Perc 4
Perc 4
PENDAHULUAN
I.4PrinsipPercobaan
Prinsip percobaan kali ini dengan cara mencairkan medium yang telah dibuat
kemudian menuangkannya kedalam kedalam cawan petri dan setelah itu dilakukan uji
kontaminasi udara dan uji kontaminasi badan dengan menguji mulut, kulit rambut, dan
lipatan kulit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar Teori
Lingkungan merupakan andil yang paling besar terhadap status kesehatan yang disusul oleh
perilaku. Kesehatan lingkungan adalah kondisi atau keadaan lingkungan optimum yang
berpengaruh postif terhadap perwujudan status kesehatan optimum perilaku terhadap
lingkungan dengan air bersih, pengebngan air kotor,lembab, rumah sehat, dan pebersih
sarang nyamuk. Perilaku kesehatan merupakan berbagai hal yang berhubungan dengan
tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara makanan dan sanitasi (Elsa.E,
Kasnodihardjo: 2013).
Induk ilmu pengetahuan kesehatan lingkungan adalah ilmu kesehatan masyarakat (IKM) itu
sendiri. Oleh karena itu, memperluas pemahaman kesehatan masyarakat sebagai mother of
sciene justru akan menyulitkan perkembangan ilmu kesehatan lingkungan itu sendiri. Dilain
pihak untuk munculnya istilah kesehatan lingkungan merupakan tindakan tindak lanjut dari
perkembangan awal dari sterilisasi kesehatan lingkungan yang mengalami revilisasi menuju
pada istilah lebih luas yakni istilah kesehatan lingkungan sebagai terjemahan dari
Environental Health (Ryadi,2016).
Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk penyehatan lingkungan fisik antara lain
penyediaan air bersih, mencegah terjadinya pencearan udara, air, dan tanah serta
memutuskan rantai makanan penularan penyakit infeksi dan lain-lain yang dapat
membahayakan serta menimbulkan kesakitan pada manusia. Air adalah zat yang paling
penting dalam kehidupan setelah udara, ¾ bagian tubuh kita dari air dan tidak seorangpun
dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa meminum air. Selain itu air juga digunakan
untuk masak, mencuci, mandi, membersihkan, untuk keperluan industri, pertanian,
pemadam kebakaran, tempat rekreasi, dan lain-lain (Chandra,2009).
Ilmu sanitasi lingkungan adalah bagian dari ilmu kesehatan lingkungan yang meliputi cara
dan usaha individu atau masyrakat untuk mengontrol dan mengendalikan lingkungan hidup
eksternal yang berbahaya bagi kesehatan serta dapat mengancam kelangsungan hidup
manusia (Chandra,2006).
Sanitasi lingkungan sangat penting bagi kita terutama dalam penyediaan air bersih,
pembuangan kotoran, pemberantasan nyamuk, lalat, tikus, dan pencegahan penyakit
menular, serta keadaan perumahan yang baik agar kesehatan lingkungannya tetap terjamin
adalah kewajiban kita bersama untuk menciptakan lingkungan yang bersih. Kita perlu
menyadari bahan lingkungan yang baik dan bersih penting untuk kesehatan (Arif,2007).
-Agar 5 g
-Aquadest 500 ml
Komposisi : -Agar 15 g
-Pepton 10 g
-Beef ekstrak 10 g
-Aquadest 250 ml
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
III.1.1 Alat
1. Bunsen
2. Botol coklat
3. Bunsen
4. Erlenmeyer
5. Cawan petri
6. Inkubator CO2
7. Colony counter
8. Korek api
9. Stopwatch
III.1.2 Bahan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Dituang medium
NA dalam cawan
petri
3. Dibuka mulut
cawan etri dan
didiamkan selama
30 menit
4. Dihitung jumlah 53
koloni dengan
colony counter
2. Dituangkan
medium NA
dalam cawan petri
3. Dimasukkan
NaCl fisiologis 5
ml ke dalam botol
coklat
4. Dimasukkan
NaCl fisiologis 5
ml ke dalam botol
coklat
5. Digosokkan pada
lipatan kulit
selama 3 menit
6. Dioleskan secara
zig zag pada
medium
7. Dihitung jumlah 11
koloni
IV.1.3 Uji Kebersihan Mulut
2. Dituangkan
medium NA
dalam cawan petri
3. Dimasukkan
NaCl fisiologis 5
ml ke dalam botol
coklat
4. Dimasukkan
NaCl fisiologis 5
ml ke dalam botol
coklat
5. Dioleskan secara
zig zag pada
medium
6. Dihitung jumlah 62
koloni
2. Dituangkan
medium NA
dalam cawan petri
3. Dimasukkan
NaCl fisiologis 5
ml ke dalam botol
coklat
4. Dimasukkan
NaCl fisiologis 5
ml ke dalam botol
coklat
5. Digosokkan pada
rambut selama 3
menit
6. Dioleskan secara
zig zag pada
medium
7. Dihitung jumlah 90
koloni
Analisis Data
Densitas bakteri diudara
Diketahui :
Jumlah bakteri per koloni : 53 koloni
Luas cawan : 7,091
Penyelesaian :
2
60 menit 144 ¿
Densitas bakteri = jumlah koloni/cawan x x
30 menit 7,091¿ 2
2
60 menit 144 ¿
= 53 x x
30 menit 7,091¿ 2
= 2152,58779
IV. Pembahasan
Sanitasi sebenarnya juga berarti kebersihan, namun lebih menekankan pada faktor
lingkungan sebagai penyebabnya. Fungsi kesehatan lingkungan itu sendiri bertujuan sebagai
upaya-upaya untuk meningkatkan dan memperbaiki mutu lingkungan hidup (Ryadi, 2016).
Tujuan dilakukannnya praktikum ini adalah untuk mengetahui tingkat kebersihan dari
lipatan kulit, mulut, rambut, dan juga mengetahui kontaminasi udara dengan menghitung jumlah
koloni mikroba pada tiap medium uji yang dilakukan dan juga menghitung desistensinya.
Adapun alat-alat yang digunakan yaitu cawan petri, bunsen, inkubator, colony counter,
stopwatch, autoclave, dan erlenmeyer. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu aluminiumfoil,
dispo, medium PDA, medium NA, dan swab.
Untuk uji kebersihan lipatan kuit, pertama mulut cawan petri dilidahapikan. Ini bertujuan
sebagai sterilisasi untuk menghindari kontaminasi mikroba yang di inginkan. Kemudian medium
NA yang masih hangat setelah di sterilisasi dituangkan pada cawan petri dengan keadaan aseptis.
Dimana proses penuangan dilakukan disamping api bunsen. Setelah dituang, cawan petri yang
telah diisi tersebut ditutup dan dimasukkan di lemari pendingin. Hal ini untuk mempercepat
proses pemadatan medium. Sambil menunggu medium memadat, diambil NaCl fisioogis
sebanyak 5 ml. Tentu saja ujung jarum dispo yang digunakan juga botol coklat yang digunakan,
terlebih dahulu disterilisasi dengan dilidahapikan. Proses pengisianpun dilakukan secara aseptis.
Untuk penuangan medium ke cawan petri, semuauji (lipatan kulit, rambut, mulut, dan
kontaminasi udara) dilakukan saa persis dengan yang sudah dijelaskan sebelumnya. Sedangkan
untuk pengisian botol coklat hanya dilakukan pada uji kebersihan lipatan kulit, rambut, dan
mulut.
Setelah semua medium memadat, maka dikeluarkan dari lemari pendingin untuk diberi
perlakuan sesuai uji yang dilakukan. Untuk uji kebersihan lipatan kulit, swab yang telah di
celupkan di NaCl fisiologis diperas dan digosokkan pada lipatankulit selama 3 menit. Ini
dilakukan untuk mengambil mikoba yang terdapat lipatan kulit. Setelah itu di oleskan secara
perlahan dan zigzag pada medium NA. Pengolesan perlahan dilakukan agar medium tidak rusak,
sedangkan pengolesan secara zigzag bertujuan agar nantinya koloni mikroba tidak tumbuh secara
tumpang tindih dengan kata lain akan tumbuh merata sehingga mudah di amati nantinya.
Pada pengujian kebersihan mulut, swab yang telah di celupkan di NaCl fisiologis dan
telah di peras oleskan pada gigi selama 3 menit pula, lalu dioleskan pada medium NA secara
perlahan zigzag. Begitupun pada uji kebershan rambut, swab dioleskan 3 menit lalu dioleskan di
medium. Beberapa bentuk uji kontaminasi udara cawan petri hanya dibiarkan terbuka selama 20
menit. Ini dilakukan agar berbagai mikroba diudara dapatmenempel dimedium NA.
Setelah semua medium tiap uji diberi perlakuan, maka medium kembali ditutup dan
dibungkus dengan kertas. Perlu diketahui pula, pengolesan swab pada medium dilakukan pada
kondisi aseptis pula. Ini tentunya untuk menghindari kontaminasi mikroba lain. Pembungkusan
cawan petri dengan kertas bertujuan untuk memberikan lingkungan tumbuh mikroba yang sesuai
selama proses inkubator. Juga untuk mencegah mikroba mendapatkan suhu panas secara
langsung.
Inkubator dilakukan selama 24 jam dengan suhu 37°C suhu inkubai ini sesuai dengan
literatur (Gusrina,2014) yang mengatakan bahwa inkubasi bakteri dilakukan pada suhu 37°C.
Suhu ini merupakan suhu tumbuh dari bakteri. Cawan petri dimasukkan ke inkubator secara
terbalik. Ini bertujuan untuk mencegah pengembunan yang mungkin akan jatuh kebawah dan
mengganggu pertumbuhan mikroba.
Setelah 24 jam, maka cawan petri dikeluarkan dari inkubasi dan dihitung jumlah koloni
yang tumbuh dengan menggunakan colony counter. Setelah dihitung, diperoleh hasil bahwa
jumlahkoloni pada uji kebersihan lipatan kulit, mulut, rambut dan kontaminasi uadara berturut-
turut 11, 62, 90 dan 53. Pada pengukuran densitas koloni pada uji kontaminasi udara di dapatkan
hasil sebesar 2.152,58 m³. Jika dibandingkan dengan jurnal kualitas udara. Dalam ruang
perpustakaan, dimana densitas mikroba adalah 133,78 m³ sampai 985,33 m³. Maka dapat
disimpulkan bahwa kontaminasi udara dalam laboratorium sangat tinggi. Kualitas dari udara
pada suatu ruangan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti sumber polutan atau debu, bau
pemeliharaan, desain, ventilasi bangunan, kelembapan serta persepsi dan kerentanan pekerja
(Fitria, wulandari dkk, 2008).
Adapun flora normal dipengaruhi oleh kondisi tempatnya ini sesuai dengan literatur
(Murwani, 2015) yang menyatakan bahwa keadaan kondisi juga akan memengaruhi jenis flora
normal. Pada daerah tubuh yang kering, flora normalnya lebih sedikit dibanding pada daerah
lembab. Staphilococcus epidermis merupakan spesies paling banyak, hampir mencapai 90% dari
bakteri aerob S.aureus banyak menempati pada daerah yang lembab. Sejumlah candida
menempati di kulit kepala dan dan jantung di temukan di kulit yang kering (Mawar, 2015).
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
V.1.1 KesimpulanPercobaan IV
V.2 Saran
4. Sebaiknyaalatdanbahanlebihdilengkapilagisertasebaiknyapraktikanjugaperlum
enguasaiteknikdanmateripraktikum,
sehinggapraktikumdapatberjalandenganlancar.
DAFTAR PUSTAKA
Desiyanto, F., A dan Djannah, S., N.(2013). Efektifitas Mencuci Tangan Menggunakan Cairan
Pembersih Tangan Antiseptik (Hand Sanitizer) Terhadap Jumlah Angka Kuman). KESMAS,
Vol. 7 No. 2.
Elisa,E dan kasnodihardjo. (2013). Jurnal kesehatan masyarakat nasional. Vol 7 No 9: Jakarta.