Anda di halaman 1dari 22

D10F-6006 / 4 (3-1) SKS

ADK (Analisis
(A li i Data
D t Kategori)
K t i) -Tim Teaching ADK-

2
‐2‐
TABEL KONTINGENSI DUA ARAH
• Distribusi Peluang Tabel Kontingensi
• Asosiasi Dalam Tabel Kontingensi
• Desain Sampling

ADK 2: Tabel Kontingensi 2 Arah 1

Tabel Kontingensi 2 Arah


• Diberikan dua variabel X dan Y.
• Variabel X terdiri dari I kategori Æ
X1, X2,…, Xi, …, XI
• Variabel Y terdiri dari J kategori Æ
Y1, Y2,…, Yj, …, YJ
• Maka, terdapat p IxJJ sel y
yang
g mungkin
g
dan disebut Tabel kontingensi IxJ Æ
dibaca I by yJ

ADK 2: Tabel Kontingensi 2 Arah # Page: 2


Tabel Kontingensi IxJ (Populasi)
Y
Y1 Y2 … Yj … YJ ∑ Xl
X      
X
X1 N11 N1.
X2 N2.
. .
. .
. .
Xi Nij Ni.
. .
. .
. .
XI NIJ NI.
∑YJ N1
N. N2
N. … Nj
N. … NJ
N. N

ADK 2: Tabel Kontingensi 2 Arah # Page: 3

Tabel Kontingensi IxJ (Sampel)


Y
Y1 Y2 … Yj … YJ ∑ Xl

X      
X
X1 n11 n1.
X2 n2.
. .
. .
. .
Xi nij ni.
. .
. .
. .
XI nIJ nI.
∑ J
∑Y n.1 n.2 … n.j … n.J n

ADK 2: Tabel Kontingensi 2 Arah # Page: 4


1 Menyusun Distribusi Peluang
Tabel Kontingensi
g

Distribusi Peluang Tabel Kontingensi

• Dua var X dan Y masing


masing-masing
masing terdiri
atas I dan J level pengukuran dengan
skala nominal atau ordinal.
• Distribusi peluang gabungan (x,y)
dinyatakan sebagai :

π = P(X=i, Y=j)  dengan ΣΣ π = 1
ij ij

ADK 2: Tabel Kontingensi 2 Arah # Page: 6


3 Type Probabilitas pd TABEL KONTINGENSI

• Joint distribution
Distribusi peluang bersama

• Marginal Distribution
Distribusi peluang marginal

• Conditional probability
Distribusi peluang bersyarat

ADK 2: Tabel Kontingensi 2 Arah # Page: 7

Distribusi Peluang Tabel Kontingensi (Populasi)


Æ Distribusi Peluang Bersama

Y
Y1 Y2 … Yj … YJ Total
X      
X1 π11 π1.
X2 π2.
Margin

πij πi.
nal X

Xi

XI πIJ πI.
Total π.1 π.2 … π.j … π.J 1

Marginal Y
ADK 2: Tabel Kontingensi 2 Arah # Page: 8
Distribusi Peluang Tabel Kontingensi 2x2

• Jika dinyatakan dalam Tabel Kontingensi I x J untuk


I =2
2 dan
d J = 2 nampak
k seperti
ti berikut
b ik t :

X Y Total
1 2
1 π 11 π12 π1.
2 π21 π22 π 2.
Total π.1 π .2 1

• Distribusi marginal X (baris), {πij , i = 1,2 } terletak


dalam kolom Total, sedangkan distribusi marginal
Y (kolom), { πij, j = 1,2 } terletak dalam baris Total
ADK 2: Tabel Kontingensi 2 Arah # Page: 9

Distribusi Peluang Tabel Kontingensi 2x2 (cont..


cont )

πi. = P (X=i),  i=1,2 π.j = P (Y=j),  j=1,2


j j
= ∑ πij = ∑ πij

Untuk Distribusi Marginal berlaku:

∑ πi.i =  1  dan
= 1 dan ∑ π.j  j =  1
= 1

Analisis mengenai assosiasi antara X,


X sebuah faktor
dengan I level dan respons Y dikerjakan melalui
perbandingan distribusi bersyarat untuk Y dalam dua
level h dan i, dari X.

ADK 2: Tabel Kontingensi 2 Arah # Page: 10


Distribusi Peluang Tabel Kontingensi 2x2 (cont..
cont )

• Distribusi Y bersyarat X = h,
h h 1,2,..
h=1 2 dinyatakan sbb:

πj⎥h = P(Y=j⎥ X=h)

Untuk tiap h berlaku : ∑ πj|h = 1

• Memakai definisi peluang bersyarat :


πj|h = πjh / πh.

• Kemudian apabila X dan Y independen, diperoleh:


πjh = πh.
h x π.jj atau πj|h = π.jj

ADK 2: Tabel Kontingensi 2 Arah # Page: 11

Distribusi Peluang Tabel Kontingensi 2x2 (cont..


cont )

• Distribusi peluang Y bersyarat X dapat dinyatakan


dalam tabel kontingensi berikut :

Y
X Jumlah
1 2
π2|1
1 π1|1 1

2
π1|2 π2|2 1

• Sejauh ini pembahasan berkaitan dengan populasi.


populasi Utk
sampel besaran-besaran yang dihitung dikerjakan
memakai frekuensi dari setiap sel dan total ukuran
sampel kemudian ganti proporsi populasi π, dengan
sampel,
proporsi sampel, p.
ADK 2: Tabel Kontingensi 2 Arah # Page: 12
Distribusi Peluang Tabel Kontingensi (Sampel)
Æ Distribusi Peluang Bersama

Y
Y1 Y2 … Yj … YJ Total
X      
X1 p11 p1.
X2 p2.

Margin

nal X
Xi pij pi.


XI pIJ pI.
Total p.1 p.2 … p.j … p.J 1

Marginal Y
ADK 2: Tabel Kontingensi 2 Arah # Page: 13

Membentuk Distribusi Peluang


Tabel Kontingensi 2x2 (Sampel)

X Y Jumlah
1 2
1 n11 n12 n1.
X Y Jumlah
2 n21 n22 n2. 1 2
1 p11 p12 p1.
Total n.1 n.2 n

2 p21 p22 p2.


Proporsi dihitung untuk tiap
kategori baris dan kolom Total p.1 p.2 1
seperti biasa, yaitu :

pij =  n
= nij / n  , i,j
n i j = 1,2
=12

ADK 2: Tabel Kontingensi 2 Arah # Page: 14


Peluang Tabel Kontingensi 2x2 (Sampel)

Sedangkan
g proporsi
p p marginal
g baris dan kolom
dihitung melalui penjumlahan

pi. = pi1 + pi2 , i=1,2


i 12
p.j = p1j + p2j , j=1,2

Proporsi Y bersyarat X= i dinyatakan sebagai :

pj|i = pij / pi. i,j=1,2

ADK 2: Tabel Kontingensi 2 Arah # Page: 15

Interpretasi TABULASI SILANG


Serangan
g
Obat Jantung Jumlah
Kena Tidak
Placebo 189 10 845
10.845 11 034
11.034
Aspirin 104 10.933 11.037

• Deskriptif :
Æ Secara tabel frekuensi?
• Inferensial :
Æ Apakah antara jenis obat dan serangan
jantung INDEPENDEN?
Æ Apakah hubungan antara jenis obat dan
serangan jantung SIGNIFIKANS ?
ADK 2: Tabel Kontingensi 2 Arah # Page: 16
2 Mendeskripsikan Asosiasi
dalam Tabel Kontingensi
g

Membandingkan Proporsi dalam


Tabel Kontingensi 2x2
A. Beda Peluang
– Jika Y merupakan var respons, beda peluang Y=j
untuk dua kategori dari X, h dan i (πj|h - π ) ,
j|i

memberikan indikasi ada tidaknya asosiasi


antara keduanya.
– Nilai beda sebesar nol, atau πj|h = πj|i ,
mencerminkan
i k k d
keadaan tid k ada
tidak d asosiasi i i,
artinya ; peluang bahwa nilai dari variabel
respons
p Y=jj tidak tergantung
g gp
pada kategorig X.
– Jadi :
πj|h = π = π
j|i .j

– Atau : X dan Y independen


ADK 2: Tabel Kontingensi 2 Arah # Page: 18
Contoh :
• Diketahui data sbb. :
Serangan
Obat Jantung Jumlah
Kena Tidak
Placebo 189 10.845 11.034
Aspirin 104 10.933 11.037

• Beda peluang kena serangan jantung yang diberi


obat placebo dengan yang diberi obat aspirin,
adalah :
π -π
j|h j|i = (189/11.034) –(104/11.037)
= 0,0171 - 0,0094
= 0,0077
ADK 2: Tabel Kontingensi 2 Arah # Page: 19

• Pemeriksaan independensi menghasilkan (I-1) (J-1)


persamaan.
• Untuk sebuah kategori j dari Y cukup diperiksa (I-1)
kategori
a ego X dadan karena
a e a ju
jumlah
a se
semua
ua pe
peluang
ua g u untuku
berbagai j dalam setiap barisnya sama dengan 1, maka
cukup (J-1) , sehingga keseluruhan diwakili oleh (I-1)(J-1)
• Contoh :
Y
X Jumlah
1 2
1 π 1⎥1 π 2⎥1 1

2 π 1⎥2 π 2⎥2 1

Jadi cukup satu beda , karena


π1|1 + π2|1 = 1 dan π1|1 + π2|2 = 1

ADK 2: Tabel Kontingensi 2 Arah # Page: 20


3 Desain Sampling

a. Retrospective

• Merupakan suatu desain sampling dimana


variabel respons Y ditentukan
Y ditentukan terlebih dulu,
dulu
kemudian ditelusuri variabel independen X
y
nya.

• Contoh :
Kasus, mis. Pasien berpenyakit AIDS, ditetapkan
terlebih dulu kemudian ditelusuri kebiasaan
hidupnya sehari-hari
sehari hari untuk mendapatkan X,X
mis. Apakah homosexual atau normal.

ADK 2: Tabel Kontingensi 2 Arah # Page: 22


a. Retrospective

• Desain studi seperti ini mengakibatkan


perbandingan distribusi Y bersyarat X tidak
bisa dikerjakan langsung
• Diperlukan teorema Bayes dengan syarat
proporsi Y untuk tiap level dalam populasi
diketahui.
diketahui

• Retrospective desain sering disebut sebagai


“Case – control study”

ADK 2: Tabel Kontingensi 2 Arah # Page: 23

DESAIN SAMPLING

Desain Sampling

Retrospective Prospective Cross Sectional


Cross Sectional

Clinical Trial  Cohort Study 
(Experimental Study)
(Experimental Study)  (Observational Study)
(Observational Study) 

ADK 2: Tabel Kontingensi 2 Arah # Page: 24


b. Prospective
• Dalam desain sampling ini respons diukur setelah treatment
atau grouping dikerjakan.
dikerjakan
• Dalam desain ini peneliti menetapkan siapa masuk dalam
group mana (Peneliti mempunyai kendali).
Contoh :

1. Clinical Trial (Experimental Study) ;


Pasien ditetapkan secara acak untuk menempati
treatment atau “control”, selain itu pasien dalam tiap klp
tdk mengetahui apakah yang diberikan kpdnya obat atau
placebo.
Jadi ada feature tambahan yang disebut ‘blind experiment’

ADK 2: Tabel Kontingensi 2 Arah # Page: 25

b. Prospective

2. Cohort Study ( Observational Study) :

™ Kelompok individu atau objek penelitian dipilih


utk diobservasi dan diikuti sepanjang waktu
tertentu (Follow – up study).
™ Walaupun telaah respon dikerjakan kemudian,
peneliti tidak mengendalikan
p g pengelompokan,
p g p
jadi mrp “observational study”.

ADK 2: Tabel Kontingensi 2 Arah # Page: 26


c. Cross Sectional

• Dalam Cross Sectional study tidak membatasi mana


faktor dan respons.
• Sebuah sampel acak diambil dari suatu populasi,
kemudian setiap unit tersampel diklasifikasi menurut
respons X dan Y.
• JJadi
di peneliti
liti hanya
h mengamatiti apa yang terjadi,
t j di oleh
l h
karenanya study ini termasuk ke dalam kelompok
observational.
• Beda peluang dapat dikerjakan menurut Y atau X.

ADK 2: Tabel Kontingensi 2 Arah # Page: 27

4 Risiko Relatif & Odds Ratio


Risiko Relatif
• Beda peluang antara dua baris mungkin
menghasilkan nilai yang sama,
sama walaupun
peluang-peluangnya tidak sama. Misalkan
Risiko Relatif (RR)

• Risiko relatif antara peluang Y=j dalam baris


X=hh dengan
d X=i,i dinyatakan
di t k sebagai
b i berikut
b ik t :

RR =  πj|h / πj|i

ADK 2: Tabel Kontingensi 2 Arah # Page: 29

Risiko Relatif
• Nilai Risiko Relatif menghasilkan sebuah nilai
dalam interval 0 - ∞

RR =  1 πj|h = πj|i

Y dan X independen

ADK 2: Tabel Kontingensi 2 Arah # Page: 30


Contoh Risiko Relatif

Serangan
g
Obat Jantung Jumlah
Kena Tidak
Placebo 189 10 845
10.845 11 034
11.034
Aspirin 104 10.933 11.037

RR = (189/11.034) / (104/11.037) 
=  1,82  

Risiko seorang yang diberi obat placebo 82 % lebih


tinggi akan terkena serangan jantung dibanding
orang yang diberi obat aspirin

ADK 2: Tabel Kontingensi 2 Arah # Page: 31

Odds Ratio
• Dua pendekatan di atas, membandingkan
sebuah respons Y menurut dua baris
berbeda dari X.

• Perbandingan dua respons Y dalam X yang


g
sama menghasilkan sebuah Odds yyangg
memperlihatkan

apakah terjadinya dua respons yang berbeda


untuk sebuah X sama ?

ADK 2: Tabel Kontingensi 2 Arah # Page: 32


Odds Ratio
• Kemungkinan terjadinya respons j dalam X=h
berbanding dengan respons k dinyatakan dalam
odds berikut :

Ψi (j,k)
(j k) =  πj|h/ 
/ πk|h , j ≠ k = 1,…,J   i = 1,…,I

• H
Hasilnya
il merupakan
k sebuah
b h nilai
il i non negatif
tif dan
d
memperlihatkan apakah j lebih mungkin terjadi
dibanding k

• Sebuah nilai > 1 memperlihatkan bahwa j lebih


mungkin
ki dibanding
dib di k
k.

ADK 2: Tabel Kontingensi 2 Arah # Page: 33

Odds Ratio

• Jika Ψi (j
(j,k)) = 4
artinya : respon j 4 kali lebih mungkin terjadi
dibandingkan k apabila X=i

• Apabila X dan Y merupakan respons, maka


berdasarkan definisi peluang bersyarat,
bersyarat odds
dalam baris i untuk Y=j dan k

Ψi (j,k)  =  πij / πik

ADK 2: Tabel Kontingensi 2 Arah # Page: 34


Odds Ratio

• Asosiasi antara X dengan Y diperlihatkan


melalui ratio dua buah odds, disebut odds
ratio.
• Untuk dua buah level X, h dan i, odds ratio
respons j dan k adalah :

Ψhi (j,k)
(j k) = Ψh (j,k)
(j k) / Ψi (j,k)
(j k)
= (πj|h / πk|h) /  (πj|i / πk|i)

ADK 2: Tabel Kontingensi 2 Arah # Page: 35

Odds Ratio
Atau :

Ψhi (j,k)  = (πj|h x πk|i )  /  (πj|i x πk|h )


Dan untuk X, Y respons odds ratio dari odds
baris h dan i adalah :

Ψhi = Ψh (j
(j,k)) // Ψi (j
(j,k))
= (πhj x πik )  /  (πij x πhk )

ADK 2: Tabel Kontingensi 2 Arah # Page: 36


Odds Ratio
• Nilai ods ratio terletak dalam interval 0 - ∞

• Nilai odds ratio


Ψhi (j,k)  > 1

subjek-subjek dalam baris h lebih mungkin


menghasilkan respons j dibandingkan
dengan subjek dalam baris i

ADK 2: Tabel Kontingensi 2 Arah # Page: 37

Odds Ratio
• Menampilkan odds ratio dari sebuah tabel 2x2
menghasilkan
h ilk pemahaman
h : “odds
“ dd ratio
ti sebagai
b i
sebuah cross product dari elemen-elemen pada
diagonal
g tabel” seperti
p dalam Tabel berikut :

• Tabel Perhitungan Odds ratio Ψ12 (1,2)

X Y Jumlah
1 2
1 π 1⎥1 π 2⎥1 1
2 π 1⎥2 π 2⎥2 1

ADK 2: Tabel Kontingensi 2 Arah # Page: 38


Odds Ratio

• Secara umum
Odds ratio dua respons dari dua baris dalam
tabel kontingensi IxJ merupakan perkalian
g dari dua elemen diagonal
silang g yang
y g
terbentuk dari 2 baris dan 2 kolom yang
diperhatikannya.

ADK 2: Tabel Kontingensi 2 Arah # Page: 39

Odds Ratio
• Misal dua kolom berdekatan j dengan j+1,
d
dan d
dua b i I dengan
baris d i+1

• Keseluruhan odds ratio yg dpt dibentuk


dalam tabel IxJ , ada sebanyak

ADK 2: Tabel Kontingensi 2 Arah # Page: 40


Odds Ratio
• akan tetapi dengan alasan yang sama
seperti
ti dalam
d l perhitungan
hit b d peluang,
beda l
tidak perlu seluruhnya dihitung cukup
diwakili oleh

(I­1)(J­1)

• S
Satu
t kategori
k t i dari
d i baris
b i dan
d satu
t dari
d i kolom
k l
dapat dijadikan patokan dlm perhitungan
odds ratio.
ratio

ADK 2: Tabel Kontingensi 2 Arah # Page: 41

Odds Ratio
• Jika
J a pa
patokan
o a u untuk
u ba
bariss da
dan kolom
oo
masing-masing adalah I dan J, maka odds
ratio y
yang
g terbentuk adalah :

ΨiI (j,J) = (π x π )  /  (π x π ) , j = 1,…,J­1,


j| i J|I j| I J|i i = 1,…,I­1

• Atau :
Ψ (j,J) = (π x π )  /  (π x π ) , j  = 1,…,J­1, i = 1,…,I­1
iI ij IJ Ij iJ

ADK 2: Tabel Kontingensi 2 Arah # Page: 42


Odds Ratio (CONTOH)
( )

Serangan Jantung
Obat Jumlah
Kena Tidak
Placebo 189 10.845 11.034
Aspirin
p 104 10.933 11.037

didapat : Ψ12 (k,tk) = (189/10.845) / (104/10.933)


=  1,832
Odds placebo = 1,832 odds aspirin (Odds placebo
83% lebih tinggi dari odds aspirin
Artinya :
Orang – orang yang diberi placebo 83% lebih mungkin
terkena serangan jantung dibanding orang-orang
orang orang yang
diberi aspirin
ADK 2: Tabel Kontingensi 2 Arah # Page: 43

Anda mungkin juga menyukai