“Tugas 4”
Dosen Pengampu :
Sekarini, S.Psi., S.Kp., M.Kep
Disusun Oleh :
Kelas :
S1 T2 Reguler
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Saya juga
berterima kasih kepada Ibu Sekarini, S.Psi., S.Kp., M.Kep Dosen mata kuliah K3
Keperawatan yang telah memberikan tugas ini kepada saya.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami dan berguna bagi siapapun
yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3. Tujuan........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1. Penyakit Akibat Kerja Pada Perawat : Penyakit Menular dan Tidak
Menular................................................................................................................3
2.2. Penyakit atau Cedera Akibat Kecelakaan Kerja Pada Perawat.................4
2.3. Upaya Pencegahan Penyakit Akibat Kerja Pada Perawat.........................5
BAB III....................................................................................................................9
PENUTUP................................................................................................................9
3.1. Kesimpulan................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................iv
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2) Jelaskan penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja pada perawat ?
3) Sebutkan upaya pencegahan penyakit akibat kerja pada perawat ?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, yaitu :
1) Untuk memenuhi tugas mata kuliah K3 Keperawatan
2) Untuk mengetahui dan memahami penyakit akibat kerja pada
perawat : penyakit menular dan tidak menular.
3) Untuk mengetahui dan memahami penyakit atau cedera akibat
kecelakaan kerja pada perawat.
4) Untuk mengetahui dan memahami upaya pencegahan penyakit akibat
kerja pada perawat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Penyakit Akibat Kerja Pada Perawat : Penyakit Menular dan Tidak
Menular
Kecelakaan kerja menurut standar (Australian AS 1885,1990) adalah
suatu proses atau keadaan yang mengakibatkan kejadian cidera atau penyakit
akibat kerja. Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja. Penyebab
penyakit akibat kerja :
1) Golongan fisik: bising, radiasi, suhu ekstrim, tekanan udara, vibrasi,
penerangan
2) Golongan kimiawi: semua bahan kimia dalam bentuk debu, uap, gas,
larutan, kabut
3) Golongan biologik: bakteri, virus, jamur, dll
4) Golongan fisiologik/ergonomik: desain tempat kerja, beban kerja.
5) Golongan psikososial: stres psikis, monotomi kerja, tuntutan pekerjan
Setiap hari perawat kontak langsung dengan pasien dalam waktu cukup
lama (6-8 jam/hari), sehingga selalu terpajan mikroorganisme patogen. Dapat
menjadi pembawa infeksi dari satu pasien ke pasien lain, atau ke perawat
lainnya. Harus sangat berhati-hati (bersama apoteker) bila menyiapkan dan
memberikan obat-obatan antineoplastik pada pasien kanker. Selalu mencuci
tangan setelah melayani pasien, melepas masker dan kap (topi perawat) bila
memasuki ruangan istirahat atau ruangan makan bersama. Abortus spontan,
lahir prematur dan lahir mati sering dialami perawat yang bertugas di ruang
rawat inap/ bangsal perawatan.
Bahaya utama adalah penyakit menular, cedera otot dan tulang,
gangguan tidur.
1. Penyakit Menular
Tenaga perawat kemungkinan melakukan kontak yang
berhubungan dengan cairan darah berkuman, cairan tubuh, busa, cairan
mulut, cairan urine, kotoran manusia, muntahan dan lain-lain sehingga
3
mendapat penularan. Media penularan yang sering terjadi adalah sebagai
berikut :
Media Penularan Penyakit Menular
Penularan melalui cairan darah Hepatitis B dan C, AIDS
Penularan melalui udara atau busa Flu menular, TBC, SARS
Penyakit kulit biasa, radang infeksi
Penularan melalui kontak tubuh
kulit
Penularan melalui mulut (berkontak
dengan cairan urine dan kotoran Radang infeksi perut, hepatitis A
manusia
4
4) Luka bakar
5) Syok akibat aliran listrik
6) Luka sayat akibat alat gelas yang pecah dan benda tajam
7) Bahaya infeksi dari kuman, virus atau parasit
Pada umumnya bahaya tersebut dapat dihindari dengan usaha-usaha
pengamanan, antara lain dengan penjelasan, peraturan serta penerapan
disiplin kerja. Pada kesempatan ini akan dikemukakan manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit / instansi kesehatan.
Khusus di Indonesia, data penelitian sehubungan dengan bahaya-
bahaya di RS belum tergambar dengan jelas, namun diyakini bahwa banyak
keluhan-keluhan dari para petugas di RS, sehubungan dengan bahaya-bahaya
yang ada di RS. Selain itu, tercatat bahwa terdapat beberapa kasus penyakit
kronis yang diderita petugas RS, yakni hipertensi, varises, anemia
(kebanyakan wanita), penyakit ginjal dan saluran kemih (69% wanita),
dermatitis dan urtikaria (57% wanita) serta nyeri tulang belakang dan
pergeseran diskus intervertebrae.
Ditambahkan juga bahwa terdapat beberapa kasus penyakit akut yang
diderita petugas RS lebih besar 1.5 kali dari petugas atau pekerja lain, yaitu
penyakit infeksi dan parasit, saluran pernafasan, saluran cerna dan keluhan
lain, seperti sakit telinga, sakit kepala, gangguan saluran kemih, masalah
kelahiran anak, gangguan pada saat kehamilan, penyakit kulit dan sistem otot
dan tulang rangka. Dari berbagai potensi bahaya tersebut, maka perlu upaya
untuk mengendalikan, meminimalisasi dan bila mungkin meniadakannya,
oleh karena itu K3 di rumah sakit perlu dikelola dengan baik. Agar
penyelenggaraan K3 di rumah sakit lebih efektif, efisien dan terpadu,
diperlukan sebuah pedoman manajemen K3 di rumah sakit, baik bagi
pengelola maupun karyawan di rumah sakit.
5
1. Penularan penyakit menular
a) Rajin mencuci tangan
Dilakukan sebelum makan, setelah berkontak dengan pasien
atau melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan cairan kotoran,
cairan tubuh pasien, sebelum memakai sarung tangan, dan setelah
melepas sarung tangan. Cara mencuci tangan adalah dengan
menggunakan air mengalir dan sabun atau cairan pembersih kuman,
cuci kedua tangan setidaknya dalam waktu 15-20 detik.
b) Memakai sarung tangan
Pada waktu ada kemungkinan berkontak dengan cairan darah,
cairan tubuh, barang cairan dan kotoran, harus mengenakan sarung
tangan anti air yang terbuat dari bahan karet, ethylene resin, atau
asafetida dan sejenisnya. Pada waktu melepas sarung tangan, harus
melalui pergelangan yang ditarik keluar, kemudian sarung tangan
dibalikkan keseluruhan, kemudian dibuang, dan segera mencuci
tangan. Perhatian: pemakaian sarung tangan tidak dapat menggantikan
pentingnya mencuci tangan.
c) Mengenakan masker mulut, masker mata atau masker wajah
Pada saat menghadapi kemungkinan adanya cairan tubuh yang
beterbangan, seperti : pasien yang batuk atau bersin, harus
mengenakan masker mulut atau masker muka dan lain-lain sebagai
alat pelindung. Hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai masker
mulut :
1) Masker mulut berbentuk datar walaupun memiliki hasil
perlindungan, tetapi karena kurang melengkung dan tidak
menempel rapat di wajah, hasilnya tidak sebanding dengan masker
mulut berbentuk gelas.
2) Masker mulut sebaiknya digunakan sekali pakai saja,apabila perlu
dipakai berulangkali, harus diperhatikan penyimpanan di tempat
yang bersih dan berudara lancar. Tetapi untuk kondisi berikut ini
pemakaian tidak boleh dilanjutkan : ada kecurigaan pencemaran,
6
berlubang, berubah bentuk, kotor, berbau, hambatan untuk
bernafas bertambah dan lain-lain.
3) Pada saat melepas masker mulut harus menghindari tercemarnya
masker mulut,juga menghindari terkena pencemaran dari masker
mulut. Sebelum dan sesudah melepas masker mulut, harus
mencuci tangan secara bersih.
4) Pada saat membuang masker mulut yang tercemar, harus
menghindari tersebarnya kuman, dengan cara melipat masker ke
arah dalam, diletakkan ke dalam kantong plastik yang ditutup
rapat.
d) Memakai seragam kerja
Selama waktu kerja harus mengenakan seragam kerja serta rajin
diganti dan dicuci. Selesai kerja, meninggalkan kamar pasien untuk
istirahat, atau ke ruang makan untuk makan. Seragam kerja dan
pakaian lainnya harus dicuci secara terpisah
2. Pencegahan cedera otot dan tulang
a) Pada saat memindahkan barang, tubuh sebisa mungkin dekat dengan
barang tersebut dan hindari gerakan membungkuk atau posisi
membungkuk ke arah depan, sebaiknya berlutut atau kedua kaki
direndahkan sehingga pusat beban berkurang untuk menghindari
cedera di bagian pinggang. Pada saat memindahkan barang jangan
hanya memutarkan pinggang, harus dengan satu kaki sebagai
tumpuan, kaki yang lain bergerak dan memutarkan seluruh badan
untuk menghindari cedera di lutut dan pinggang.
b) Pada saat merawat pasien apabila ada gerakan condong ke depan
sebelum membungkuk, harus dengan satu tangan sebagai tumpuan
badan untuk menghindari pinggang mendapat beban terlalu besar.
Apabila perlu memindahkan pasien, harus dengan kedua kaki
merendah sehingga pusat beban terkurang untuk menghindari
terjadinya cedera di bagian pinggang.
c) Jagalah posisi duduk yang benar, bagian punggung sebaiknya
menempel di punggung kursi, untuk menghindari tulang pinggang
7
melengkung, dapat diganjal dengan barang tumpuan kecil atau bantal
kecil, untuk mengurangi beban di tulang pinggang.
3. Saran untuk istirahat tidur
a) Pergunakan waktu istirahat siang, atau istirahat singkat untuk
mensuplai waktu tidur.
b) Sebelum tidur lakukan gerakan peregangan, untuk membantu cepat
tidur. Tetapi sebelum tidur tidak boleh melakukan olah raga berat.
c) Kegiatan sebelum tidur hendaknya diusahakan penuh kehangatan
jangan membuat emosi terlalu tinggi.
d) Dalam hal makanan hendaknya normal, teratur, seimbang sebagai
patokan, sebelum tidur hindari konsumsi makanan berlebihan, minum
kopi, teh, nikotin dan makanan merangsang lainnya. Apabila lembur
malam, makan malam boleh ditambah, tetapi sebelum selesai kerja
harus menghindari produk penambah energi dan sebelum tidur jangan
makan terlalu kenyang atau mengkonsumsi makanan berlemak tinggi.
4. Hal lain yang perlu diperhatikan :
a) Merawat pasien dibatasi untuk satu kamar pasien saja, batasan ruang
gerak hanya di satu kamar pasien saja, tidak dibenarkan bergerak di
berbagai bagian rumah sakit.
b) Boleh mendapat suntikan vaksinasi untuk memperkecil kemungkinan
penularan, seperti vaksinasi untuk hepatitis B, TBC, flu dan lain-lain.
c) Memahami perawatan pasien, atau kondisi penyakit menular pasien
satu ruangan, untuk mengambil langkah perlindungan diri sendiri
yang memadai dan setiap tahun melakukan pemeriksaan kesehatan
berkala.
d) Memelihara kebiasaan berolah raga teratur, mempergunakan waktu
luang perawatan untuk mengerakkan seluruh otot dan tulang tubuh.
e) Secara aktif mengikuti program pendidikan dan pelatihan yang
bersangkutan.
8
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, penyusun dapat menyimpulkan bahwa dalam
lingkungan kerja seseorang dapat terganggu kesehatannya, dan gangguan
kesehatan akibat lingkungn kerja ini cukup banyak terjadi. Penyakit akibat
kerja salah satunya terjadi karena disebabkan kondisi lingkungan kerja seperti
udara dingin, panas, bising, bahan kimia, debu dan lain-lain. Gangguan
kesehatan pada pekerja juga dapat disebabkan oleh faktor yang berhubungan
dengan pekerjaan maupun faktor yang tidak berhubungan dengan pekerjaan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa status kesehatan masyarakat pekerja
dipengaruhi tidak hanya oleh bahaya di lingkungan kerja tetapi juga oleh
faktor kesehatan pekerja yang akan berpengaruh pada prilaku pekerja yang
tidak konsentrasi.
9
DAFTAR PUSTAKA
https://analisadaily.com/berita/arsip/2014/2/9/5059/penyakit-akibat-kerja-di-
rumah-sakit/
https://www.academia.edu/35628608/
TUGAS_RESUME_MANDIRI_K3_PERTEMUAN_8_DESSIARI_CHRISTAN
TI_141_0031
iv