Anda di halaman 1dari 6

PRAKTIKUM PEMERIKSAAN PARASIT (STADIUM TELUR) NEMATODA USUS PADA

TINJA METODE APUNG, KATO, DAN NATIF

Nama Mahasiswa : ………………………….


NIM : ………………………….
Kelas : ………………………….

A. MATERI PRAKTIKUM 10
1. TUJUAN : Mengetahui adanya infeksi penyakit cacing Nematoda usus
2. METODE : Kualitatif (Apung), Kuantitatif (Kato), dan Natif
1. PRINSIP :MetodeApung : B.D telur yang lebih ringan dari B.D larutan
yangdigunakan,sehingga telur-telur terapung dipermukaan, dan juga untuk
memisahkan partikel-partikel yang besar yang terdapat dalam tinja.MetodeKato :
cacing dapat berkembang menjadi larva infeksi pada suasana yang basah
(lembab). Metode natif : Eosin memberikan latar belakang warna merah,
dimaksudkan Agar dapat dengan jelas untuk membedakan antara telur cacing
dengan kotoran disekitarnya .

B. DASAR TEORI
MetodeApung :
Pemeriksaan telur-telur cacing dari tinja (faeces), ada dua macam cara pemeriksaan,
secarakuantitatif. Pada metode ini dipakai larutan NaCl jenuh atau larutan gula jenuh,
terutama dipakai untuk pemeriksaan feses/tinja yang mengandung sedikit telur-telur.
Cara kerjanya didasrakan atas B.D telur-telur yang ringan dari pada B.D larutanyang
digunakan, sehingga telur-tlur terapung dipermukaan, dan juga untuk memisahkan
partikel-partikel yang besar yang terdapat pada tinnja . pemeriksaan ini hanya berhasil
untik telur-telur Nematoda, Schistosoma, Dibothricephalus,, telur yang berpori-pori dari
famili Taenidae, telur-telur Acanthocephala ataupun Ascaris yang infertil.

MetodeKato :
Teknik kato = teknik sediaan tebal (Cellophane Covered Thick Smear Technic).sebagai
pengganti kaca tutup seperti teknik No.1, digunakan sepotong “chellophane tape”.
Dengan teknik ini lebih banyak telur cacing dapat diperiksa dapat digunakan lebih
banyak tinja. Teknik ini dianjurkan juga untuk pemeriksaaan tinja secara masal karena
lebih sederhana dan murah. Morfologi telur cacing cukup jelas untuk membuat
diagnosa.
Cara menghitung telur cacing secara kuantitatif (kato’s thick smear methode).
Dari atas kebawah atau dari kiri ke kanansampai seluruh permukaan terlihat.

RUMUS :
JUMLAH TELUR TIAP GRAM TINJA = 1000 X N
30

PARASIT JUMLAH TELUR

A.lumbricoides :IIIII IIIII dst

Tricuris trichiura :IIIII .........................30...................... N

Contoh :
JUMLAH TELUR TIAP GRAM TINJA = 1000 X 30
30
= 1000 telur / g tinja

Jadi misalnya dalam 1 gram tinja mengandung 1000 telur, maka 150 gram tinja
mengandung 150.000 telur. Kemampuan 1 ekor cacing tambang dapat dihitung banyaknya
cacing tambang yang menginfeksiseseorang yaitu :
Jumlah cacing tambang betina = 150000
10000
= 15 cacing
Metode Natif
Pemeriksaan telur-telur cacing dari tinja (faeces), ada dua macam cara pemeriksaan,
secara kualitatif dan kuantitatif .
Pemeriksaan secara natif (Direct slide), metode ini dipergunakan untuk pemeriksaan
secara cepat dan baik untuk infeksi yang berat, tetapi untuk infeksi yang ringan sulit
ditemukan telur-telurnya. Pemeriksaan ini digunakan larutan NaCl physiologis (0,9%)
atau eosin 2%. Penggunaan eosin 2% dimaksudkan untuk lebih jelas membedakan
telur-telur cacing dengan kotoran-kotoran disekitarnya.

C. PROSEDUR METODE APUNG


a. Alat :
1) Lidi kapas
2) Beacker glass
3) Saringan kas / kawat
4) Tabung reaksi pendek dengan raknya
5) Obyek glass
6) Mikroskop

b. Bahan :
1) NaCl jenuh
2) Sampel (tinja)
3) Cover glass

c. Cara Kerja :
1) Ambil ± 5 gr tinja, masukan ke dalam beacker glass yang telah berisi larutan
NaCl jenuh, aduk hingga rata
2) Masukan kedalam tabung hingga cembung, kemudian tutup dengan cover
glass, diamkan selama 30 – 40 menit
3) Ambil cover glass kemudian letakkan di atas objek glass
4) Lakukan pemeriksaan di bawah mikroskop

D. PROSEDUR METODE KATO


a. Alat :
1) Gelas preparat
2) Pipa celofan, tebal ± 4 mm, dipotong dengan ukuran ± 7x 2,54 cm.
3) Solet bambo
4) Saringan kawat

b. Bahan :
1) Larutan Malachite Green yang terdiri atas :
 100 cc glycerin
 100 cc air suling
 1 cc Malachite Green
2) Karton yang berlubang, dengan volume tertentu ( 2 mm3tina berat 30 mgr).
3) Kertas minyak ± 5 x 5 c.
c. Cara Kerja :
1. Sebelum pemakaian, pita selofan dimasukan ke dalam larutan Malachite Green
selama ± 24 jam.
2. Tinja sebesar 1 butir kacang diletakkan di atas kertas minyak, selanjutnya
ambil kawat saringan, dan tekan-tekan sehingga didapatkan material/tinja
halus kawat penyaring. Sedangkan tinja yang kasar tertinggal di bawah kawat .
3. Ambil tinja yang sudah halus tersebut (di atas kawat penyaring) ± 30 mg
dengan lidi, taruhlah di atas gelas preparat yang bersih. Dengan bantuan
cetakan karton yang berlubang .
4. Kemudian ditutup dengan pita Celafon ( 7 x 2,54 cm), dan ratakan tinja di
seluruh permukaan pita celafon sampai sama tebal dengan bantuan gelas
preparat yang lain .
5. Biarkan dalam temperature kamar selama 30-60 menit supaya menjadi
transparan .
6. Periksa seluruh permukaan dengan menghitung jumlah semua telur yang
ditemukan dengan perbesaran lemah .

E. PROSEDUR METODE NATIF


1. Alat :
a. Pipet tetes
b. Obyek glass
c. Cover glass
d. Mikroskop
2. Bahan :
a. Larutan eosin 2% / NaCl fisiologis
b. Sampel (tinja)
3. Cara kerja :
a. Teteskan1-2 tetes NaCl physiologis atau eosin 2% pada objekglass yang bersih.
b. Ambil tinja (faeces) sedikit dengan sebuah lidi, letakkan pada larutan eosin
tersebut.
c. Ratakan/larutkan tinja dengan menggunakan lidi,kemudian tutup dengan gelas
penutup (cover glass)
d. Lakukan pemeriksaan dibawah mikroskop.

F. HASIL
G. PEMBAHASAN

H. KESIMPULAN
Purwokerto, …………………..

Mengetahui/Setuju,

AsistenDosen / Dosen Praktikan,

…………………………….. ……………………………..

Anda mungkin juga menyukai