Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN MINGGUAN

SANITASI DAN INDUSTRI PANGAN


ACARA I
SANITASI PEKERJA PENGOLAHAN
PANGAN

NAMA : EKY FITRI LIANI


NIM : J1A020036
KELOMPOK : 3

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MATARAM
2022
HALAMAN PENGESAHAN

Mataram, 15 MARET 2022


Mengetahui,
Co. Asst Praktikum Praktikan,
Mikrobiologi Pangan

Muhammad Arif Fitryono Eky Fitri Liani


NIM. J1A018076 NIM. J1A020036
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sanitasi merupakan upaya menghilangkan kontaminasi baik fisik, kimia maupun
biologis dalam pengolahan. Sanitasi meliputi banyak aspek mulai dari sanitasi pekerja, alat
pengolahan, ruangan pengolahan, bahan baku dan air untuk pengolahan. Sanitasi tidak akan
mampu menghilangkan kontaminan secara menyeluruh namun hanya mampu meminimalisir
keberadaanya karena faktor luar penyebab kontaminan terdapat diberbagai tempat.
            Kontaminasi yang berasal dari pekerja dapat melalui tangan, kaki, rambut, mulut,
kulit maupun pakaian kotor yang dipakai pekerja selama proses pengolahan bahan pangan.
Manusia yang sehat merupakan smber potensial untuk mikroba seperti salmonella,
staphylococcus aureus dan stafilokoki. Sanitasi dalam pengolahan pangan juga ditentukan
oleh tingkat kebersihan dan kesehatan pekerja yang melakukan pengolahan. Menurut
Saksono (1986) dalam Widyastuti (2016), mikroba yang sering ditemukan pada pekerja
(manusia) adalah Escherichia coli, Aerobacter, Aerogenes, Streptococci, Enterococci,
Salmonella dan kadang-kadang Staphylococcus.
            Konsumen berhak memperoleh makanan yang bersih dan sehat. Zaman yang semakin
modern membuat kesadaran konsumen terhadap pangan yang sehat, bersih dan kaya gizi
semakin tinggi. Sehingga perusahaan atau industri makanan dituntut untuk menghasilkan
produk yang sesuai dengan tuntutan masyarakat. Kebersihan dan higienitas harus menjadi
prioritas suatu produsen makanan. Oleh karena itu, praktikum sanitasi pekerja pengolahan ini
sangat penting dilakukan untuk memberikan pengetahuan bagaimana sanitasi pekerja yang
baik.

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui tingkat sanitasi pekerja
pengolahan pangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori

 Menurut Widyawati (2002) dalam Anonim (2014), hygiene adalah upaya kesehatan dengan


cara memelihara dan melindungi kebersihan subjeknya seperti mencuci tangan dengan air bersih
dan sabun untuk melindungi kebersihan tangan, mencuci piring untuk kebersihan piring,
membuang bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan
(Depkes RI, 2004). Hygiene dan sanitasi tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain karena
erat kaitannya. Misalnya hygiene sudah baik karena mau mencuci tangan, tetapi sanitasinya tidak
mendukung karena tidak cukup tersediaair bersih, maka mencuci tangan tidak sempurna. Sanitasi
adalah upaya pencegahan penyakit yang menitik beratkan kegiatan pada usaha kesehatan
lingkungan hidup manusia (Djoko, 2016).
 Sanitasi dan hygiene pekerja perlu diperhatikan karena pekerja merupakan sumber potensial
dalam perpindahan cemaran. Program sanitasi dan hygiene pekerja adalah hal yang mutlak.
Sanitasi pekerja meliputi kesehatan pekerja, kebersihan tubuh pekerja sampai kebersihan semua
perlengkapan yang digunakan oleh pekerja pengolahan pangan. Cemaran pada makanan dapat
menyebabkan keracunan. Sanitasi udara dan suhu penyimpanan sagat diiperhatikan untuk tetap
mempertahankan kualitas mikrobiologis makanan. Proses pengolahan makanan terutama suhu
pengolahan juga sangat mempengaruhi kualitas makanan(Sobari, 2018).
Pengembangan keberhasilan program sanitasi makanan dan minuman diperlukan peraturan
dalam memprose makanan dan pencegahan terjadinya ‘‘food borne disease’’.Failitas penunjang
dalam mencapai program sanitasi makanan dan minuman di perlukan beberapa fasilitas seperti
air yang bersih (Fjriansyah, 2016).
Keaadan lingkungan sekitar yang kotor juga dapat memungkinkan adanya kontaminasi
oleh kuman nyang terbawa pleh partikel udara yang kotor.Jumlah bakteri bertambah seiring
waktu penyimpanan .Tempat produksi dan tempat penjualan dapat menyebabbkan
terkontaminasi mikroba (Firdausi, 2017).
BAB III
METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum


a. Waktu praktikum
Selasa, 15 Maeret 2022
b. Tempat Praktikum
Laboratorium Mikrobiologi Pangan, Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri,
Universitas Mataram.
3. 2 Alat dan Bahan Praktikum
a. Alat-alat Praktikum
Cawan petri, Lampu bunsen, Gunting, pinset, Ember, Label, plastik,Tisu, Inkubator
b. Bahan-bahan Praktikum
Air, Sabun biasa, Sabun antiseptik,Handsanitizer,Rambut,Medium plate count agar
(PCA), Medium eosin methylene blue agar (EMBA), Medium potato dextrose agar
(PDA), Medium nutrient agar (NA).
3.3 Prosedur Kerja
a. Uji Kebersihan Tangan

Tangan tanpa dicuci

EMBA, PCA Ditempelkan 3 jari selama 5 detik

Dilakukan secara duplo

Diinkubasi (t= 48 jam, T= 37°C)

b. Uji Kontaminasi Rambut

Diamati dan dihitung jumlah mikroba

Rambut
c.

Ditempelkan 3 jari selama 5 detik

Dilakukan secara duplo


NA dan PDA

Diinkubasi (t= 48 jam, T= 37°C)

Diamati dan dihitung jumlah mikroba


BAB IV
HASIL PENELITIAN

Tabel 1. Hasil Pengamatan Uji Kebersihan Tangan (Tidak Cuci Tangan)

Kelompok Media
PCA Σ (CFU) EMBA Σ (CFU)
U1 U2 U1 U2
1 20 16 18 3 4 3,5

2 29 26 27,5 42 0 42

3 27 40 33,5 59 1 30

4 1 3 2 0 3 1,5

5 29 26 27,5 42 0 42

6 13 9 11 0 0 0

7 0 0 0 0 1 0,5

8 0 0 0 74 0 37

Perhitungan

1. Hasil Pengamatan Uji Kebersihan Tangan


a. Tanpa Perlakuan
 Media Plate Count Agar (PCA)
U 1+U 2
 koloni =
2

20+16
 koloni =
2

 koloni = 18 CFU

 Media Eosin Methylene Blue Agar (EMBA)


U 1+U 2
 koloni =
2

18+3
 koloni =
2

 koloni = 3,5 CFU

2. Hasil Pengamatan Uji Kebersihan Tangan


b. Tanpa Perlakuan
 Media Plate Count Agar (PCA)
U 1+U 2
 koloni =
2

29+26
 koloni =
2

 koloni = 27,5 CFU

 Media Eosin Methylene Blue Agar (EMBA)


U 1+U 2
 koloni =
2

42+0
 koloni =
2

 koloni = 42 CFU

3. Hasil Pengamatan Uji Kebersihan Tangan


c. Tanpa Perlakuan
 Media Plate Count Agar (PCA)
U 1+U 2
 koloni =
2

27+40
 koloni =
2

 koloni = 33,5 CFU

 Media Eosin Methylene Blue Agar (EMBA)


U 1+U 2
 koloni =
2
59+0
 koloni =
2

 koloni = 30 CFU

4. Hasil Pengamatan Uji Kebersihan Tangan


d. Tanpa Perlakuan
 Media Plate Count Agar (PCA)
U 1+U 2
 koloni =
2

1+ 3
 koloni =
2

 koloni = 2 CFU

 Media Eosin Methylene Blue Agar (EMBA)


U 1+U 2
 koloni =
2

0+3
 koloni =
2

 koloni = 1,5 CFU

5. Hasil Pengamatan Uji Kebersihan Tangan


e. Tanpa Perlakuan
 Media Plate Count Agar (PCA)
U 1+U 2
 koloni =
2

29+26
 koloni =
2

 koloni = 42 CFU
 Media Eosin Methylene Blue Agar (EMBA)
U 1+U 2
 koloni =
2

42+0
 koloni =
2

 koloni = 42 CFU

6. Hasil Pengamatan Uji Kebersihan Tangan


f. Tanpa Perlakuan
 Media Plate Count Agar (PCA)
U 1+U 2
 koloni =
2

13+9
 koloni =
2

 koloni = 11 CFU

 Media Eosin Methylene Blue Agar (EMBA)


U 1+U 2
 koloni =
2

0+0
 koloni =
2

 koloni = 0 CFU

7. Hasil Pengamatan Uji Kebersihan Tangan


g. Tanpa Perlakuan
 Media Plate Count Agar (PCA)
U 1+U 2
 koloni =
2

0+0
 koloni =
2

 koloni = 0 CFU

 Media Eosin Methylene Blue Agar (EMBA)


U 1+U 2
 koloni =
2

0+1
 koloni =
2

 koloni = 0,5 CFU

8. Hasil Pengamatan Uji Kebersihan Tangan


h. Tanpa Perlakuan
 Media Plate Count Agar (PCA)
U 1+U 2
 koloni =
2

0+0
 koloni =
2

 koloni = 0 CFU

 Media Eosin Methylene Blue Agar (EMBA)


U 1+U 2
 koloni =
2

74+0
 koloni =
2

 koloni = 37 CFU
Tabel 2. Hasil Pengamatan Uji Kebersihan Tangan (Dicuci dengan Air mengalir)

Kelompok Media
PCA Σ (CFU) EMBA Σ (CFU)
U1 U2 U1 U2
1 3 1 2 1 1 1

2 >250 0 0 0 0

3 25 74 49,5 0 0 0

4 79 125 102 26 10 18

5 >250 0 125 0 0 0

6 5 9 7 0 0 0

7 7 4 5,5 4 2 3

8 0 0 0 74 44 37

Perhitungan
1. Air Mengalir
 Media Plate Count Agar (PCA)
U 1+U 2
 koloni =
2
3+1
 koloni =
2
 koloni = 2 CFU
 Media Eosin Methylene Blue Agar (EMBA)
U 1+U 2
 koloni =
2
1+ 1
 koloni =
2
 koloni = 1 CFU
2. Air Mengalir
 Media Plate Count Agar (PCA)
U 1+U 2
 koloni =
2
¿ 250+0
 koloni =
2
 koloni = 0 CFU
 Media Eosin Methylene Blue Agar (EMBA)
U 1+U 2
 koloni =
2
0+0
 koloni =
2
 koloni = 0 CFU
3. Air Mengalir
 Media Plate Count Agar (PCA)
U 1+U 2
 koloni =
2
25+74
 koloni =
2
 koloni = 049,5 CFU
 Media Eosin Methylene Blue Agar (EMBA)
U 1+U 2
 koloni =
2
0+0
 koloni =
2
 koloni = 0 CFU
4. Air Mengalir
 Media Plate Count Agar (PCA)
U 1+U 2
 koloni =
2
79+125
 koloni =
2
 koloni = 49,5 CFU
 Media Eosin Methylene Blue Agar (EMBA)
U 1+U 2
 koloni =
2
26+10
 koloni =
2
 koloni =18 CFU

5. Air Mengalir
 Media Plate Count Agar (PCA)
U 1+U 2
 koloni =
2
¿ 250+0
 koloni =
2
 koloni = 125 CFU
 Media Eosin Methylene Blue Agar (EMBA)
U 1+U 2
 koloni =
2
0+0
 koloni =
2
 koloni =0 CFU
6. Air Mengalir
 Media Plate Count Agar (PCA)
U 1+U 2
 koloni =
2
5+9
 koloni =
2
 koloni = 7 CFU
 Media Eosin Methylene Blue Agar (EMBA)
U 1+U 2
 koloni =
2
0+0
 koloni =
2
 koloni = 0 CFU
7. Air Mengalir
 Media Plate Count Agar (PCA)
U 1+U 2
 koloni =
2
7+4
 koloni =
2
 koloni = 5,5 CFU
 Media Eosin Methylene Blue Agar (EMBA)
U 1+U 2
 koloni =
2
4+ 2
 koloni =
2
 koloni = 3 CFU
8. Air Mengalir
 Media Plate Count Agar (PCA)
U 1+U 2
 koloni =
2
0+0
 koloni =
2
 koloni = 0 CFU
 Media Eosin Methylene Blue Agar (EMBA)
U 1+U 2
 koloni =
2
74+ 44
 koloni =
2
 koloni = 37 CFU

Tabel 3. Hasil Pengamatan Uji Kebersihan Tangan (Menggunakan Sabun dan Handsanitizer)
Kelompok Media
PCA Σ (CFU) EMBA Σ (CFU)
U1 U2 U1 U2
sunlight 1 0 0,5 0 0 0

Giv 2 4 125 0 0 0

Antis 0 7,5 0 1 0,5


15
Nuvo 6 2 4 0 0 0

Lifebouy 2 4 3 0 0 0

Dettol 12 10 10 0 0 0

Holly 3 3 3 7 0 3,5

Fakultas 94 20 57 2 2 2

Hasil Perhitungan Uji Daya Antiseptik Sabun


a. Antiseptik (Sunlight)
 Media Plate Count Agar (PCA)
U 1+U 2
 koloni =
2
1+ 0
 koloni =
2
 koloni = 0,5 CFU
 Media Eosin Methylene Blue Agar (EMBA)
U 1+U 2
 koloni =
2
0+0
 koloni =
2
 koloni = 0 CFU
b. Antiseptik (Giv)
 Media Plate Count Agar (PCA)
U 1+U 2
 koloni =
2
2+ 4
 koloni =
2
 koloni = 3 CFU
 Media Eosin Methylene Blue Agar (EMBA)
U 1+U 2
 koloni =
2
0+0
 koloni =
2
 koloni = 0 CFU
c. Antiseptik (Antis)
 Media Plate Count Agar (PCA)
U 1+U 2
 koloni =
2
0+15
 koloni =
2
 koloni = 3 CFU
 Media Eosin Methylene Blue Agar (EMBA)
U 1+U 2
 koloni =
2
0+1
 koloni =
2
 koloni = 0,5 CFU
d. Antiseptik (Novo)
 Media Plate Count Agar (PCA)
U 1+U 2
 koloni =
2
6+2
 koloni =
2
 koloni = 4 CFU
 Media Eosin Methylene Blue Agar (EMBA)
U 1+U 2
 koloni =
2
0+0
 koloni =
2
 koloni = 0 CFU
e. Antiseptik (Lifebouy)
 Media Plate Count Agar (PCA)
U 1+U 2
 koloni =
2
2+ 4
 koloni =
2
 koloni = 3 CFU
 Media Eosin Methylene Blue Agar (EMBA)
U 1+U 2
 koloni =
2
0+0
 koloni =
2
 koloni = 0 CFU
f. Antiseptik (Dettol)
 Media Plate Count Agar (PCA)
U 1+U 2
 koloni =
2
12+10
 koloni =
2
 koloni = 10 CFU
 Media Eosin Methylene Blue Agar (EMBA)
U 1+U 2
 koloni =
2
0+0
 koloni =
2
 koloni = 0 CFU
g. Antiseptik (Hollyl)
 Media Plate Count Agar (PCA)
U 1+U 2
 koloni =
2
3+3
 koloni =
2
 koloni = 3 CFU
 Media Eosin Methylene Blue Agar (EMBA)
U 1+U 2
 koloni =
2
7+0
 koloni =
2
 koloni = 3,5 CFU
h. Antiseptik (Fakultasl)
 Media Plate Count Agar (PCA)
U 1+U 2
 koloni =
2
94+20
 koloni =
2
 koloni = 57 CFU
 Media Eosin Methylene Blue Agar (EMBA)
U 1+U 2
 koloni =
2
2+ 2
 koloni =
2
 koloni = 2 CFU
BAB V
PEMBAHASAN
Sanitasi pangan adalah semua tindakan yang dilakukan untuk mencegah
tercemarnya
makanan selama penanganan, pengolahan, penyimpanan dan distribusi.
Selain peralatan, sanitasidan hygiene pekerja juga perlu selalu diperhatikan. Pekerja
selalu aktif bersenruhan menangani bahan pangaan. Oleh karena berpeluang menjadi
sumber cemaran dan penyakit yang dapat ditularkan melalui makanan. Jadi program
sanitasi dan hygiene pekerja adalah mutlak. tata cara pelaksanaan dan tata tertib pekerja
selama berada dilingkungan pabrik pengolahan pangan dapat diatur. Tata tertib ini
menyangkut tantang apa yang perlu dilakukan dan bagaimana cara melakukan pekerjaan
atau kegiatan guna menghasilkan mutu produk dan kesehatan yang baik
Tuangkan sabun secukupnya dan oleskan ke kedua tangan kamu hingga menutupi
seluruh permukaan tangan. Gosok kedua telapak dan punggung tangan kamu secara
bergantian. Jangan lupa gosok juga jari-jari tangan dan sela-sela jari sampai bersih.
Lalu, bersihkan juga bagian bawah kuku. . Manusia sebagai sumber kontaminan yang
penting dimanapun dan kapanpun bila menangani makanan baik pada tahap pengolahan
di dapur, di dapur, di meja makan atau di tempat lainnya. Sumber kontaminasi yang
berasal dari pekerja dapat melalui tangan, kaki,rambut, mulut,kulit maupun pakaian kotor
yang dipakai pekerja selama proses pengolahan bahan pangan. Manusia yang sehat
merupakan sumber potensial untuk mikroba seperti Salmonella, Staphylococcus aureus,
dan satafilokoki. Mikroorganisme ini umumny banyak terdapat di kulit, hidung, mulut,
dan tenggorokan sehingga dapat dengan mudah ditularkan pada makanan.
Pengujian sanitasi pekerja menggunakan tangan dan rambut dengan tiga bentuk
pengujian yaitu uji daya antiseptik sabun yang terdiri dari sabun merk LIFEBUOY,
NOVO,HOLLY, handsanitizer DETTOL, handsanitizer ANTIS dan Fakultas . Yang
kedua yaitu uji kebersihan tangan dengan tiga perlakuan yaitu cuci tangan dengan air
dalam ember, air mengalirdan perlakuan tanpa cuci tangan. Yang ketiga yaitu uji
kontaminasi dari rrambut praktikan yang mengikuti  praktikum. Ada 4 media yang
digunakan yaitu Plate Count Agar (PCA), Potato Dextrose Agar (PDA), Nutrient
Agar (NA) dan Eosin Methylen Blue Agar (EMBA).
            Media Plate Count Agar (PCA) merupakan jenis media yang umum digunakan untuk
menumbuhkan lebih dari satu jenis mikroba secara umum. Media ini mengandung
komposisi senyawa kompleks meliputi protein, karbohidrat dan gula untuk kebutuhan
pertumbuhan semua jenis mikroa sehingga memungkinkan untuk ditumbuhi bakteri,
kapang dan khamir. Eosin Methylene Blue Agar (EMBA) merupakan salah satu jenis
media diferensiasi. Media diferensiasi merupakan media yang digunakan untuk
membedakan bentuk dan karakter jenis koloni mikroba yang tumbuh. Beberapa bakteri
dapat tumbuh didalam media ini, tetapi hanya beberapa jenis yang mempunyai
penampilan pertumbuhan yang khas. Media ini berguna untuk isolasi dan identifikasi
bakteri. Media jenis ini biasanya digunakan untuk mengamati pertumbuhan grup
koliform, yang mana koliform pekalakan berwarna hijau metalik dan koliform non pekal
akan berwarna merah muda dengan titik-titik hitam ditengahnya. Media Nutrient
Agar (NA) merupakan jenis media yang digunakan untuk menumbuhkan lebih dari satu
jenis mikroba secara umum karena kaya akan protein sehingga cenderung ditumbuhi oleh
bakteri. Media Potato Dextrose Agar (PDA) merupakan media yang mengandung
karbohidrat dan gula sehingga cenderung digunakan untuk menumbuhkan kapang dan
khamir.
             Berdasarkan hasil pengamatan uji kebersihan tangan dengan tiga perlakuan pada
kedua media yaitu PCA dan EMBA menunjukkan bahwa jumlah mikroba paling tinggi
yaitu perlakuan tidak dicuci tangan sebesar 11 CFU, cuci tangan dengan air mengalir 8,5
CFU dan cuci tangan dalam ember 2 CFU. Hal ini disebabkan karena tangan manusia
merupakan salah satu alat gerak aktif yang setiap saat dapat meyentuh apapun
dilingkungan sekitar sehingga dapat menimbulkan kontaminasi yang besar. Pertumbuhan
mikoba pada air mengalir lebih tinggi daripada air dalam ember disebabkan air mengalir
tersebut kemungkinan mengandung banyak mikroba seperti Escherichia coli dan
kesalahan praktikan dalam melakukan proses cuci tangan. Misalnya saja menyentuh
keran setelah cuci tangan. Media PCA cenderung lebih disukai atau ditumbuhi oleh
bakteri dibandingkan kapang atau khamir karena komposisi PCA kaya akan protein yang
disukai bakteri. Sedangkan pada media EMBA jumlah mikroba yang tumbuh sedikit
bahkan ada perlakuan yang tidak ditumbuhi mikroorganisme. Hal ini disebabkan karena
media EMBA adalah media yang digunakan untuk membedakan bentuk dan karakter
koloni jenis mikroba yang tumbuh.
             Hasil pengamatan uji daya antiseptik sabun dengan merek LIFEBUOY, DETTOL,
ANTIS. nuvo dan HOLLY berturut-turut adalah 2 CFU, 3 CFU, 7 CFU, 1 CFU dan 38
CFU. Hal ini sesuai dengan pernyataan Gobel (2008) bahwa sabun yang berfungsi
sebagai desinfektan dapat mengurangi jumlah mikroba yang menempel. Perbedaan
jumlah pertumbuhan mikroba pada masing-masing sabun disebabkan karena komposisi
kimia sabun yang berbeda-beda. Pada sabun LIFEBUOY mengandung titanium dioxide,
tetrasodium edta, trodocorban, etidronic acid, fragrance dan lain sebagainya. Sabun
LIFEBUOY juga memberikan perlindungan yang tahan lama dari kuman, penyebab bau
badan dan penyakit. Antikuman yang terkandung dalam sabun LIFEBUOY yaitu sebesar
0,18% THD dan 0,02% triclocarbon. Handsanitizer DETTOL memiliki sifat antiseptic
dari senyawa kimia aromatik yang dikenal dengan chloroxylena yang dapat bekerja
seketika mematikan serta mengurangi pertumbuhan mikroba pada kulit, mencegah jamur
dan iritasi pada kulit. Sabun merek SLEEK merupakan sabun pembersih botol bayi
dengan tingkat pertumbuhan mikroba paling sedikit. Hal ini disebabkan karena SLEEK
mengandung ethanol yang merupakan desinfektan, glyserin dan sebagainya. Sedangkan
pertumbuhan mikroba paling tinggi terdapat pada sabun HOLLY. Hal ini disebabkan
karena HOLLY merupakan produk kecantikan bukan desinfektan yang ditujukan untuk
membunuh mikroba. ANTIS merupakan sabun yang menumbuhkan mikroorganisme
tertinggi kedua setelahh HOLLY. Hal ini disebabkan karena ANTIS mengandung 70%
alcohol aktif yang dapat membunuh mikroba. Seharusnya handsanitizer  DETTOL dan
ANTIS membunuh mikroba lebih baik dari merek sabun lainnya. Hal ini karena
keduanya merupakan desinfektan yang mengandung alkohol. Kesalahan ini timbul
mungkin karena kekeliruan praktikan dalam melakukan proses cuci tangan.
            Hasil pengamatan uji kontaminasi rambut menunjukkan bahwa perlakuan rambut
kelompok 16 memiliki nilai tertimggi  yaitu 9 CFU pada media PDA dan 8,5 CFU pada
media NA. sedangkan pada kelompok 17, 18, 19, dan 20 nilainya berturut-turut adalah 2
CFU, 3 CFU, 1,5 CFU dan 3,5 CFU pada media PDA serta 2 CFU, 5 CFU, 2,5 CFU dan
3 CFU pada media NA. hal ini menunjukkan bahwa sanitasi perorangan atau praktikan
dari kelompok 16 sangat kurang yang menjadi objek sampel. Menurut Desiyanto (2013)
bakteri yang sering ditemukan pada kulit dan rambut adalah Propionibacterium acnes,
Corynebacterium, Staphylococcus epidermis, staphylococcus aureus Dan staphylococcus
phyogene. Dari kelima jenis bakteri yang telah disebutkan, bakteri
jenis Propionibacterium acnes merupakan bakteri yang sering berkembang biak
dipermukaan yang berminyak dari folikel kulit
BAB VI
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan, perhitungan dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa:
1.    Sanitasi pangan adalah upaya yang dilakukan untuk mencegah tercemarnya makanan selama
pengolahan, penanganan, penyimpanan dan distribusi.
2.    Pekerja adalah salah satu sumber kontaminasi dalam proses pengolahan pangan yang utama
karena pekerja selalu aktif bersentuhan dengan lingkungan.
3.    Pertumbuhan mikroorganisme pada uji kebersihan tangan ditunjukkan dengan perlakuan
tanpa cuci tangan yaitu 42 CFU pada media PCA karena tidak menggunakan desinfektan
apapun.
4.    Pertumbuhan mikroorganisme terendah pada uji daya antiseptic sabun adalah merek SLEEK
yaitu 1 CFU karena SLEEK mengandung etanol dan glyserin.
5.    Pertumbuhan mikroorganisme tertinggi pada uji kontaminasi rambut adalah perlakuan
kelompok 16 disebabkan sanitasi yang kurang baik dari praktikan.
DAFTAR PUSTAKA

Djoko Windu P.Irawan,2016,Prinsip Hygine Sanitasi Makanan Minuman Rumah Sakit, Forum
Ilmiah Kesehatan
Enceng Sobari ,2018, Dasar Proses Pengolahan Pangan, Polsub Pelres
Fajriansyah, 2016, Hygiene dan Sanitasi Pengolahan Roti Pada Pabrik Roti Paten Bakery, Jurnal
Action, Vol.1, No. 2 November
Firdausi Fthika, Dkk, 2017, Hubungan Kondisi Sanitasi Dan Personal Higiene Pekerja Dengan
Jumlah Angka Pada Ikan Asap Di Bandarharjo Semarang, Vol,5, No, 5 Oktober
Lampiran :

Anda mungkin juga menyukai