Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

SANITASI DAN KEAMANAN PANGAN

SANITASI UDARA

NAMA KELOMPOK:
ADITHYA VIRIYA RAHARJA 1511105050
NOVIA HASANAH 1511105051
GUSTI PUTU ADI WIRA KUSUMA 1511105052
ERIKA ARY KOESNADI 1511105053
BERILIN ABIGAIL JONATHAN 1511105054
AMIRA PUTRI 1511105055
DHYANA MAHARANI 1511105056
WIRIYA MANGGALA 1511105057

JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2017
I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Makhluk hidup membutuhkan oksigen diudara untuk bernapas, kalau tidak,
tidak ada kehidupan di muka bumi. Udara merupakan gas yang tak terlihat namun
bisa dirasakan dan berdampak besar bagi seluruh makhluk hidup. Namun di
zaman sekarang ini, udara bersih semakin menipis, hal ini diakibatkan oleh
banyaknya polusi udara seperti asap kendaraan, asap rokok, asap pabrik, dll. Hal
ini membuat udara yang kita hirup semakin tidak bagus. Pemerintah juga telah
menggalakkan penanaman pohon di tengah kota agar udara bersih tetap
terproduksi.
Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan
maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan
buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan
meningkatkan kesehatan manusia. Sanitasi bukan hanya pada pegawainya,
peralatannya, tempatnya, dan air melainkan pada udara. Udara bersih belakangan
ini sangat susah dijumpai apalagi di hiruk pikuknya kota.
Tidak menutup kemungkinan adanya kontaminasi udara. Walaupun sudah
ditanami oleh pohon-pohon, tapi masih saja udara terkhususnya di kota
mengalami kontaminasi. Untuk itu dalam praktikum sanitasi kali ini, akan
mempraktikkan bahwa adanya kontaminasi di udara.
Praktikum yang kami lakukan bertempat di Kampus Udayana Sudirman,
tepatnya di lantai tiga dan di depan ruang laboratorium mikrobiologi. Disana kami
menguji apakah sanitasi udara di depan ruang laboratorium mikro bagus atau
tidak.

II. Tujuan
1. Untuk memberikan pemahaman dan ketrampilan mengenai metode pengujian
sanitasi udara.
2. Untuk mengetahui jenis dan jumlah koloni mikroba sebagai sumber
kontaminasi yang terdapat di udara.
III. Tinjauan Pustaka

2.1 Udara
Udara di dalam suatu ruangan dapat merupakan sumber kontaminasi udara.
Udara tidak mengandung mikroflora secara alami, akan tetapi kontaminasi dari
lingkungan sekitar mengakibatkan udara mengandung berbagai mikroorganisme,
misalnya debu, air, proses aerasi, dari penderita yang mengalami infeksi saluran
pencernaan dan dari ruangan yang digunakan untuk fermentasi. Mikroorganisme
yang terdapat dalam udara biasanya melekat pada bahan padat, misalnya debu
atau terdapat dalam droplet air (Volk dan Whleer, 1984).
Kehidupan bakteri tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan
akan tetapi juga mempengaruhi keadaan lingkungan. Misalnya bakteri
termogenesis menimbulkan panas di dalam media tempat ia tumbuh. Bakteri
dapat pula mengubah pH dari media tempat ia hidup, perubahan ini disebut
perubahan secara kimia (Lay, 1992).
Udara mengandung campuran gas-gas yang sebagian besar terdiri dari
Nitrogen (N2) 23%, Oksigen (O2) 21 % dan gas lainnya 1%. Selain gas juga
terdapat debu, kapang, bakteri, khamir, virus dan lain-lain. Walaupun udara
bukan medium yang baik untuk mikroba tetapi mikroba selalu terdapat di udara.
Adanya mikroba disebabkan karena pengotoran udara oleh manusia, hewan, zat-
zat organik dan debu. Jenis-jenis mikroba yang terdapat di udara terutama jenis
Bacillus subtilis dapat membentuk spora yang tahan dalam keadaan kering
(Pelczar, 1988).

2.2 Nutrient Agar


Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga
digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif,
dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana
yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Na merupakan salah satu media
yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air,
sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel
pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni.
Untuk komposisi nutrien adar adalah eksrak beef 10 g, pepton 10 g, NaCl 5 g,
air desitilat 1.000 ml dan 15 g agar/L. Agar dilarutkan dengan komposisi lain dan
disterilisasi dengan autoklaf pada 121°C selama 15 menit. Kemudian siapkan
wadah sesuai yang dibutuhkan.
Medium Nutrient Agar (NA) masuk kedalam medium khusus karena dibuat
sebagai tempat menumbuhkan mikroba yang sudah diketahui komposisi
pembuatannya. NA di buat dengan komposisi agar – agar yang sudah dipadatkan
sehingga NA juga bisa disebut dengan nutrient padat yang digunakan untuk
menumbuhkan bakteri. Fungsi agar – agar hanya sebagai pengental namun bukan
zat makanan pada bakteri, agar dapat mudah menjadi padat pada suhu tertentu.
Medium Nutrient Agar  adalah salah satu medium padat yang memiliki komposisi
yaitu agar – agar yang telah di panaskan dan mencair dengan suhu 950C
(Dwidjoseputro, 1994). Agar–agar adalah zat pengental dan bukan sebagai sumber
makanan bagi bakteri. Agar–agar digunakan untuk membuat medium padat, agar
larut dan menjadi padat pada suhu 450C. NA lebih bersifat umum sehingga
mikroba banyak tumbuh pada media ini (Amelia et al, 2005).

2.3 Potato dextrose agar


Potato dextrose agar merupakan salah satu media yang baik digunakan untuk
membiakkan suatu mikroorganisme, baik itu berupa cendawan/fungsi, bakteri,
maupun sel mahluk hidup. Media PDA merupakan jenis media biakan dan
memiliki bentuk/ konsistensi padat (solid). Potato dextrose agar merupakan
paduan yang sesuai untuk menumbuhkan biakan (Winda, 2009).
Dalam mikrobiologi media PDA (Potato Dextrose Agar) digunakan untuk
menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan kapang. Dapat juga digunakan
untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel atau produk makanan. PDA
mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20%
ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan
khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri.
Cara membuat PDA adalah mensuspensikan 39 g media dalam 1 liter air yang
telah didestilasi. campur dan panaskan serta aduk. Didihkan selama 1 menit untuk
melarutkan media secara sempurna. Sterilisasi pada suhu 121°C selama 15 menit.
Dinginkan hingga suhu 40-45°C dan tuang dalam cawan petri dengan pH akhir 5,6
+ 0,2.

IV. Alat Dan Bahan


1. Potato Dextrose Agar (PDA)
2. Cawan petri
3. Erlenmeyer
4. Nutrien Agar (NA)
5. Autoclave

V. Prosedur Kerja

1. Didapatkan pada Masing – masing kelompok 2 media NA (35 ml), 2 media


PDA (35 ml) dan 4 cawan petri steril (kelompok 8 diletakan di depan koridor
lab mikrobiologi).
2. Diisi dengan media pada masing – masing cawan yang sesuai dan dibiarkan
hingga membeku, sehingga diperoleh 2 jenis cawan yaitu cawan agar NA dan
PDA.
3. Diletakan masing – masing cawan secara terpisah pada ruangan yang telah
ditentukan dan dibiarkan dalam keadaan terbuka selama 30 menit.
4. Setelah cawan ditutup, diinkubasikan cawan pada suhu 30 oC selama 2 x 24
jam. Inkubasi cawan diletakan secara terbalik.
5. Diamati dan dihitung jumlah koloni yang tumbuh pada agar cawan, kemudian
dihitung densitas bakteri (pada NA) dan densitas khamir atau kapang (pada
PDA). Dihitung densitas bakteri di udara dengan cara :
Densitas mikroba / jam / m2 =
60 menit 10000 ( cm2 )
Rata koloni dari 2 agar cawan X X
30 menit luas cawan ( cm2)

VI. Hasil dan Pembahasan

6.1 Hasil

Rumus menghitung Densitas mikroba/jam/m2 :

60 menit 10.000 cm 2
Rata-rata koloni dari 2 agar cawan x x ¿
30 menit Luas Cawan ( cm 2 ¿

 Diketahui luas cawan petri yang digunakan adalah 63,585 cm2

1. Perhitungan pada sampel PDA (Potato Dextrose Agar)

60 menit
PDA = Rata-rata koloni dari 2 agar cawan x x
30 menit

10.000 cm2
¿
Luas Cawan ( cm 2 ¿

60 menit 10.000 cm 2
=9x x
30 menit 63,585 cm 2

= 9 x 2 x 157,27

= 18 x 157,27

= 2.8318 x 157,27

= 2.830,856 jam/cm2

2. Perhitungan pada sampel NA (Nutrien Agar)


60 menit
NA = Rata-rata koloni dari 2 agar cawan x x
30 menit

10.000 cm2
¿
Luas Cawan ( cm 2 ¿

60 menit 10.000 cm 2
= 85,5 x x
30 menit 63,585 cm 2

= 85,5 x 2 x 157,27

= 26.893,17 jam/cm2

3.2 Pembahasan

Pengujian mikroorganisme dalam udara dilakukan di koridor depan


laboratorium mikrobiologi. Pengujian dilakukan dengan cara meletakkan media agar
NA dan PDA yang telah membeku dalam cawan petri di koridor depan laboratorium
mikrobiologi. Cawan petri tersebut diletakkan dalam keadaan terbuka selama 30
menit, tujuannya adalah agar mikroorganisme di udara dapat menempel dan
menjadikan media agar tersebut menjadi tempat tumbuhnya, sehingga jumlah
mikroorganisme baik bakteri, kapang, dan khamir dapat diketahui. Selanjutnya
dilakukan inkubasi untuk menumbuhkan mikroorganisme sesuai dengan kondisi yang
cocok, yaitu pada suhu 30oC selama 2 hari. Hasil tersebut dinyatakan dalam bentuk
jumlah koloni dan densitas atau kepadatan mikroba yang terdapat di udara. Jumlah
koloni dapat dihitung dengan bantuan alat colony counter  ataupun secara manual,
sedangkan untuk menghitung densitas dapat digunakan rumus :

Rumus menghitung Densitas mikroba/jam/m2 :

60 menit
Rata-rata koloni dari 2 agar cawan x x
30 menit

10.000 cm 2
¿
Luas Cawan ( cm 2 ¿
Dari hasil perhitungan, dapat dilihat bahwa jumlah koloni bakteri yang tumbuh
pada medium NA yang disimpan di koridor depan laboratorium mikrobiologi terdapat
85,5 koloni dengan jumlah densitas mikroba sebesar 26.893,17 jam/cm2. Jumlah
koloni kapang dan khamir, dari yang hidup di medium PDA yang disimpan di koridor
depan laboratorium mikrobiologi terdapat 9 koloni dengan jumlah densitas mikroba
sebesar 2.830,856 jam/cm2. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa
mikroorganisme yang mendominasi dalam kontaminasi udara adalah bakteri, hal ini
dapat terlihat dari jumlahnya yang lebih banyak dibandingkan dengan yang tumbuh di
medium PDA.

Adanya mikroorganisme yang tumbuh di masing-masing cawan menandakan


bahwa udara di tempat tersebut tidak selamanya bebas dari kontaminasi
mikrooganisme dan dengan adanya pengujian ini membuktikan bahwa adanya
aktifitas di setiap tempat menunjukan adanya mikrooganisme yang ada di tempat
tersebut. Densitas mikroorganisme udara menyatakan jumlah mikroba yang jatuh
pada permukaan agar per cm2 selama satu jam. Satuan densitas dinyatakan dalam
g/cm2. (Anonima,2009) Perhitungan densitas sangat dipengaruhi oleh luas cawan dan
lamanya kontak cawan dengan udara tempat uji dilakukan. Luas cawan petri yang
berbentuk lingkaran dapat dihitung dengan mengukur diameter tiap cawan yang
digunakan.

Tingkat pencemaran udara di depan koridor laboratorium mikrobiologi oleh


mikroba dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti laju ventilasi, kepadatan orang dan
serta banyaknya kegiatan orang-orang yang menempati ruangan tersebut, dan juga
tidak terdapat air conditioner pada koridor depan laboratorium mikrobiologi juga
dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba. Mikroorganisme terhembuskan dalam
bentuk percikan dari hidung dan mulut selama bersin, batuk dan bahkan bercakap-
cakap titik-titik air terhembuskan dari saluran pernapasan mempunyai ukuran yang
beragam dari mikrometer sampai milimeter. Titik-titik air yang ukurannya jatuh
dalam kisaran mikrometer yang rendah akan tinggal dalam udara sampai beberapa
lama, tetapi yang berukuran besar segera jatuh ke lantai atau permukaan benda lain.
Debu dari permukaan ini sebentar-sebentar akan berada dalam udara selama
berlangsungnya kegiatan dalam ruangan tersebut (Pelczar, 1994).

VII. Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan yaitu terbukti
bahwa udara yang terdapat di depan koridor laboratorium mikrobiologi positif
terdapat mikroba baik bakteri, kapang ataupun khamir, dimana pada percobaan ini
jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada medium NA yang disimpan di koridor depan
laboratorium mikrobiologi terdapat 85,5 koloni dengan jumlah densitas mikroba
sebesar 26.893,17 jam/cm2, s, sedangkan jumlah koloni kapang dan khamir yang
hidup di medium PDA yang disimpan di koridor depan laboratorium mikrobiologi
terdapat 9 koloni dengan jumlah densitas mikroba sebesar 2.830,856 jam/cm2.

Daftar Pustaka

Adijaya, Harmin. 2012. Uji Sanitasi Lingkungan. Tersedia dalam


http://mimetakamine.blogspot.co.id/2012/11/uji-sanitasi-lingkungan.html

Dwi, Rahma. 2011. Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi. Tersedia dalam


https://apikdewefppundip2011.wordpress.com/2012/06/29/laporan-resmi-
praktikum-mikrobiologi/

Nuriana, Imma, dkk. 2014. Sanitasi Ruang Dan Udara. Tersedia dalam
https://www.academia.edu/9273324/SANITASI_RUANG_DAN_UDARA

https://www.scribd.com/doc/311673735/Tinjauan-Pustaka-Uji-Sanitasi-Udara-
Dan-Ruangan
https://muzhoffarbusyro.wordpress.com/teknologi-industri-pangan/laporan-
praktikum-mikrobiologi-pangan-i/laporan-praktikum-sanitasi-dan-
limbah/pengujian-sanitasi-udara-dan-ruangan/

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai