Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“Tugas 5”

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah K3 Keperawatan

Dosen Pengampu :
Sekarini, S.Psi., S.Kp., M.Kep

Disusun Oleh :

Nanda Indah Utami


(1920045)

Kelas :
S1 T2 Reguler

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN DAN NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Saya juga
berterima kasih kepada Ibu Sekarini, S.Psi., S.Kp., M.Kep Dosen mata kuliah K3
Keperawatan yang telah memberikan tugas ini kepada saya.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami dan berguna bagi siapapun
yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang.

Kepanjen, 15 November 2020


Penyusun,

Nanda Indah Utami

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan............................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1. Risiko dan hazard..........................................................................................3
2.2. Contoh kasus risiko hazard dalam tahapan asuhan keperawatan..................5
2.3. Upaya pencegahan dan meminimalisir risiko hazard penyakit akibat kerja
perawat dalam tahapan asuhan keperawatan.......................................................7
BAB III..................................................................................................................11
PENUTUP..............................................................................................................11
3.1. Kesimpulan.................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Segala sesuatu yang kita kerjakan pasti memiliki tingkat risiko bahaya
tergantung dari seberapa sulit suatu pekerjaan tersebut dan seberapa besar peluang
terjadinya risiko bahaya pada pekerjaan yang kita lakukan tersebut. Hal ini tentu
berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan kerja atau yang dikenal dengan
K3.
Risiko menurut KBBI adalah akibat yang kurang menyenangkan (merugikan
dan membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan. Risiko (risk) yaitu
menyatakan kemungkinan terjadinya kecelakaan atau kerugian pada periode
waktu tertentu (Tarwaka,2008) .Risiko adalah probabilitas timbulnya konsekuensi
yang merusak atau kerugian yang sudah diperkirakan seperti hilangnya nyawa,
cederanya orang-orang,terganggunya harta benda,penghidupan, dan aktivitas
ekonomi, atau rusaknya lingkungan,yang diakibatkan oleh adanya interaksi antara
bahaya yang ditimbulkan alam atau diakibatkan manusia serta kondisi yang rentan
(ISDR, 2004).Hazard atau bahaya adalah semua sumber, situasi ataupun aktivitas
yang berpotensi menimbulkan cedera (kecelakaan kerja) atau penyakit akibat
kerja.Hazard adalah suatu kondisi secara alamiah,maupun karena ulah manusia,
yang berpotensi menimbulkan kerusakan atau kerugian dan kehilangan jiwa
manusia.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah suatu kondisi kerja yang
terbebas dari risiko kecelakaan yang dapat mengakibatkan cidera, penyakit,
kerusakan serta gangguan lingkungan. Pelayanan rumah sakit menyangkut
berbagai fungsi pelayanan, pendidikan, penelitian dan juga mencakup berbagai
tindakan maupun displin medis. Rumah sakit adalah tempat kerja yang memiliki
potensi terhadap terjadinya kecelakaan kerja.Bahan mudah terbakar, gas medic,
radiasi pengion, dan bahan kimia merupakan potensi bahaya yang memiliki risiko
kecelakaan kerja. Oleh karena itu, Rumah Sakit membutuhkan perhatian khusus
terhadap keselamatan dan kesehatan pasien, staf dan umum.

1
Keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan melindungi pekerja atas
keselamatannya agar dapat meningkatkan produktifitas nasional. Menjamin semua
pekerja yang berada di tempat kerja menjaga dan merawat sumber produksi secara
aman dan efisien (MENKES,2009). Risk Management Standart AS/NZS
4360:2004 menyatakan bahwa analisis resiko bersifat pencegahan terhadap
terjadinya kerugian maupun accident. Pengelolaan resiko harus dilakukan secara
berurutan langkah-langkahnya yang akan bertujuan untuk membantu dalam
pengambilan keputusan yang lebih baik dengan melihat risiko dan dampak yang
mungkin ditimbulkan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud risiko dan hazard ?
2. Sebutkan contoh kasus risiko hazard dalam tahapan asuhan keperawatan !
3. Sebutkan upaya pencegahan dan meminimalisir risiko hazard penyakit akibat
kerja perawat dalam tahapan asuhan keperawatan !

1.3 Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas K3 Keperawatan.
2. Untuk mengetahui dan memahami tentang konsep risiko hazard.
3. Untuk mengetahui dan memhami contoh kasus risiko hazard dalam tahapan
asuhan keperawatan.
4. untuk mengetahui dan memahami upaya pencegahan dan meminimalisir risiko
hazard penyakit akibat kerja perawat dalam tahapan asuhan keperawatan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Risiko dan hazard


Perawat merupakan salah satu tenaga medis yang memberikan pelayanan
kesehatan, kesehatan dan keselamatan perlu mendapat perhatian lebih dibanding
dengan komponen pelayanan kesehatan lainnya. Karena setiap harinya mereka
bertemu langsung dengan pasien dan bahaya-bahaya yang ada di rumah sakit.
Setiap hari perwat tidak pernah jauh dan selalu berinteraksi dengan pasien. Hal
tersebut yang membuat perawat selalu berhadapan langsung dengan bahaya dan
dapat mengancam kesehatan dan keselamatan kerja perawat itu sendiri, maupun
orang-orang yang berada disekitarnya seperti keluarga saudara maupun teman
terlepas dari keberadaan pasiennya. Karena keberadaan dan kepentingan mereka
yang tidak hanya berada di rumah sakit, tetapi juga terhadap lingkungan diluar
rumah sakit. Maka dikhawatirkan, jika seorang perawat secara tidak langsung
dapat menjadi penyebab sumber penyakit, maupun sumber dari efek negatif dari
risiko profesi mereka menjadi perawat.
1. Risiko adalah gabungan dari kemungkinan atau frekuensi dan akibat atau
konsekuensi dari terjadinya bahaya tersebut penilaian risiko adalah penilaian
menyeluruh untuk mengidentifikasi bahaya dan menentukan apakah risiko dapat
diterima. Manajemen risiko adalah pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi
penilaian dan pengendalian risiko. Manajemen risiko terdiri dari tiga langkah
pelaksanaan yaitu identifikasi bahaya, penilaian risiko, dan pengendalian risiko.
Risiko adalah besarnya kerugian atau kemungkinan terjadi korban manusia,
kerusakan dan kerugian ekonomi yang disebabkan oleh bahaya tertentu di suatu
daerah pada suatu waktu tertentu.
Penilaian risiko adalah proses untuk menentukan pengendalian terhadap
tingkat risiko kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja.Penilaian risiko
adalahproses evaluasi risiko risiko yang diakibatkan adanya bahaya-bahaya

3
dengan memperhatikan kecukupan pengendalian yang dimiliki, dan menentukan
apakah risiko dapat diterima atau tidak.
Menurut Hanafi dan Partawibawa 2016, pengendalian risiko terhadap
bahaya yang teridentifikasi dilakukan setelah dilakukan penilaian sebelumnya,
sehingga pengendalian risiko bahaya diprioritaskan pada bahaya dengan kategori
paling tinggi ke rendah.
Identifikasi risiko merupakan suatu proses yang secara sistematis dan
terus-menerus dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan timbulnya risiko
atau kerugian terhadap kekayaan, hutang, dan personil perusahaan.Proses
identifikasi risiko ini mungkin adalah prosesyang terpenting, karena dari proses
inilah, semua risiko yang ada atau yang mungkin terjadi pada suatu proyek, harus
diidentifikasi. Proses identifikasi ini harus dilakukan secara cermat dan
jugakomprehensif, sehingga tidak ada resiko yang terlewatkan dan juga tidak
teridentifikasi.
2. Hazard adalah Suatu kondisi secara alamiah maupun karena ulah manusia yang
berpotensi menimbulkan kerusakan atau kerugian dan kehilangan jiwa manusia
(BNPB,2008). Bahaya berpotensi menimbulkan bencana tetapi tidak semua
bahaya selalu menjadi bencana. Sumber bahaya suatu peristiwa yang hebat atau
kemungkinan menimbulkan kerugian atau korban manusia.
Menurut Ndejjo2015, bahaya secara luas diklasifikasikan sebagai biologis
dan non biologis. Bahaya biologis didefinisikan untuk dimasukkan lukalaserasi,
luka yang tajam, kontak langsung dengan spesimen yang terkontaminasi bahan
biohazardous, bioterorisme, yang ditularkan melalui darah patogen, penyakit
infeksi, penyakit udara, penyakit vektor yang ditanggung, dan kontaminasi silang
dari material kotorSementarabahaya nonbiologis didefinisikan untuk termasuk
fisik, psikososial, dan ergonomis bahaya: bahaya fisik termasuk slip, perjalanan,
jatuh,luka bakar, fraktur, radiasi dari sinar-x, kebisingan, dan radiasi
nonionisasi.Bahaya psikososial termasuk fisik, penyalahgunaan psikososial,
seksual, dan verbal dan menekankan.Bahaya ergonomis adalah Ah lo skeletal
cedera seperti nyeri otot, strain atau terkilir.

4
Mengidentifikasi suatu bahaya adalah upaya sistematis untuk mengetahui
potensi bahaya yang ada di lingkungan kerja. Dengan mengetahui sifat dan
karakteristik bahaya, maka dapat lebih berhati-hati dan waspada untuk melakukan
langkah-langkah pengamanan agar tidak terjadi kecelakaan,namun tidak semua
bahaya dapat dikenali dengan mudah (Ramli, 2009).

2.2. Contoh kasus risiko hazard dalam tahapan asuhan


keperawatan
a. Tahapan pengkajian
Contoh kasus 1
Di sebuah rumah sakit swasta ada seorang perawat sedang melakukan pengkajian
data kepada pasien yang akan melalukan operasi usus buntu. Selama pengkajian
data berjalan normal-normal saja karena pasien yang didata juga merespon
perawat tersebut. Namun setelah beberapa hari pasien dirawat di rumah sakit ada
keluarga yang menjenguk pasien. Dan keluarga pasien berkata bahwa ada hal
yang ditutup-tutupi oleh pasien. Dengan segera keluarga pasien lapor kepada
perawat dan dokter yang menangani pasien sebelum dilakukannya operasi.
Contoh kasus 2
Di rumah sakit cipta husada terdapat seseorang pasien yang sedang emosi berat.
Pada saat melakukan pengkajian kepada pasien. Perawat melakukan pendekatan
dengan pasien untuk mengumpulkan data, dan ada salah satu pasien yang
mengamuk, berteriak dan memukul-mukul kepalanya di dinding karena ada suatu
masalah yang membuat pasien tersebut menjadi seperti itu. Perawat mencoba
menghentikan dan menenangkan pasien tersebut dengan usaha semampunya.
Akhirnya pasien tersebut sedikit demi sedikit berkurang emosinya dan mulai bisa
diajak berbicara dengan perawat tersebut. Dan pasien langsung bercerita kepada
perawat tersebut mengapa ia bisa sampai seperti itu.
b. Tahapan diagnosa keperawatan
Contoh kasus 1
Pasien A sedang dirawat di rumah sakit harapan abadi. Pasien mengeluhkan
bahwa dia sering merasa haus, sering buang air kecil, lapar terus menerus, mudah
lelah dan pengelihatan menjadi kabur. Lalu perawat mendiagnosa bahwa pasien
tersebut sedang menderita penyakit diabetes tipe 1. Namun saat perawat

5
melakukan diagnosa yang kedua kalinya perawat mendapati bahwa pasien
menderita penyakit diabetes tipe 2. Perawat semakin bingung dengan hasil kedua
diagnosa tersebut, sehingga perawat langsung menemui dokter untuk memeriksa
pasien lebih lanjut.
Contoh kasus 2
Perawat A sedang melakukan diagnosa kepada pasien untuk mendiagnosa
penyakit yang diderita pasien. Perawat mendiagnosa bahwa pasien tersebut
menderita penyakit kanker payudara. Keesokan harinya perawat yang menjaga
pasien kemarin ternyata ganti sift dan digantikan oleh perawat B. Disaat perawat
B mau mendiagnosa pasien tersebut , pasien ditanya terlebih dahulu bahwa
apakah kemaren sudah didiagnosa oleh perawat A. Kemudian pasien menjawab
sudah, tetapi pasien lupa dengan perkataan perawat A yang mendiagnosa pasien
tersebut. Sehingga perawat B bingung apa sebenarnya penyakit yang diderita oleh
pasien tersebut. Lalu perawat B telfon perawat A untuk menanyakan hasil
diagnosa yang dilakukan perawat A tersebut. Dan akhirnya perawat B mengetahui
bahwa pasien terkena penyakit kanker payudara setelah diberi tahu perawat A.
c. Tahapan rencana keperawatan
Contoh kasus 1
Pasien A mengeluh sulit unutuk makan dan minum. Kahirnya perawat mencoba
untuk menyuapi pasien tersebut. Tetapi pasien tersebut bilang kalau sakit untuk
menelan. Dengan begitu perawat berhenti menyuapi pasien dan perawat ingin
memasangkan selang ngt untuk mempermudah pasien untuk makan dan minum.
Setelah selang ngt dipasang pasien merasa lebih enakan makannya dengan
dipasangnya ngt tidak sakit lagi untuk menelan.
d. Tahapan implementasi
Contoh kasus 1
Seorang perawat di malang sedang menangani pasien yang terkena penyakit
covid-19. Dan pasien yang terpapar virus covid-19 sangatlah banyak. Dengan
begitu perawat dapat terpapar virus covid-19. Tetapi dengan perawat
menggunakan apd secara lengkap maka perawat tersebut tidak akan terpapar virus
covid-19. Keesekoan harinya ada perawat yang didiagosa menderita penyakit
covid-19, tetapi setelah di swab perawat tersebut negatif dan ternyata hanya

6
demam tinggi, setelah demam tinnginya reda perawat tersebut bisa bekerja lagi
untuk menangani pasien yang terkena covid-19.
Contoh kasus 2
Seorang perawat di rumah sakit harapan jaya diketahui positif difteri, pasca
menangani pasien difteri. Berdasarkan informasi, perawat tersebut diduga tertular
pasca menangani dan melakukan tindakan awal pada pasien positif difteri
tersebut. Perawat yang terkena difteri tersebut berugas di Ruang Instalasi Gawat
Darurat (IGD). Perawat tersebut merupakan perawat pertama yang menangani
pasien pertama difteri yang masuk rumah sakit tersebut.
e. Tahapan evaluasi
Contoh kasus 1
Kejadian mengenaskan menimpa seorang perawat N, perawat tersebut harus
direhabilitasi di RSJ agar dapat kembali ke kondisi semula. Kejadian ini bermula
ketika dia mendapat pasien yang sering mengkritik pekerjaannya. Setiap dia
selesai melakukan tindakan seperti pemasangan infus dan ketika dia akan
mengkaji respon pasien, pasien selalu marah-marah. Perawat N selalu mengeluh
dan gampang kepikiran, jadi tiap ada orang yang ngomong tidak enak tentang dia,
dia akan memikirkan hal tersebut secara terus menerus. Setelah diselidiki ternyata
pasien tersebut pernah tersinggung karena ucapan perawat N sehingga dia tidak
menyukai perawat N dan terus mengkritik tindakan yang dilakukan perawat N
kepada dirinya.
Contoh kasus 2
Perempuan tersebut harus melahirkan secara premature karena usia bayi yang
masih 7 bulan. Tetapi perempuan tersebut menolak dan dia melahirkan sendiri
tanpa ada yang membantu hingga akhirnya ada bidan yang melihat perempuan
tersebut melahirkan. Dan bidan tersebut langsung menolong perempuan tadi
langsung dilarikan ke rumah sakit untuk membantu proses persalinannya. Setelah
sekian lama akhirnya bayi lahir dengan usia yang belum cukup bulan tetapi
bayinya hidup dan langsung dimasukkan ke dalam inkubator. Dan ibunya pun
selamat.

7
2.3. Upaya pencegahan dan meminimalisir risiko hazard penyakit
akibat kerja perawat dalam tahapan asuhan keperawatan
a. Tahapan pengkajian
a) Perawat harus memperkenalkan identitas diri baik kepada pasien maupun
kepada keluarganya
b) Perawat hendak tidak menyinggung perasaan klien saat pengkajian dilakukan,
Misalnya menggunakan masker yang sebenarnya tidak perlu dipakai
c) Perawat juga dapat membangun kepercayaan kepada pasien
d) Dalam merawat pasien, perawat harus memperlakukan setiap pasien dengan
sama
e) Pada saat melakukan wawancara dengan pasien, perawat harus menjadi
pendengar yang baik, perawat harus mampu menempatkan diri sebagai tempat
curhat pasien sebaik mungkin dan diharapkan menggunakan bahasa serta tutur
kata yang sopan
f) Ketika pasien terlihat dalam keadaan tidak terkontrol dan susah untuk didekati,
maka perawat dapat melakukan pengkajian kepada keluarganya terlebih dahulu
g) Saat melakukan pemeriksaan fisik, perawat harus meminta persetujuan dari
klien terlebih dahuluh) Perawat harus menggunakan APD saat melakukan
pemeriksaan fisik pada klien) Perawat juga harus melaporkan setiap adanya
tindakan kekerasan dalam bentuk apapun kepada pihak rumah sakitj) Perawat juga
harus menghindari memegang benda yang mungkin telah terkontaminasik)
Sebelum menuju klien hendaknya perawat mencuci tangan.
b. Tahapan diagnosa
a) Perawat harus melakukan diagnosa secara jelas dan detail
b) Perawat harus memperhatikan gejala penyakit pasien sehingga perawat mudah
untuk mendiagnosa gejala penyakit pasien
c. Tahap perncanaan
a) Identifikasi sumber bahaya yang mungkin dapat terjadi saat menyusun rencana
keperawatan
b) Lakukan penilaian faktor risiko dengan jalan melakukan penilaian bahaya
potensial yang menimbulkan risiko kesehatan dan keselamatan kerja saat
menyusun perencanaan keperawatan

8
c) Kendalikan faktor risiko yang mungkin terjadi saat menyusun rencana tindakan
keperawatan. Hal ini dapat dilakukan dengan menghilangkan bahaya, mengganti
sumber risiko dengan sarana atau peralatan lain yang lebih memiliki tingkat risiko
yang lebih rendah
d) Ketika menyusun rencana keperawatan perawat hendak berpedoman pada
pedoman rencana asuhan keperawatan yang sesuai dengan diagnosis keperawatan
yang ada
e) Perawat juga diharapkan untuk mampu mempertimbangkan alokasi waktu
pencapaian dari rencana keperawatan yang disusun untuk menjadi indikator
evaluasi keperawatan.
d. Tahapan implementasi
a) Perawat harus menjaga diri dari infeksi dengan mempertahankan teknik aseptik
seperti mencuci tangan, memakai APD lengkap, menggunakan alat kesehatan
dalam keadaan steril
b) Perawat harus mematuhi SOP yang telah ditetapkan oleh rumah sakit dan tidak
terburu-buru dalam melakukan tindakan
c) Perawat hendak memperhatikan cara menutup jarum suntik yang benarsusunan
sel hidung kamu banyak diharapkan perawat dapat menghindari kontak
langsungdengan segala macam cairan klien, apabila dirasa sistem imunitas tubuh
sedang menurun atau tidak menggunakan APD
d) Perawat sebaiknya menerapkan perilaku hidup bersih dan juga sehat serta
menerapkan pola hidup yang sehat pula
e) Perawat harus menanamkan sifat kehati-hatian, konsentrasi yang tinggi, dan
ketenangan saat bekerja terutama saat melakukan tindakan yang beresiko kepada
pasien
f) Perawat dituntut untuk belajar mengoperasikan alat-alat yang sudah disediakan
oleh pihak rumah sakit dengan tujuan mengurangi risiko cedera baik bagi klien
maupun bagi perawat sendiri
e. tahapan evaluasi
a) Identifikasi sumber bahaya yang mungkin terjadi saat menyusun evaluasi
keperawatan, dapat dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi dan kejadian

9
yang dapat menimbulkan potensi bahaya baik pada klien maupun kepada diri
perawat sendiri
b) Memperhatikan setiap perkembangan atau respon yang ditampakkan atau
ditimbulkan oleh klien setelah selesai melakukan tindakan keperawatan

10
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kesehatan dan keselamatan kerja K3 adalah ilmu terapan yang bersifat
multidisiplin, bidang yang terkaitdengan kesehatan, keselamatan, dan
kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi proyek.
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan upaya untuk menciptakan suasana
bekerja yang aman, nyaman dan mencapai tujuan yaitu produktivitas setinggi-
tingginya (Yuanita dan Waruru, 2016).
Rumah Sakit merupakan tempat kerja yang berpotensi tinggi terhadap
terjadinya kecelakaan kerja. Adanya bahan mudah terbakar, gas medis radiasi
pengion, dan bahan kimia yang membutuhkan perhatian serius terhadap
keselamatan pasien, staf dan umum(Sarastuti, 2016).
Risiko merupakan sebagai suatu kombinasi dari kemungkinan terjadinya
peristiwa yang berhubungan dengan cedera parah atau sakit akibat kerja dan
terpaparnya seseorang atau alat pada suatu bahaya. Sedangkan hazard merupakan
semua sumber, situasi ataupun aktivitas yang berpotensi menimbulkan cedera atau
kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja.
Dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien, tentu perawat
tidak akan pernah terlepas dari risiko dan Hazard. Untuk itu ada beberapa hal hal-
hal yang dapat dilakukan untuk mencegah risiko dan Hazard pada tahap proses
keperawatan.

11
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/hp/AppData/Local/Temp/Risiko%20dan%20Hazard%20dalam
%20Tahap%20Asuhan%20Keperawatan-converted.pdf

https://www.google.co.id/amp/s/ayuratna.home.blog/2018/11/13/makalah-resiko-
hazard-dalam-tahap-implementasi/amp/

https://id.scribd.com/document/376963628/Risiko-Dan-Hazard-Kasus-Evaluasi

https://id.scribd.com/doc/312057056/Risiko-Dan-Hazard-Kasus-Pengkajian

12

Anda mungkin juga menyukai