkan
ol Purple asam
Agar)
U2: tidak
warna kuning
tidak ada
pembentukkan
asam
4 Escericia SMA  U1 :
coli Disekel
(Medium
iling
Skim Milk
koloni
Agar)
membe
ntuk
warna
bening

 U2 :
Setelah
ditetesi
HCl
1%
tidak
terjadi
peruba
han

STA U1: berwarna


bening
(Starch
Agar) U2: + lugol
terjadi
perubahan

PCA+1% U1: terdapat


warana merah
lemak
U2:berwarna
bening
DTBPA U1:tidak
pembentukkan
(Dextrose asam
Tryptone
Bromcres U2:tidak
ol Purple pembentukkan
Agar)A asam

5 Cairan tahu SMA U1:Sebelum


ditetesin hcl
(Medium u2:setelah
Skim Milk ditetesin hcl
Agar) tetap

STA U1;sebelum
ditetesin
(Starch lugol(iodium).
Agar)
U2: warnanya
tetap dan tidak
mampu
memecah pati.

PCA+1% U1: tidak ada


warna merah.
Lemak
2. bukan
golongan
lipolitik.
DTBPA U1:

(Dextrose dia tidak


Tryptone terbentuk
Bromcres koloni
ol Purple
Agar) Setelah 5
menit: U2:

: Ditetesin
lugol, dia tidak
terjadi
hidrolisis pati

6 Staphylococc SMA U1: koloni


us aereus berwarna
(Dextrose bening
Tryptone
Bromcres
ol Purple
Agar) U2: Setelah
ditetesi dengan
HCL 1% tidak
terjadi
perubahan

STA U1: koloni


berwarna
(Starch bening
Agar)

U2: Setelah
ditetesi lugol
tidak terjadi
perubahan

PCA+1% U1: Koloni


berwarna
lemak bening U2:
tidak terdapat
warna merah
pada bagian
tengah koloni

DTBPA U1: yidak


terjadi
(Dextrose pemebentukka
Tryptone n asam
Bromcres
ol Purple U2: tidak
Agar) terjadi
pmebentukan
asam

7 Eschericia SMA U1 : Sebelum


coli ditetesi HCL
(Medium koloni
Skim Milk berwarna
Agar) bening

U2: tetap
berwarana
bening

STA U1 : koloni
berwarna
(Starch bening
Agar) sebelum

Diteteskan
lugol.

U2 : tidak ada
perubahan
(tetap bening)
setelah
penambahan
PCA+1% U1:pada
koloni atau
lemak tidak ada
warna merah

U2:ada warna
merah

DTBPA

SMA

STA

PCA+1%

lemak

DTBPA U1 : Berwarna
bening.
(Dextrose
Tryptone U2 : Tidak
Bromcres mengalami
ol Purple perubahan
Agar) (tidak
terjadinya
pembentukan
asam).

8 klebsrella SMA U1:Sebelum


ditetesi HCL
(Dextrose 1%.
Tryptone
Bromcres U2:Setelah
ol Purple ditetesi HCL
Agar) 1% tidak
terjadi
perubahan
warna,
STA U1:Sebelum
ditetesi lugol
(Starch
Agar) U2:Setelah
ditetesi lugol
berubah warna
menjadi
kuning,
menandakan
terjadi
pemecahan
pati.

PCA+1% Pada media


PCA tidak
Lemak terjadi
perubahan dsn
tidak adanya
warna merah
menandakan
tidak terjadi
pemecahan
lemak.

DTBPA U1:tidak
terjadi
(Dextrose pembentukkan
Tryptone asam
Bromcres
ol Purple U2: tidak
Agar) terjadi
pembentukkan
asam
BAB V

PEMBAHASAN

Kerusakan mikrobiologi adalah kerusakan makanan karena adanya aktivitas mikroorganisme,


seperti bakteri, kapang, dan jamur. Mikroorganisme untuk pertumbuhan dan perkembangannya
membutuhkan zat-zat nutrisi untuk sintesis komponen sel dan produksi energi. Sebagai sumber untuk
menghasilkan energi ATP terutama diperoleh dari karbohidrat, lemak dan protein.Mikroorganisme
termasuk mikroorganisme penyebab kerusakan dan kebusukan pada makanan mempunyai berbagai enzim
yang dapat memecah komponen makanan menjadi senyawa yang lebih sederhana yang mengakibatkan
perubahan pada sifat makanan seperti rasa, warna, bau dan tekstur. Aktivitas mikroorganisme yang
terdapat dalam makanan dapat diketahui secara kualitatif dengan melakukan pengujian pada media
pertumbuhan yang berbeda antara lain dengan uji proteolitik, lipolitik, pembentukan asam, pembentukan
H2S dan lain-lain

Beberapa jenis mikroba perusak di antaranya yaitu, Mikrobia Patogen(Bacillus-cereus,Bacillus-


anthracis,Campilobacter-jejuni,Clostridium-botulinum,Clostridium-perfringens,Escherechia coli,listeria
monocytogenes,Salmonela sp.) Pangan dapat menjadi racun karena telah terkontaminasi oleh bakteri
patogen yang kemudian dapat tumbuh dan berkembang biak selama penyimpanan, sehingga mampu
memproduksi toksin yang dapat membahayakan manusia.Selain itu ada jga makanan yang secara alami
sudah bersifat racun seperi beberapa jenis jamur atau tumbuhan dan minuman.

Komposisi suatu bahan sangat menentukan jenis mikroorganisme yang dapat tumbuh dengan baik
pada bahan tersebut.Mikroorganisme penyebab kerusakan pada bahan pangan berkadar air tinggi pada pH
netral terutama berasal dari golongan bakteri. Bakteri pembusuk yang menyebabkan kerusakan bahan
pangan antara lainE.coli yang merupakan bakteri gran negative yang bersifat aerob fakultatif

Sifat-sifat fisik, kimia dan struktur produk perikanan yang mempengaruhi populasi dan pertumbuhan
mikroorganisme disebut faktor intrinsik. Faktor-faktor tersebut terdiri dari: pH, aktivitas air (aw), potensi
oksidasi-reduksi (EM), kandungan nutrisi, senyawa antimikroba, dan struktur biologi.             Faktor yang
dapat mempengaruhi kemampuan koloni bakteri dalam menghidrolisis protein adalah kemampuan koloni
bakteri itu sendiri dalam memproduksi enzim yang dapat menghidrolisis suatu bahan yang terdapat dalam
medium Koloni bakteri proteolitik dapat menghasilkan enzim protease yang mampu menghidrolisis
protein menjadi dipeptida atau bahkan menjadi asam-asam amino penyusunnya.Terbentuknya zona
bening pada medium Skim Milk Agar (SMA) disebabkan oleh aktivitas bakteri proteolitik yang
menghidrolisis protein.
            Hasil pengamatan menunjukan pada semua kultur bakteri yakni Bacillus cereus,
Staphylococcus aureus, Pseudomonas sp, dan Escherichia coli pada medium Skim Milk Agar (SMA)
mempunyai zona bening. Zona bening ini menunjukan adanya bakteri proteolitik, semain besar zona
bening, maka semakin banyak media yang dimakan. Penggunaan media Skim Milk Agar (SMA) ini Pada
medium Plate Count Agar (PCA) dari semua kultur bakteri, hanya kelompok Bacillus cereus yang tidak
terdapat zona bening atau hal tersebut menandakan Bacillus cereus tidak mempunyai aktivitas proteolitik.
Hal ini dapat disebabkan karena medium Plate Count Agar (PCA) digunakan untuk mengetahui aktivitas
lemak, sedangkan media yang diuji adalah cairan tahu yang mengandung banyak protein serta
menagndung sedikit lemak.
BAB VI

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Bakteri proteolitik adalah bakteri yang tumbuh pada makanan yang mengandung protein dan
dapat memproduksi enzim protease.
2.    Bakteri perusak makanan/bahan pangan antara lain E.coli, Bacillus cereus, Staphylococcus
aureus, Pseudomonas sp dan lain sebagainya.
3.   Pengujian sifat mikroorganisme perusak bahan pangan (proteolitik) adalah medium Skim
Milk Agar (SMA).
4.  Pengujian dengan medium Skim Milk Agar (SMA) pada semua kultur bakteri yang di uji
menunjukan adanya aktivitas proteolitik, sedangkan pada medium Plate Count Agar (PCA)
hanya kultur bakteri Bacillus cereus yang tidak mempunyai aktivitas proteolitik.
5.  Faktor yang mempengaruhi bakteri menghidrolisis protein adalah kemampuan bakteri itu
sendiri menaghasilkan enzim yang dapat menghidrolisis suatu bahan pada medium.
DAFTAR PUSTAKA

Adelina Rifvia, dan Hasby,2021, Analisih Pengaruh Lama Prendaman Dengan Mengguankan
Larutan Daun salam (syzygum polyanthun) Terhadap Kualiatas FisikDaging Ikan
Tongkol(euthynus affinis), Ktalis Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 4, No. 1, Juni 2021.

Ryanto Fuzia Ervina, dkk, 2019 Daya Hambat Ekstra Etanol Bunga Telang Terhadap

Bakteri Perusak Pangan, Jurnal Kesehatan, Vol.19, No. 2019

Nardin, dan Siti Hajar, 2020, Gambaran Mikroba Patogen Pada Gorengan Yang Dijual Sekitar

Jalan Abdul Kadir Kota Makassar, Jurnal Media Lboran, Vol.10, No. 2, 2020
LAMPIRAN :

Anda mungkin juga menyukai