Anda di halaman 1dari 27

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORI

1. Jamur

a. Definisi jamur

Jamur dalam Bahasa Indonesia disebut “cendawan” dan

dalam istilah botani disebut “Fungi” termasuk dalam golongan

tumbuhan sederhana karena tidak berklorofil. Tubuh jamur

terdiri atas satu atau beberapa sel yang berbentuk tabung

bersekat –sekat atau tidak bersekat, hidup pada bahan atau

media tumbuh yang telah mengandung nutrisi yang

dibutuhkannya (Maulana, 2012)

Secara sederhana pengertian jamur adalah tumbuhan

sederhana, berinti, berspora, tidak berklorofil, berupa sel atau

sejumlah sel dalam bentuk benang-benang (miselia) yang

bercabang-caban. Bakal tubuh buah atau primordia dari

basidiomiset adalah gumpalan kecil yang terdiri dari kumpulan

miselia yang akan berkembang menjadi tubuh buah. Diameter

tubuh buah sekitar 1 mm. primordia berkembang dan pada

tubuh buah muda terlihat bagian-bagia tubuh buah seperti

tudung dan tangkai yang terletak tidak di tengah tudung

(Maulana, 2012)

6
7

Jamur adalah tumbuh-tumbuhan berbentuk sel atau benang

bercabang, mempunyai dinding dari selulosa atau kitin atau

keduanya, mempunyai protoplasma yang mengandung satu

atau lebih inti. Tidak mempunyai klorofil dan berkembang biak

secara aseksual, seksual, atau keduanya. Jamur menggunakan

enzim untuk mengubah dan mencerna zat organic, seperti

hewan dan sebagian besar kuman, untuk hidupnya memerlukan

zat organic sebagai sumber enrgi, sehingga jamur disebut

sebagai jasad yang bersifat heterotroph. Jamur menggunakan

enzim untuk mengubah zat organic untuk pertumbuhannya

sehingga system enzim jamur dapat mengubah selulosa,

karbohidrat, dan zat organic lain yang berasal dari tumbuh-

tumbuhan, binatang, serangga, dan lain-lain yang mati menjadi

zat organic yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Sifat ini dapat

menimbulkan kerusakan pada benda dan makanan sehingga

menimbulkan kerusakan pada benda dan makanan sehingga

menimbulkan kerugian dan diperlukan biaya yang besar untuk

mencegah kerusakan tersebut. Dengan cara yang sama, jamur

dapat masuk ke dalam tubuh manusia dan hewan sehingga

menimbulkan penyakit (Gandahusada, 2010)

b. Jenis jamur

Bentuk jamur tumbuh dalam dua bentuk dasar yaitu


8

1) Kapang

Kapang adalah jamur multiseluler yang mempunyai

filament. Pertumbuhan pada makanan mudah dilihat karena

penamppakan yang berserabut seperti kapas. Pertumbuhan

mula-mula akan berwarna putih, tetapi jika spora telah

timbul akan berbentuk berbagai warna tergantung dari jenis

kapang. Sifat-sifat morfologi kapang baik penampakan

mikroskopik dan makroskopik digunakan dalam identifikasi

dan klasifikasi kapang (Hidayat,2006).

Kapang membentuk filament panjang yang disebut hifa

dan merupakan ciri utama jamur. Koloni jamur yang

merupakan masa hifa disebut miselium. Hifa mempunyai

dua struktur yaitu bersepta dan tidak bersepta. Septa ini

menyekat sel sehingga filament yang panjang ini terlihat

sebagai rantai sel. Hifa yang tidak bersepta disebut hifa

konositik yang merupakan ciri dari Oomycetes dan

Zygomycetes sedangkan pada Ascomycetes,

Basidiomycetes, dan Deuteromycetes, hifa mengabsorpsi

zat hara dari lingkungan sekeliling dan memanjang dengan

cara membelah diri. Hifa dapat membentuk struktur

reproduksi yang disebut spora. Spora kapang pada

umumnya mempunyai warna tertentu tergantung dari jenis


9

kapangnya. Oleh karena itu pertumbuhan kapang pada

pangan mudah dilihat dengan mata, yaitu ditandai dengan

perubahan yang menunjukkan adanya spora kapang yang

sering disebut sebagai bulukan. Selain dapat menyebabkan

kerusakan pangan, beberapa kapang tertentu juga

bermanfaat karena digunakan dalam proses fermentasi

pangan (Purnomo dan Adiono, 2009).

Patogenitas dari kapang yaitu beberapa jenis kapang

dapat langsung bersifat patogenik dan menyebabkan

penyakit pada tanaman dan manusia yaitu berbagai infeksi

pernafasan dan kulit pada manusia. Beberapa jenis yang

lain selama proses pembusukan pangan atau

pertumbuhannya dalam bahan pangan dapat memproduksi

racun yang dikenal sebagai mikotoksin yaitu zat yang dapat

menyebabkan gangguan hati, ginjal, dan susunan syaraf

pusat dari manusia maupun hewan (Purnomo dan adiono,

2009).

2) Khamir

Sel khamir mepunyai ukuran yang bervariasi dengan

panjang 1-5µm sampai 20-50µm dan lebar 1-10 µm. Sel

khamir mempunyai bentuk bermacam-macam seperti bulat,

oval, silinder, ogival,. Bentuk-bentuk dari sel khamir tersebut


10

dapat membantu dalam identifikasi dari khamir. Ada

beberapa khamir dalam keadaan tertentu dapat mengalami

dimorfisme yaitu fase khamir, bentuk sel tunggal dan

filament, bentuk benang (Pelczar dan Chan, 2007).

Lazimnya, khamir berkembang biak melalui pertunasan.

Pertunasan dapat terjadi melalui satu ujung (pertunasan

polar) atau melalui beberapa tunas disekeliling sel

(pertunasan multilateral). Khamir yang bereproduksi melalui

pertunasan lateral membentuk sel vegetative berbentuk

“Lemon”. Tunas berbentuk di bagian dasar yang lazimnya

lebih luas, namun kadang kala berbentuk pada bagian yang

sempit. Jenis pertunasan merupakan ciri yang banyak

digunakan dalam identifikasi khamir. Selain jenis pertunasan

dapat pula digunakan bentuk dan jumlah askuspora

(Waluyo, 2007)

Identifikasi khamir dalam tingkat genus kadang kala

dilakukan dengan pemeriksaan mikroskopik, namun

berbagai uji faali sering kali diperlukan untuk identifikasi

tingkat spesies (Waluyo, 2007)

2. Aspergillus Niger

Aspergillus niger adalah kapang anggota genus aspergillus,

family monoliaceae,ordo monoliales,kelas Deuteromycetes, dan

divisi Eumycetes.
11

A. Karakteristis Aspergillus niger

Ciri-ciri spesifik Aspergillus niger adalah hifanya bersepta

dan miseliumnya bercabang, biasanya tidak berwarna yang

terdapat dipermukaan merupakan hifa vegetative, sedangkan

yang muncul diatas permukaan umumnya merupakan hifa

fertile,koloni kompak,konidiofora septa,atau nonsepta, muncul

dari “foot cell “ (yaitu miselium yang membengkok dan

tebal),konidiofornya membengkak menjadi vesikel pada

ujungnya dan membentuk stigmata dimana tubuh konidia,

sterigmata biasanya sederhana, berwarna atau tidak berwarna,

konidia membentuk rantai yang berwarna hijau,coklat atau

hitam dan beberapa spesies tumbuh baik pada suhu 37ºC atau

lebih (Debby et al.,2003:11)Aspergillus niger adalah jenis jamur

berfilamen, cosmopolitan dan dapat ditemukan diberbagai

tempat dialam. Jamur ini disebut sebagai jamur keindahan.

Jamur ini memiliki konidia berasal dari kepala spora yang

beradiasi dari pusat struktur, menyerupai Aspergillus.

Aspergillus terpisah secara genus, namun memiliki kekerabatan

yang dekat dengan spesies Penicillium di dalam kingdom fungi

(Prakash dan Jha, 2014)

Aspergillus niger diisolasi dari tanah,sisa tumbuhan, dan

udara di dalam ruangan Aspergillus niger tumbuh optimum


12

pada suhu 35-37ºC, dengan suhu minimum 6-8ºC dan suhu

maksimum 45-47ºC (Inggrid dan Suharto, 2012 :10)

Ketika berusia muda koloni A. niger berwarna putih dan

berubah menjadi hitam ketika berbentuk konidiospora. Kepala

konidia (conidiahead) berwarna hitam,berbentuk bulat

(Noverita,2009).

Koloni A. niger berwarna putih sampai kuning pada

permukaan bawah koloni yang kemudian berubah warna

menjadi coklat gelap hingga hitam setelah berbentuk konidiofor

(konidia). Kepala konidia radiat. Tangkai konidia (konidiofor)

berdinding halus, hialin, tetapi sering berwarna coklat. Vesikula

bulat sampai semi bulat dengan diameter 10-100 µm. fialid

duduk pada metula dengan ukuran 7,0 - 9,5 × 3 – 4 µm. metula

hialin sampai coklat, sering bersekat dengan ukuran 15 – 25 ×

4,5 – 6,0 µm. konidia bulat sampai semi bulat dengan diameter

3,5 – 5 µm dan berwarna coklat ornament (Noverita 2009).


13

2.1Gambar koloni Aspergillus niger

B. Klasifikasi

Adapun klasifikasi dari A.niger adalah sebagai berikut :

Kingdom : Fungi

Divisi : Eumycetes

Kelas : Deuteromycetes

Ordo : Moniliales

Famili : Moniliaceae

Genus : Aspergillus

Spesies : Aspergillus niger

C. Peranan Aspergillus niger

A.niger mempunyai banyak manfaat, seperti memiliki

kemampuan untuk memproduksi asam sitrat (Ali et al.,2002).


14

Selian itu juga memiliki kemampuan memproduksi enzim

amilase, protease, xelulase dan lipase (Suganthi et al., 2011).

Aspergillus niger dan penicilium digiatum dimanfaatkan

dalam meningkatkan produksi verbenol. Verbenol adalah

senyawa makanan yang banyak digunakan pada minuman

ringan, sup, daging, sosis, dan es krim (Rao et al., 2003).

Pada industri, A. niger dimanfaatkan untuk memproduksi

asam oksalat dan asam glukonat (Rymowicz and lenart, 2003).

A. niger mempunyai fungsi utama untuk proses saccharifikasi

zat pati beras. Namun beberapa spesies digunakan untuk

fermentasi produk-produk tradisional seperti kecap asin,

miso (tauco) dan untuk industri fermentasi seperti industri

sake (Debby et al.,2003).

A.niger merupakan jamur yang dapat menghasilkan

protease. Protease dari cendawan Aspergillus memiliki lebih

banyak keuntungan daripada protease bakteri dalam

pemisahan enzim karena miselium dapat dihapus hanya

dengan filtrasi. Protease yang dihasilkan oleh A. niger lebih baik

karena menghasilkan protease yang lebih tinggi, waktu

produksinya lebih singkat dan biayanya relatif murah. Di

beberapa negara Asia, genus Aspergillus banyak digunakan

untuk memproduksi makanan fermentasi tradisional

(Indratiningsih et al., 2013).


15

3. Media Pertumbuhan Jamur

a. Definisi Media Pertumbuhan Jamur

Pembenihan atau media yaitu campuran bahan-bahan

tertentu yang dapat menumbuhkan mikroorganisme atau jamur,

pada derajat keasaman dan inkubasi tertentu (Soemarno,

2000).

Media berfungsi untuk mengisolasi, menumbuhkan

mikroorganisme, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat

fisiologi, dan menghitung jumlah mikroba. Dalam proses

pembuatannya media harus disterilisasi dan menerapkan

metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada media

(Safitri dan Novel, 2010).

b. Ciri khas Media Pertumbuhan Jamur

1) Nutrisi

Menurut gunawan (2008), sebagai makhluk hidup, jamur

memerlukan nutrisi untuk pertumbuhan dan

perkembangannya. Nutrisi tersebut dapat langsung

diperoleh dari media yang ada disekitarnya secara langsung

dalam bentuk unsur, ion dan molekul sederhana. Molekul

kompleks atau polimer harus diuraikan terlebih dahulu

menjadi molekul sederhana atau monomer. Berikut

diuraikan beberapa nutrisi yang diperlukan oleh jamur :


16

a) Karbon

Karbon merupakan unsur dasar pembangun sel

dan sumber energy yang diperlukan oleh sel jamur.

Semua senyawa karbon nampaknya dapat digunakan

oleh jamur seperti monosakarida,poliisakarida, asam

organic, asam amino, alcohol, asam lemak, lemak,

selulosa dan lignin.

Sumber karbon yang paling umum digunakan

untuk membiakkan jamur dilaboratorium yaitu

monosakarida dengan 6 rantai karbon seperti glukosa.

b) Nitrogen

Nitrogen diperlukan dalam sintesis protein, purin

dan pirimidin. Kitin yang merupakan polisakarida yang

umum dijumpai pada dinding sel jamur juga mengandung

nitrogen.

c) Mineral

Karbon dan nitrogen telah diketahui merupakan

unsur yang penting bagi pertumbuhan jamur. Namun,

beberapa unsur lain diperlukan juga meskipun hanya

dalam konsentrasi yang lebih rendah dari karbon atau

nitrogen.

Sulfur diperlukan untuk membentuk asam amino

seperti sistein dan metionin, vitamin seperti tiamin dan


17

biotin. Kebanyakan jamur menggunakan sulfur dalam

bentuk sulfat.

Fosforus dijumpai dalam ATP, asam nukleat dan

membrane fosfolipid yang sangat berperan dalam

kehidupan. Umumnya dalam media pertumbuhan

diberikan dalam bentuk potassium fosfat.

Unsur logam yang paling banyak dijumpai dalam

sel jamur ialah potassium. Unsur ini mempunyai peranan

sebagai kofaktor beberapa system enzim. Di dalam

media unsur ini biasanya diberikan dalam bentuk

potassium fosfat.

Magnesium merupakan unsur yang penting pula.

Banyak enzim diaktifkan oleh adanya magnesiu

meskipun hanya dalam jumlah yang sangat kecil

umumnya dalam media unsur ini ditambahkan sebagai

magnesium sulfat. Unsur lainnya seperti besi, zink,

mangan, dan molybdenum diperlukan dalam jumlah yang

teramat kecil untuk pertumbuhan jamur. Fungsi unsur

tersebut tidak diketahui secara jelas, tapi umumnya

sebagai kofaktor dalam sintesis enzim.

d) Vitamin

Vitamin merupakan molekul organic yang

diperlukan dalam jumlah kecil dan tidak digunakan


18

sebagai sumber energy atau bahan dasar sel. Vitamin

diperlukan sebagai koenzim.

2) Suhu

Suhu merupakan factor penting yang mempengaruhi

pertumbuhan jamur. Suhu ekstrime, yaitu suhu maksimum

dan minimum merupakan faktor yang menentukan

pertumbuhan jamur sebab dibawah batas suhu minimum

dan di atas suhu maksimum jamur tidak akan hidup

(Gunawan, 2008).

Berdasarkan kisaran suhu lingkungan yang baik untuk

pertumbuhan, jamur dapat dikelompokkan sebagai jamur

psikrofil, mesofil, dan termofil. Secara umum pertumbuhan

untuk kebanyakan jamur adalah sekitar 25-30ºC. beberapa

jenis jamur bersifat psikrotrofik yakni dapat tumbuh baik

pada suhu lemari es dan ada jamur yang masih bias tumbuh

secara lambat pada suhu dibawah suhu pembekuan,

misalnya -5ºC sampai -10ºC. selain itu, ada jamur yang

bersifat termofilik yakni mampu tumbuh pada suhu tinggi

(Gandjar dan Sjamsuridzal, 2006)

3) pH

Pengaruh pH terhadap pertumbuhan jamur tidak dapat

dinyatakan secara umum karena bergantung beberapa

factor, seperti ketersediaan ion logam tertentu ,


19

permeabilitas membrane sel yang berhubungan dengan

pertukaran ion, produksi CO 2 atau NH 3, dan asam organic

(Gunawan, 2008).

Umumnya jamur menyenangi pH 7,0. Namun beberapa

jenis khamir tertentu bahkan dapat tumbuh pada pH yang

cukup rendah, yaitu pH 4,5 - 5,5 (Gandjar dan Sjamsuridzal,

2006).

c. Jenis-Jenis Media Pertumbuhan Jamur

Menurut situs Mycology Adelaide (2013) jenis-jenis

media pertumbuhan jamur yaitu :

1) Dixon’s Agar

Digunakan sebagai media untuk isolasi dan

pembenihanjamur malassezia furfur.

2) Czpek Dox Agar

Digunakan untuk pembenihan rutin terutama Aspergillus,

penicillium, molds yang tidak berspora.

3) Bird seed Agar

Digunakan sebagai media selektif untuk pertumbuhan

Cryptococcus neoformans.

4) Commeal Glucose Sucrose Yeast Extract agar


20

Digunakan sebagai media untuk merangsang sporulasi

beberapa zygomycetes,terutama saksenaea dan

Apophysomyces.

5) Sabouraud’s dextrose Agar untuk dermatophyte

Digunakan untuk isolasi dan perbenihan jamur

dermatophyte.

6) Potato Dextrose Agar

Digunakan sebagai media pembenihan rutin dan media

identifikasi jamur.

7) Brain Heart Infusion Agar (BHIA) dengan 5% darah domba

Digunakan untuk isolasi primer dan pembenihan yeast

dan moulds.

8) Corn Meal Agar

Digunakan sebagai media pembenihan rutin dan media

identifikasi jamur.

9) Malt Extract Agar

Digunakan sebagai media pembenihan rutin dan media

identifikasi jamur.

10) Sabouraund’s Dextrose Agar untuk yeast dan moulds

Digunakan untuk isolasi primer dan pembenihan yeast

dan moulds

11) Lactrimel Agar


21

Media ini digunakan sebagai pembentukan pigmen

olehtrichophyton rubrum.

12) Hair Perforation Test

Digunakan untuk membedakan dermatophyton dan

variannya.

13)Trichophyton Agars Nos 2-7

Digunakan sebagai media untuk diferensiasi spesies

trichophyton.

14) Littman Oxgall Agar

Digunakan sebagai media rutin untuk penanaman

sampel berupa kulit, kuku, rambut, dll.

15) Rice Grain Slopes

Media ini dapat digunakan untuk merangsang sporulasi

dan digunakan sebagai media diferensiasi M.audouini,M.

canis dan M.distortum

16) Sabouraud’s Dextrose Agar dengan 5% NaCl

Digunakan sebagai media pembenihan dan diferensiasi

jamur dermatophyta khususnya T. rubrum dan T.

mentagrophytes.

17) Vitamin Free Agar

Digunakan sebagai media diferensiasi spesies

trichophyton

18) 1% Pepton Agar


22

Digunakan sebagai media pembenihan dan diferensiasi

jamur.

19) CGB (L-Canavanine, glycine, 2 bromthymol blue) Agar

Digunakan untuk membedakan secara jelas

Cryptococcus neoformans var. Neoformans dengan

Cryptococcus neoformans var. gattii.

4. Potato Sucrose Agar (PSA)

Potato Sucrose Agar (PSA) adalah media yang komposisinya

terdiri dari ekstrak kentang, sucrose (gula pasir) dan agar. Media ini

sangat dipengaruhi oleh kandungan bahan penyusunnya,seperti

kandungan nutrisi dalam ekstrak kentang tergantung dari jenis,

umur, lokasi tanam dan sebagainya, begitu pula dengan gula dan

agar. Media pertumbuhan PSA berfungsi sebagai media

pertumbuhan jamur

Tabel 2.1 komposisi dan formulasi media Potato Sucrose Agar

menurut Maulana (2012)

Komposisi Formula
Kentang 200 gram
Sucrose 10-15 gram
Agar bubuk 15 gram
Aquadest 1 liter

5. Jagung Putih Zea mays ceritina


23

Tumbuhan Jagung ( Zea mays ) merupakan salah satu

tanaman pagan dunia yang terpenting selain gandum dan padi.

Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan

Nusa Tenggara ) menggunakan jagung sebagai pangan pokok.

( Tim Karya Tani Mandiri, 2010 ). Jagung ( Zea mays ) merupakan

kebutuhan yang cukup penting bagi kehidupan manusia dan

hewan. Jagung mempunyai kandungan gizi dan serat kasar yang

cukup memadai sebagai bahan makanan pokok pengganti beras.

Kebutuhan akan dikonsumsi jagung di Indonesia terus meningkat.

Hal ini didasarkan pada makin meningkatnya jumlah penduduk

Indonesia. Jagung sebagai bahan pangan, dapat dikonsumsi

langsung maupun perlu pengolahan seperti jagung rebus, bakar,

maupun dimasak menjadi nasi. Sebagai bahan ternak , biji pipilan

kering digunakan untuk pakan ternak bukan ruminan seperti ayam,

itik, puyuh, dan babi, sedangkan seluruh bagian tanaman jagung

atau limbah jagung, baik yang berupa tanaman jagung muda

maupun jeraminya dimanfaatkan untuk pakan ternak ruminansia.

Selain itu, jagung juga berpotensi sebagai bahan baku industri

makanan, kimia farmasi dan indutri lainnya yanng mempunyai nilai

tinggi, seperti tepung jagung, gritz jagung, minyak jagung, dextrin,

gula, etanol, asam organik dan bahan lainnya.( Budiman, 2010 )

Di Indonesia, daerah- daerah penghasil utama tanaman jagung

adalah Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Madura, D.I.


24

Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi

selatan, dan Maluku. Khusus di Daerah Jawa Timur dan Madura,

budidaya tanaman jagung dilakukan secara itensif karena kondisi

tanah dan iklimnya sagat mendukung untuk pertumbuhannya.( Tim

Karya Tani Mandiri, 2010 )

Proses pengolahan dengan menghilangkan sebagian dari fraksi

biji jagung yang akan mempengaruhi mutu gizi produk akhirnya

(Suarni, 2009). Pada proses pembuatan tepung, penggilingan

adalah proses pemisahan perikarp, endosperma dan lembaga.

Perikarp harus dipisahkan karena kandungan seratnya cukup tinggi

sehingga dapat membuat tepung bertekstur kasar. Lembaga

dilakukan pemisahan karena tanpa pemisahan lembaga tepung

akan mudah mengalami ketengikan. Tip cap juga harus dipisahkan

karena dapat membuat tepung menjadi kasar. Pada pembuatan

tepung, endosperma merupakan bagian yang digiling menjadi

tepung (Suarni et al., 2001). Struktur biji jagung dapat dilihat pada

Gambar 1.
25

Gambar 2.2. Struktur biji jagung Sumber : Suarni dan Widowati

(2011)

a. Definisi jagung

Jagung merupakan salah satu komoditas tanaman

pangan potensial, karena pemanfaatan-nya tidak hanya

sebagai bahan pangan yang dikonsumsi langsung tetapi

juga sebagai pakan dan bahan baku industri. Di beberapa

daerah penghasil jagung di Indonesia, jagung digunakan

sebagai bahan pangan pokok sehingga harus selalu

tersedia. Sulawesi Selatan termasuk salah satu daerah

penghasil utama jagung di Indonesia, pada tahun 2008

memiliki luas panen jagung 261.490 ha, produksi 994.981

ton dengan produktivitas 3,81 t/ha, mengalami peningkatan

sebesar 10,76% bila dibandingkan dengan produktivitas

jagung pada tahun 2004 (3,44 t/ha) (BPS Indonesia 2009).

Khusus di Kabupaten Gowa salah satu sentra produksi


26

jagung di Sulawesi Selatan memiliki luas panen 34.485 ha

dengan tingkat produksi 172.610 ton (BPS Sulsel 2009).

Umumnya jenis jagung yang disenangi masyarakat untuk

dikonsumsi sebagai pangan pokok adalah jagung putih

varietas lokal. Masyarakat kurang menyenangi jagung

kuning karena selain faktor rasa juga lebih keras. Salah satu

jenis jagung putih varietas lokal adalah jagung pulut (waxy

corn). Kandungan endosperm jagung pulut hampir

semuanya amilopektin (Iriany et al. 2006). Endosperm

jagung biasa terdiri atas campuran 72% amilopektin dan

28% amilosa (Jugenheimer 1985). Selanjutnya, menurut

Singh et al. (2005), jenis jagung biasa mengandung 74 –

76% amilopektin dan 24 – 26 % amilosa, sedangkan jenis

jagung waxy hampir tidak beramilosa.

6. MIKOSIS

Mikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jamur. Telah

ditemukan sekitar 80.000 spesies jamur, tetapi kurang dari 400

spesies yang bermakna dalam ilmu kedokteran, dan kurang dari 50

spesies menye babkan lebih dari 90 % infeksi jamur pada manusia

dan hewan lain. Sebagian besar spesies jamur bahkan bermanfaat

bagi kemanusiaan. Jamur bermukim di alam dan berperan penting

dalam pemecahan serta daur ulang materi organk. Beberapa jamur


27

sangat meningkatkan kualitas hidup kita dengan berkontribusi

dalam produksi makanan dan minuman keras,termasuk keju roti,

dan bir. Jamur yang lain turut berperan dalam dunia kesehatan

dengan menyediakan metabolit-metabolit sekunder bioaktif yang

bermanfaat, seperti antibiotic (misal penicillin ) dan obat-obat

imunosupresif (misal, siklosporin). Jamur telah dieksploitasi oleh

para ahli genetic dan biologi molekuler sebagai system model

untuk penyelidikan berbagai macam proses eukariotik. Jamur

memberi dampak ekonomi terbesar sebagai fitopatogen; industry

agrikultur mengalami gagal panen yang besar tiap tahunya akibat

penyakit jamur yang menyerang padi, jagung, gandum dan

tanaman lainnya.(jawetz 2014)

Semua jamur merupakan organisme eukarioti, dan setiap sel

jamur memiliki setidaknya satu nukleus dan membrane nukleus,

reticulum endoplasama, mitokondria, dan apparatus sekretorik.

Kebanyakan jamur merupakan aerob obligat atau fakultatif. Jamur

bersifat kemotropis, menyekresi enzyme yang mendegradasi

beragam substrat organic menjadi nutrient-nutrien mampu larut

yang kemudian di serap oleh pasif atau di bawa ke dalam sel

dengan transport aktif. .(jawetz 2014)

Infeksi jamur disebut mikosis. Kebanyakan jamur pathogen

bersifat eksogenik, habitat alaminya adalah air,tanah dan debris

organic . mikosis dengan insiden tertinggi kandidiasis dan


28

dermatofitosis-disebabkan oleh jamur yang merupakan bagian dari

flora mikroba normal atau sudah sangat beradaptasi untuk

bertahan dalam pejamu manusia. Demi kemudahan mikosis dapat

dikelompokkan sebagai superfisial kutaeus, subkutaneus, sistemik,

dan oportunistik (Tabel 2.1). Pengelompokan mikosis ke dalam

berbagai kategori ini mencerminkan pintu masuknya yang biasa ke

dalam tubuh dan lokasi awal terjadinya mikosis. Akan tetapi ada

tumpeng tindih yang cukup bermakna, karena mikosis sistemik

dapat mempunyai maninfestasi subkutan dan sebaliknya.

Kebanyakan pasien yang menderita infeksi oportunistik mengalami

penyakit dasar yang berat pertahanan tubuhnya terganggu. Akan

tetapi, mikosis sistemik primer juga terjadi pada pasien-pasien

seperti demikian, dan infeksi oportunis juga dapat menyerang

individu yang imunokompeten. Selagi infeksi, kebanyakan pasien

munculkan respon imun humoral dan seluler yang signifikan

terhadap antigen jamur.(jawetz 2014)

Oleh sebab perkembangan dalam dunia kedokteran telah

memperpanjang ketahanan hidup penderita kanker, AIDS, dan

resipien sel tunas atau transplan organ, insidensi mikosis

oportunistik meningkat secara dramatis. Jamur patogenik tidak

menghasilkan toksin yang poten, dan mekanisme patogenitas

jamur cukup rumit serta poligenik. Kebanyakan mikosis sulit diobati.

Karena jamur merupakan eukariot, mereka banyak memiliki gen,


29

produk gen, dan jalur yang homolog dengan pejamu manusianya.

Akibatnya hanya ada sedikit sasaran yang spesifik untuk

kemoterapi dan antibiotic yang efektif. Untungnya, ketertarikan

terhadap jamur yang bermakna secara medis dan penelitian

terhadap factor virulensi dan sasaran terapi potensial semakin

bertambah.(jawetz 2014)

Banyak peneliti telah berhasil melakukan penelitian dalam

menemukan media alternative untuk pertumbuhan jamur seperti

pati singkong (Kwoseh et al, 2012), sagu dan uwi (Tharmila et al,

2011), kentang dan umbi palmirah (Martyniuk et al, 2011), kacang

tunggak, kacang hijau, kacang soya hitam, dan kedelei

(Ravimannan et al, 2014), sayur-sayuran seperti wortel, tomat,

kubis, dan labu (Deivanayaki et al, 2012), buah bit (Al-Azzauy et al,

2011) dan buah avokad (Famurewa et al, 2008).

Table 2.2 Mikosis yang Utama dan Jamur Penyebabnya

Superfisial Mikosis Agen jamur penyebab penyakit

Superfisial Pitiriasis versicolor Malassezia sp


Tinea nigra Hortae werneckii
Piedrra putih Trichosporon sp
Piedra hitam Piedra hortae
Kutan Dermatofitosis Microsporum sp, trichophyton sp,
epidermophyton floccosum
Kandidiasis kulit Candida albicans dan candida sp
mukosa, atau kuku yang lain
Subkutan Sporotrikosis Sporothrix schenckii
Kromoblastomikosis Phialophora verrucosa, fonsecaea
pedrosoi, dan lainnya
Pseudallescheria boydii,madurella
30

Misetoma mycetomatis, dan lainya


Exophiala, bipolaris, exserohilum,
Feohifomikosis dan kapang dematiaseus lain
Endemis Koksidioidomikosis Coccidioides posadasii dan
(primer, Coccidioides immitis
sistemik ) Histoplasmosis Histoplasma capsulatum
Blastomikosis Blastomyces dermatitidis
Parakoksidioidomikosis Paracoccidioides brasiliensis
Oportunistik Kandidiasis sistemik Candida albicans dan Candida sp.
lain
Kriptokokosis Cryptococcus neoformans dan
Cryptococcus gattii
Aspergilosis Aspergillus fumigatus dan
Aspergillus sp. yang lain
Hyalohifomikosis Spesies
Fusarium,paecilomyces,trichosporon
dan kapang hialin yang lain
Feohifomikosis Cladophialophora bantiana; spesies
Alternaria, Cladosporium, bipolaris,
Exserohilum dan berbagai kapang
dermatiaseosa lain

Mukormikosis Spesies Rhizopus,


(zigomikosis) Absidia,Cunninghamella, dan
Penisiliosis zigomisetes lain Penicillium
marneffei
31

B. Kerangka konsep

pH Nutrisi Suhu

Media pertumbuhan
jamur

Komposisi Media Komposisi media

Potato Sucrose Agar Jagung putih

1. Kentang 1. Jagung putih


2. Sucrose 2. Sucrose
3. Agar bubuk 3. Agar bubuk
4. Aquadest 4. Aquadest

Pertumbuhan

Jamur
32

Keterangan

: Variabel yang diteliti

: Variable yang tidak diteliti

: Mempengaruhi

: Bagian

Anda mungkin juga menyukai