Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN MINGGUAN

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUM


ACARA IV
MORFOLOGI JAMUR

NAMA : EKY FITRI LIANI


NIM : J1A020036
KELOMPOK : 14

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MATARAM
2021
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesesaiakan

praktikum Mikrobiologi Umum pada semeseter Gasal Tahun 2021 di Fakultas Teknologi

Pangan dan Agroindustri UniversitaS Mataram.

Mataram, 06 Desember 2021


Mengetahui,
Co. Asst Praktikum Praktikan,
Mikrobiologi Umum

Baiq Rizki Liani Putri Eky Fitri Liani


NIM. J1A019025 NIM. J1A020036
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jamur (fungi) banyak kita temukan disekitar kita. Jamur tumbuh subur terutama di musim hujan
karena jamur menyukai habitat yang lembap. Beberapa ahli mikologi membagi jamur menjadi dua
kelompok berdasarkan bentuk tubuhnya, yaitu kapang (mold) dan khamir (yeast).
Kebanyakan jamur masuk dalam kelompok kapang. Tubuh vegetatif kapang berbentuk filamen
panjang bercabang yang seperti benang disebut hifa. Hifa akan memanjang dan menyerap makanan
dari permukaan substrat (tempat hidup jamur). Sedangkan jamur dalam kelompok khamir bersifat
uniseluler (berinti satu), bentuknya bulat atau oval.
Pengamatan morfologi sangat penting untuk identifikasi dan determinasi. Bahkan pengamatan
morfologi ini lebih penting daripada pengamatan fisiologis. Terdapat beberapa cara atau metode
pengamatan yaitu dengan pembuatan slide cultur atau hanging drop. Untuk pengamatan morfologi
dapat dilakukan pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis. (Riecka, 2012)
Jamur tidak mempunyai batang, daun, dan akar serta tidak mempunyai sistem pembulu seperti pada
tumbuhan tingkat tinggi. Jamur umumnya berbentuk seperti benang, bersel banyak, dan semua dari
jamur mempunyai potensi untuk tumbuh, karena tidak mempunyai klorofil yang berarti tidak dapat
memasak makanannya sendiri, maka jamur memanfaatkan sisa-sisa bahan organik dari makhluk
hidup yang telah mati maupun yang masih hidup. (Pracaya, 2007).

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum ini adalah mengamati dan menganalisis morfologi jamur tempe (Rhizopus
oryzae).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Landasan Teori


Fungi adalah mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk hifa atau sel tunggal, eukariotik,
berdinding sel dari kitin atau selulosa, berproduksi seksual atau aseksual. Dalam dunia kehidupan
fungi merupakan kingdom tersendiri, karena cara mendapatkan makanannya berbeda dengan
organisme eukariotik lainnya yaitu melalui absorpsi ( Gandjar. 1999 ).
Sebagian besar tubuh fungi terdiri dari atas benang – benang yang disebut hifa, yang saling
berhubungan menjalin semacam jala yaitu miselium. Miselium dapat dibedakan atas miselium
vegetative yang berfungsi meresap menyerap nutrient dari lingkungan , dan miselium fertile yang
berfungsi dalam reproduksi ( Gandjar. 1999 )
Baik jamur yang bersahaja maupun jamur yang tingkat tinggi tubuhnya mempunyai ciri yang
khas, yaitu berupa benang tunggal bercabang – cabang yang disebut miselium, atau berupa kumpulan
benang – benang yang padat menjadi satu. Hanya golongan ragi ( sacharomycetes ) itu tubuhnya
berupa sel – sel tunggal ciri kedua adalah jamur tidak mempunyai klorofil, sehingga hidupnya
terpaksa heterotrof. Sifat ini menguatkan pendapat, bahwa jamur itu merupakan kelanjutan bakteri di
dalam evolusi ( Waluyo,2005 ).
Golongan jamur mencakup lebih daripada 55.000 spesies, jumlah ini jauh melebihi jumlah
spesies bakteri. Tentang klasifikasinya belum ada ketentuan pendapat yang menyeluruh diantara para
sarjana taksonomi. Bakteri dan jamur merupakan golongan tumbuh – tumbuhan yang tubuhnya tidak
mempunyai diferensiasi, oleh karena itu disebut tumbuhan talus ( thallophyta ), lengkapnya
thallophyta yang tidak berklorofil. Ganggang adalah thallophyta yang berklorofil ( Waluyo,2005 ).
BAB III
METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum


a. Waktu praktikum
Kamis, 25 November 2021
b. Tempat Praktikum
Laboratorium Mikrobiologi Pangan, Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri,
Universitas Mataram.
3. 2 Alat dan Bahan Praktikum
a. Alat-alat Praktikum
Mikroskop, Kaca prepara, Kaca penutup, Pipet tetes, Pinset

b. Bahan-bahan Praktikum
Jamur tempe ,Air bersih , minyak immerse

3.3 Prosedur Kerja

Diamati dengan mikroskop


Dibersihkan gelas benda

Diambil miselium

Diteteskan minyak imersi

ditutup preparat dengan gelas


penutup

gelas penutup
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Morfologi Jamur

Kelompok Biakan Gambar Literatur Keterangan


11 Jamur Warna hifa: putih
Tempe transparan
(Rhizopu Bentuk hifa: tipis
s oryzae) dan tidak bersekat
Bentuk miselium:
Perbesaran Perbesaran
10x4 seperti kapas dan
100x berwarna putih
Sumber : keabuan
(Virgianti,
2015)
12 Jamur Warna hifa: hitam
Roti Bentuk hifa: halus
(Rhizopu dan tegak, tidak
s bersekat dan
stonolife bentuk konidiofor
r) bulat
Bentuk miselium:
bersifat senofilik
dan tidak bersekat

Perbesaran 4
Perbesaran
10x4 x 10
Sumber :
(Lestari,
2019)
13 Jamur Warna hifa: hitam
Roti Bentuk hifa: halus
(Rhizopu dan tegak, tidak
s bersekat dan
stonolife bentuk konidiofor
r) Perbesaran bulat
Perbesaran Bentuk miselium:
10x4 4x10 bersifat senofilik
dan tidak bersekat
Sumber :
(Lestari,
2019)
14 Jamur Warna hifa: putih
Tempe transparan
(Rhizopu Bentuk hifa: tipis
s oryzae) dan tidak bersekat
Bentuk miselium:
Perbesaran seperti kapas dan
100x berwarna putih
Perbesaran
Sumber : keabuan
10x4
(Virgianti,
2015)
15 Jamur Warna hifa: putih
Tempe transparan
(Rhizopu Bentuk hifa: tipis
s oryzae) dan tidak bersekat
Bentuk miselium:
Perbesaran seperti kapas dan
Perbesaran 100x berwarna putih
10x4 Sumber : keabuan
(Virgianti,
2015)
16 Jamur Warna hifa: putih
Tempe transparan
(Rhizopu Bentuk hifa: tipis
s oryzae) dan tidak bersekat
Bentuk miselium:
Perbesaran seperti kapas dan
Perbesaran 100x berwarna putih
10x4 Sumber : keabuan
(Virgianti,
2015)
17 Jamur Warna hifa: putih
Tempe transparan
(Rhizopu Bentuk hifa: tipis
s oryzae) dan tidak bersekat
Bentuk miselium:
Perbesaran seperti kapas dan
Perbesaran 100x berwarna putih
10x4 Sumber : keabuan
(Virgianti,
2015)
18 Jamur Warna hifa: putih
Tempe transparan
(Rhizopu Bentuk hifa: tipis
s oryzae) dan tidak bersekat
Bentuk miselium:
seperti kapas dan
Perbesaran berwarna putih
100x keabuan
Sumber :
Perbesaran
(Virgianti,
10x4
2015)
19 Jamur Warna hifa: putih
Tempe transparan
(Rhizopu Bentuk hifa: tipis
s oryzae) dan tidak bersekat
Perbesaran
Bentuk miselium:
10x4 Perbesaran seperti kapas dan
100x berwarna putih
Sumber : keabuan
(Virgianti,
2015)
20 Jamur Warna hifa: putih
Tempe transparan
(Rhizopu Bentuk hifa: tipis
s oryzae) dan tidak bersekat
Bentuk miselium:
Perbesaran seperti kapas dan
100x berwarna putih
Perbesaran
Sumber : keabuan
10x4
(Virgianti,
2015)
BAB V

PEMBAHASAN

A. Pembahasan

Praktikum kali ini mengenai analisis morfologi jamur tempe. Jamur tempe adalah salah satu
mikroorganisme semi anaerob dan organism saprofit. Hal ini dapat dilihat akan kebutuhan jamur
tempe akan udaradan summber makanannya. Jamur tempe merupakan organism yang
membutuhkan sedikit sekali udara dan sumber makanan yang berasal dari jasad mati, oleh karena
itu jamur tempe dapat diissolasi pada media PDA (Potato Dextros Agar). Jamur tempe ( Rhizopus
oryzae) termasuk ke dalam genus Rhizopus dan Famili Mucoraceae. Pengamatan yang dilakukan
dengan menggunakan mikroskop dapat dilihat bahwa misellium dari jamur tempe ini tidak
bersekat. Misellium yang tidak bersekat merupakan cirri utama dari family Mucoraceae. Jamur
tempe ini terdiri dari beberapa bagian utama yaitu misellium atau yang sering disebut stolon
jamur, sporongiophore,sporangium dan spora yang menjadi organ perkembangbiakannya.
Sementara itu hasil pengamatan morfologi fungi pada tempe (Rhizopus Oryzae) diperoleh bakteri
yang berbentuk bacillus. Kapang/Jamur merupakan mikroba dengan struktur talus berupa benang-
benang (hifa) yang terjalin seperti jala (myselium). Hifa dapat berekat (septat) dengan inti
tunggal/ lebih dan hifa tidak bersekat (aseptat). Penampakan morfologi koloni pada umumnya
seperti benang (filamentous) yang pertumbuhannya membentuk lingkaran. Morfologi koloninya
dapat dengan mudah dibedakan dengan bakteri walaupun ada beberapa jenis bakteri yang
koloninya mirip jamur, seperti dari kelompok Actinomycetes atau Bacillus mycoides. Koloni
kapang memiliki keragaman warna yang muncul dari sporanya.
Dalam mengamati kapang dikarenakan ukurannya yang lebih besar, maka perbesaran sedang
pada lensa obyektif (40x) digunakan. Pada substrat tempe akan dijumpai Rhizopus oligophorus
yang terdiri dari benang-benang hifa yang tidak bersekat dan membentuk miselium. Hifa tertentu
akan mengalami pertumbuhan membentuk sporangium yang berwarna kehitaman. Hifa
penyangga sporangium merupakan sporangiofor. Kumpulan dari sporangiofor pada pangkalnya
didukung oleh rhizoid yang berfungsi untuk menyerap makanan dan air dari substrat. Hifa yang
terdapat antar dua kumpulan sporangiofor disebut stolon. Sedangkan pada substrat oncom
ditemukan Nemospora sitophyla, yang bereproduksi dengan aseksual yaitu membentuk konidia,
yang dibentuk pada ujung hifa khusus yang ditopang oleh hifa yang disebut konidiofor, yang
seksual dengan membentuk askus.

BAB VI

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Jamur tempe ( Rhizopus oryzae) merupaakan mikro organism semi anaerob dan organisme
saprofit. Jamur tempe memiliki cirri utama yaitu misellium nya tidak bersekat yang juga
merupakan ciri utama dari family Mucoraceae. Jamur tempe terdiri dari misellium,
sporangiophore, sporangium, dan spora yang menjadi alat perkembangbiakannya.
DAFTAR PUSTAKA

Musthari Musthari, Riadi Selamat,Dkk, 2019, Isolasi Dan Identifikasi Morfologi Dan Uji
Aktivitas Antimikroba Terhadap Escherichia Coli Dan Cndida Albicans Dari
Fermentasi Buah Naga Merah(Hylcerus Polyrhiiizus), Jurnal Biosains,Vol.
No. 2 Agustus 2019
Yusmaniar Dra, Nida Khairun, Dkk, 2017, Mikrobiologi Dan Parasitologi
Rahmawati Citra F, Kusdiyantini E, Dkk, 2017, Isolasi Dan Identifikasi
Molekuler Khamir Dri Molase Serta Kemampuan Dalam Produksi Etanol ,
Jurnal Biologi, Vol. No. 4, Oktober 201 7
Jekti Diah S D L, Mahrus, 2016, Isolasi Bakteri Endofit Dari Sea Grass Yang Tumbuh
Dikawasan Pantai Pulau
Dan Potensinya Sebagai Sumber Anti Mokroba Terhadap Bakteri Pntogen

Anda mungkin juga menyukai