Anda di halaman 1dari 136

KONSEP PEMIKIRAN AL - ‘IJÂZUL AL – ‘ILMI (MU’JIZAT ILMIAH)

HARUN YAHYA DALAM ANALISIS PEMBERDAYAAN


MASYARAKAT ISLAM

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Guna Memperoleh Gelar Magister Dalam Ilmu Pengembangan Masyarakat
Islam Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Raden Intan
Lampung

Oleh

HERI HARDANI BAIHAKI


NPM 1424010002

PROGRAM STUDI ILMU DAKWAH


KONSENTRASI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

PROGRAM PASCASARJANA (PPs)


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
RADEN INTAN LAMPUNG
1437 H /2016 M
KONSEP PEMIKIRAN AL - ‘IJÂZUL AL – ‘ILMI (MU’JIZAT ILMIAH)
HARUN YAHYA DALAM ANALISIS PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT ISLAM

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Guna Memperoleh Gelar Magister Dalam Ilmu Pengembangan Masyarakat
Islam Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Raden Intan
Lampung

Oleh

HERI HARDANI BAIHAKI


NPM 1424010002

Pembimbing I : PROF. DR. H. MA. ACHLAMI, HS, MA


Pembimbing II : DR. H. ABDUL SYUKUR, MA

PROGRAM STUDI ILMU DAKWAH


KONSENTRASI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

PROGRAM PASCASARJANA (PPs)


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
RADEN INTAN LAMPUNG
1437 H /2016 M
PERNYATAAN ORISINILITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Heri Hardani Baihaki

NPM : 1424010002

Program Studi : Ilmu Dakwah

Konsentrasi : Pengembangan Masyarakat Islam (PMI)

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang berjudul KONSEP


PEMIKIRAN I’JÂZUL AL- I’LMI HARUN YAHYA DALAM ANALISIS
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ISLAM adalah benar-benar karya asli
saya, kecuali sumbernya. Apabila terdapat kesalahan dan kekeliruan di dalamnya,
maka menjadi tanggung jawab saya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Bandar Lampung, Maret 2016 M.


Yang menyatakan,

Heri Hardani Baihaki


(1424010002)
ABSTRAK

Ajaran Islam adalah konsepsi yang sempurna dan komprehensif,


karena ia meliputi segala aspek kehidupan manusia, baik yang bersifat
duniaw maupun ukhrawi. Era modern sekarang ini khususnya dalam bidang sains
dan teknologi mengalami perkembangan yang begitu pesat bagi kehidupan
manusia. Setiap waktu para ahli dan ilmuwan terus mengkaji dan meneliti sains
dan teknologi sebagai penemuan yang paling canggih dan modern. Keduanya
sudah menjadi simbol kemajuan pada abad ini. Oleh karena itu, apabila ada suatu
bangsa atau masyarakat yang tidak mengikuti perkembangan sains dan teknologi,
maka bangsa atau negara itu dapat dikatakan negara yang tidak maju dan
terbelakang.
Penelitian Al ‘ijâz Al‘ilmi ini bertujuan untuk mengetahui pesan-pesan
dakwah ilmiah yang terkandung dalam karya Harun Yahya di bidang sains
(fakta penciptaan). Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu
penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan
prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya. Metode yang
digunakan penulis adalah metode deskriptif yaitu suatu penelitian yang
diusahakan untuk mencandra secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta dan dilakukan tanpa menguji hipotesis. Sumber data penelitian ini
menggunakan data primer dan sekunder.
Analisis yang digunakan penulis adalah analisis isi (content analysis)
yaitu melakukan analisis terhadap karya Harun Yahya dan melakukan upaya
klasifikasi kriteria-kriteria tertentu untuk membuat prediksi, selain itu untuk
memperoleh kesimpulan yang akurat, peneliti juga menggunakan alur
pemikiran induktif. Pemahaman dalam metode ini dimulai dengan
mengambil kaidah-kaidah yang bersifat khusus untuk mengambil
kesimpulan yang bersifat umum. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa
materi utama dalam karya Harun Yahya di bidang sains adalah tentang
eksistensi dan keesaan Allah SWT. Dalam pandangan Harun Yahya makhluk
hidup tidak tercipta secara kebetulan tetapi sengaja diciptakan oleh Allah
(fakta penciptaan). Dalil yang digunakan Harun Yahya untuk menjelaskan
tentang fakta penciptaan adalah dalil fisika dan astronomi dan dalil
perancangan cerdas sehingga dengan fakta dan dalil ini semakin meningkatkan
Spritual keimanan dan keyakinan yang yang kuat kepada Allah SWT.
Tahapan Harun Yahya dalam melakukan dakwah ilmiah adalah sebagai
berikut : Pertama, Mengajak Masyarakat berfikir secara mendalam tetang
keagungan penciptaaan Allah. Kedua. Menunjukkan bahwa hal-hal sederhana
di sekitar kita memiliki keistimewaan dan kemampuan penciptaan yang tak
tertandingi. Ketiga, memikirkan kelemahan dan kemustahilan benda-benda
tersebut dapat memiliki kemampuan sendiri. Keempat, menunjukkan dengan
pendekatan sains bahwa benda-benda tersebut telah dikontrol dan dirancang
sedemikian rupa oleh dzat yang Maha Mengetahui dan Maha Sempurna.
Kelima, terakhir menguatkan dalil sains tersebut dengan ayat al Quran yang
relevan.
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Judul Tesis : KONSEP PEMIKIRAN AL-‘IJÂZUL AL–‘ILMI

(MU’JIZAT ILMIAH) HARUN YAHYA DALAM

ANALISIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

ISLAM.

Nama Mahasiswa : Heri Hardani Baihaki

NPM : 1424010002

Program Studi : Ilmu Dakwah

Konsentrasi : Pengembangan Masyarakat Islam (PMI)

Telah disetujui untuk diajukan dalam Ujian Tertutup pada Program Pascasarjana
Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung

Bandar Lampung, 8 Maret 2016 M.

MENYETUJUI:

Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. H. MA. Achlami, HS, Dr. H. Abdul Syukur, MA


MA
NIP. 196511011995031001
NIP. 195501141987031001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Dakwah

Konsentrasi Pengembangan Masyarakat Islam

Dr. Hasan Mukmin, M.Ag

NIP. 19610421199403100

PENGESAHAN

Tesis yang berjudul : KONSEP PEMIKIRAN AL-‘IJÂZUL AL–‘ILMI (

MU’JIZAT ILMIAH) HARUN YAHYA DALAM ANALISIS

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ISLAM, Ditulis oleh Heri Hardani


Baihaki, NPM : 1424010002, telah disahkan dan dinyatakan lulus dalam Ujian

Terbuka Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung.

TIM PENGUJI

Ketua : Prof. Dr. H. Idham Khalid, M.Ag ……………………………

Sekretaris : Dr. H. Shonhaji, M. Ag ……………………………

Penguji I : Prof. Dr. H. Sulthan Syahril,.MA ……………………………

Penguji II : Prof. Dr. H. MA. Achlami, HS. MA .…………………………

Tanggal Lulus Ujian Terbuka : 21 Juni 2016 M.

Di Program Pascasarjana IAIN RadenIntan Lampung

Direktur Program Pascasarjana

IAIN Raden Intan Lampung


Prof. Dr. H. Idham Khalid, M.Si

NIP. 196010201988031005

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi Arab-Latin

Transliterasi Arab-Indonesia berdasarkan Pedoman Penulisan Tesis


Program Sarjana IAIN Raden Intan Bandar Lampung terbitan Tahun 2011,
sebagai berikut :

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

- tidak dilambangkan

B Be

t Te

Ts te dan es

j Je

H ha dengan garis di bawah

Kh ka dan ha

D de

Dz de dan zet

R er

Z zet

S es

Sy es dan ye
Sh es dengan garis di bawah

Dh de dengan garis di bawah

Th te dengan garis di bawah

Zh zet dengan garis di bawah

‘ koma terbalik di atas hadap kanan

Gh ge dan ha

F ef

Q qi

K ka

L el

M em

N en

W we

H ha

` apostrof

Y ye

Maddah

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan


huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

 a dengan topi di atas

Î i dengan topi di atas


Û u dengan topi di atas

Singkatan

as. : ‘alaihi al-salâm h. : halaman

ed. : editor ttp. : tanpa tempat

cet. : cetakan Swt. : Subhânahu wa ta‘alâ

j. : jilid Saw. : Sallâ Allâhu ‘alaihi wa salâm

vol. : volume ra. : radiyâ Allâhu ‘anhu

tpn. : tanpa penerbit H : tahun Hijriyah

tth. : tanpa tahun h. : halaman

M : tahun Masehi H.R : hadits riwayat

Q.S : al-Qur’an Surat w. : tahun wafat

Pedoman Transliterasi ini dimodifikasi dari Tim Puslitbang Lektur


Keagamaan, Pedoman Pransliterasi Arab-Latin, Proyek Pengkajian dan
Pengembangan Lektur Pendidikan Agama, Badan Litbang Agama dan Diklat
Keagamaan Departemen Agama RI, Jakarta, 2003.

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Puji dan syukur hanya milik Allah, dan kepada-Nya penulis haturkan
kehadirat Allah SWT. atas segala inayah, hidayah, dan rahmat-Nya sehingga
penulisan Tesis ini terselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam semoga
tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw. semoga umatnya dapat meneruskan
perjuangan dakwah beliau untuk mewujudkan khairu ummah di manapun
termasuk di Indonesia.

Tujuan penulisan Tesis ini selain untuk memenuhi salah satu persyaratan
akademik untuk meraih gelar Magister Komunikasi Islam (M.Kom.I) juga untuk
mengembangkan dan menemukan metode-metode dakwah baru yang secara
teoritis dapat diaplikasikan dalam proses dakwah dalam pengembangan
masyarakat Islam di Indonesia dalam kehidupan nyata di lingkungan keluarga,
kelompok dan masyarakat pada umumnya di Indonesia. Penyelesaian penulisan
Tesis ini karena bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada pihak yang telah membantu penulisan tesis ini, baik dalam
bimbingan, dan bantuan moral, dan material. Semoga bantuan dari semua pihak
mendapat balasan dan pahala dari Allah SWT. Untuk itu, penulis mengucapkan
terima kasih yang tidak terhingga, khususnya disampaikan kepada yang terhormat
:

Bapak Prof. Dr. H. Moh. Mukri, M.Ag, selaku Rektor IAIN Raden Intan
Lampung

1. Bapak Prof. Dr. H. Idham Khalid, M.Si sebagai Direktur Program


Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung.
2. Bapak Prof. Dr. H. MA. Achlami HS., MA, selaku Pembimbing I dalam
penulisan tesis
3. Bapak Dr. H. Abdul Syukur, MA sebagai Pembimbing II, selaku
Pembimbing II dalam penulisan tesis.
4. Bapak dan Ibu Dosen Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung.
5. Segenap karyawan dan pustakawan Program Pascasarjana IAIN Raden
Intan Lampung yang telah membantu dalam urusan akademik dan
pelayanan peminjaman buku perpustakaan tempat penulis menghimpun
literatur.
6. Ayahanda H. Baihaki zainabun Abdul Latif ( al – marhum ) semoga Tesis
ini salah satu menjadi amal Jariyah buat beliau, buat ibunda tercinta
Sumiyati binti Roni dan begitu juga Istri tercinta Anis Ulfah Ahmad
Baidhowi begitu juga buat cek Yeyen Arfiyanti dan kanda jailani dan
Adik kandung Uswatun Hasanah beserta keluarga Dendi Rahman, begitu
juga kedua anak tercinta Abdulloh Ukasyah dan Abdurrahman Tsabit al –
Haq yang menjadi motivasi untuk terus melanjudkan pendidikan tertinggi
sehingga menjadi tauladan bagi mereka diusian tua nanti.
Akhirnya penulis menyadari kekurangan dalam penulisan tesis, baik dari
segi metodologi maupun substansinya. Oleh karena itu, penulis berharap saran
dan kritik yang konstruktif dari berbagai pihak untuk penyempurnaan tesis ini.
Semoga, tesis ini bermanfaat dan menjadi bekal amal saleh.

Âmin ya Rabb al-‘âlamîn.

Wassalâmu‘alaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, 23 April 2016

Penulis,

Heri Hardani Baihaki

1424010002
ABSTRAK

Ajaran Islam adalah konsepsi yang sempurna dan komprehensif,


karena ia meliputi segala aspek kehidupan manusia, baik yang bersifat
duniaw maupun ukhrawi. Era modern sekarang ini khususnya dalam bidang
sains dan teknologi mengalami perkembangan yang begitu pesat bagi kehidupan
manusia. Setiap waktu para ahli dan ilmuwan terus mengkaji dan meneliti sains
dan teknologi sebagai penemuan yang paling canggih dan modern. Keduanya
sudah menjadi simbol kemajuan pada abad ini. Oleh karena itu, apabila ada suatu
bangsa atau masyarakat yang tidak mengikuti perkembangan sains dan teknologi,
maka bangsa atau negara itu dapat dikatakan negara yang tidak maju dan
terbelakang.
Penelitian Al ‘ijâz Al‘ilmi ini bertujuan untuk mengetahui pesan-pesan
dakwah ilmiah yang terkandung dalam karya Harun Yahya di bidang sains
(fakta penciptaan). Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu
penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan
prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya. Metode yang
digunakan penulis adalah metode deskriptif yaitu suatu penelitian yang
diusahakan untuk mencandra secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta dan dilakukan tanpa menguji hipotesis. Sumber data penelitian ini
menggunakan data primer dan sekunder.
Analisis yang digunakan penulis adalah analisis isi (content analysis)
yaitu melakukan analisis terhadap karya Harun Yahya dan melakukan upaya
klasifikasi kriteria-kriteria tertentu untuk membuat prediksi, selain itu untuk
memperoleh kesimpulan yang akurat, peneliti juga menggunakan alur
pemikiran induktif. Pemahaman dalam metode ini dimulai dengan
mengambil kaidah-kaidah yang bersifat khusus untuk mengambil
kesimpulan yang bersifat umum. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa
materi utama dalam karya Harun Yahya di bidang sains adalah tentang
eksistensi dan keesaan Allah SWT. Dalam pandangan Harun Yahya makhluk
hidup tidak tercipta secara kebetulan tetapi sengaja diciptakan oleh Allah
(fakta penciptaan). Dalil yang digunakan Harun Yahya untuk menjelaskan
tentang fakta penciptaan adalah dalil fisika dan astronomi dan dalil
perancangan cerdas sehingga dengan fakta dan dalil ini semakin meningkatkan
Spritual keimanan dan keyakinan yang yang kuat kepada Allah SWT.
Tahapan Harun Yahya dalam melakukan dakwah ilmiah adalah sebagai
berikut : Pertama, Mengajak Masyarakat berfikir secara mendalam tetang
keagungan penciptaaan Allah. Kedua. Menunjukkan bahwa hal-hal sederhana
di sekitar kita memiliki keistimewaan dan kemampuan penciptaan yang tak
tertandingi. Ketiga, memikirkan kelemahan dan kemustahilan benda-benda
tersebut dapat memiliki kemampuan sendiri. Keempat, menunjukkan dengan
pendekatan sains bahwa benda-benda tersebut telah dikontrol dan dirancang
sedemikian rupa oleh dzat yang Maha Mengetahui dan Maha Sempurna.
Kelima, terakhir menguatkan dalil sains tersebut dengan ayat al Quran yang
relevan.

iv
PERNYATAAN ORISINILITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Heri Hardani Baihaki

NPM : 1424010002

Program Studi : Ilmu Dakwah

Konsentrasi : Pengembangan Masyarakat Islam (PMI)

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang berjudul KONSEP


PEMIKIRAN I’JÂZUL AL- I’LMI HARUN YAHYA DALAM ANALISIS
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ISLAM adalah benar-benar karya asli
saya, kecuali sumbernya. Apabila terdapat kesalahan dan kekeliruan di dalamnya,
maka menjadi tanggung jawab saya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Bandar Lampung, Maret 2016 M.


Yang menyatakan,

Heri Hardani Baihaki


(1424010002)

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Islam adalah agama yang selalu mendorong pemeluknya untuk senantiasa
aktif melakukan kegiatan dakwah, bahkan maju mundurnya umat Islam sangat
bergantung dan berkaitan erat dengan kegiatan dakwah yang dilakukan. Oleh
karena itu, al-Qur‟an menyebutkan kegiatan dakwah dengan Ahsanul Qaula.
Dapat disimpulkan bahwa kegiatan dakwah menempati posisi yang begitu tinggi
dan mulia dalam kemajuan agama Islam1. Dakwah islamiyah merupakan salah
satu kegiatan penting yang wajib dilaksanakan oleh setiap umat Islam2. Dengan
kata lain, setiap umat muslim mempunyai kewajiban untuk berdakwah, seperti
termaktub dalam al-Qur‟an surat Al-Imran ayat 110 :

            

            

“Kamu adalah sebaik-baik ummat, dilahirkan untuk (kemaslahatan)


manusia, kamu mengajak kepada kebaikan, dan kamu mencegah dari
kemungkaran, serta kamu beriman kepada Allah……” (Q.S. Al-„imran:110)
Penyampaian dakwah islamiyah haruslah disempurnakan dari satu generasi
ke generasi selanjutnya, sehingga cahaya hidayah Allah SWT. tidak terputus
sepanjang masa3. Nabi Muhammad saw. juga telah menerangkan mengenai
hukum berdakwah dalam sebuah hadits riwayat Muslim :

1
Hafiduddin, 1998: 76
2
Syabibi, 2008 : 1
3
Pahlawan, 2007: 7
2

Artinya : “Dari Abu Sa‟id al-Hudzri r.a dari Nabi saw bersabda: “Apabila
diantara kamu melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubah (mencegah)-
nya dengan tangannya; apabila ia tidak sanggup, maka dengan lisannya; dan
apabila ia tidak sanggup pula, maka dengan lisannya, dan itulah selemah-
lemahnya iman”. (HR. Muslim).
Hadits ini mengandung perintah wajib berdakwah yaitu dengan melaksanakan
amar ma‟ruf nahi munkar. Kalimat mengandung perintah, yakni merubah
kemungkaran, dengan cara mengubahnya kepada yang ma‟ruf5. Dakwah adalah
suatu usaha untuk mengajak, menyeru dan mempengaruhi manusia agar selalu
berpegang pada ajaran Allah SWT. guna memperoleh kebahagiaan hidup di dunia
dan akhirat6. Setiap muslim mempunyai tugas yang mulia untuk menyampaikan
dakwah atau sebagai penyeru, mengajak kepada umat untuk melaksanakan amar
ma‟ruf nahi munkar, melaksanakan kebaikan dan menjauhi larangan. Generasi
muslim mempunyai beban berat di pundaknya terhadap dakwah secara universal
yang tidak dibatasi oleh zaman, tempat, negara, lembaga, dan jama‟ah 7 Tantangan
dakwah yang dihadapi sekarang ternyata semakin berkembang, terutama dalam
kegiatan masyarakat modern misalnya dalam berbagai bentuk hiburan
(entertainment) dan seni (art) dalam arti luas telah menimbulkan kerawanan-
kerawanan moral dan etika. Dakwa h harus mampu merambah melalui sarana
komunikasi kontemporer yang mempunyai pengaruh besar dalam masyarakat
agar tujuan dakwah dapat tercapai secara lebih efektif. Sarana komunikasi massa

4
lihat Ahmad bin Nafi‟ bin Sulaiman al-Mura‟i (disingkat al-Murai), Al-Hilmah wa al-
Mau‟izah al-Hasanah, cet.ke-1 (Jeddah: Dar al-Andalus, 1997), h. 38; Hamzah Yaqub, Pubbisistik
Islam Teknik Da„wah dan Leadership, cet. IV (Bandung: CV. Diponegoro, 1992), h. 21 dan 42.
lihat pula Shahih Muslim bi Syarh al-Nawâwi, li-Imâm Muslim, Cet. II (Beirut: Dâr Ihyâ‟ al-
Turâtsh al-„Arabî, 1997), h. 22-25. Bab ini tentang amr ma„rûf nahy munkar.
5
Natsir, 1978 : 112
6
Sanwar, 1986 : 34
7
Aziz, 2005: 36.
3

tersebut meliputi : media, radio, televisi dan film islami. Yang paling menarik
adalah pengaruh audio-visual dalam televisi dan perfilman yang ilmiah8.
Al - Qur‟an mengandung isyarat ataupun pembicaraan tentang sain yang
secara saintifik baru dibuktikan di kemudian hari jauh setelah turunnya Al Quran.
Adapun Pesan Pesan Da‟wah Sains atau Al „Ijâzul Al „Ilmi Secara tegas
memerintahkan pembacanya untuk membaca tanda-tanda kekuasaannya yang ada
dalam kaun. Al „Ijâzul Al „Ilmi al-Qur‟ân, -sebagaimana ia sangat menjadi
perhatian pada zaman belakangan ini sebagai bentuk :
1. Kecocokan yang mendasar antara keterangan-keterangan al-Qur‟ân
denganhakikat-hakikat pengetahuan alam yang diungkap oleh para ilmuan.
2. Pelurusan al-Qur‟ân terhadap pemikiran-pemikiran batil yang telah
tersebar pada beberapa generasi berbeda mengenai rahasia penciptaan.
3. Jika dirangkum keterangan al-Qur‟ân, akan di dapati antara satu ayat
dengan ayat lainnya saling melengkapi, sehingga tampaklah kebenaran-
kebenaran ilmiah, padahal jika diteliti lebih lanjut antara ayat-ayat tersebut
turun secara terpisah pisah.
4. Adanya hikmah-hikmah al-Qur‟ân yang tidak terungkap ketika awal turun
al-Qurân, tetapi justru terungkap seiring dilakukannya penelitian-
penelitian di lapangan ilmu pengetahuan yang beragam.
Al „Ijâzul Al „Ilmi ( Mu‟jiazt Islmiah ) Menurut syaikh Abdul Majid al –
Zandani salah satu ulama terkemuka diyaman, dan salah satu pendiri yayasan
ijazul ilmiah lil-Qur‟an wa as- sunnah bimakkah mukaromah mengatakan : Al
„Ijâzul Al „Ilmi dalah mengungkap ma‟na – ma‟na yang terkandung didalam al –
qur‟an, dalam pandangan ilmiah dan melali proses percobaan pada – ilmu ilmu
alam. Yang mana hal ini belom ada diaman Rosululloh sallallahu‟alaihi wasalam9
Dr. Dzaglul an – najjar Al „Ijâzul Al „Ilmi ( Mu‟jiazt Ilmiah) adalah :
Menunujkan isyarat tentang hakikat kauniah dan keagunganya yang mana
pemahaman penemuan ini belom sampai pada zaman dahulu dan baru diungkap
setelah proses baru sekarng ini setelah 10 abat yang lalu, dan tidak mungkin
8
Habib, 1982: 64-64
9
Nadir Darwis Muhammad - „ijizal ilmiah lil – qur‟an wa sunnah wa shilatuhu bimanhaj
da‟wah al – islamiah, Maktabah al – Iman kairo 2011 M – 1432 H.
4

membanyangkan tentang kemulianan dan keagungan penciptaan ini selain


penciptaan Allah subhanahu wata‟ala, dan juga sebagai bukti kebenran mukjiza
nubuha Nabi Muhammad Sallallahu‟alaihi wasalam sebagai nabi akhir zaman10
Salah satu ilmuwan muslim dunia yang mampu membuka mata dunia tentang
ajaran agama Islam melalui argumen-argumen ilmiahnya yaitu Harun Yahya.
Harun Yahya adalah nama pena Adnan Oktar yang lahir di Ankara pada tahun
1956 M. Sebagai seorang da‟i dan ilmuwan terkemuka asal Turki, beliau sangat
menjunjung tinggi nilai akhlak dan mengabdikan hidupnya untuk mendakwahkan
ajaran agama kepada masyarakat. Beliau dibesarkan di Ankara hingga lulus SMU.
Komitmen beliau terhadap Islam tumbuh semakin kuat ketika beliau duduk di
bangku SMU. Pada periode ini, pengetahuan yang mendalam tentang Islam beliau
dapatkan dari membaca berbagai buku agama.
Di samping itu, beliau juga memperoleh pemahaman tentang fakta-fakta
penting lain yang kemudian beliau beritahukan kepada orang-orang di sekitarnya.
Pada tahun 1979 M, Adnan Oktar pindah ke Istanbul untuk menuntut ilmu di
Universitas Mimar Sinan. Di masa inilah beliau mulai melaksanakan misi
dakwah, menyeru manusia kepada akhlak yang baik, Harun Yahya mendapatkan
banyak ujian dan tentangan dari orang orang di sekelilingnya dalam perjalanan
dakwahnya. Adnan Oktar dikurung di ruangan bersama para pasien penyakit jiwa
yang berbahaya. Beliau mula-mula ditahan dan ditempatkan dalam sebuah
penjara. Lalu, beliau dipindahkan ke rumah sakit jiwa Bakirkoy dan ditempatkan
di bawah pengawasan dengan alasan yang dibuat-buat, yakni bahwa secara mental
beliau tidak sehat. memerintahkan yang ma‟ruf dan mencegah yang munkar.
Mereka tidak menyadari bahwa mereka sebenarnya melakukan peran mereka
dalam kehidupan kaum muslimin dalam artian bahwa kaum muslimin diuji dan
mendapatkan keridhaan Allah SWT. melalui apa yang mereka perbuat terhadap
kaum muslimin.
Di samping itu, ini adalah cara bagaimana Allah SWT. menjadikan orang-
orang yang memperjuangkan kebenaran terlihat jelas agar dikenali oleh setiap

10
Dr. Dzaglul an – najjar Al – Ardu fil – Qur‟an al – Karim - Hal 69 Maktabah al –
Ma‟rifah Bairut. Cetakan pertaman 1426 H.
5

orang. Harun Yahya melakukan pendekatan secara baik-baik dan toleran kepada
mereka yang memiliki rasa permusuhan terhadapnya. Beliau menekankan fakta
bahwa, “Ketentuan yang Allah SWT ciptakan senantiasa sempurna, terdapat
kebaikan dalam segala hal”. Kesempurnaan takdir yang diciptakan Allah SWT.
insya Allah akan disaksikan oleh setiap orang.
Pada tahun 1980-an, beliau telah menghasilkan buku dalam bidang politik,
hal-hal yang berhubungan dengan keimanan, dan isu-isu sains. Buku-buku karya
Harun Yahya dalam bidang politik diantaranya : Tangan rahasia di Bosnia,
kebohongan Holocaust, di balik tirai terorisme, kartu- Kurdi Israel, strategi
nasional bagi Turki, permusuhan Darwin terhadap bangsa Turki. Karya-karya
yang berhubungan dengan keimanan diantaranya : Sifat munafiq dalam al-
Qur‟an, rahasia orang munafiq, nama-nama Allah yang agung, berdakwah dan
berdebat dalam al-Qur‟ an, konsep dasar dalam al-Qur‟ an, jawaban-jawaban al-
Qur‟an, kematian, kebangkitan dan neraka, perjuangan para rasul, syaitan: musuh
nyata manusia, agama berhala, agama kaum jahiliyyah, kesombongan syaitan, doa
dalam al-Qur‟an, urgensi akal dalam al-Qur‟an, hari kebangkitan, jangan pernah
lupa, bangsa-bangsa yang diadzab, Nabi Musa, zaman keemasan, keagungan
warna ciptaan Allah, kebesaran Allah di setiap sudut alam semesta, hakikat
kehidupan dunia, agama darwinisme, bagaimana seorang muslim berpikir?,
keabadian dan hakikat takdir, jangan berpura-pura tidak tahu, keajaiban al-Qur‟an,
pernahkah anda berpikir tentang kebenaran?, mengabdi hanya kepada Allah,
meninggalkan masyarakat jahiliyyah, surga.
Karya lain Harun Yahya dalam bidang sains diantaranya : “ Misteri DNA,
keajaiban atom, keajaiban sel, keajaiban sistem kekebalan, keajaiban mata,
keajaiban penciptaan tumbuhan, keajaiban laba-laba,keajaiban semut, keajaiban
nyamuk, keajaiban lebah, keajaiban biji, keajaiban rayap, bencana kemanusiaan
akibat ulah darwinisme, kebohongan teori evolusi, pengakuan kaum evolusionis,
kekeliruan kaum evolusionis, sihir darwinisme, al-Qur‟ an menuntun kepada ilmu
pengetahuan, asal usul kehidupan yang sesungguhnya, penciptaan alam semesta,
desain pada alam, perilaku pengorbanan diri dan kecerdasan pada dunia hewan,
keabadian telah berlangsung, anakku Darwin telah berbohong!, berakhirnya
6

darwinisme. Karya-karya yang lain yaitu: teori evolusi, nilai akhlaq dalam al-
Qur‟ an, ilmu al-Qur‟an, index al-Qur‟an, hijrah di jalan Allah, hukumhukum al-
Qur‟ an yang diabaikan, karakter manusia dalam masyarakatjahiliyyah,
pentingnya sabar dalam al-Qur‟an, pengetahuan umum dari al- Qur‟an,
memahami iman dengan mudah 1-2-3, pemikiran dangkal kaum kafir, iman yang
sempurna, sebelum anda menyesal, perkataan para rasul, kasih sayang orang
mukmin, takut kepada Allah, mimpi buruk kekafiran, nabi Isa akan datang
kembali, al-Qur‟ an memberi keindahan pada kehidupan, beragam keindahan
ciptaan Allah 1-2-3-4, perbuatan dosa bernama: „mencela‟ , rahasia dibalik
ujian, hikmah yang benar menurut al- Qur‟ an, perjuangan melawan agama
kaum yang tidak beragama, tarbiyyah nabi Yusuf, bersekutu dalam kebaikan,
fitnah terhadap umat islam sepanjang sejarah, urgensi mengikuti perkataan yang
baik, mengapa menipu diri sendiri?, Islam: agama mudah, kegembiraan dan
keteguhan dalam al-Qur‟ an, melihat kebaikan pada segala hal, bagaimana
orang bodoh menafsirkan al-Qur‟ an?, sejumlah rahasia al-Qur‟ an, keberanian
orang mukmin11
Titik kesamaan dalam semua karya Harun Yahya adalah bahwa semua tema
yang diulas dalam karyanya sesuai dengan al-Qur‟an, dan didukung oleh
pemahaman yang baik tentang al-Qur‟an. Karya-ka rya Harun Yahya berpusat
pada satu tujuan yaitu menyampaikan pesan-pesan al-Qur‟an kepada masyarakat,
mendorong mereka untuk memikirkan isu isu yang berhubungan dengan
keimanan, seperti keberadaan Tuhan, keesaan-Nya, dan hari kiamat, serta untuk
menunjukkan dasar-dasar lemah dan karya-karya sesat dari sistem-sistem tak
bertuhan.
Selain itu, beliau memiliki ciri yang khas dalam penyampaian dakwahnya.
Beliau menggunakan ilmu pengetahuan (science) untuk memperkuat pesan
dakwah dan mempermudah mad‟u dalam memahami pesan dakwah tersebut.
Pada zaman yang semakin berkembang dan melahirkan banyak manusia-manusia
pintar, cerdik, dan mampu berpikir kritis, penyampaian kaidah agama tanpa ada
11
http://kolom-biografi.blogspot.com /2009/03/biografiharun-yahya.html diunduh
tanggal 23/03/2016.
7

argumentasi memadai akan sulit terserap bahkan memunculkan banyak


penolakan. Argumentasi memadai yang dimaksud adalah argumentasi yang
disampaikan secara ilmu pengetahuan atau bersifat ilmu. Ilmu adalah pengetahuan
tentang sesuatu berdasarkan hakikatnya atau suatu sifat yang dengan sifat tersebut
sesuatu yang dicari dapat terungkap dengan sejelas-jelasnya12 yaitu
memaksimalkan akal pikiran (rasio) untuk mengadakan observasi dan perenungan
kepada sosok dan jiwa manusia, cakrawala alam semesta baik di langit maupun di
bumi dan semua makhluk ciptaan Allah SWT sehingga mampu mengungkapkan
bukti-bukti yang nyata13.
Penyampaian pesan-pesan agama Islam dengan argumenargumenyang dapat
terungkap melalui bukti-bukti yang nyata inilah yang kemudian disebut dengan
dakwah ilmiah. Kemampuan untuk memaksimalkan akal pikiran (rasio) dalam
proses dakwah ilmiah membutuhkan ketrampilan dalam berkomunikasi atau
penyampaian dakwahnya. Al-Qur‟ an telah menjelaskan tentang ketrampilan
komunikasi dalam berdakwah yaitu dengan cara memberi pelajaran yang baik/
argumen yang memadai, sesuai dengan Q.S. An-Nahl ayat 125: Artinya :

               

         

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran


yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (Q.S. An
Nahl : 125)
Beberapa buku karya Harun Yahya telah diterjemahkan ke dalam bahasa
Portugis, Albania, Arab, Polandia, Rusia, Bosnia, Indonesia, Turki, Tartar, Urdu
dan Malaysia serta diterbitkan di negara-negara tersebut14. Beberapa buku ini pun

12
Al-Zindani, dkk, 1997: 19
13
Qardhawi, 2003: 7
14
Mustari, 2003
8

kemudian dituangkan dalam film agar lebih mudah dipahami isi pesan yang
hendak disampaikan. Melalui karya-karyanya, Harun Yahya mencoba mengurai
kebesaran dan keesaan Tuhan melalui argumen-argumen ilmiah yang sesuai
dengan objeknya. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti pesan dakwah
ilmiah dalam karya-karya Harun Yahya dengan judul penelitian “Konsep
Pemikiran Al - ‘Ijâzul Al – ‘Ilmi (Mu’jizat Ilmiah) Harun Yahya Dalam
Analisis Pemberdayaan Masyarakat Islam”.

B. Identifikasi dan Batasan Masalah


1. Identifikasi Masalah
Banyak dikalangan umat muslim sendiri menggap bahwa Al – Qur‟an dan
as – sunnah itu sudah tidak relevan lagi dengan perkembangan zaman,
sehingga mereka berlari kepadabudaya barat dan hidup kebarat baratan, dan
justru sebalikya banyak dari kalangan ilmuan barat non islam justru
mendapatkan hidayah ketika mereka menemukan fakta „ilmiyah yang sesuai
dan membenarkan kitab suci Al – Qur‟an dan As – sunnah yang akhirnya
mengantarkan mereka untuk memeluk agama isalam. Maka dengan Method
da‟wah sains dan teknologi dalam perspektif al – qur‟an dan as – sunnah
menjelaskan tetang :
a. Manjelaskann fakta ilmiyah tetang ayat ayat al- Qur‟an dan hadist an –
Nabawiyah dan dikuatkan dengan ilmu Sains dan teknologi.
b. Menjelaskan pentingnya ilmu pengetahuan Sains dan teknolgi sehingga
memperkaya serta membenarkan kemurnian ayat suci Al – Qur‟an dan
As- Sunnah .
c. Mengajak kepada Mad‟u untuk berfikir dan bertafakur tentang ayat ayat
kauniah, baik ayat yang tersurat maupun tersirat dalam pandangan ilmu
Sains.
2. Batasan Masalah
Adapun yang penulis batasi dalam penelitian ini pada :
a. Membahas fakta – fakta ilmiah al-qur‟an dan hadist sebagai wasilah
peningkatan spritual masyarakat islam.
9

b. Mengungkap Rahasia keimanan, rahasia Syariat Islam dan akhlak


manusia kepada Allah sebagai bentuk pengambdian kepada Allah
ta‟ala.

C. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana konsep Pemikiran Al „Ijâzul Al „Ilmi (Mu‟jizat Ilmiah ) Harun
Yahya dalam Pemberdayaan Masyarakat Islam?
2. Bagaimana pesan dakwah ilmiah yang terkandung da‟wah Al „ijâz Al„ilmi
Harun Yahya dalam pemberdayaan masyarakat islam?

D. Kerangka Pikir
Dakwah ilmiah adalah sebuah kegitan dakwah yang berdimensi intelektual
dan moral, dalam taraf indrawi, manusia menyerap pesan-pesan wahyu yang
kemudian terobsesi melakukan observasi ( perenungan dan pengamatan). Dalam
taraf rasional, manusia melakukan dasar dasar keilmuan pada kegiatan
perenungan tersebut. Dalam taraf isntusi, manusia menghayati penemuanya.
Adapun dalam da‟wah terdapat berbagai macam cara untuk meningkatkan spritual
mad‟u dalam hal ini salah satunya dakwah ilmiah saintifik al - Qur‟an Harun
Yahya sebuah kegiatan dakwah yang dilakukan Harun Yahya dan staff untuk
mengajak umat manusia mengenal keesaan dan keberadaan Allah SWT, dengan
intelektual dan moral dalam taraf indrawi. Harun Yahya menyerap pesan-pesan
wahyu yang kemudian dilanjutkan dengan perenungan dan pengamatan. Kegiatan
ini dilakukan dengan cara mengajak orang - orang disekitarnya untuk berdiskusi.
Salah satu langkah yang diambil Harun Yahya adalah sebelum beliau terjun
mendakwahkan materi-materi tentang eksistensi Allah.
Sang Maha Pencipta Mad‟u, beliau terlebih dahulu melakukan riset yang
mendalam tentang teori-teori evolusi dan mengumpulkan berbagai dokumen dan
informasi yang berhubungan dengannya. Setelah mengumpulkan informasi yang
berlimpah tentang berbagai kebuntuan, kontradiksi dan kebohongan yang terdapat
10

dalam filsafat dan ideologi yang didasarkan atas pengingkaran terhadap Allah
SWT.
Harun Yahya menggunakan informasi tersebut untuk menyebarkan fakta-
fakta yang ada. Dakwah ilmiah Harun Yahya dilakukan dengan menampilkan
ayat-ayat al Qur‟an yang relevan dan mampu memperkuat materi-materi dakwah
yang disampaikan. Pesan dakwah ilmiah Harun Yahya bertujuan untuk
menjelaskan mengenal eksistensi Tuhan yang kemudian dibahas dengan cara
mengkorelasikan antara agama dan sains.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


1. Tujuan Penelitian
a. Untuk Menganalisis kebenaran da‟wah Islam tentang sainstifik al-
qur‟an dan teknologi dalam perspektif Al – Qur‟an dan As – Sunnah.
b. Penelitian mengenengahkan tentang bagaimana respons masyarakat
terhadap kebenaran ilmiyah serta menjadi penguat dalam keyakinan
mereka kepada Al-Qur‟an dan Assunah.
2. Kegunaan Penelitian
a. Penelitian ini sebagai pelengkap studi master prodi Pengembangan
Masyarakat Islam IAIN Raden Intan Lampung.
b. Penelitian ini sebagai wasilah pendekatan Da‟wah dengan fakta
mukjizat ilmiah atau sains sehingga memperkuat Aqidah umat islam.
c. Sebagai syarat kompetensi dalam melengkapi dan memperoleh gelar
Magister Komunikasi Islam (M.Kom.I).

F. Metode Penelitian
1. Jenis dan sifat Penelitian
Dilihat dan jenisnya penelitian ini termasuk penelitian pustaka (library
research), karena membicarakan gagasan-gagasan, ide, dan konsep strategi
dan pemikiran seseorang. Sehingga penelitian ini secara maksimal akan
memanfaatkan data pustaka yang relevan dengan kajian. Lebih spesifiknya
disebut sebagai penelitian sejarah yang menggunakan metode tematik studi.
11

Tematik studi adalah salah satu model history research yang paling dan
banyak digunakan karena sederhana, salah satunya adalah penelitian biografi
tokoh atau autobiografi baik untuk rnengenal pemikiran, ide, konsep strategi
atau karyanya.
Dilihat dan sifatnya, penelitian ini adalah deskriptif analitis. Adapun yang
dimaksud dengan deskriptif menurut. Sumadi suryabrata adalah penelitian
yang semata-mata menggambarkan keadaan dan kejadian atas suatu objek.
Analisis ini merupakan metode yang bersifat analisis istilah dan pendapat,
menjelaskan keyakinan dengan jalan bertanya, membaca, membersihkan,
menyisihkan, dan mengolah di mana akhirnya ditemukan hakikat. Penelitian
ini dimaksudkan untuk mengungkap suatu teori, pandangan hidup, pemikiran
filosofis dan lainnya, yang dalam hal ini objek kajiannya adalah meliputi :
strategi dakwah Harun Yahya dalam meningkatkan spritual Masyarakat
isalam dengan mengunakan pendekatan mu‟jizat ilmiah dan fakta – fakta
kebenaran al – Qur‟an serta penguatanya dengan fakta sains
2. Sumber Data
Sumber penelitian dalam tesis ini dapat diklasifikasikan dalam dua
sumber, sumber primer dan sumber sekunder. Adapun sebagi sumber primer
adalah buku karya Harun yahya yang berhubugan dengan peningkatan
spritual tentang keagungan Allah :
a. Sumber Primer
1) Harun Yahya, Al – Qur‟an dan sains – cetakan Dzikra, juni 2004, 14
Robi‟us Tsani 1425 H. Buku ini menjelaskan bagai mana agama
membimbing sains kepada jalan yang benar, dan juga membahas
keajaiban al – qur‟an dalam pandangan sains seperti pembentukan
alam semesta, pungsi gunung, rahasia dibalik sidik jari, air laut tidak
bercampur dengan air sungai, dan sebagainya sehingga menjadi
menyegaran baru bagi da‟i dan mad‟u tetang memahami islam yang
syaamil dan kaamil.
12

2) Harun Yahya – Fakta – Fakta yang mengungkap rahasia hidup,


Judul Asli ” The Truth Of The Life in This world ”, cetakan Dzikra,
Maret 2014 M.
3) Harun Yahya, penciptaan, Ensiklpedia mu‟jizat ilmiah al – Qur‟an,
Fakta sains Modern atas Ayat – Ayat al – Qur‟an – syaamil books,
sigma dayainsani – cet kedua, Agustus 2014 M.
4) Harun Yahya, keajaiban listrik dalam tubuh, Ensiklpedia mu‟jizat
ilmiah al – Qur‟an, Fakta sains Modern atas Ayat – Ayat al – Qur‟an
– syaamil books, Sygma Daya Insani – cet kedua, Agustus 2014 M.
5) Harun Yahya, keajaiban enzim dan sel, Ensiklpedia mu‟jizat ilmiah
al – Qur‟an, Fakta sains Modern atas Ayat – Ayat al – Qur‟an –
syaamil books, Sygma Daya Insani – cet kedua, Agustus 2014 M.
6) Harun Yahya, keajaiban penciptaan, Ensiklpedia mu‟jizat ilmiah al –
Qur‟an, Fakta sains Modern atas Ayat – Ayat al – Qur‟an – syaamil
books, Sygma Daya Insani – cet kedua, Agustus 2014 M.
7) Harun Yahya, mata, penciuman dan pengecap, Ensiklpedia mu‟jizat
ilmiah al – Qur‟an, Fakta sains Modern atas Ayat – Ayat al – Qur‟an
– syaamil books, Sygma Daya Insani – cet kedua, Agustus 2014 M.
8) Harun Yahya, keajaiban nyamuk, rayap dan lebah Ensiklpedia
mu‟jizat ilmiah al – Qur‟an, Fakta sains Modern atas Ayat – Ayat al
– Qur‟an – syaamil books, Sygma Daya Insani – cet kedua, Agustus
2014 M.
b. Sumber Skunder
1) „Ali Muhammad Ghosnun – Asrorus samawati wal ard fii al –
Qur‟an – Darul al – „Ilmi lilmalayin – kairo mesir 2005 M.
2) Abdurrohman „Amiroh – Min „Ajaib al – Makhlukot baina Manhaj
al – Qur‟an wal „ilmi Hadist – cetakan Darul Haram litturos, - 2006
M.
3) Munir Faris - „ijazul „ilmi Fil Qur‟an wa as-sunnah Nabawi
Shollallahu „alaihi wasallam – Cet. Darul Ibnu Hazm 2011 M.
13

4) Ahmad Syawqi Ibrahim, Al I‟jaz Al „Ilmi Fi Al Hadist An Nabawi


Ensiklpedia Mukjizat Ilmiah Hadist Nabawi – Rahasia Dibalik
Materi – Cet, ke-2, Noember 2014 M.
5) Ahmad Syawqi Ibrahim, Al I‟jaz Al „Ilmi Fi Al Hadist An Nabawi
Ensiklpedia Mukjizat Ilmiah Hadist Nabawi – Kebenaran Risalah
Muhammad SAW – Cet, ke-2, Noember 2014 M.
6) Ahmad Syawqi Ibrahim, Al I‟jaz Al „Ilmi Fi Al Hadist An Nabawi
Ensiklpedia Mukjizat Ilmiah Hadist Nabawi – Manusia dan Proses
Penciptaan – Cet, ke-2, Noember 2014 M.
7) Ahmad Syawqi Ibrahim, Al I‟jaz Al „Ilmi Fi Al Hadist An Nabawi
Ensiklpedia Mukjizat Ilmiah Hadist Nabawi – Rahasia dan Dimensi
waktu – Cet, ke-2, Noember 2014 M.
8) Ahmad Syawqi Ibrahim, Al I‟jaz Al „Ilmi Fi Al Hadist An Nabawi
Ensiklpedia Mukjizat Ilmiah Hadist Nabawi – Rahasia tumbuhan
dan Manfaatnya – Cet, ke-2, Noember 2014 M.
9) Ahmad Syawqi Ibrahim, Al I‟jaz Al „Ilmi Fi Al Hadist An Nabawi
Ensiklpedia Mukjizat Ilmiah Hadist Nabawi – Hakikat jiwa Manusia
– Cet, ke-2, Noember 2014 M.
10) Ahmad Syawqi Ibrahim, Al I‟jaz Al „Ilmi Fi Al Hadist An Nabawi
Ensiklpedia Mukjizat Ilmiah Hadist Nabawi – Serangga, laba laba
dan mikroba – Cet, ke-2, Noember 2014 M.
3. Metode Pengumpulan Data
a. Metode Dokumentasi
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah
dengan metode dokumentasi atau sumber yang bersifat kepustakaan.
Teknik pengumpulan data ini diawali dengan mencari sumber primer,
kemudian ditelaah, dan mencatat data atau sumber yang berkaitan dengan
tema. Kemudian dilakukan pengutipan - pengutipan yang dicatat dengan
lengkap, sehingga dapat dilakukan proses analisis yang berbentuk laporan
penelitian.
14

Mengolah data adalah upaya untuk menghidupkan data menjadi sesuatu


informasi yang dapat dibaca dan fahami. Sebagaimana pernyataan
Winarno bahwa betapapun besarnya jumlah dan tingginya nilai data yang
terkumpul, apabila tidak disusun dalam satu organisai dan diolah menurut
sistematika yang baik, niscaya data itu tetap merupakan bahan yang
membisu. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data adalah
menyeleksi data yang valid dan invalid, lalu memilih data yang valid dan
relevan dengan pembahasan, kemudian menyusun data sistematis dan
runtut.
4. Metode Analisis Data
Analisis menyangkut proses yang lebih konvensional dalam identifikasi
dan representasi pola yang patut diperhatikan, yang bersifat menjelaskan, atau
deskriptif terhadap hasil analisis isi15 Dalam penelitian ini penulis akan
mendeskripsikan isi (materi) dakwah ilmiah Harun Yahya Selanjutnya setelah
data terkumpul maka kemudian dianalisis berdasarkan topik kajian yang
diteliti yaitu Konsep Al „ijâz Al„ilmi Menurut Harun Yahya Dalam
Analisis Pemberdayaan Spritual Masyarakat Islam Hal ini dapat dibuat
sebuah konsep pendekatan kepada masyarakat yang disesuaikan dengan
pengkembangan zaman yang ada, dan disesuaikan dengan masyarakat yang
ada, bagaimana kondisi masyarakat yang ada dizaman Harun Yahya,
kemudian media apa yang sesuai dengan pengmbangan dakwah harun Yahya
sehingga bisa dikembangankan dan ditiru dengan kondisi sekarang ini.

15
Krippendorff, 1993 : 69.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Al ‘Ijâz Al‘Ilmi Dan Pemberdayaan Spiritual Masyarakat Islam


Al „ijâzul Al „Ilmi merupakan cabang Al „ijâzul Al – Qur‟an , Secara
umum para cendekiawan nyaris sepakat dalam klasifikasi 3-4 aspek kemukjizatan
Al-Qurân, Dalam hal ini asfek – asfek Al „ijâzul Al-Qurân terbagi menjadi 4
Aspek : Al I‟jaz Lughawi ( ), Al „ijâzul Al Tasyri‟i (
), Al „ijâz Al Ikhbari ( ), Al „ijâzul Al „Ilmi (
).
1. Al „Ijâzul - Lughawi (Mukjizat dari Segi Bahasa)
Al I‟jaz Lughawi ( ) kemukjizatan dari aspek bahasa. Ia juga
sering diistilahkan dengan istilah lain „Ijâzul Bayani, atau „Ijâzul Balaghi. Ini
adalah aspek terbesar dan paling utama nampak dari Al - Qur‟an. Mayoritas
literatur para cendekiawan yang membahas tentang „Ijâz umumnya
membahas dan mendalami aspek ini dengan berbagai cabang kajiannya.
Secara umum aspek ini dapat terklasifikasi menjadi beberapa cabang kajian
; Aspek balaghah dan fashahah ; tercakup di dalamnya bagaimana Al Qur‟an
menggunakan perangkat-perangkat kebahasaan, seperti tasybih, iijaaz, ithnab,
dan sebagainya. (b) Aspek nazham (susunan redaksi) Al-Qurân; bagaimana
Al-Qurân serasi dalam susunan kalimatnya, nada dan bunyi yang timbul dari
pilihan kalimat, pemilhan untuk mewakili makna& konteks yang dimaksud,
serta keserasian antara ayat dengan ayat lain sebelum dan sesudahnya, dan
sebagainya.
Dari segi kebahasaan (lughawi) dan kesastraannya al-Qur`an mempunyai
gaya bahasa yang khas yang sangat berbeda dengan bahasa masyarakat Arab,
baik dari pemilihan huruf dan kalimat yang keduanya mempunyai makna
yang dalam. Usman bin Jinni (932-1002) seorang pakar bahasa Arab -
sebagaimana dituturkan Quraish Shihab- mengatakan bahwa pemilihan kosa
16

kata dalam bahasa Arab bukanlah suatu kebetulan melainkan mempunyai


nilai falsafah bahasa yang tinggi.
Kalimat-kalimat dalam al-Qur`an mampu mengeluarkan sesuatu yang
abstrak kepada fenomena yang konkrit sehingga dapat dirasakan ruh
dinamikanya, termasuk menundukkan seluruh kata dalam suatu bahasa untuk
setiap makna dan imajinasi yang digambarkannya. Kehalusan bahasa dan
uslub al-Qur`an yang menakjubkan terlihat dari balagoh dan fasohahnya,
baik yang konkrit maupun abstrak dalam mengekspresikan dan
mengeksplorasi makna yang dituju sehingga dapat komunikatif antara Autor
(Allah) dan penikmat (umat).
Kajian mengenai Style Al-Qurân, Shihabuddin menjelaskan dalam
bukunya Stilistika al-Qur`an, bahwa pemilihan huruf dalam al-Qur`an dan
penggabungannya antara konsonan dan vocal sangat serasi sehingga
memudahkan dalam pengucapannya. Lebih lanjut –dengan mengutip Az-
Zarqoni- keserasian tersebut adalah tata bunyi harakah, sukun, mad dan
ghunnah (nasal). Dari paduan ini bacaan al-Qur`an akan menyerupai suatu
alunan musik atau irama lagu yang mengagumkan. Perpindahan dari satu
nada ke nada yang lain sangat bervariasi sehingga warna musik yang
ditimbulkanpun beragam. Keserasian akhir ayat melebihi keindahan puisi, hal
ini dikarenakan al-Qur`an mempunyai purwakanti (asonasi) beragam
sehingga tidak menjemukan. Misalnya dalam surat Al-Kahfi (18: 9-16) yang
diakhiri vocal “a” dan diiringi konsonan yang bervariasi, sehingga tak aneh
kalau mereka (masyarakat Arab) terenyuh dan mengira Muhammad berpuisi.
Sejarah telah menyaksikan bahwa bangsa Arab pada saat turunnya al-
Quran telah mencapai tingkat yang belum pernah dicapai oleh bangsa satu
pun yang ada didunia ini, baik sebelum dan seudah mereka dalam bidang
kefashihan bahasa (balaghah). Mereka juga telah merambah jalan yang
belum pernah diinjak orang lain dalam kesempurnaan menyampaikan
penjelasan (al-bayan), keserasian dalam menyusun kata-kata, serta kelancaran
logika.
17

Oleh karena bangsa Arab telah mencapai taraf yang begitu jauh dalam
bahasa dan seni sastra, karena sebab itulah al-Quran menantang mereka.
Padahal mereka memiliki kemampuan bahasa yang tidak bisa dicapai orang
lain seperti kemahiran dalam berpuisi, syi‟ir atau prosa (natsar), memberikan
penjelasan dalam langgam sastra yang tidak sampai oleh selain mereka.
Namun walaupun begitu mereka tetap dalam ketidakberdayaan ketika
dihadapkan dengan al-Quran.1
Selanjutnya apabila ketidakmampuan bangsa Arab telah terbukti
sedangkan mereka mumpuni dalam bidang bahasa dan sastra, maka terbukti
pulalah kemukjizatan al-Quran dalam segi bahasa dan sastra dan itu
merupakan argumenatasi terhadap mereka maupun terhadap kaum-kaum
selain mereka. Sebab dipahami bahwa apabila sebuah pekerjaan tidak bisa
dilakukan oleh mereka yang ahli dalam bidangnya tentunya semakin jauh lagi
kemustahilan itu bisa dilakukan oleh mereka yang tidak ahli dibidangnya.2
Al-Qurân secara tegas menantang semua sastrawan dan para orator Arab
untuk menandingi ketinggian Al-Qurân, baik dari segi bahasa maupun
susunannya. Namun tidak seorangpun dari mereka yang menjawab tantangan
al-Qur‟an tersebut. Sebab al-Qur‟an memang berada di atas kemampuan
manusia dan tidak mungkin untuk dapat ditandingi, apalagi diungguli, karena
al-Qur‟an itu sendiri bukanlah perkataan atau kalam manusia.3 Kekaguman
pakar-pakar sastrawan dan orator terhadap ketinggian bahasa dan sastra yang
dibawa oleh al-Qur‟an terbukti dengan jelas pada keindahan sastra dan
kehalusan ungkapan bahasa yang terkandung di dalamnya, kendatipun
mereka itu menentang dan memusuhi al-Qur‟an serta Nabi Muhammad Saw.
Kenyataan ini dapat direkam dan dilihat pada beberapa kasus dan pengakuan
mereka berikut ini :
a. Menurut riwayat, al-Walid al-Mughirah, seorang tokoh Qurais terkemuka
pada saat itu, pernah berkunjung kepada Rasulullah Saw., kemudian beliau

1
. Manna‟ al-Qathan, op.cit., h. 331
2
. Muhammad Zarqani, Manahilul Irfan fi Ulumil Quran, Juz III, (Mesir: Isa Al-Babi Al-
Himabi, t.t.) h. 332
3
Usman, Ulumul Qur‟an, (Yogyakarta: Sukses Ofset, 2009), h. 300
18

membaca al-Qur‟an dihadapannya, lalu ia menampakkan rasa simpatinya


kepada al-Qur‟an. Kejadian ini lalu diketahui oleh Abu Jahal, kemudian
Abu jahal berkata kepadanya; “Hai paman, apakah engkau hendak
menghimpun harta kekayaan, sehingga engkau mendatangi Muhammad
untuk memperoleh sesuatu daripadanya? Al-Walid pun menjawab,
“Seseungguhnya seluruh suku Quraisy sudah mengetahui bahwa akulah
yang paling kaya di antara mereka”. Kemudian Abu Jahal berkata,
“Kalau begitu, katakan sesuatu untuk meyakinkan kaummu, bahwa engkau
mengingkari bacaan Muhammad itu”. Lalu al-Walid menjawab, “Aku
bingung apa yang harus kukatakan. Demi Allah, tidak ada yang lebih
mengerti dari aku diantara kalian tentang syi‟ir baik rijaznya, qasyidahnya
maupun segala macam dans egala jenis syi‟ir yang halus dan indah. Demi
Allah! Aku belum pernah mendengar kata-kata yang seindah itu. Itu
bukanlah syi‟ir, bukan sihir dan bukan pula kata-kata tukang sihir atau
tukang ramal seperti yang dikatakan orang selama ini. Sesungguhnya al-
Qur‟an itu ibarat sebuah pohon yang rindang, akarnya terhujam dalam
tanah, susunan kata-katanya amat manis dan sangat enak didengar. Itu
bukan kata-kata manusia. Ia sangat tinggi dan tidak ada yang dapat
menandingi dan mengatasainya.4
b. Utbah bin Rabi‟ah, salah seorang pemuka dan pemimpin Quraisy, ia
mengatakan kepada Abu Jahal, bahwa ia dapat mengimbangi dan
membujuk Muhammad untuk keluar dari agamanya. Kemudian ia berkata
kepada Nabi Muhammad Saw. “Siapakah yang paling baik, anda atau Bani
Hasyim, anda atau abdul Muthalib, anda atau Abdullah? Mengapa anda
mencaci tuhan-tuhan kami dan menyatakan semua kami ini sesat?
Katakanlah, kalau anda menginginkan kekuasaan, anda akan kami angkat
sebagai pemimpin kami, kalau anda ingin perempuan, kami akan
menyerahkan perempuan mana yang anda inginkan, kalau anda ingin
harta, kami bersedia untuk menghimpunnya sehingga anda akan menjadi
orang yang paling kaya di antara kami”. Setelah dia selesai berbicara

4
. Muhammad Ali al-Shabuny, op.cit., h. 104
19

Rasulullah Saw. Menjawab, “Sudah selesaikan anda berbicara? Kalau


sudah, perhatikanlah!” Lalu beliau membaca al-Qur‟an surat al-Fusilat
ayat 1-13. Mendengar ayat itu, Utbah pun terpesona dan termangu-mangu
dengan keindahan gaya bahasanya, kemudian ia minta dengan tulus agar
Rasulullah Saw. tidak melanjutkan bacaannya, sambil terkesima ia
kembali kepada kaumnya, tanpa mengatakan sesuatu sedikitpun. Setelah
dihujani pertanyaan oleh kaumnya, secara jujur ia menyatakan, “Aku
belum pernah mendengar kata-kata yang seindah itu. Itu bukanlah syi‟ir,
bukan sihir dan bukan tukang ramal. Aku minta dengan sangat agar
Muhammad tidak melanjutkan bacaannya supaya kalian tidak terkena
azab. Dan kalianpun mengetahui bahwa apabila Muhammad berbicara
sama sekali tidak pernah berdusta ”.5
c. Nadlar bin Harits juga salah seorang pembesar Quraisy yang sangat
membenci Islam, pada suatu hari setelah ia mendengar ayat-ayat al-Qur‟an
yang dibacakan Nabi Muhammad Saw., ia berkata kepada kaumnya; “Hai
kaumku, sesungguhnya kalian telah mengetahui, bahwa aku belum pernah
meninggalkan sesuatu, melainkan mesti aku mengetahui dan membacanya
serta mengatakan lebih dahulu kepada kalian. Demi Allah, sungguh aku
telah mendengar sendiri bacaan yang biasa diucapkan oleh Muhammad.
Demi Allah, aku sama sekali belum pernah mendengar perkataan seperti
itu. Itu bukan syi‟ir, bukan sihir dan bukan pula ramalan. 6 Itulah beberapa
kasus atau kejadian yang membuktikan bahwa para ahli syi‟ir Arab
bungkam tak berdaya dengan tantangan-tantangan yang ditampilkn Al-
Qur‟an. Mereka tidak bisa menandingi kemahaindahan dan ketinggian ayat
al-Qur‟an dengan gubahan kreasi-kreasi syi‟ir mereka. Setiap kali mereka
mencoba untuk menandingi, mereka selalu mengalami kesulitan dan
kegagalan dan bahkan selalu mendapat cemoohan dan penghinaan dari
masyarakat. Diantara pendusta dan musyrik Arab pada saat itu, yang
mencoba berusaha menandingi al-Qur‟an ialah Musailamah al-Kadzdzab.

5
. Al-Zamakhsyary, Tafsir al-Kassyaff, Juz IV. (Kairo: Dar al-Ilmi, t.th), h. 192
6
.Munawar Khalil, Al-Qur‟an dari Masa ke Masa, (Semarang: Ramadani, t.th), h.67
20

Ia mengaku bahwa dirinyapun mempunyai Al-Qur‟an yang diturunkan dari


langit dan dibawa oleh Malaikat yang bernama Rahman. Di antara
gubahan-gubahannya yang dimaksudkan untuk mendandingi Al-Qur‟an itu
adalah antara lain :
.
Artinya : “Hai katak, anak dari dua katak. Bersihkan apa saja yang
akan engkau bersihkan, bagian atas engkau di air dan bagian bawah
engkau di tanah”. Menanggapi gubahan Musailamah al-Kadzdzab
tersebut, al-Jahiz seorang sastrawan terkemuka, dalam karyanya “al-
Hayawan” memberikan komentar dengan mengatakan‟ “Saya tidak
mengerti apa yang menggerakkan hati Musailamah al-Kadzdzab menyebut
katak dan sebagainya itu. Alangkah kotor gubahan yang dikatakannya
sebagai ungkapan yang sama dengan ayat al-Qur‟an, yang dia katakannya
diturunkan kepadanya sebagai wahyu.”7 Selain Musailamah al-Kadzdzab,
masih banyak lagi tokoh-tokoh masyarakat Arab pada waktu itu yang ingin
menandingi kalam Allah itu, namun selalu mengalami kegagalan sehingga
benarlah al-Qur‟an itu sebagai suatu mukjizat.
2. Al „ijâzul Al Tasyri‟i (Kemukjizatan dari Segi Hukum)
Al „ijâzul Al Tasyri‟i ( ), kemukjizatan pada aspek syariat
yang terkandung dalam Al Qur‟an, bahwa setiap ketentuan, aturan dan
ketetapan dalam Al Qur‟an mengandung hikmah, kebenaran, dan
kemaslahatan bagi makhluk. Dalam sejarah kehidupannya, manusia telah
banyak mengenal berbagai macam doktrin, pandangan hidup, sistem dan
perundang-undangan yang bertujuan membangun hakikat kebahagiaan
individu di dalam masyarakat. Namun tidak satupun daripadanya yang dapat
mencapai seperti yang dicapai al-Qur‟an dalam kemukjizatan tasyri‟-nya.8
Tak kalah menakjubkan lagi ketika al-Qur`an berbicara tentang hukum
(tasyri‟) baik yang bersifat individu, sosial (pidana, perdata, ekonomi serta
politik) dan ibadah. Sepanjang sejarah peradaban umat, manusia selalu

7
. Muhammad Bakar Ismail, op.cit., h. 409
8
. Manna al-Qathan, op.cit., h.345
21

berusaha membuat hukum-hukum yang mengatur sekaligus sebagai landasan


hidup mereka dalam kehidupan mereka. Namun demikian hukum-hukum
tersebut selalu direkonstruksi diamandement bahkan dihapuskan sesuai
dengan tingkat kemajuan intelekstualitas dan kebutuhan dalam kehidupan
sosial yang semakin kompleks. Perkara ini tak berlaku pada al-Qur`an.
Hukum-hukum al-Qur`an selalu kontekstual berlaku sepanjang hayat,
dimanapun dan kapanpun karena al-Qur`an datang dari Zat yang Maha Adil
lagi Bijaksana.
Dalam menetapkan hukum al-Qur`an menggunakan cara-cara sebagai
berikut; Pertama, secara mujmal. Cara ini digunakan dalam banyak urusan
ibadah yaitu dengan menerangkan pokok-pokok hukum saja. Demikian pula
tentang mu‟amalat badaniyah al-Qur`an hanya mengungkapkan kaidah-
kaidah secara kuliyah. sedangkang perinciannya diserahkan pada as-Sunah
dan ijtihad para mujtahid. Kedua, hukum yang agak jelas dan terperinci.
Misalnya hukum jihad, undang-undang peranghubungan umat Islam dengan
umat lain, hukum tawanan dan rampasan perang. Seperti QS. al-Taubah 9:41:

Artinya: “Berangkatlah kamu baik dalam Keadaan merasa ringan


maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah.
yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.”
Ketiga, jelas dan terperinci. Diantara hukum-hukum ini adalah masalah
hutang-piutang QS. Al-Baqarah, 2 : 282. Tentang makanan yang halal dan
haram, QS. An-Nisa` 4:29. Tentang sumpah, QS. An-Nahl 16:94. Tentang
perintah memelihara kehormatan wanita, diantara QS. Al-Ahzab 33:59. dan
perkawinan QS. An-Nisa` 4:22)
Yang menarik diantara hukum-hukum tersebut adalah bagaimana Allah
memformat setiap hukum atas dasar keadilan dan keseimbangan baik untuk
jasmani dan rohani, individu maupun sosial sekaligus ketuhanan. Misalnya
shalat yang hukumnya wajib bagi setiap muslim yang sudah aqil-balig dan
tidak boleh ditinggalkan atau diganti dengan apapun. Dari segi gerakan
22

banyak penelitian yang ternyata gerakan shalat sangat mempengaruhi saraf


manusia, yang intinya kalau shalat dilakukan dengan benar dan khusuk
(konsentrasi) maka dapat menetralisir dari segala penyakit yang terkait
dengan saraf, kelumpuhan misalnya. Juga shalat yang kusuk merupakan
bentuk meditasi yang luar biasa, sehingga apabila seseorang melakukan
dengan baik maka jiwanya akan selamat dari goncangan-goncangan yang
mengakibatbatkan sters hingga gila. Dalam konteks sosial shalat mampu
mencegah perbuatan keji dan mungkar seperti dijelaskan dalam

             

           
 

Artinya: “Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab


(Al Quran) dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat
Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang
lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. ( QS. Al-„Ankabut
29:45 )
Contoh lain misalnya al-Qur`an Ali Imran (2 : 159 )

              

                

   

Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah


lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah
23

mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan


mereka dalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad,
Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang bertawakkal kepada-Nya.”
Dalam ayat ini semua urusan urusan peperangan dan segala bentuk urusan
duniawiyah lainnya, seperti urusan politik, ekonomi, kemasyarakatan dan
lain-lainnya diutamakan dengan bermusyawarah sehingga mendapatkan
keberkahan didalamnya. yang menanamkan sistem hukum sosial dengan
berdasar pada azaz musyawarah. Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah
kamu berlaku lemah Lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras
lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena
itu ma‟afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu
Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
Ayat di atas menganjurkan untuk menyelesaikan semua problem sosial
dengan azaz musyawarah agar dapat memenuhi keadilan bersama dan tidak
ada yang dirugikan. Nilai yang dapat diambil adalah bagaimana manusia
harus mampu bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan kelompoknya,
karena hasil keputusan dengan musyawarah adalah keputusan bersama.
Dengan demikian keutuhan masyarakat tetap terjaga. Ayat selanjutnya
apabila sudah sepakat dan saling bertanggung jawab maka bertawakkal
kepada Allah. Hal ini mengindikasikan harus adanya kekuasaan mutlak yang
menjadi sentral semua hukum dan sistem tata nilai manusia.
Demikianlah karakteristik sekaligus rahasia hukum-hukum Tuhan yang
selalu menjaga keadilan dan keseimbangan baik individu, sosial dan
ketuhanan yang tak mungkin manusia mampu menciptakan hukum secara
kooperatif dan holistik. Oleh karena itu tak salah bila seorang Rasyid Rida -
sebagaimana dikutip oleh Quraish Shihab- mengatakan dalam Al-Manarnya
bahwa petunujuk al-Qur`an dalam bidang akidah, metafisika, ahlak, dan
hukum-hukum yang berkaitan dengan agama, sosial, politik dan ekonomi
24

merupakan pengetahuan yang sangat tinggi nilainya. Dan jarang sekali yang
dapat mencapai puncak dalam bidang-bidang tersebut kecuali mereka yang
memusatkan diri secara penuh dan mempelajarinya bertahun-tahun. Padahal
sebagaimana maklum Muhammad sang pembawa hukum tersebut adalah
seorang Ummy dan hidup pada kondisi di mana ilmu pengetahuan pada masa
kegelapan.9
3. Al „Ijâz Al Ikhbari ( )
Kemukjizatan pada aspek pemberitaan. Al-Qur‟an sangat banyak
mengandung pemberitaan yang terkait hal-hal di luar kebiasaan akal manusia,
dan tidak mungkin diketahui kecuali dari sumber wahyu. Aspek ini
mencakup antara lain; Pemberitaan tentang wilayah ghaib yang mutlak,
semisal tentang Dzat Allah Ta‟ala, malaikat, surga dan neraka. Pemberitaan
tentang masa lampau, semisal; permulaan penciptaan makhluk, dan kisah
umat terdahulu. Pemberitaan tentang masa depan, baik apa yang akan terjadi
pada masa nabi masih hidup, maupun masa depan yang masih jauh.
Pemberitaan tentang apa yang tersimpan dalam jiwa dan hati manusia.
4. Al „Ijâzul Al „Ilmi ( )
Kemukjizatan pada aspek isyarat dan pembicaraan Al Qur‟an tentang sains
dan alam. Inti dari kajian ini adalah bahwa Al Qur‟an mengandung isyarat
ataupun pembicaraan tentang sains dan alam yang secara saintifik baru
dibuktikan di kemudian hari jauh setelah turunnya Al Qur‟an. Adapun Pesan
Pesan Da‟wah Sains atau I‟jaz Ilmi Secara tegas memerintahkan pembacanya
untuk membaca tanda-tanda kekuasaannya yang ada dalam kaun. I‟jâz al-
„Ilmi al-Qur‟ân, -sebagaimana ia sangat menjadi perhatian pada zaman
belakangan ini sebagai bentuk :
a. Kecocokan yang mendasar antara keterangan-keterangan al-Qur‟ân
denganhakikat-hakikat pengetahuan alam yang diungkap oleh para
ilmuan.

9 Ade Sanjaya, Kemukjizatan Al-Quran dari Aspek Tasyri‟ (Hukum),


http://aadesanjaya.blogspot.com
25

b. Pelurusan al-Qur‟ân terhadap pemikiran-pemikiran batil yang telah


tersebar pada beberapa generasi berbeda mengenai rahasia penciptaan.
c. Jika dirangkum keterangan al-Qur‟ân, akan di dapati antara satu ayat
dengan ayat lainnya saling melengkapi, sehingga tampaklah kebenaran-
kebenaran ilmiah, padahal jika diteliti lebih lanjut antara ayat-ayat
tersebut turun secara terpisah pisah.
d. Adanya hikmah-hikmah al-Qur‟ân yang tidak terungkap ketika awal
turun al-Qurân, tetapi justru terungkap seiring dilakukannya penelitian-
penelitian di lapangan ilmu pengetahuan yang beragam.
e. Tidak adanya pertentangan antara keterangan al-Qur‟ân mengenai
sesuatu hal dengan hasil penelitian-penelitian ilmiah. Ini berbeda
dengan kitab suci lain, yang antara keterangannya terkadang terdapat
kontradiktif dengan realitas ilmiah. Didalam al – qur‟an Allah
menjelakan semua ucapan, perbuatan yang dilakukan oleh Rosululloh
Muhamad Saalallahu‟alihi wasallam bukanlah perkataan sia – sia
melaikan semua dari wahyu Allah ta‟ala :

             

          

Artinya : “Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru. 2.


Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa
nafsunya 3. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan
(kepadanya). 4. Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat
kuat.5. Yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan
diri dengan rupa yang asli. (An- Najm : 2- 5)
5. Al „Ijâzul Al „Ilmi menurut Ijtihat Ulama‟
Menurut syaikh Abdul Majid al – Zandani salah satu ulama terkemuka
diyaman, dan salah satu pendiri yayasan ijazul ilmiah lil-Qur‟an wa as-
sunnah bimakkah mukaromah mengatakan : Ijazul Ilmi adalah mengungkap
26

ma‟na – ma‟na yang terkandung didalam al – qur‟an, dalam pandangan


ilmiah dan melali proses percobaan pada – ilmu ilmu alam. Yang mana hal ini
belom ada diaman Rosululloh sallallahu‟alaihi wasalam.10
Dr. Dzaglul an – najjar Al „Ijâzul Al „Ilmi (Mu‟jiazt Ilmiah) adalah :
Menunujkan isyarat tentang hakikat kauniah dan keagunganya yang mana
pemahaman penemuan ini belom sampai pada zaman dahulu dan baru
diungkap setelah proses baru sekarng ini setelah 10 abat yang lalu, dan tidak
mungkin membanyangkan tentang kemulianan dan keagungan penciptaan ini
selain penciptaan Allah subhanahu wata‟ala, dan juga sebagai bukti kebenran
mukjiza nubuha Nabi Muhammad Sallallahu‟alaihi wasalam sebagai nabi
akhir zaman11
Seiring dengan penemuan-penemuan sains modern, dan kemunduran kaum
muslimin pada level pengaruh ilmu pengetahuan dan peradaban. Meskipun
sebenarnya perhatian terhadap aspek ini sudah dimulai sejak abad
pertengahan. Tepatnya Fakhruddin Ar - Razi (w 606 H) dalam karyanya
Mafatihul Ghaib sudah banyak membahas aspek ini. Namun demikian,
sepanjang sejarahnya kajian pada aspek ini tidak begitu mendapat perhatian
besar bahkan cenderung terjadi ikhtilaf para ulama apakah AlQur‟an benar-
benar mengandung aspek I‟jaz Ilmi.
Para cendekiawan yang mengkaji aspek ini memiliki tujuan dasar untuk
membuktikan kebenaran Islam dan Al - Qur‟an, serta membangkitkan „izzah
(kebanggaan) kaum muslimin dengan agamanya. Derasnya kajian pada
bidang ini menimbulkan persoalan secara ilmiah, karena definisi, rambu-
rambu, dan koridornya malah belum begitu banyak dibahas sehingga belum
begitu jelas. Para peneliti dan cendekiawan justru lebih banyak berkutat pada
upaya pencocokan antara penemuan sains modern dengan ayat-ayat
AlQur‟an, meskipun secara tafsiriah belum tentu ayat tersebut memaksudkan
demikian. Hal yang sering luput dalam banyak kajian tentang I‟jaz Ilmi (

10
Nadir Darwis Muhammad - „ijizal ilmiah lil – qur‟an wa sunnah wa shilatuhu bimanhaj
da‟wah al – islamiah, Maktabah al – Iman kairo 2011 M – 1432 H.
11
. Dr. Dzaglul an – najjar Al – Ardu fil – Qur‟an al – Karim - Hal 69 Maktabah al –
Ma‟rifah Bairut. Cetakan pertaman 1426 H.
27

kemukjizatan ilmiah) adalah hubungan antara Tafsir Ilmi (Tafsir Ilmiah)


dengan Al „Ijâzul Al „Ilmi (Kemukjizatan Ilmiah).
Padahal mestinya Al „Ijâzul Al „Ilmi tidak mungkin berdiri sendiri tanpa
Tafsir Ilmi, karena pembuktian suatu penemuan modern bahwa ia
diisyaratkan atau dibunyikan oleh AlQur‟an –dimana hal ini merupakan
concern dari Al „Ijâzul Al „Ilmi - harus lah dibangun di atas Tafsir –penjelasan
dan pemahaman akan makna ayat yang benar-, sehingga betul-betul ada
korelasi antara makna yang dimaksud oleh ayat dengan penemuan sains
modern yang sedang dibuktikan tersebut. Penekanan pada hal ini cukup
penting, karena upaya pencocokan tanpa definisi dan rambu -rambu jelas
boleh jadi blunder, karena nash Al - Qur‟an pada dasarnya bersifat final,
sedangkan penemuan sains modern boleh jadi belum final dan masih
mungkin terkoreksi.
Secara kritis, pengaitan antara istilah Tafsir dan I‟jaz dengan istilah Ilmi
(sains) juga tak luput dari problem. Karena istilah tersebut baik Tafsir Ilmi
maupun Al „Ijâzul Al „Ilmi menggambarkan pengaruh dikotomi antara ilmu
sains dengan non sains. Seakan tafsir yang tidak menggunakan pendekatan
sains terapan tidaklah ilmiah. Karenanya para cendekiawan tafsir yang
melakukan studi kritis terhadap istilah ini menambahkan istilah Tafsir Ilmi
Tajribi (Tafsir Ilmiah Terapan) yang bermakna bahwa
yang dimaksud adalah pendekatan penafsiran Al-Qur‟an berdasar ilmu-ilmu
sains terapan. Prof Fahd Ar-Rumi, seorang Guru Besar Ilmu Al-Qur‟an pada
King Saud University mendefinisikan Tafsir Ilmi Tajribi :

Artinya: “Usaha seorang mufassir dalam menyingkap korelasi antara


ayat-ayat Al-Qur‟an yang bersifat kauniyah, dan penemuan sains terapan
dalam rangka menampakkan kemukjizatan Al-Qur‟an.”
28

Definisi di atas dikoreksi oleh cendekiawan lain, Prof Adil AsSyiddi, Guru
Besar Ilmu AlQur‟an pada universitas yang sama, karena semata-mata
menyingkap korelasi bukanlah tafsir. Karenanya ia mendefinisikannya :

Artinya : “ Penggunaan sains terapan untuk menambah penjelasan makna


ayat-ayat AlQur‟an dan memperluas kandungan-kandungannya”.
Dari definisi tersebut nampak bahwa ilmu terapan lah yang menjadi alat
pembantu untuk memahami nash, dan bukan penilai kebenaran nash tersebut.
Dia juga menambahkan ketika hasil dari Tafsir Ilmi Tajribi tersebut
digunakan untuk membuktikan kebenaran risalah Muhammad saw, maka saat
itu ia menjadi I‟jaz Ilmi Tajribi (kemukjizatan AlQur‟an dalam aspek sains
terapan). Patut digaris bawahi, inti dari kajian I‟jaz Ilmi Tajribi adalah
keyakinan bahwa Al-Qur‟an mengandung isyarat-isyarat dan pembicaraan
tentang alam dan ilmu pengetahuan, yang secara realitas baru terbukti jauh
setelah Al-Qur‟an diturunkan, dan belum diketahui pada masa nabi saw. Hal
ini menunjukkan kebenaran Al-Qur‟an, bahwa tak mungkin ia buatan
makhluk. Sebagaimana Allah menurunkan Al-Qur‟an, Dia pula yang
menciptakan alam, tak mungkin ada kontradiksi. Dalam upaya memahami
korelasi antara penemuan sains terapan dengan makna Al-Qur‟an, perlu
adanya rambu-rambu agar tak melampaui batas. Karena secara riil banyak
upaya yang justru malah serampangan dan cenderung mencocok-cocokkan
meski sebenarnya tak ada kaitan. Rambu-rambu Tafsir Ilmi Tajribi antara
lain;
a. Terpenuhinya syarat-syarat mufassir pada orang yang melakukan upaya
Tafsir Ilmi Tajribi, dan memiliki pengetahuan yang cukup tentang sains
modern yang digunakan untuk menafsirkan Al-Qur‟an.
b. Hendaknya Tafsir Ilmi Tajribi ini tidak menutupi aspek-aspek lain dari
pembahasan tafsir ayat-ayat yang sedang dibahas.
c. Tidak mem-finalkan bahwa Tafsir Ilmi Tajribi yang diyakininya adalah
satu-satunya tafsir yang maqbul (diterima).
29

d. Mencukupkan penafsiran pada hakikat ilmiah yang sudah final, bukan


pada teori atau pun hipotesa.
e. Tidak memaksakan lafaz Al - Qur‟an agar sesuai dengan penafsiran
sains yang diinginkan padahal secara bahasa tidak berkait.
f. Tidak menjadikan aspek-aspek ghaib sebagai objek Tafsir Ilmi.
g. Terlepas dari diskursus di atas tentang definisi I‟jaz Ilmi Tajribi, secara
faktual Al-Qur‟an memang mengandung isyarat-isyarat ilmiah –
sebagaimana istilah Prof Quraish Shihab-, patut pula digaris bawahi
untuk tidak menganggap Al-Qur‟an sebagai buku sains dalam standar
yang kita pahami.
6. Tema – Tema Pesan Dakwah Al „Ijâzul Al „Ilmi
Keajaiban Ilmiah Al Quran dalam perspertif Harun Yahya :
a. Tema pesan dakwah sains / Ijazul „Ilmiah tentang aqidah
1) Mengenal Allah dengan akal
2) Menyikap Rahasia Alam Semseta
3) Pesona Di Angkasa Raya
4) Keajabiban Penciptaan Alam Semesta
5) Keajaiban penciptaan Gunung
6) Kaajaiban mata, penciuman dan pengecap
7) Kaajaiban nyamuk, rayap dan lebah12
b. Tema pesan dakwah sains / ijazul „ilmiah tentang syariat‟
1) Mu‟jiat Ilmiah dari Sholat lima waktu
2) Mu‟jiat Ilmiah Puasa Bagi kesehatan
3) Kebenaran risalah Isra‟ dan mi‟roj Rosululloh Muhammad
Sallallahu‟alihi wasallam
c. Tema pesan dakwah sains atau ijazul „ilmiah tentang akhlak
1) Mu‟jizat Ilmiah Larangan berbohong
2) Melihat Kebaikan Di Segala Hal
3) Fakta Fakta Yang Mengungkap Hakikat Hidup13

12
Harun Yahya - Ensiklopedia Mukjizat Ilmiah al – Qur‟an dan Hadist - cetakan kedua,
Agustus 2014 M, PT Syigma Examedia Arkanleema – Syaamil Books
30

B. Teori Pemberdayaan Spritual Masyarakat Islam


1. Pengertian Pemberdayaan Spritual
Pemberdayaan berasal dari bahasa Inggris “empowerment” yang secara
harfiah bisa diartikan sebagai “pemberkuasaan”, dalam arti pemberian atau
peningkatan “kekuasaan” kepada masyarakat yang lemah atau tidak
beruntung.14 masyarakat yang lemah atau kurang beruntung disadarkan dan
diberi rangsangan sehingga kehidupan masyarakat tersebut lebih berdaya.
Dalam memberdayakan suatu masyarakat, konsep pemberdayaan yang
dijalankan tentunya berbeda-beda, melihat keadaan suatu masyarakat yang
diberdayakan. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan
meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun
berkelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan terkait upaya
peningkatan kualitas hidup, kemandirian, dan kesejahteraannya. Sondang P.
Siagaan yang dikutip oleh Khoriddin dalam buku Pembangunan Masyarakat
menjelaskan bahwa pemberdayaan masyarakat meliputi beberapa tujuan
(1). Keadilan sosial (2). Kemakmuran merata (3). Perlakuan yang sama di
mata hukum (4). Kesejahteraan material, mental, dan spiritual (5).
Kebahagiaan untuk sesama (6). Ketenteraman dan keamanan.15
Pemberdayaan adalah upaya memperluas horison pilihan bagi masyarakat.
Iniberarti masyarakat diberdayakan untuk melihat dan memilih sesuatu yang
bermanfaat bagi dirinya dengan memakai logika ini, dapat dikatakan bahwa
masyarakat yang berdaya adalah yang dapat memilih dan mempunyai
kesempatan untuk mengadakan pilihan-pilihan.16
Pemberdayaan spritualitas masyartakat merupakan eksistensi yang suci
dan tertiggi dikarnakan konsep ini berbicara maslah keimanan kepada Allah
SWT. Dengan meningkatkan pemberdayaan spritual masyarakat islam ini
harapanya menjadikan masyaratat yang ta‟at kepada Allah dan menjadikan

13
Ahmad syauqi Ibrahim- Ensiklopedia Mukjizat Ilmiah Hadist Nabawi - cetakan kedua,
Agustus 2014 M, PT Syigma Examedia Arkanleema – Syaamil Books
14
Abu Huraerah, Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat; model dan Strategi
Pembangunan Berbasis Kerakyatan, h.82
15
Khoriddin, Pembangunan Masyarakat, (Yogyakarta: Liberty, 1992), h. 29
16
Nanih Mahendrawaty dan Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam h.41
31

keberkahan dan kemakmuran dalam masyarakat tersebut. Sebagaimana Allah


perfirman dalam Al- Qur‟an :

          

       

Artinya: “Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan


bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari
langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka
Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS : Al-A‟raf : 96)
Dalam ayat ini Allah menuntukan syarat agar menjadi masyarakat atau
negara yang makmur dan punduduk masyarakat mau beriman dan
meningkatkan sprituali kepada Allah pastilah allah berikan kemuliaan. Dari
ayat ini dapat disimpulkan antaranya- sebagai berikut Masyarakat yang
penduduknya bertaqwa, dan memupnya Spritual yang tinggi akan diberikan
dan dibukakan pintu-pintu keberkahan di langit dan bumi, Negeri yang
penduduknya banyak berlaku tindak kejahatan akan ditimpa bencana dan
musibah.
Allah menyebutkan bahwa sekiranya penduduk suatu negeri beriman
dengan hati dengan keimanan yang jujur dan dibenarkan oleh perilaku, dan
mereka mengenakan pakaian ketaqwaan kepada Allah lahir batin dengan
meninggalkan seluruh apa yang Allah haramkan, tentu Dia akan
membukakan keberkahan-keberkahan langit dan bumi kepada mereka. Allah
akan mengirimkan hujan lebat dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan di muka
bumi yang dengannya mereka (penduduk negeri) dan hewan-hewan ternak
dapat melangsungkan kehidupan dalam kemewahan hidup dan melimpahnya
rizki, tanpa kesukaran, capek, kepayahan, dan jerih payah.
32

2. Pengertian Intelektual dan Spritual


Pengertian Spiritualitas Menurut perspektif bahasa „spiritualitas‟ berasal
dari kata „spirit‟ yang berarti „jiwa‟17 Dan istilah “sipiritual” dapat
didefinisikan sebagai pengalaman manusia secara umum dari suatu
pengertian akan makna, tujuan dan moralitas18
Menurut sebagian ahli tasawuf „jiwa‟ adalah „ruh‟ setelah bersatu dengan
jasad penyatuan ruh dengan jasad melahirkan pengaruh yang ditimbulkan
oleh jasad terhadap ruh. Sebab dari pengaruh-pengaruh ini muncullah
kebutuhan-kebutuhan jasad yang dibangun oleh ruh.19 Oleh karena itu, bisa
dikatakan bahwa jiwa merupakan subjek dari kegiatan “spiritual”. Penyatuan
dari jiwa dan ruh itulah untuk mencapai kebutuhan akan Tuhan. Dalam
rangka untuk mencerminkan sifat-sifat Tuhan dibutuhkan standarisasi
pengosongan jiwa, sehingga eksistensi jiwa dapat memberikan keseimbangan
dalam menyatu dengan ruh. Jiwa sebagaimana yang telah digambarkan oleh
seorang tokoh sufi adalah suatu alam yang tak terukur besarnya, ia adalah
keseluruhan alam semesta, karena ia adalah salinan dari-Nya segala hal yang
ada di dalam alam semesta terjumpai di dalam jiwa, hal yang sama segala apa
yang terdapat di dalam jiwa ada di alam semesta, oleh sebab inilah, maka ia
yang telah menguasai alam semesta, sebagaimana juga ia yang telah
diperintah oleh jiwanya pasti diperintah oleh seluruh alam semesta.20
Ruh merupakan jagat spiritualitas yang memiliki dimensi yang terkesan
Maha Luas, tak tersenutuh ( untouchable ), jauh di luar sana (beyond).21
Disanalah ia menjadi wadah atau bungkus bagi sesuatu yang bersifat rahasia.

17
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka, Jakarta, 1986,
hlm. 963
18
Charles H. Zastrow, The Practice Work, University of Wisconsin, An International
Thompson Publishing Company, White Water, 1999, hlm. 317
19
Sa‟id Hawa, Jalan Ruhaniah, terj : Drs. Khairul Rafie‟ M. dan Ibnu Tha Ali, Mizan,
Bandung, 1995, hlm. 63
20
Seyyed Hossein Nasr, Tasawuf Dulu dan sekarang, terj : Abdul Hadi W.M., Mengutip
dari Syaikh al-„Arabi al-Darqawi, Letter of a Sufi, hlm. 4
21
Seyyed Hossein Nasr, Jembatan Filosofis dan Religius Menuju Puncak Spiritual ; Antara
Tuhan, Manusia, dan Alam, terj : Ali Noer Zaman, IRCISoD, Yogyakarta, hlm. 7
33

Dalam bahasa sufisme ia adalah sesuatu yang bersifat esoterisme (bathiniah)


atau spiritual.
Dalam esoterisme mengalir spiritualitas agama-agama. Dengan melihat
sisi esoterisme ajaran agama atau ajaran agama kerohanian, maka manusia
akan dibawa kepada apa yang merupakan hakikat dari panggilan manusia.
Dari sanalah jalan hidup orang-orang beriman pada umumnya ditujukan
untuk mendapatkan kebahagiaan setelah kematian, suatu keadaan yang dapat
dicapai melalui cara tidak langsung dan keikutsertaan simbolis dalam
kebenaran Tuhan, dengan melaksanakan perbuatan-perbuatan yang telah
ditentukan. Dalam dunia kesufian „jiwa‟ atau „ruh‟ atau „hati‟ juga merupakan
pusat vital organisme kehidupan dan juga, dalam kenyataan yang lebih halus,
merupakan “tempat duduk” dari suatu hakikat yang mengatasi setiap bentuk
pribadi.22
Para sufi mengekspresikan diri mereka dalam suatu bahasa yang sangat
dekat kepada apa yang ada dalam al-Qur'an dan ekspresi ringkas terpadu
mereka yang telah mencakup seluruh esensi ajaran. Kebenaran-kebenaran
ajarannya mudah mengarah pada perkembangan tanpa batas dan karena
peradaban Islam telah menyerap warisan budaya pra Islam tertentu, para guru
sufi dapat mengajarkan warisannya dalam bentuk lisan atau tulisan. Mereka
menggunakan gagasan-gagasan pinjaman yang telah ada dari warisan-warisan
masa lalu cukup memadai guna menyatakan kebenaran-kebenaran yang harus
dapat diterima jangkauan akal manusia waktu itu dan yang telah tersirat
dalam simbolisme sufi yang ketat dalam suatu bentuk praktek yang singkat.
Dari warisan-warisan yang telah ada – yaitu kebenaran-kebenaran hakiki –
dari para kaum sufi, maka terciptalah prilaku-prilaku yang memiliki tujuan
objektif (Tuhan) tidak lain seperti halnya esoterisme dalam agamaagama
tertentu, langkah awal untuk menjadikan umatnya mencari tujuan yang
objektif, mereka memiliki metode-metode khusus untuk menggali tingkat
spiritualitasnya. Oleh karena itu, penelitian mengenai pengalaman keagamaan

22
Titus Burckhardt, Mengenal Ajaran Kaum Sufi, PT. Dunia Pustaka Jaya, Jakarta, 1984,
hlm.
34

merupakan kegiatan yang tidak pernah surut dari sejarah. Hal ini disebabkan
karena pengalaman keagamaan, tidak akan pernah hilang, dan tidak pernah
selesai untuk diteliti.
Dari pengalaman-pengalaman keagamaan (religiusitas) itulah akan
memberikan dampak positif bagi individu yang menjalaninya. Sebagaimana
telah tampak bahwa kegersangan spiritual semakin meluas hal itu terdapat
pada masyarakat modern, maka pengalaman keagamaan semakin didambakan
orang untuk mendapatkan manisnya spiritualitas (the taste of spirituality).23
The taste of spirituality, bukanlah diskursus pemikiran, melainkan ia
merupakan diskursus rasa dan pengalaman yang erat kaitannya dengan makna
hidup. Dalam khazanah Islam, pengalaman keagamaan tertinggi yang pernah
berhasil dicapai oleh manusia adalah peristiwa “mi‟raj” Nabi Muhammad
SAW., sehingga peristiwa ini menjadi inspirasi yang selalu dirindukan hampir
semua orang, bahkan apapun agamanya.
Kebutuhan manusia akan Tuhan-nya merupakan fitrah yang tidak bisa
dinisbatkan manusia. Jika manusia menisbatkan fitrahnya itu berarti manusia
tersebut telah memarjinalkan potensi beragamanya atau spiritualnya. Seperti
halnya firman Allah SWT dalam surat ar-Ruum ayat 30 :

             

          



Artinya: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama


Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut

23
. Ahmad Anas, Menguak Pengalaman Sufistik ; Pengalaman Keagamaan Jama‟ah Maulid
al-Diba‟ Giri Kusuma, Pustaka Pelajar, Yogyakarta Bekerja Sama dengan Walisongo Press,
Semarang, 2003, hlm. 17
35

fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus;
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”
Fitrah Allah maksudnya ciptaan Allah. Manusia diciptakan Allah
mempunyai naluri beragama yaitu agama tauhid. Kalau ada manusia tidak
beragama tauhid, maka hal itu tidaklah wajar. mereka tidak beragama tauhid
itu hanyalah lantaran pengaruh lingkungan. Adapun pengertian Intelektual
ada beberapa definisi intelektelektual, diantaranya:
a. Intelektual merupakan suatu kumpulan kemampuan seseorang untuk
memperoleh ilmu pengetahuan dan mengamalkannya dalam
hubungannya dengan lingkungan dan masalah-masalah yang timbul24.
b. Pengertian intelektual menurut Cattel adalah kombinasi sifat-sifat
manusia yang terlihat dalam kemampuan memahami hubungan yang
lebih kompleks, semua proses berfikir abstrak, menyesuaikan diri dalam
pemecahan masalah dan kemampuan memperoleh kemampuan baru.
c. David Wechsler mendefinisikan intelektual sebagai kumpulan atau
totalitas kemampuan seseorang untuk bertindak dengan tujuan tertentu,
berpikir secara rasional, serta menghadapi lingkungan secara efektif.
Jadi, intelektual adalah kemampuan untuk memperoleh berbagai
informasi berfikir abstrak, menalar, serta bertindak secara efisien dan
efektif.
3. Pengertian Masyarakat Islam
Pengertian Islam menurut bahasa :
a. Salam : Selamat, aman sentausa,sejahtera Kata salam terdapat dalam
Al-Quran surat Al-An‟am : 54.

      


       

              

 

24
Gunarsa, 1991
36

b. Aslama, artinya menyerah atau masuk Isalm. Kata aslama terdapat


dalam Al-Quran surat Al-Baqarah :112.

  
      
     
        
 
    
  
     
    
     
  

    

Artinya: “(Tidak demikian) bahkan Barangsiapa yang menyerahkan


diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, Maka baginya pahala
pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan
tidak (pula) mereka bersedih hati.” Begitu juga dalam Al-Quran surat An-
Nisa‟ : 125 Allah menjelaskan :

             

    

Artinya: “Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang
yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun
mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan
Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.” Begitu juga Allah
menyebutkan kata Aslam dalam Al-Quran Al-Quran surat Al-An‟am : 14.

              

           

Artinya: “Katakanlah: "Apakah akan aku jadikan pelindung selain dari


Allah yang menjadikan langit dan bumi, Padahal Dia memberi Makan dan
tidak memberi makan?" Katakanlah: "Sesungguhnya aku diperintah
37

supaya aku menjadi orang yang pertama kali menyerah diri (kepada
Allah), dan jangan sekali-kali kamu masuk golongan orang musyrik."
c. Silmun, artinya keselamatan atau perdamaian Kata Silmun terdapat
dalam surat Al-Baqarah : 208.

           

    

Artinya:“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam


Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.
Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” Begitu Juga dalam
Al – Qur‟an Surat Muhammad : 35 Allah mejelaskan kata Silmun .

             

Artinya: “Janganlah kamu lemah dan minta damai Padahal kamulah


yang di atas dan Allah pun bersamamu dan Dia sekali-kali tidak akan
mengurangi pahala amal-amalmu.”
d. Salamun, artinya tangga, kendaraan Pengertian Islam secara istilah
adalah agama Allah ( Samawi ) yang diwahyukan kepada Rasul-Nya
sejak Nabi Adam As hingga yang terakhir Nabi Muhammad SAW.
Secara vertikal Islam mengajarkan agar manusia tunduk,patuh dan
menyerahkan diri kepada hukum Allah. Sedangkan secara horizontal
Islam mengatur bagaimana seharusnya manusia melakukan hubungan
dengan dirinya,bagaimana ia dapat hidup damai,tentram dan bahagia
lahir dan batin serta dunia dan akhirat.25
Agama itu untuk mengatur seluruh aspek kehidupan manusia baik
aspek keyakinan, ibadah, sosial, hukum, politik, ekonomi, akhlak dan
lain sebagainya maupun untuk pedoman hidup bagi seluruh umat

25
Zaky Mubarok Latif dkk, Akidah Islam, (Yogyakarta: UII Press 2001), hlm.60
38

manusia agar dapat tercapai kehidupan yang diridhoi Allah SWT dan
kebahagiaan hidup di dunia Akhirat.26
Jadi Masyarakat Islam adalah kelompok manusia dimana hidup
terjaring kebudayaan Islam, yang diamalkan oleh kelompok itu sebagai
kebudayaannya. Dalam artian kelompok itu bekerja sama dan hidup
bersama berasaskan prinsip Al-Qur‟an dan Hadist dalam kehidupan.27
Masyarakat dalam pandangan Islam merupakan alat atau sarana untuk
melaksanakan ajaran-ajaran Islam yang menyangkut kehidupan
bersama. Karena itulah masyarakat harus menjadi dasar kerangka
kehidupan duniawi bagi kesatuan dan kerja sama umat menuju adanya
suatu pertumbuhan manusia yang mewujudkan persamaan dan
keadilan.28

26
Ibid, hlm.60
27
Drs. Sidi Gazalba, Masyarakat Islam Pengantar Sosiologi dan Sosiografi, (Jakarta:
Bulan Bintang 1976), hlm.126
28
Drs. Kaelany HD,M.A, op cit, hlm.157
BAB III
BIOGRAFI HARUN YAHYA

A. Kondisi Keluarga dan Sosial Harun Yahya


Harun yahya adalah seorang da’i dan Ilmuan Islam. Nama aslinya adalah
Adnan Oktar lahir pada tanggal 2 Febuari tahun 1956 M di Ankara, Turki, Adnan
Oktar berasal dari keluarga di Istanbul yang kaya dan aktif secara sosial. 1 Dari
tahun 1982 sampai 1984, dia membentuk bentuk kelompok yang terdiri dari 20
sampai 30 orang. Kelompok itu juga diikuti oleh para pelajar sekolah menengah
swasta yang berasal dari keluarga yang terkemuka dan aktif secara sosial dengan
status ekonomi yang tinggi yang baru saja menjadi relijius. Edip Yüksel menyebut
bahwa Adnan Oktar mengajar dengan lembut dan dalam cara yang modern
kepada anak-anak dari kelas sosial atas itu, tanpa mengintimidasi mereka, Versi
halus dan urban dari Said Nursi."2 Ibu beliau, Ny. Mediha Oktar, menuturkan
bahwa pada masa itu beliau hanya tidur beberapa jam saja di malam hari, sebagian
besar sisa waktu beliau gunakan untuk membaca, membuat catatan dan
menyimpan kumpulan catatan tersebut.
Beliau membaca ratusan buku, termasuk karya-karya pokok tentang
Marxisme, komunisme dan filsafat materialistik, dan mempelajari buku-buku
ideologi kiri, termasuk karya-karya klasik ataupun literatur-literatur lain yang
jarang dibaca orang. Beliau meneliti karya-karya tersebut, menandai bagian-
bagian penting dan membuat catatan-catatan di bagian belakang buku tersebut.
Hal ini membuat beliau sangat tahu tentang filsafat-filsafat serta ideologi-ideologi
tersebut, jauh lebih tahu dibandingkan para pendukung ideologi itu sendiri. Beliau
juga melakukan riset yang mendalam tentang teori evolusi yang dianggap sebagai
landasan ilmiah dari ideologi-ideologi tersebut dan mengumpulkan berbagai
dokumen dan informasi yang berhubungan dengannya.
Setelah mengumpulkan November 2006 M Agustus 2005 M, informasi yang
berlimpah tentang berbagai kebuntuan, kontradiksi dan kebohongan yang terdapat

1
Guardian: "Muslim creationist Adnan Oktar challenges scientists to prove evolution"
2
Grove, Thomas (9 May 2008). "Turkish Islamic author given 3-year jail sentence"
40

dalam filsafat dan ideologi yang didasarkan atas pengingkaran terhadap Allah ini;
tanpa membuang-buang waktu lagi, Adnan Oktar menggunakan informasi
tersebut untuk menyebarkan fakta-fakta yang ada.
Dalam pengajaran keagamaannya, dia menentang Marxisme, komunisme
dan filsafat materialistis. Dia menekankan pentingnya menyanggah teori evolusi
dan Darwinisme3 karena dia merasa bahwa hal itu telah menjadi ideologi yang
digunakan untuk menyeabrkan materialisme dan ateisme, serta berbagai ideologi
terkait lainnya. Dia secara pribadi mendanai pamflet yang berjudul Teori Evolusi4
yang menggabungkan " mistisisme dengan retorika ilmiah."5
Pada tahun 1986 dia masuk ke Jurusan Filsafat di Universitas Istanbul. Berita
mengenai Adnan muncul di majalah Nokta (Titik). Diberitakan bahwa dia
mengumpulkan kawan-kawannya dan menggelar pengejarannya di sebuah masjid.
Banyak mahasiswa, kebanyakan dari Universitas Bosforus, salah satu uinversitas
paling bergengsi di Turki, ikut berpartisipasi. Nama Adnan Oktar mulai muncul
secara rutin di media massa, kadang-kadang sebagai kepala berita.
Pada tahun itu juga dia menerbitkan sebuah buka berjudul Yudaisme dan
Freemansory, berdasarkan teori konspirasi bahwa media, kelompok politik,
universitas, dan lembaga negara dipengaruhi oleh suatu "kelompok tersembunyi".6
Di kemudian hari, topik-topik semacam itu banyak ditulis olehnya.
Adnan Oktar ditangkap, dan dituntut atas tuduhan menyebarkan revolusi
teokratis. Dia ditahan selama 19 bulan, meskipun dia tidak pernah secara resmi
didakwa.7 Dia ditahan di klinik penjara, dan kemudian di Rumah Sakit Jiwa
Bakirkoy, tempat dia didiagnosa menderita kelainan kejiwaan obsesif kompulsif
dan skizofrenia.21 Ia menghabiskan 10 bulan di rumah sakit jiwa, hingga akhirnya
dinyatakan sehat oleh dokter militer, tapi dia juga mengeluh bahwa media-media

3
Turkish scientists confront creationists' theory
4
"Islamic Scientific Creationism". Ncse.com. Diakses tanggal 10 April 2012.
5
Turkish Creationist Movement Tours American College Campuses". Ncse.com. 1
February 2007.
6
Heneghan, Tom. "Harun Yahya preaches Islam, slams Darwin and awaits Jesus".
Blogs.reuters.com.
7
Turkey evolves as creationist center". Hurriyet Daily News. Turkey
41

di Turki menyebarkan berita bahwa dia gila.8 Adnan Oktar juga mengklaim
bahwa dia dimasukkan ke institusi kejiwaan sebagai hukuman karena menerbitkan
bukunya.9
Sepanjang tahun 1980-an dan awal 1990-an, Adnan Oktar membangun
komunitasnya. Para pengikutnya terutama aktif merekrut di sanggraloka musim
panas di sepanjang pesisir Laut Marmara. Organisasi sosial dalam kelompok
tersebut menjadi lebih hirarkis dan lebih bersifat Mesias.10 Adnan Oktar
mengatakan bahwa karena anarki dan teror pada masa itu, dia tidak dapat
meneruskan studinya. Dia telah mulai menulis buku, jadi setelah meninggalkan
studinya, dia mencurahkan energinya untuk buku-bukunya.11

B. Riwayat Pendidikan Harun Yahya ( Andan Oktar )


Harun Yahya tumbuh besar di Ankara, dan tinggal di sana hinggal lulus
SMA. Di sana pula dia mempelajari karya-karya Said Nursi,12 seorang
cendekiawan Muslim Kurdi yang menulis Risale-i Nur, sebuah ulasan Qur'ani
yang meliputi ideologi keagamaan dan politik yang komprehensif. Pada tahun
1979, Adnan Oktar pergi ke Istanbul dan memasuki Universitas Mimar Sinan.
Masa tersebut ditandai dengan kekejaman dan represi di Turki berujung pada
pendirian junta militer menyusul kudeta September 1980 M. Lingkungan di Turki
menjadi salah satu tempat yang tidak stabil dalam hal politik dan kultural,
terancam oleh politik Perang Dingin, dan benturan antara kaum modernis sekuler
Kemal Attatur dan kebangkitan militansi Islam.

8
Israeli Delegation to Interfaith Dialogue in Turkey". Israelnationalnews.com. 19 January
2010
9
The 500 Most Influential Muslims" (PDF). The Royal Islamic Strategic Studies Centre
of Jordan. 2010
10
Numbers, Ronald (2009). Galileo Goes to Jail. Cambridge: Harvard University Press.
11
Reuters: Turks: Atheism Is the 'Root of Terrorism'". Archive.newsmax.com. 22
November 2006.
12
Bediüzzaman Said Nursî (1878 – 23 Maret 1960) adalah seorang ulama Islam
terkemuka yang menulis Risale-i Nur.
42

Dalam lingkungan semacam itu ia secara rutin pergi ke Masjid Molla di


lokalitas Fındıklı, dekat dengan akademi seni tempat belajar arsitektur interior,
untuk berdoa tidak peduli ancaman apapun.13
Sejak sebelum Adnan Oktar memulai kuliah di Universitas Mimar Sinan,
Istanbul, institusi pendidikan tersebut telah berada di bawah pengaruh berbagai
organisasi ilegal berhaluan Marxisme, sehingga pemikiran kekirian tampak jelas
mendominasi kampus. Setiap orang, apakah ia staf di sebuah fakultas ataupun
mahasiswa, adalah sosok materialis yang berpola pikir atheis. Sungguh, para
staf pengajar mengambil setiap kesempatan yang ada untuk menyebarkan filsafat
materialistik dan Darwinisme dalam kuliah-kuliah yang mereka berikan
kendatipun dua hal ini tidak ada hubungannya dengan topik kuliah mereka. Dalam
lingkungan dimana ajaran agama dan akhlaq tidak dipedulikan dan sama sekali
ditolak, Adnan Oktar menyeru orang-orang di sekitar beliau kepada keesaan dan
keberadaan Allah. Sebagaimana mungkin telah dimaklumi, dalam kondisi
demikian, Islam tidak diberi kesempatan untuk tumbuh berkembang.
Hampir ke setiap orang, termasuk para mahasiswa dan staf pengajar di
universitas, beliau mendakwahkan keberadaan dan keesaan Allah, serta ADVl
Qur’an, Kitab Suci yang diwahyukan Allah, dengan menggunakan bukti-bukti
saintifik. Di tengah-tengah pembicaraan di kantin kampus, di koridor-koridor di
saat jam istirahat, seseorang dapat melihat beliau sedang menjelaskan kelemahan
dan kesalahan filsafat materialistik dan Marxisme dengan mengambil cuplikan
dari buku-buku yang menjadi referensi dari ideologi itu sendiri. Beliau
memberikan perhatian khusus kepada teori evolusi. Teori yang dimunculkan oleh
kelompok tertentu untuk melawan fakta penciptaan ini diyakini sebagai sesuatu
yang benar oleh para mahasiswa universitas secara luas.
Dengan menggunakan kedok sains, teori tersebut sebenarnya bertujuan untuk
meracuni dan menghancurkan akidah dan akhlaq dari para pemuda tersebut.
Seandainya makar jahat dari kebohongan ilmiah ini tidak dibongkar, maka akan
muncul generasi penerus yang sama sekali tidak memiliki nilai-nilai spiritual,

13
The Wall Street Journal, "An Islamic Creationist Stirs a New Kind of Darwinian
Struggle", March 17, 2009
43

moral dan religious. Edip Yukesl, yang mengenalnya pada masa itu,
menggambarkannya sebagai "Sunni fanatik" Pada awal tahun 1980-an, dia
mengumpulkan beberapa mahasiswa untuk berbagi pemikiran mengenai Islam.

C. Aktifitas Dan Apresiasi Harun Yahya


Harun Yahya atau Adnan Hoca, adalah seorang penulis dan kreasionis Islam.
Ia merupakan penentang teori evolusi, Darwinisme dianggapnya sebagai sumber
terorisme. Adnan Oktar menjalankan dua organisasi yang di dalamnya dia juga
merupakan Presiden Kehormatan, yaitu Bilim Araştırma Vakfı atau BAV
"Yayasan Penelitian Sains", didirikan pada tahun 1990, yang bertujuan
mempromosikan kreasionisme, serta Milli Değerleri Koruma Vakfı " Yayasan
Perlindungan Nilai Nasional", didirikan pada tahun 1995M. yang bertujuan
mempromosikan nasionalisme Turki.14
Dalam dua dekade terakhir, Adnan Oktar banyak terlibat dalam sejumlah
kasus hukum, baik sebagai terdakwa maupun penggugat. Oktar menganut
kreasionisme Bumi lama. Ia adalah seorang anti -Zionis dan anti-Mason, yang
dianggapnya sebagai dua gerakan yang saling terkait. Meskipun ia menolak
tuduhan anti-Semit, dan mengklaim bahwa paham tersebut berakar pada
15
kekafiran dan Darwinisme, Ia juga dianggap sebagai seorang penyangkal
Holocaust,16 berdasarkan bukunya Soykırım Yalanı (Kebohongan Holocaust).
Namun belakangan, dalam wawancara dengan The Guardian (2007) ia
menyangkal telah menulis buku ini. Adnan Oktar menetap di Ankara hingga
akhirnya pindah ke Istanbul pada tahun 1979.17 Dia telah membuat ratusan buku,
buklet, poster, dokumenter, dan CD. Buku-bukunya dibuat dengan mewah,
dengan kertas berkualitas tinggi dan penuh gambar berwarna, dan dijual di toko
buku Islam di seluruh dunia. Pada tahun 2007, ia mengirim ribuan kopi Atlas

14
. Sevim (February 27, 2009). "Turkey evolves as creationist center". Hurriyet Daily
News. Diakses tanggal 2016-03-17.
15
Islamdenouncesantisemitism.Com Antisemitism (Diakses Pada 18 Juli 2015)
16
www.talkorigins.org Harun Yahya and Holocaust Revisionism (diakses pada 18 Juli
2015)
17
www.harunyahya.com The life and works of Adnan Oktar (diakses pada 18 Juli 2015)
44

Penciptaan18 untuk menyebarkan kreasionisme Islam di kalangan museum ilmiah,


anggota Kongres, dan Ilmuwan Amerika. Namun buku buatannya mendapat
respon negatif, diantaranya karena sejumlah kesalahan yang dilakukannya,
termasuk saat menyebut gambar ular laut sebagai belut. Kontroversi lain adalah
saat ia memasukkan gambar umpan pancing milik Graham Owen tanpa izin.[15]
Meski kemudian ia memperbaiki kesalahan-kesalahannya di versi daring
miliknya, sejumlah pihak masih menyindirnya dengan mengatakan buku Atlas
Penciptaannya telah 'berevolusi'.
Pada tahun 1990, dia mendirikan Bilim Araştırma Vakfı (BAV),19 atau, dalam
bahasa Indonesia, Yayasan Penelitian Sains atau BAV, dan dalam bahasa Inggris,
Science Research Foundation atau SRF ). Adnan Oktar mendirikan Yayasan
Penelitian Sains untuk menggelar konferensi dan seminar untuk kegiatan ilmiah "
yang sasarannya adalah kesadaran masyarakat mengenai apa yang sebenarnya
menjadi penyebab konflik sosial dan politik",20 yang dia sebut sebagai
materialisme dan Darwinisme. Beberapa media menggambarkan BAV sebagai "
sekte Islam rahasia"[31] dan "organisasi mirip kultus, yang secara waspada
menjaga rahasia kekayaannya yang besar." Anggota-anggota BAV kadang disebut
sebagai Adnan Hocacılar ("Pengikut Adnan Sang Hodja") oleh masyarakat luas.21
Pada tahun 1994 Partai Kesejahteraan ( Partai Refah ) yang merupakan partai
islam, pendahulu Partai Keadilan dan Perkembangan (AKP), meraih kemenangan
di munisipalitas Istanbul dan Ankara. Walikota yang baru ( Istanbul adalah Recep
Tayyip Erdoğan, dulu perdana menteri Turki dan Presiden Turki ) berusaha
mencari dukungan yang lebih luas. Jurnalis dan editor Fatih Altayli mengklaim
bahwa Adnan Oktar membuat perjanjian bisnis dengan munisipalitas yang
dikuasai Partai Kesejahteraan. Tuduhan tersebut dibantah oleh Adnan Oktar, yang
berujung pada tuduhan terhadap Fatih Altayli dengan beragam hasil. Pada tahun

18
Yahya, Hârun; Rossini, Carl Nino; Evans, Ron; Mossman, Timothy (2006). "Atlas of
creation". Global Publishing. OCLC 86077147.
19
http://ncse.com/rncse/19/6/cloning-creationism-turkey [Taner Edis, "Cloning
Creationism in Turkey", 1999]
20
Harrison, Peter (2010). The Cambridge Companion to Science and Religion.
Cambridge: Cambridge University Press.
21
Cloning Creationism in Turkey". National Center for Science Education. RNCSE 19
(6): 30–35
45

1995, Adnan Oktar mendirikan Yayasan Perlindungan Nilai Nasional ( YPNN


atau dalam bahasa Turki Millî Değerleri Koruma Vakfı, dan dalam bahsa Inggris
Foundation for Protection of National Values atau FPNV). Melalui lembaga
tersebut, dia menjalin jaringan dengan orang-orang dan organisasi-organisasi
nasionalis Turki kosnervatif lainnya berdasarkan ideologi Mustafa Kemal Atatürk,
pendiri Republik Turki.22
Pada tahun 1997, setelah intervensi militer lainnya, yakni "kudeta tak
bedarah" 1997, pemerintahan Erbakan diturunkan dan Partai Kesejahteraan
dibubarkan. Menurut majalah New Humanist, pemerintahan AKP yang sekarang,
menghindari hubungan politik dengan Adnan Oktar dan organisasinya.23 Pada
September 1999 M, Adnan Oktar ditahan dan dituduh mengancam untuk
kepentingan pribadi dan membuat organisasi dengan tujuan melakukan
kejahatan.24 Setelah menjadi proses peradilan selama dua tahun, pada akhirnya dia
dinyatakan bebas.
Setelah 11 September 2001 dan serangan WTC, Oktar menerbitkan sebuah
buku berjudul Islam Denounces Terrorism. Dalam bukunya, Oktar lebih banyak
membicarakan dialog antaragama, berupaya untuk menyatukan para penganut dari
beragam golongan25. Menurutnya Muslim, Kristen, dan Yahudi harus bersatu
melawan pengaruh Darwinisime yang merusak, yang dia anggap sebagai
penyebab fasisme, anti-Semitisme dan holocaust.26
Sejak saat itu, BAV telah menyelenggarakan ratusan konferensi mengenai
kreasionisme di Turki serta di seluruh dunia. Adnan Oktar mendirikan perusahaan
penerbitan yang besar dengan terbitan yang dijual melalui toko buku Islam di
seluruh dunia.27 Dia disebut-sebut sebagai "salah satu penulis paling dikenal luas
di dunia Muslim". Acara televisinya ditonton oleh banyak orang di dunia Arab.

22
Green, Toby (29 September 2008). "Creationist offers prize for fossil proof of
evolution". London: The Independent. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-12-24.
23
The New York Times, "Islamic Creationist and a Book Sent Round the World", July
17, 2007
24
In the beginning". The Economist. 19 April 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30
April 2007
25
Lengagne, Guy (8 June 2007). "The dangers of creationism in education". Council of
Europe
26
Harun Yahya". Masonluk.net
27
"Islam Denounces Antisemitism .com". Islam Denounces Antisemitism .com
46

Adnan Oktar berdakwah tentang "Persatuan Islam Turki", yang dia percaya dapat
membawa perdamaian ke seluruh dunia Islam di bawah kepemimpinan Turki.28
Pada tahun 2007 dia menyebarkan ribuan kopi bukunya yang berjudul Atlas
Penciptaan, yang isinya mendakwahkan Islam dan kreasionisme, ke sekolah-
sekolah dan perguruan tinggi di beberapa negara Eropa serta Amerika Serikat.
Setahun kemudian kasus tahun 1999 dibuka kembali oleh pengadilan lainnya.
Adnan Oktar didakwa dan divonis tiga tahun penjara. Namun Adnan Oktar
mengajukan banding dan pada Mei 2010 dihasilkan putusan yang berbeda. Pada
masa-masa ini dia terlibat dalam banyak gugatan defamasi dengan beragam hasil.
Dalam beberapa kasus dia sukses dalam memblokir situs web terkenal di Turki
atas tuduhan fitnah, termasuk situs Richard Dawkins, selain juga keseluruhan situs
Wordpress.
Pada tahun 2010 M, Adnan Oktar terpilih sebagai satu dari lima puluh orang
teratas dari 500 Muslim Paling Berpengaruh di dunia oleh Royal Islamic Strategic
Studies Centre of Jordan atas kontribusinya dalam penyebaran kreasionisme
dalam konteks Islam, serta banyak terbitan lainnya yang tersebar luas yang
berkaitan dengan topik-topik Islam.29 Pada 21 Maret 2011, Oktar memulai siaran
televisi pada saluran satelit A9 yang menyiarkan secara langsung wawancara dan
kuliah malamnya.30

D. Pengaruh dan Pendukung Harun Yahya


Harun Yahya memperoleh nilai yang tinggi dalam tes masuk Universitas
Mimar Sinan. Beliau memiliki kemampuan yang mengagumkan dalam bidang
seni lukis. Meskipun demikian, beliau tidak melupakan tujuannya untuk
berdakwah. Berbekal tekad dan komitmen, beliau terus berdakwah menyebarkan
kalimat Allah SWT. kepada orang-orang di sekitar meskipun belum ada
pendukungnya. Pada tahun 1982 M, untuk pertama kali, beberapa mahasiswa baru

28
"HarunYahya.com: What form must the struggle against atheist freemasonry take?".
Us3.harunyahya.com.
29
. The 500 Most Influential Muslims" (PDF). The Royal Islamic Strategic Studies
Centre of Jordan. 2010. Diakses tanggal 10 April 2012
30
Dawkins, Richard (2008-07-07). "Venomous Snakes, Slippery Eels and Harun
Yahya". Richard Dawkins Foundation for Reason and Science. Diakses tanggal 2008-10-17.
47

Universitas Mimar Sinan memutuskan untuk mendukung Adnan Oktar dalam


dakwahnya.
Seiring dengan bergantinya bulan dan tahun, jumlah para pemuda yang
sependapat dengan beliau bertambah. Keajaiban dalam ciptaan Allah SWT.,
kepalsuan pandanganpandangan golongan Marxis yang merupakan ideologi
dominan waktu itu adalah tema utama dari pembicaraan Adnan Oktar dengan para
pemuda ini. Tahun 1982 hingga 1984, sebuah kelompok yang beranggotakan
sekitar 20-30 orang telah terbentuk. Pada tahun 1984, beberapa pemuda yang
merupakan anak dari kalangan keluarga terhormat di Istanbul diperkenalkan
kepada beliau. Mereka berasal dari keluarga yang dikenal, memiliki kedudukan
serta status ekonomi yang tinggi dalam masyarakat. Selama berdiskusi dengan
Adnan Oktar, para pemuda ini memahami secara menyeluruh pentingnya nilai-
nilai akhlak dan mulai merubah pola hidup mereka. Ketaatan mereka terhadap
akhlak Islam sungguh membuat takjub masyarakat di sekitar mereka tinggal.
Selama dua tahun setelah tahun 1984, pembicaraan yang diadakan bersama
dengan para pemuda yang waktu itu masih duduk di bangku sekolah menengah
tingkat atas swasta di Istanbul berkisar masalah akhlak. Selama tahun-tahun ini,
Adnan Oktar tidak lagi belajar di universitas Mimar Sinan. Beliau terdaftar
sebagai mahasiswa di sebuah fakultas baru di Universitas Istanbul, jurusan
Filsafat. Para pemuda yang bertemu Adnan Oktar sangatlah bersimpati kepada
beliau dan sangat kagum atas perilaku, pandangan dan sikap beliau yang santun.
Oleh karena para pemuda ini juga memperkenalkan beliau kepada teman-teman
mereka, sejumlah besar siswa sekolah menengah tingkat atas berkesempatan
untuk bertemu dengan beliau. Nama beliau muncul untuk pertama kali di majalah
Nokta (Titik) pada tahun 1986 dan ini adalah kali pertama beliau dikenal
masyarakat luas31
Selain itu ada banyak tokoh muslim yang mendukung dakwah beliau.
Beberapa diantaranya adalah DR. Ir. Imaduddin Abdurrahim, M.Sc. dan Wali
Razi. Wali Razi adalah seorang Menteri Negara Urusan Agama, Republik Islam

31
. www.harunyahya.com diunduh tanggal 10/2/2016 jam 03: 11 AM).
48

Pakistan beliau adalah Wali Razi. Menurut Wali Razi karya-karya yang ditulis
Harun Yahya membuatnya menyimpan kekaguman yang mendalam terhadap
keyakinan dan pengetahuan pengarangnya. Beliau yakin karya-karya tersebut
merupakan harta yang sangat berharga bagi semua generasi muda di seluruh
dunia32
Tokoh lain yang mendukung dakwah harun Yahya adalah DR. Ir. Imaduddin
Abdurrahim, M.Sc. Beliau adalah seorang ilmuwan dan da‟ i ternama Indonesia.
Beliau Tidak hanya berfikir ilmiah sebagai seorang akademisi, tapi menuangkan
apa yang menjadi keyakinannya dalam sebuah gerakan kaderisasi khususnya bagi
kalangan cendekiawan Muslim kampus. Kegiatan kederisasi didesain untuk
membentuk gerakan Islam yang berorientasi amaliah dengan dasar pijakan nilai
tauhid uluhiyah , tidak sekedar keyakinan (tauhid rububiyah)33 Menurut beliau
Harun Yahya memiliki kemampuan untuk membuktikan secara ilmiah bahwa apa-
apa yang terkandung di dalam Alquran merupakan kebenaran yang sesuai dengan
ilmu pengetahuan.34

E. Pemikiran Harun Yahya tentang kejaiban ilmiah Al – Qur’an


Empat belas abad yang lalu, Allah menurunkan Al Quran kepada umat
manusia sebagai kitab penuntun. Allah menyeru umat manusia mengikuti Al
Quran agar dapat menemukan kebenaran. Sejak Al Quran diturunkan hingga tiba
hari perhitungan, kitab suci terakhir ini tetap menjadi satu-satunya tuntunan bagi
umat manusia. Gaya bahasa Al Quran yang tak tertandingi, dan ilmu tinggi di
dalamnya adalah bukti nyata ia merupakan firman Ilahi. Di samping itu, Al Quran
mempunyai banyak sifat ajaib yang membuktikan bahwa ia adalah pengungkapan
kebenaran dari Allah. Salah satu keajaiban itu adalah fakta bahwa sejumlah
kebenaran ilmiah yang baru dapat diungkap manusia dengan teknologi abad ke-
20, telah dinyatakan Al Quran pada 1400 tahun lalu.

32
. http://www.bukuanakmuslim.com/pustakasains- populer-islami-puspi/ diunduh tanggal
17/06/2015 jam 12:22
33
.http://ahmadalim.blogspot.com/2010/12/pemikiran-dangerakan-imaduddin.html
diunduh tanggal 17/06/2015 jam 12: 24.
34
.http://www.bukuanakmuslim.com/pustaka-sains-populer islamipuspi/diunduh tanggal
17/06/2015 jam 12:22.
49

Tentu saja, Al Quran bukan buku sains. Namun, banyak fakta ilmiah yang
dinyatakan secara sangat mendalam dan padat dalam ayat-ayat-Nya, baru
ditemukan dengan tekno-logi abad ke-20. Fakta-fakta ini tidak mungkin bisa
diketahui pada saat Al Quran diturunkan, dan ini justru lebih mem-buktikan
bahwa Al Quran adalah firman Allah.Untuk memahami keajaiban ilmiah Al
Quran, pertama kita harus melihat tingkatan sains ketika kitab suci ini diturunkan.
Pada abad ke-7, ketika Al Quran diturunkan, masya-rakat Arab mempunyai
banyak kepercayaan takhayul dan tanpa dasar dalam hal-hal ilmiah. Karena
rendahnya teknologi untuk mengkaji alam dan jagat raya, masyarakat Arab dahulu
percaya pada legenda-legenda warisan generasi lampau. Se-bagai contoh, mereka
mengira bahwa gunung-gunung menopang langit di atasnya. Mereka percaya
bahwa bumi datar dan ada gunung-gunung tinggi pada kedua ujungnya.
Pegunungan ini dianggap tiang-tiang yang menyangga langit jauh di atas.
Namun, semua kepercayaan takhayul masyarakat Arab ini telah dihapuskan
dengan Al Quran. Dalam ayat kedua Surat Ar Rad, dikatakan :

      

Artinya: Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang…” (QS. Ar-Rad,


13:2). Ayat ini menggugurkan kepercayaan bahwa langit tetap di atas karena
ditopang pegunungan. Dalam banyak bidang lain, fakta penting diungkapkan
ketika tak seorang pun mampu mengetahui-nya. Al Quran yang diturunkan ketika
manusia mengetahui hanya sedikit astronomi, fisika, atau biologi, berisi fakta-
fakta kunci seperti penciptaan alam semesta, penciptaan manusia, struktur
atmosfer, dan keseimbangan rumit yang memungkinkan kehidupan di atas bumi.
Sekarang, mari kita cermati sebagian keajaiban ilmiah yang diungkapkan Al
Quran.
50

1. Pemikiran harun yahya tentang pembentukan Alam Semesta


Asal mula alam semesta diuraikan Al-Quran dalam ayat berikut:

                  

  


Artinya: “Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak
padahal Dia tidak mempunyai istri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan
Dia menge-tahui segala sesuatu.” (QS. Al An'aam, 6: 101)
Informasi yang diberikan Al Quran ini sepenuhnya sesuai dengan temuan
sains masa kini. Kesimpulan yang dicapai astrofisika saat ini adalah bahwa
seluruh alam semesta, bersamaan dengan dimensi materi dan waktu, muncul
sebagai akibat dari ledakan besar yang terjadi dalam ketiadaan waktu.
Peristiwa ini, yang dikenal sebagai “Big Bang”, membuktikan bahwa alam
semesta telah diciptakan dari ketiadaan sebagai hasil ledakan satu titik
tunggal. Kalangan ilmiah modern sependapat bahwa ―Big Bang” adalah satu-
satunya penjelasan masuk akal yang dapat dibuktikan untuk permulaan dan
pembentukan alam semesta. Sebelum “Big Bang”, materi itu tidak ada.
Dari kondisi ―ketiadaan‖ ketika materi, energi, bahkan waktu, tidak ada,
dan kondisi itu hanya dapat digambarkan secara metafisis materi, energi, dan
waktu diciptakan. Fakta yang ditemukan baru-baru ini oleh fisika modern,
telah diumumkan kepada kita dalam Al Quran 1400 tahun lalu. 35
2. Teori Harun yahya tentang Perluasan Alam Semesta
Di dalam Al Quran yang diturunkan 14 abad lalu, ketika ilmu astronomi
masih primitif, perluasan alam semesta telah digambarkan seperti ini :

     

Artinya: “Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan
sesungguhnya Kami benar-benar meluaskan-nya.” (QS. Adz Dzaariyaat, 51:
47

Harun Yahya, Al – Qur’an dan sains, memahami kandungan al-quran dengan sains,
35

cetakan – PT. Syamil citra media bandung, Hal - 80


51

Kata ―langit‖, seperti di-nyatakan dalam ayat ini, diguna-kan di pelbagai


tempat dalam Al Quran dengan arti ruang angkasa dan alam semesta. Di sini,
kata itu digunakan lagi dengan arti tersebut. Dengan kata lain, dalam Al
Quran diungkapkan bahwa alam semesta mengalami ―per-luasan‖. Dan ini
tepat sama dengan kesimpulan yang dicapai sains saat ini. Sampai awal abad
ke-20, satu-satunya pandangan yang berlaku di dunia sains adalah bahwa
―alam semesta mempunyai sifat konstan dan ada sejak waktu tak ber-hingga‖.
Tetapi, penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan
teknologi modern mengungkapkan bahwa alam semesta sesungguhnya
mempunyai per-mulaan, dan bahwa ia secara terus-menerus meluas.
Pada awal abad ke-20, ahli fisika Rusia, Alexander Friedmann, dan
kosmolog Belgia, Georges Lemaître, secara teoretis menghitung bahwa alam
semesta bergerak secara konstan dan bahwa ia meluas. Fakta ini telah
dibuktikan juga dengan data pengamatan pada tahun 1929. Mengamati langit
dengan teropong bintang, Edwin Hubble, ahli astronomi Amerika, menemu-
kan bahwa bintang-bintang dan galaksi-galaksi secara konstan saling
menjauhi. Alam semesta, ketika segalanya bergerak saling menjauhi berarti ia
secara konstan meluas. Pengamatan yang dilakukan pada tahun berikutnya
memastikan bahwa alam semesta secara konstan ber-kembang. Fakta ini telah
dijelaskan di dalam Al Quran ketika hal itu belum diketahui siapa pun. Ini
karena Al Quran adalah firman Allah, Yang Maha Pencipta, dan Maha
Penguasa seluruh alam semesta.36
3. Teori Harun Yahya tentang Orbit
Ketika merujuk pada matahari dan bulan dalam Al Quran, ditekankan
bahwa masing-masing bergerak dalam orbitnya sendiri.

            

Harun Yahya, ― The al – qur’an leades the way to sains “ Al – Qur’an dan sains,
36

memahami kandungan al-quran dengan sains, cetakan – PT. Syamil citra media bandung, Hal - 81
52

Artinya: “Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari
dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar pada garis edarnya.”
(QS. Al Anbiyaa', 21: 33)
Disebutkan dalam ayat lain pula bahwa matahari tidak statis tetapi
bergerak dalam orbit tertentu:

         

Artinya: “Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah


ketetapan Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui.” (QS. Yaasin, 36: 38)
Fakta-fakta yang telah disampaikan Al Quran ini ditemukan dengan
pengamatan perbintangan di masa kini. Menurut perhitungan ahli astronomi,
matahari bergerak dengan kecepatan sangat tinggi yaitu 720.000
kilometer/jam ke arah bintang Vega dalam orbit tertentu yang disebut Solar
Apex. Hal ini berarti bahwa matahari bergerak kira-kira 17.280.000
kilometer/hari. Bersama matahari, semua planet dan satelit di dalam sistem
gravitasi matahari juga menempuh jarak yang sama. Lebih jauh, semua
bintang di alam semesta berada dalam gerakan terencana yang sama. Bahwa
seluruh alam semesta dipenuhi jalur dan orbit seperti ini, ditulis dalam Al
Quran sebagai berikut :

   

Artinya: ―Demi langit yang mempunyai jalan-jalan.” (QS. Adz-


Dzaariyaat, 51: 7) Ada sekitar 200 miliar galaksi di alam semesta yang terdiri
dari hampir 200 miliar bintang pada setiap galaksi. Sebagian besar bintang
mempunyai planet, dan sebagian besar planet mempunyai satelit. Semua
benda luar angkasa ini bergerak dalam orbit yang diperhitungkan dengan
tepat. Selama berjuta-juta tahun, setiap benda langit ini "beredar" pada
orbitnya sendiri dalam keselarasan dan keteraturan sempurna dengan lainnya.
Selain itu, komet juga bergerak bersama di orbit-orbit yang ditentukan bagi
mereka.
53

Orbit di alam semesta tidak hanya dimiliki oleh benda angkasa. Galaksi
juga berjalan dengan kecepatan luar biasa pada orbit yang terencana dan
diperhitungkan. Selama pergerakan ini, tidak satu pun benda angkasa
memotong jalur sesamanya, atau saling bertabrakan.
Tentu saja pada waktu Al Quran diturunkan, umat ma-nusia tidak
mempunyai teropong bintang masa kini atau teknologi pengamatan yang
maju untuk mengamati jutaan kilometer ruang angkasa, juga tidak
mempunyai penge-tahuan fisika atau astronomi modern. Karenanya, pada
waktu itu, tidak mungkin menentukan secara ilmiah bahwa ruang angkasa
―mempunyai jalan-jalan‖ seperti yang dinya-takan dalam ayat Al Quran.
Tetapi, ini dinyatakan secara terbuka kepada kita dalam Al Quran yang
diturunkan pada waktu itu: karena Al Quran adalah firman Allah.37

Harun Yahya, ― The al – qur’an leades the way to sains “ Al – Qur’an dan sains,
37

memahami kandungan al-quran dengan sains, cetakan – PT. Syamil citra media bandung, Hal. 83
BAB IV
IMPLEMENTASI DAKWAH AL ‘IJÂZ AL‘ILMI DALAM
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ISLAM

A. Konsep Dakwah Ilmiah Harun Yahya


1. Ide-ide dasar Dakwah Ilmiah Harun Yahya
Dakwah ilmiah adalah sebuah kegiatan dakwah yang berdimensi
intelektual dan moral. Dalam taraf inderawi, manusia menyerap pesan pesan
wahyu yang kemudian terobsesi melakukan observasi (perenungan dan
pengamatan). Dalam taraf rasional, manusia meletakkan dasar-dasar keilmuan
pada kegiatan perenungan tersebut. Dalam taraf intuisi, manusia menghayati
penemuannya.
Dakwah ilmiah Harun Yahya yaitu sebuah kegiatan yang dilakukan oleh
Harun Yahya dan staff untuk mengajak umat manusia mengenal keesaan dan
keberadaan Allah SWT. dengan intelektual dan moral. Dalam taraf indrawi,
Harun Yahya menyerap pesan-pesan wahyu yang kemudian dilanjutkan
dengan perenungan dan pengamatan. Kegiatan ini dilakukan dengan cara
mengajak orang-orang disekitarnya untuk berdiskusi. Salah satu langkah yang
diambil Harun Yahya adalah sebelum beliau terjun mendakwahkan materi-
materi tentang eksistensi Allah Sang Maha Pencipta kepada para mad’u,
beliau terlebih dahulu melakukan riset yang mendalam tentang teori-teori
yang dianggap sebagai landasan ilmiah dari ideologi-ideologi tersebut, dalam
hal ini adalah teori evolusi dan mengumpulkan berbagai dokumen dan
informasi yang berhubungan dengannya. Setelah mengumpulkan informasi
yang berlimpah tentang berbagai kebuntuan, kontradiksi dan kebohongan
yang terdapat dalam filsafat dan ideologi yang didasarkan atas pengingkaran
terhadap Allah SWT. Adnan Oktar menggunakan informasi tersebut untuk
menyebarkan fakta-fakta yang ada.
Dakwah ilmiah Harun Yahya dilakukan dengan menampilkan ayat ayat
al-Qur’an yang relevan dan mampu memperkuat materi-materi dakwah yang
hendak disampaikan. Pesan dakwah ilmiah Harun Yahya bertujuan untuk
55

menjelasakan mengenai eksistensi Tuhan yang kemudian dibahas dengan cara


mengkorelasikan antara agama dan sains. Harun Yahya adalah seorang da‟ i
yang mampu menjadi agen perubahan sosial menuju arah masa depan dalam
keseimbangan dunia dan akhirat. Ini sesuai dengan teori yang disampaikan
oleh Ali Syariati tentang ciri da’i yang tercerahkan dalam bukunya Ahmad
Annas yaitu:
Dakwah ilmiah Harun Yahya dilakukan dengan menampilkan ayat ayat al-
Qur’an yang relevan dan mampu memperkuat materi-materi dakwah yang
hendak disampaikan. Pesan dakwah ilmiah Harun Yahya bertujuan untuk
menjelasakan mengenai eksistensi Tuhan yang kemudian dibahas dengan cara
mengkorelasikan antara agama dan sains. Harun Yahya adalah seorang da’i
yang mampu menjadi agen perubahan sosial menuju arah masa depan dalam
keseimbangan dunia dan akhirat. Ini sesuai dengan teori yang disampaikan
oleh Ali Syariati tentang ciri da’i yang tercerahkan dalam bukunya Ahmad
Annas yaitu : Memiliki diskursus keilmuan yang komprehensif dalam bidang-
bidang. Sosial kemasyarakatan, bukan hanya sekedar memiliki dogma
akidah-tauhidiyah yang minim dengan dalil-dalil nornatifsubyektif.
Memiliki wawasan keilmuan/ pemikiran dan daya empiris yang luas dan
kuat, sehingga argumentasi-argumentasi yang disampaikan berdaya ilmiah
(argumentative-filosofis) dan mampu membawa umat pada dunia luas untuk
ditelusuri dengan akalnya bukan sekedar mendakwahkan surga dan neraka
serta hal-hal yang membatalkan sholat belaka.
Mempunyai daya kepekaan sosial dan wawasan lingkungan yang cukup.
Selalu intens dengan perkembangan-perkembangan baru dalam skala nasional
mau pun internasional dan mampu menyampaikan pada umat dengan tanpa
menimbulkan kegelisahan atau perpecahan umat. Dakwah ilmiah Harun
Yahya dilakukan melalui karya-karyanya. Buku-buku Oktar mengenai topik-
topik terkait dengan Islam berusaha menyerukan keberadaan dan keesaan
Allah di dalam al Qur'an berdasarkan iman Islam dan ditulis dengan tujuan
utama memperkenalkan Islamkepada orang yang tidak tahu-menahu
mengenai Islam. Setiap bukunya yang membahas topik mengenai sains
56

menekankan pandangannya pada keagungan, kemuliaan, dan kekuasaan


Allah. Buku-buku tersebut berusaha menunjukkan tanda-tanda keberadaan
Allah, dan kesempurnaan ciptaan Nya. Dalam hal ini konsep dakwah harun
Yahya dalam bukunya ― The al qur’an leades the way to sains “ Al – Qur’an
dan sains, terdapat empat point tentang ijazul ilmiah Atau Sains menurut
Harun yahya :
a. Agama Mendorong Sains
Islam merupakan agama akal (reason) sekaligus nurani (conscience).
Seseorang menyadari kebenaran yang dinyatakan agama dengan
menggunakan ilmunya, tetapi memperoleh kesimpulan dari kebenaran
yang telah dilihatnya dengan mengikuti nuraninya. Seseorang yang
menggunakan kemampuan akal dan nuraninya dalam mempelajari objek
apa pun di alam semesta ini, sekalipun ia bukanlah seorang ahli dalam hal
ini, akan paham bahwa objek tersebut telah diciptakan oleh Pemilik
Kebijakan, Ilmu dan Kekuatan Agung.
Dan, sekalipun ia mungkin menemu-kan sedikit saja dari ribuan faktor
yang memungkinkan ada-nya kehidupan di atas bumi, sudah cukup
baginya untuk memahami bahwa dunia telah dirancang untuk mendu-
kung kehidupan di dalamnya. Oleh karena itu, orang yang menggunakan
akal dan mengikuti nuraninya, akan dengan cepat menangkap
kemustahilan pernyataan bahwa dunia terbentuk secara kebetulan.
Singkatnya, orang yang berpikir dengan menggunakan kemampuan ini,
tentu menyadari tanda-tanda Allah dengan sejelas-jelasnya. Salah satu ayat
yang mengacu pada orang-orang yang memiliki sikap seperti itu, adalah :

            

        

“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk


atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah
57

Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Mahasuci Engkau, maka


peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali 'Imran, 3: 191)
Di dalam Al Quran, Allah memerintahkan manusia untuk memikirkan
dan mengkaji tanda-tanda penciptaan di sekitar mereka. Rasulullah
Muhammad saw., sang utusan Allah, juga memerintahkan manusia untuk
mencari ilmu. Beliau bahkan menekankan bahwa menjadi kewajiban
manusialah untuk mencari ilmu. Perintah itu diungkapkan dalam hadits
shahih berikut ini : ― Mencari ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim.
palajarilah ilmu dan sampaikanlah kepada yang lain. Barang siapa
menyelidiki seluk-beluk alam semesta dengan segala sesuatu yang hidup
dan tak hidup di dalam-nya, dan memikirkan serta menyelidiki apa yang
dilihatnya di sekitarnya, akan mengenali kebijakan, ilmu dan ke-kuasaan
abadi Allah. Beberapa perintah Allah kepada manusia untuk merenungkan
penciptaan ditunjukkan dalam ayat Al Quran berikut ini :

            

            

            

        

“Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang berada di atas
mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit
biru yang tidak mempunyai retak-retak sedikit pun? Dan Kami hamparkan
bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan
Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang
mata, untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang
kembali (mengingat Allah). Dan Kami turunkan dari langit, air yang
58

banyak manfaatnya, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon


dan biji-biji tanaman yang diketam, dan pohon kurma yang tinggi-tinggi
yang mempunyai mayang yang bersusun-susun.” (QS. Qaaf, 50: 6-10).

              

     

“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali


tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak
seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang
tidak seimbang?” (QS. Al Mulk, 67: 3).
Seperti diterangkan ayat-ayat di atas, Allah memerintahkan manusia
untuk mempelajari dan mengkaji berbagai aspek dunia, seperti langit,
hujan, tumbuhan, binatang, kelahiran, dan bentangan geografis. Cara untuk
menyelidiki semua ini, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, adalah
melalui sains. Pengamatan ilmiah memperkenalkan manusia pada misteri
penciptaan, dan akhirnya pada pengetahuan, kebijakan dan kekuasaan
tanpa batas yang dimiliki Allah. Sains adalah suatu cara untuk mengenal
Allah dengan tepat, dan karena itulah sepanjang sejarah, se-jumlah
ilmuwan yang memberikan sumbangan besar bagi kemanusiaan telah
beriman kepada Allah. Dengan percaya kepada allah membuat ilmuwan
bergairah dan bersemangat seperti telah disebutkan di atas, agama
mendorong sains. Mereka yang menggunakan akal dan mengikuti nurani
untuk melakukan peneliti-an ilmiah, akan memperoleh iman yang kuat
karena mereka memahami tanda-tanda Allah secara langsung. Mereka
dihadapkan pada suatu sistem tanpa cacat dan detail sempurna yang di-
ciptakan Allah di tiap tahapan penelitian yang mereka kerja-kan, dan di
tiap penemuan yang mereka buat.
Sebagai contoh, seorang ilmuwan yang melakukan penelitian tentang
mata, setelah mengetahui betapa kompleksnya sistem mata, menemukan
59

bahwa mata tidak akan pernah dapat terbentuk melalui proses kebetulan
yang berangsur-angsur. Pengujian lebih lanjut akan membuat dia
menyadari bahwa setiap detail dalam struktur mata adalah suatu ciptaan
ajaib. Dia melihat bahwa mata terdiri dari lusinan komponen yang bekerja
bersama dalam keselarasan, sehingga meningkatkan ke-kagumannya
kepada Allah yang menciptakannya.
b. Agama Membimbing Sains Pada Jalan Yang Benar
Sama halnya, seorang ilmuwan yang menyelidiki kosmos akan segera
mendapati dirinya dihadapkan pada ribuan keseimbangan yang luar biasa.
Dia akan semakin haus akan ilmu setelah menemukan bahwa miliaran
galaksi dan miliaran bintang dalam galaksi ini berada dalam keselarasan di
dalam keluasan jagat raya tak berbatas. Melihat ini, orang yang beriman
menjadi sangat terpesona dan terilhami untuk melakukan studi ilmiah
menyingkap misteri alam semesta. Di dalam salah satu artikelnya.
1) Albert Einstein
―Saya percaya bahwa perasaan religius yang luas adalah alasan
paling kuat dan paling mulia untuk penelitian ilmiah. Hanya mereka
yang menyadari upaya tak terukur dan -di atas segalanya- ketaatan
(yang tanpa semua itu pekerjaan-pekerjaan perintis dalam sains teoretis
tidak mungkin dicapai) saja yang mampu memahami kekuatan emosi
(yang hanya bisa ditimbulkan oleh pekerjaan seperti itu, sekalipun jauh
dari kenyataan hidup sehari-hari.) Keyakinan yang mendalam akan
rasionalitas alam semesta dan kerinduan untuk dapat memahami
(meskipun hanya sebuah pemikiran lemah yang terungkap) di dunia ini,
pastilah yang membuat Kepler dan Newton mampu menghabiskan
bertahun-tahun bekerja dalam kesendirian untuk menguraikan prinsip-
prinsip mekanika luar angkasa
2) Johannes Kepler
Menyatakan bahwa dia terlibat dalam sains untuk menggali karya
Sang Pencipta.
60

3) Isaac Newton
Menyatakan bahwa pendorong utama di belakang minatnya terhadap
sains adalah keinginannya untuk mengenal Tuhan dengan lebih baik.
4) Albert Einstaint
― Sains tanpa agama pincang ― Itu adalah pernyataan beberapa
ilmuwan terkemuka. Para ilmuwan ini dan ratusan ilmuwan lain yang
akan kita bahas di buku ini — akhirnya percaya pada keberadaan Allah
dengan menyelidiki alam semesta, kemudian terkesan oleh hukum-
hukum dan fenomena yang telah diciptakan Allah secara menakjubkan,
serta berharap menemukan lebih banyak lagi. Seperti yang kita lihat,
keinginan untuk mempelajari tentang 'bagai-mana Allah menciptakan
alam semesta' telah menjadi faktor pendorong terbesar bagi banyak
ilmuwan.
Ini sangat penting, karena orang yang me-nyadari bahwa alam
semesta dan segala makhluk hidup adalah hasil pen-ciptaan, akan
menyadari bahwa penciptaan tersebut mempunyai tujuan. Tujuan ini
kemudian mengarahkan manusia pada makna. Keinginan memahami
arti penciptaan, menemukan berbagai tandanya dan menemu-kan
berbagai detailnya, akan mempercepat laju kajian-kajian ilmiah.
Akan tetapi, jika kenyataan penciptaan alam semesta dan makhluk
hidup ditolak, makna ini akan lepas juga. Seorang ilmuwan yang
percaya pada filosofi materialis dan Darwinisme, akan beranggapan
bahwa alam semesta tidak memiliki tujuan, dan bahwa segalanya
adalah peristiwa kebetulan. Akibatnya, penyelidikan alam semesta dan
makhluk hidup tak diiringi pencarian makna. Mengomentari fakta ini,
Einstein menyatakan, “ Saya tidak dapat menemukan ungkapan yang
lebih baik daripada 'religius' untuk keyakinan terhadap sifat rasional
dari realitas, sepanjang dapat diterima akal sehat manusia. Kapan saja
perasaan ini tidak ada, sains merosot menjadi empirisme
membosankan."
61

Dalam kasus di atas, tujuan tunggal para ilmuwan dalam melakukan


penemuan-penemuan hanyalah untuk meraih ketenaran, untuk diingat
sejarah, atau untuk menjadi kaya. Tujuan seperti itu dapat dengan
mudah mengalihkannya dari ketulusan hati dan integritas ilmiah.
Sebagai contoh, jika kesimpulan yang dicapainya melalui penelitian
ilmiah tersebut bertentangan dengan pandangan masyarakat pada
umumnya, dia mungkin terpaksa merahasiakannya agar reputasinya
tidak jatuh atau dipermalukan publik, atau agar statusnya tidak turun.
Penerimaan terhadap teori evolusi dalam dunia sains adalah suatu
contoh tidak adanya ketulusan. Pada dasarnya, banyak ilmuwan —
yang setelah menghadapi fakta ilmiah — menyadari bahwa teori
evolusi tidak mampu menjelaskan asal kehidupan. Namun, mereka
tidak berani menyatakannya secara terbuka karena takut akan mendapat
reaksi negatif. Sehubungan dengan itu, seorang ahli fisika Inggris, H.S.
Lipson membuat pengakuan: Kita tahu jauh lebih banyak tentang benda
hidup dibandingkan Darwin. Kita tahu bagaimana kerja syaraf dan saya
memandangnya sebagai mahakarya teknik elektro. Dan, kita memiliki
ribuan -bahkan jutaan- syaraf dalam tubuh kita. Kata yang muncul
dalam benak tentang hal ini adalah: ―Rancangan.‖ Namun, para ahli
biologi kolega saya tidak me-nyukai kata itu.
Kata ―rancangan‖ disingkirkan dari literatur ilmiah hanya karena ia
tidak disukai, bersamaan dengan banyaknya ilmuwan yang menyerah
pada dogmatisme seperti itu. Mengomentari hal tersebut, Lipson
berkata: Bahkan, evolusi menjadi semacam agama ilmiah; hampir
semua ilmuwan sudah menerimanya dan banyak yang siap
“membengkokkan” peneliti-an mereka agar sesuai dengannya. Situasi
yang tidak diinginkan ini merupakan hasil tipuan ―sains anti Tuhan‖
yang menguasai masyarakat ilmiah mulai pertengahan abad ke-19.
Namun, seperti yang dinyatakan Einstein, “sains tanpa agama adalah
timpang.” Kepercayaan palsu ini tidak hanya mengarahkan masyarakat
ilmiah pada tujuan yang salah. Ia juga menyebabkan para ilmuwan —
62

yang menyadari kesalahan tersebut— tetap tak peduli atau diam


mengenainya. Kita akan membahas masalah pertama secara terperinci
pada bab-bab berikut. “ Hasrat untuk Melayani ” dalam Diri Ilmuwan
yang percaya.
Karena ilmuwan yang percaya akan keesaan dan kemahakuasaan
Allah tidak berorientasi terhadap keuntungan duniawi; seperti status,
peringkat, reputasi, atau uang, maka usaha mereka dalam penelitian
ilmiah bersifat tulus. Mereka tahu bahwa setiap misteri alam semesta
yang mereka ungkap akan meningkatkan pemahaman umat manusia
tentang Allah, sekaligus membantu manusia mengungkap kekuatan dan
ilmu Allah yang tak berbatas. Menegaskan keberadaan Allah bagi umat
manusia dengan menunjukkan realitas ciptaan-Nya, merupakan ibadah
bagi orang-orang yang beriman. Digerakkan perhatian yang tulus
seperti itu, para ilmu-wan beriman melakukan penelitian penting secara
luas de-ngan antusiasme besar. Tujuan mereka adalah untuk mene-
mukan hukum-hukum alam semesta, sistem-sistem ajaib di alam dan
mekanisme sempurna serta tingkah laku cerdas pada makhluk hidup.
Mereka mencapai keberhasilan dan membuat kemajuan luar biasa.
Mereka tidak pernah bimbang menghadapi permasalahan, ataupun
kehilangan semangat ketika gagal mendapatkan penghargaan orang
lain.
Mereka hanya ingin memperoleh keridhaan Allah untuk pekerjaan
yang mereka lakukan. Mereka melayani orang lain semata-mata untuk
mencapai ridha Allah. Mereka tidak me-ngenal batas dalam usaha
mereka. Mereka berusaha mem-berikan manfaat dan pelayanan sebaik
mungkin bagi orang lain. Lebih jauh, usaha tulus mereka membuat
mereka sangat produktif, dan studi mereka mengarah pada hasil positif.
Mereka yakin bahwa apabila kita 'memisahkan sains' dari agama,
maka kita pasti sedang dalam kesalahan besar. Pertama, mereka yang
tidak percaya pada Allah, tidak dapat mengalami peningkatan
spiritualitas dalam beragama. Proyek ilmiah yang mereka mulai dengan
63

penuh semangat segera berubah menjadi monoton dan membosankan.


Motivasi mereka, dengan pemikiran seperti itu, ditujukan semata-mata
untuk menuai keuntungan duniawi jangka pendek.
Karena hanya mengejar pemenuhan keinginan duniawi seperti keka-
yaan, peringkat dan reputasi, mereka hanya akan melakukan penelitian
yang -secara langsung- bisa memberikan keuntungan pribadi. Sebagai
contoh, seorang ilmuwan yang terobsesi untuk meningkatkan karier se-
mata, hanya akan melakukan penelitian pada bidang-bidang yang akan
mengantarkannya pada promosi. Dia tidak akan melakukan riset dalam
suatu bidang - meskipun dia yakin bahwa hal itu bermanfaat bagi kema-
nusiaan - kecuali jika riset itu memberi keuntungan untuk dirinya
sendiri. Atau, seandainya dia harus membuat pilihan antara dua topik
peneliti-an, dia akan memilih topik yang akan memberinya materi,
gengsi, atau pe-ringkat, dan dia akan membuang topik yang lain,
padahal mungkin lebih topik itu lebih bermanfaat bagi umat manusia.
Singkatnya, ilmuwan seperti ini jarang memberikan manfaat bagi umat
manusia, serta tidak mau mendahulukan kepentingan orang banyak
kecuali jika ada imbalan.
Ketika peluang untuk meraih keuntungan pribadi memudar, seperti
peluang mendapatkan posisi yang menjamin secara materi, atau
mendapatkan gengsi dari orang lain, maka memudar pula hasrat mereka
untuk melayani umat manusia. Rasulullah saw, juga merujuk bahaya
mentalitas ini. Beliau bersabda: “ Janganlah engkau memburu ilmu
pengetahuan dengan tujuan untuk berdiskusi dengan kaum terpelajar
dan membuktikan keunggulanmu di atas mereka, atau untuk berdebat
dengan orang yang bodoh atau untuk menarik perhatian orang.
Pada sisi lain, Rasulullah saw memuji orang yang mengajarkan ilmu
yang bermanfaat. Sebuah hadits menerangkan : Allah menurunkan
rahmat kepada mereka yang mengajarkan orang lain ilmu yang
bermanfaat. Sadar akan rahmat yang akan diterimanya, antusiasme dan
motivasi tulus yang dirasakan seseorang yang percaya pada Allah akan
64

membuka pandangan baru baginya, baik dalam bidang sains, maupun


dalam banyak bidang kehidupan lainnya, seperti seni, budaya, dan lain-
lain. Semangat ini tidak akan pernah memudar, bahkan akan semakin
kuat.
Sains adalah penyelidikan terhadap dunia materi yang kita tinggali
melalui pengamatan dan percobaan. Oleh karena itu, melalui aktivitas
penyelidikan, sains akan menghasilkan berbagai kesimpulan
berdasarkan informasi yang dikumpulkan lewat pengamatan dan
percobaan. Akan tetapi, setiap disiplin ilmu juga mempunyai norma-
norma tertentu yang harus diterima begitu saja tanpa verifikasi lebih
lanjut. Dalam literatur ilmiah, norma-norma ini disebut ―paradigma.‖
Paradigma ini memetakan ―arah‖ semua penyelidikan ilmiah yang
terkait. Sebagaimana diketahui, langkah per-tama penyelidikan ilmiah
adalah perumusan ―hipotesis.‖ Untuk memulai topik penelitian, para
ilmuwan harus mem-bentuk sebuah hipotesis, kemudian mengujinya
secara ilmiah. Jika pengamatan dan eksperimen membenarkan hipotesis
tersebut, maka ―hipotesis‖ ini disebut ―prinsip atau hukum.‖ Jika
hipotesis tidak terbukti, maka hipotesis-hipotesis baru diuji dan proses
berlanjut.‖
Perumusan hipotesis, yang merupakan langkah awal dalam proses
ilmiah amat bergantung pada sudut pandang sang ilmuwan. Sebagai
contoh, jika para ilmuwan menganut suatu pandangan, mereka bisa
mendasarkan pekerjaan pada hipotesis bahwa ―materi mempunyai
kecenderungan untuk mengatur diri tanpa keterlibatan perantara yang
sadar.‖ Kemudian, mereka akan melakukan penelitian bertahun-tahun
untuk memverifikasi hipotesis itu. Namun, karena materi tidak
memiliki kemampuan tersebut, maka semua usaha mereka gagal. Lebih
jauh, jika para ilmuwan ini bersikeras mempertahankan hipotesis
mereka, penelitian mungkin akan berlanjut selama bertahun-tahun, dan
bahkan beberapa generasi. Namun, hasil akhirnya tetap saja suatu
pemborosan waktu dan sumber daya yang sangat besar.
65

c. Agama Dan Sains Selalu Sejalan


Apabila kita menengok sejarah Islam, kita lihat bahwa sains
diperkenalkan di Timur Tengah bersama Al Quran. Bangsa Arab pra-Islam
memercayai segala macam takhayul dan desas-desus, dan tidak berusaha
menyelidiki jagat raya atau alam. Dengan Islam, masyarakat ini menjadi
ber-budaya, mulai menjunjung tinggi pengetahuan. Dengan mengamati
perintah-perintah Al - Quran, mereka mulai mencermati dunia di
sekitarnya. Tidak hanya bangsa Arab, tetapi banyak negara lain, seperti
Iran, Turki, dan Afrika Utara, mendapatkan pencerahan setelah memeluk
Islam. Penggunaan akal sehat dan pengamatan yang diperintah-kan Al
Quran membangkitkan peradaban besar di abad ke-9 dan ke-10. Banyak
ilmuwan muslim yang hidup dalam periode ini membuat penemuan
penting dalam sejumlah disiplin ilmu, seperti astronomi, matematika,
geometri, dan kedokteran.
Pentingnya ilmu pengetahuan dalam Islam juga ditekankan dalam
hadits Rasulullah saw. Ada banyak hadits yang mendorong kaum muslim
untuk mencari pengetahuan dan menyebarkannya. Sebagian hadits itu
berbunyi : Orang yang berjalan dalam mencari ilmu, Allah memberi jalan
baginya menuju surga. Pelajaran adalah dari warisan Rasulullah saw.,
karena Rasulullah saw. tidak meninggalkan warisan kekayaan tetapi
pengetahuan. Maka barangsiapa ikut serta di dalamnya akan mem-peroleh
manfaat yang berlimpah-ruah. Orang yang beriman tidak pernah merasa
puas untuk mencari ilmu; ia terus mencari ilmu hingga ajal tiba dan dapat
masuk surga.
Dikisahkan bahwa Rasulullah saw. biasa mengucapkan doa setalah
shalat Shubuh, “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ilmu yang
bermanfaat, amal yang diterima, dan ketetapan yang baik.” Andalusia,
yang berperan penting dalam alih pengetahuan ilmiah ke Eropa, di
samping menghasilkan banyak ilmuwan muslim, juga merupakan tempat
temuan-temuan revolusioner dan kemajuan ilmiah, terutama dalam bidang
kedokteran. Dokter muslim tidak mengkhusus-kan diri pada satu bidang
66

ilmu, tetapi meluaskan studi mencakup farmakologi, ilmu bedah, ilmu


pengobatan mata, kebidanan, fisiologi, bakteriologi dan ilmu kesehatan.
Salah satu dokter Andalusia yang terkemuka adalah Ibnu Juljul 992 M.
yang melakukan studi mendalam terhadap tumbuhan obat, dan
memberikan sumbangan besar dalam sejarah kedokteran serta tumbuhan
obat.
Dokter lainnya yang terkenal adalah Abu Ja'far bin Al Jazzar 1009 M
dari Tunisia, yang menguasai ilmu terapi obat untuk mengatasi penyakit
dan gejala tertentu. Dan dia menulis lebih dari 30 buku. Abdul Latif al
Baghdadi (1162-1231) terkenal karena studinya dalam bidang anatomi. Ia
mengoreksi kekeliruan yang dibuat di masa lalu dalam studi anatomis
terhadap banyak tulang tubuh, seperti rahang dan tulang dada. Buku
Baghdadi, Al Ifade ve'l Itibar, dipublikasikan kembali pada tahun 1788,
dan diterjemahkan dalam bahasa Latin, Jerman dan Prancis. Bukunya,
Makalatun fi'l Havas membahas panca indera.
Ahli anatomi muslim menentukan jumlah tulang dalam tengkorak
manusia dengan tepat, dan menemukan keberadaan tiga ossicle, tulang-
tulang kecil di telinga. Salah seorang ilmuwan muslim terkemuka yang
bekerja dalam bidang anatomi adalah Ibnu Sina ( 980-1037 M), yang
dikenal di Barat dengan nama Avicenna. Mempelajari matematika,
geometri, fisika, ilmu alam, filosofi dan logika pada tahun-tahun awalnya,
Ibnu Sina tidak hanya terkenal di Timur, tetapi juga di Barat. Karyanya
yang paling populer adalah Al Qanun fi Al Tibb, yang dikenal sebagai The
Canon of Medicine di Barat, ditulis dalam bahasa Arab dan setelah
diterjemahankan ke dalam bahasa Latin pada abad ke-12, menjadi buku
teks di sekolah-sekolah Eropa sampai abad ke-17.
Canon membahas penyakit dan obat dengan cara sistematis. Selain itu,
Ibnu Sina menulis lebih dari 100 buku filosofi dan ilmu alam. Sebagian
besar ilmu kedokteran yang terdapat dalam Canon masih diterima hingga
hari ini.
67

Zakariya Qazwini menentang banyak kepercayaan salah kaprah tentang


jantung dan otak yang telah dinyatakan sejak Aristoteles. Fakta yang
diberikannya tentang jantung dan otak sangat dekat dengan pengetahuan
kita dewasa ini.
Karya-karya Zakariya Qazwini, Hamdullah al Mustaufi Al Qazwini
(1281-1350), dan Ibnu al Nafis dalam bidang anatomi, menjadi dasar bagi
kedokteran modern. Sejak abad ke-13 dan ke-14, para ilmuwan ini
menunjukkan hubungan antara jantung dan paru-paru; arteri membawa
darah yang mengandung oksigen, dan vena membawa darah yang
terdeoksigenasi; darah dioksigenasi di paru-paru, darah beroksigen yang
kembali ke jantung dibawa ke otak dan organ tubuh lainnya melalui aorta.
Muhammad Ibnu Zakariya ar Razi (Rhazes) (865-925), Burhanuddin
Nafis 1438M. Qutbuddin al Shirazi (1236-1310), Mansur Ibnu
Muhammad, Abu al Qasim al Zahrawi (Albucasis), adalah sebagian kecil
ilmuwan muslim yang terkenal karena studi mereka dalam bidang
kedokteran dan anatomi.
Banyak pula ilmuwan muslim yang memberikan sumbangan besar
untuk pelbagai disiplin ilmu selain kedokteran dan anatomi. Sebagai
contoh, Al Biruni mengetahui bahwa bumi berotasi pada sumbunya 600
tahun sebelum Galileo, dan menghitung lingkar bumi 700 tahun sebelum
Newton. Ali Kushchu, seorang ilmuwan abad ke-15, adalah orang pertama
yang membuat peta bulan, dan suatu daerah di bulan telah dinamai dengan
namanya. Tsabit ibn Qurrah (Thebit), yang hidup pada abad ke-9,
menemukan kalkulus diferensial berabad-abad sebelum Newton. Battani,
ilmuwan abad ke-10, adalah pengembang pertama trigonometri. Abul
Wafa Muhammad al Buzjani mengenalkan ―tangen-kotangen, sekan-
kosekan‖ pada trigonometri untuk pertama kalinya. Al Khawarizmi
menulis buku aljabar pertama pada abad ke-9.
Al Maghribi menemukan persamaan yang saat ini dikenal sebagai
Segitiga Pascal, sekitar 600 tahun sebelum Pascal. Ibn al Haitsam (Al-
hazen) yang hidup pada abad ke-11, adalah penemu optik. Roger Bacon
68

dan Kepler menggu-nakan karyanya, dan Galileo menemukan teleskop


dengan merujuk mereka. Al Kindi (Alkindus) mengenalkan fisika relatif
dan teori rela-tivitas 1100 tahun sebelum Einstein. Syamsuddin, yang
hidup sekitar 400 tahun sebelum Pasteur, adalah orang pertama yang
menemukan kebe-radaan kuman. Ali Ibnu al Abbas yang hidup di abad ke-
10 adalah orang yang pertama melakukan operasi bedah kanker. Pada abad
yang sama, Ibnu Al Jirr memperkenalkan metode perawatan lepra. Para
ilmuwan muslim — hanya sebagian kecil yang disebutkan di sini —
membuat penemuan-penemuan penting yang menjadi pondasi bagi sains
modern.
Bila kita memerhatikan peradaban Barat, kita lihat kedatangan sains
modern disertai dengan keyakinan kepada Tuhan. Abad ke-17, yang
dikenal sebagai ―zaman revolusi ilmiah‖, dipenuhi ilmuwan yang memiliki
tujuan utama untuk mengeksplorasi jagat raya dan alam yang diciptakan
Allah. Semua lembaga ilmiah yang didirikan di pelbagai negara, seperti
Inggris dan Prancis, bertujuan utama ―mendekatkan diri kepada Tuhan
dengan menemukan hukum-hukum-Nya‖. Kecenderungan yang sama
terjadi juga pada abad ke-18. Beberapa ilmuwan yang terkenal dengan
kepercayaan mereka terhadap Tuhan, dan yang memberikan sumbangan
penting bagi dunia sains, adalah Newton, Kepler, Copernicus, Bacon,
Galileo, Pascal, Boyle, Paley, Cuvier.
Para ilmuwan ini percaya kepada Tuhan dan meng-amalkan sains
dengan inspirasi yang diperoleh dari keima-nan mereka. Salah satu
indikasi terbaik untuk hal ini adalah ―Bridgewater Treatises‖, serangkaian
penerbitan yang dike-luarkan di Inggris pada awal abad ke-19. Sejumlah
ilmuwan melakukan riset dalam pelbagai disiplin ilmu, dan meng-
gambarkan objek studi mereka sebagai ―tanda-tanda kese-larasan dan
aturan yang diciptakan Tuhan di alam dan jagat raya‖. Metode yang
digunakan oleh para ilmuwan ini dikenal sebagai ―Teologi Alami‖, yang
berarti ―Mengenal Tuhan melalui alam‖.
69

Kesimpulan yang diperoleh sains telah membantu menguatkan


keyakinan para ilmuwan terhadap tuhan. ahli biokimia terkemuka, michael
behe, mengacu pada fakta ini ketika mengatakan ―secara kebetulan,
ilmuwan yang percaya kepada tuhan atau sebuah realitas di luar alam jauh
lebih umum daripada kisah-kisah media populer yang menyesatkan. tidak
ada alasan untuk berpikir bahwa angka 90% dari populasi umum yang
percaya kepada tuhan sangat berpengaruh bagi para ilmuwan.
d. Keajaiban Ilmiah Al – Qur’an
Empat belas abad yang lalu, Allah menurunkan Al Quran kepada umat
manusia sebagai kitab penuntun. Allah menyeru umat manusia mengikuti
Al Quran agar dapat menemukan kebenaran. Sejak Al Quran diturunkan
hingga tiba hari perhitungan, kitab suci terakhir ini tetap menjadi satu-
satunya tuntunan bagi umat manusia.
Gaya bahasa Al Quran yang tak tertandingi, dan ilmu tinggi di
dalamnya adalah bukti nyata ia merupakan firman Ilahi. Di samping itu, Al
Quran mempunyai banyak sifat ajaib yang membuktikan bahwa ia adalah
pengungkapan kebenaran dari Allah. Salah satu keajaiban itu adalah fakta
bahwa sejumlah kebenaran ilmiah yang baru dapat diungkap manusia
dengan teknologi abad ke-20, telah dinyatakan Al Quran pada 1400 tahun
lalu. Tentu saja, Al Quran bukan buku sains. Namun, banyak fakta ilmiah
yang dinyatakan secara sangat mendalam dan padat dalam ayat-ayat-Nya,
baru ditemukan dengan tekno-logi abad ke-20. Fakta-fakta ini tidak
mungkin bisa diketahui pada saat Al Quran diturunkan, dan ini justru lebih
mem-buktikan bahwa Al Quran adalah firman Allah.
Untuk memahami keajaiban ilmiah Al Quran, pertama kita harus
melihat tingkatan sains ketika kitab suci ini diturunkan. Pada abad ke-7,
ketika Al Quran diturunkan, masya-rakat Arab mempunyai banyak
kepercayaan takhayul dan tanpa dasar dalam hal-hal ilmiah. Karena
rendahnya teknologi untuk mengkaji alam dan jagat raya, masyarakat Arab
dahulu percaya pada legenda-legenda warisan generasi lampau. Se-bagai
contoh, mereka mengira bahwa gunung-gunung menopang langit di
70

atasnya. Mereka percaya bahwa bumi datar dan ada gunung-gunung tinggi
pada kedua ujungnya. Pegunungan ini dianggap tiang-tiang yang
menyangga langit jauh di atas.
2. Landasan Konsep Dakwah Al ‘Ijâz Al‘Ilmi Harun Yahya
a. Landasan al-Qur’an dan Hadits

          

          

Artinya: “(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri


atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami,
tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Mahasuci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali 'Imran, 3: 191).
Di dalam Al Quran, Allah memerintahkan manusia untuk memikirkan
dan mengkaji tanda-tanda penciptaan di sekitar mereka. Rasulullah
Muhammad saw., sang utusan Allah, juga memerintahkan manusia untuk
mencari ilmu. Beliau bahkan menekankan bahwa menjadi kewajiban
manusialah untuk mencari ilmu. Perintah itu diungkapkan dalam hadits
shahih berikut ini : ―Mencari ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim.
palajarilah ilmu dan sampaikanlah kepada yang lain. Barang siapa
menyelidiki seluk-beluk alam semesta dengan segala sesuatu yang hidup
dan tak hidup di dalam-nya, dan memikirkan serta menyelidiki apa yang
dilihatnya di sekitarnya, akan mengenali kebijakan, ilmu dan ke-kuasaan
abadi Allah. Beberapa perintah Allah kepada manusia untuk merenungkan
penciptaan ditunjukkan dalam ayat Al Quran berikut ini :
71

            

            

            

        

Artinya: “Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang berada
di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan
langit biru yang tidak mempunyai retak-retak sedikit pun? Dan Kami
hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang
kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah
dipandang mata, untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap
hamba yang kembali (mengingat Allah). Dan Kami turunkan dari langit,
air yang banyak manfaatnya, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-
pohon dan biji-biji tanaman yang diketam, dan pohon kurma yang tinggi-
tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun-susun.” (QS. Qaaf, 50: 6-
10).

              

     

Artinya: “Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu


sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu
yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat
sesuatu yang tidak seimbang?” (QS. Al Mulk, 67: 3).
72

Allah memerintahkan manusia untk banyak mentadaburi ayat kauniah


tantaang penciptaan langit dan bumi.

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri


atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah
Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka. QS. 'Ali `Imran [3] : 191.

    

Artinya: “Maka hendaklah manusia memerhatikan dari apakah dia di-


ciptakan?” (QS. Ath-Thaariq, 86: 5)
Seperti diterangkan ayat-ayat di atas, Allah memerintahkan manusia
untuk mempelajari dan mengkaji berbagai aspek dunia, seperti langit,
hujan, tumbuhan, binatang, kelahiran, dan bentangan geografis. Cara untuk
menyelidiki semua ini, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, adalah
melalui sains. Pengamatan ilmiah memperkenalkan manusia pada misteri
penciptaan, dan akhirnya pada pengetahuan, kebijakan dan kekuasaan
tanpa batas yang dimiliki Allah. Sains adalah suatu cara untuk mengenal
Allah dengan tepat, dan karena itulah sepanjang sejarah, se-jumlah
ilmuwan yang memberikan sumbangan besar bagi kemanusiaan telah
beriman kepada Allah.
Dengan percaya kepada allah membuat ilmuwan bergairah dan
bersemangat seperti telah disebutkan di atas, agama mendorong sains.
Mereka yang menggunakan akal dan mengikuti nurani untuk melakukan
peneliti-an ilmiah, akan memperoleh iman yang kuat karena mereka
memahami tanda-tanda Allah secara langsung. Mereka dihadapkan pada
suatu sistem tanpa cacat dan detail sempurna yang di-ciptakan Allah di
tiap tahapan penelitian yang mereka kerja-kan, dan di tiap penemuan yang
73

mereka buat. Seperti dinya-takan Rasulullah Muhammad saw., mereka


bertindak dengan mengetahui bahwa “orang yang pergi untuk mencari
pengetahuan adalah orang yang taat (beriman) pada Allah hingga ia
kembali.”1
b. Pendapat Ulama Tentang Mukjizat Ilmiah
‘Ijaazul ‘ilmi ( Mu’jiazt Islmiah / sains ) Menurut syaikh Abdul Majid
al – Zandani salah satu ulama terkemuka diyaman, dan salah satu pendiri
yayasan ijazul ilmiah lil-Qur’an wa as- sunnah bimakkah mukaromah
mengatakan : Ijazul Ilmi adalah mengungkap ma’na – ma’na yang
terkandung didalam al – qur’an, dalam pandangan ilmiah dan melali
proses percobaan pada – ilmu ilmu alam. Yang mana hal ini belom ada di
zaman Rosululloh sallallahu’alaihi wasallam.2
Dr. Dzaglul an – najjar Ijazul ‘ilmi ( Mu’jiazt Islmiah ) adalah
Menunjukkan isyarat tentang hakikat kauniah dan keagunganya yang
mana pemahaman penemuan ini belom sampai pada zaman dahulu dan
baru diungkap setelah proses baru sekarng ini setelah 10 abat yang lalu,
dan tidak mungkin membanyangkan tentang kemulianan dan keagungan
penciptaan ini selain penciptaan Allah subhanahu wata’ala, dan juga
sebagai bukti kebenran mukjiza nubuha Nabi Muhammad Sallallahu’alaihi
wasalam sebagai nabi akhir zaman3
3. Implementasi Dakwah Ilmiah Harun Yahya
Dua tahun setelah beliau dibebaskan pada tahun 1988, Adnan Oktar
meletakkan landasan ideologi dari Lembaga Riset Sains (Science Research
Foundation, SRF) yang didirikan pada tahun 1990. Beliau menyelenggarakan
diskusi-diskusi tentang nilai-nilai moral dengan rekan-rekan beliau yang
memiliki pandangan yang sama. Pada masa inilah pijakan intelektual dari
SRF dibentuk dengan masukanmasukan dari Adnan Oktar. Pada bulan

1
. Hadist Riwayat Tirmizi : 220
2
. Nadir Darwis Muhammad - ‘ijizal ilmiah lil – qur’an wa sunnah wa shilatuhu
bimanhaj da’wah al – islamiah, Maktabah al – Iman kairo 2011 M – 1432 H.
3
. Dr. Dzaglul an – najjar Al – Ardu fil – Qur’an al – Karim - Hal 69 Maktabah al –
Ma’rifah Bairut. Cetakan pertaman 1426 H.
74

Januari 1990, Adnan Oktar dan rekan-rekan mudanya mendirikan SRF


(Science Research Foundation) untuk melaksanakan aktifitas mereka melalui
sebuah institusi dan agar dapat menjangkau masyarakat luas. Di lembaga ini
memungkinkan diselenggarakannya beberapa aktifitas yaitu: anggota
lembaga tersebut menerbitkan buku-buku dan melakukan kajian
kultural,menyelenggarakan berbagai panel, diskusi dan konferensi untuk
mempertahankan dan menghidupkan nilai-nilai moral.
Setelah pendirian lembaga tersebut, sebuah penggerebekan besar
dilakukan oleh polisi terhadap sekitar 100 orang yang sedang menghadiri
pertemuan rutin. Lebih dari seratus anggota ditahan dan diinterogasi oleh
polisi. Di hari berikutnya, beberapa media masa milik freemasonry
memberitakan kisah penggerebekan ini sebagaimana sebuah sindikat
kejahatan besar telah tertangkap. Namun berita bohong dan tuduhan keji yang
diberondongkan oleh media masa berlangsung selama beberapa hari.
Kalangan pers menulis skenario yang tidak masuk akal tentang Adnan Oktar
dan para anggota SRF (Science Research Foundation). Tujuan utama
pemberitaan yang subyektif ini adalah untuk membohongi pihak keamanan
dan institusi peradilah dengan berbagai tuduhan yang dibuat-buat. Namun
segala upaya ini sia-sia belaka. Adnan Oktar yang ditahan dan diinterogasi
selama seminggu akhirnyadibebaskan karena tidak ditemukannya elemen
kejahatan dalam peristiwa tersebut. Ini adalah bukti nyata bahwa kelompok
yang sama melakukan ini semua sebagai cara untuk memberikan peringatan
keras.
Adnan Oktar dan teman-temannya melakukan kampanye intelektual besar-
besaran melawan Darwinisme. Kampanye ini diawali dengan menyebarkan
secara gratis ribuan buku karya Adnan Oktar, yang berjudul ―Kebohongan
Teori Evolusi‖ dan selebaran lain yang diambil dari buku tersebut disebarkan
di seluruh penjuru Turki. SRF (Science Research Foundation) lalu
menyelenggarakan serentetan konferensi ―Runtuhnya Teori Evolusi dan Fakta
Penciptaan‖ di seluruh Turki. Tiga konferensi pertama yang diselenggarakan
di Istanbul dan Ankara menampilkan para ilmuwan tingkat dunia dari
75

Amerika sebagai pembicara. Kemudian konferensi yang serupa


diselenggarakan di 120 kota besar dan kecil di Turki. Dalam 70 konferensi
tersebut, anggota SRF (Science Research Foundation), masing-masing
dengan bidang spesialisasi mereka, memberikan ceramahnya. Tujuan dari
semua ini adalah untuk membungkam dengan bukti-bukti ilmiah ajaran
Darwinisme, sebuah teori bohong yang disebarkan dengan kedok sains.
Sehingga dengan konferensi ini pemikiran dan pemahaman kaum materialis
menjadi hancur lebur. Aktifitas yang dilakukan oleh SRF dibawah pimpinan
Adnan Oktar tersebut meraih keberhasilan yang besar.
4. Metode Dan Sarana Dakwah Harun Yahya
a. Metode Dakwah Harun Yahya
Kata Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang berarti
cara atau jalan. Metode berasal dari dua kata yaitu ―meta‖ (melalui) dan
―hodos‖(jalan,cara). Dalam bahasa Ingris ditulis dengan method yang
berarti (1) a way of doing anything; mode; procedure, proses, especially,
aregular, orderly devinite procedure or way of teathing, investigating, ect.
(2) Regularity and orderliness in action, thought, or expression; system in
doing thing or handling; (and) (3) regular, onderly arrangement. Dalam
bahasa Jerman methodica, artinya ajaran tentang metode.
Dalam bahasa Arab disebut dengan thariq, manhaj. Sedangakan dalam
bahasa Indonesia kata ―metode‖ mengadung pengertian cara yang teratur
dan berpikir baik-baik untu kmencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan
dsb); cara kerja yabg bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu
kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Adapun yang dimaksud
dengan metode dakwah adalah cara atau jalan yang dilakukan dan
ditempuh oleh para dai dalam menyampaikan atau mendakwahkan ajaran
Islam kepada umat (almaduin) melalui proses-proses atau strategi tertentu.
Terkait dengan metode dakwah, maka al-Qur`an mengemukan berberapa
prinsip dan strategi dalam menyampaikan ajaran Islam (dinul haq)
sebagaimana Firman Allah dalam surat Yusuf 108, An-nahl 125
76

              

            

Artinya : SerulSah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah4


dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang
yang mendapat petunjuk.
Dalam ayat diatas Harun Yahya mengunkan metode bilhimah, dengan
menyajikan ayat ayat kauniah, bukti bukti ilmiah, dan dengan cara
mengahdirkan penelitian serta percobaan yang tidak bisa terbantahkan,
beigitu juga Harun Yahya mengunkan metode Mujadalah billati Hiya
Ahsan yang mana dalam hal ini harun yahya dia menentang Teori
Marxisme, komunisme dan filsafat materialistis.
Dia menekankan pentingnya menyanggah teori evolusi dan
Darwinisme karena dia merasa bahwa hal itu telah menjadi ideologi yang
digunakan untuk menyeabrkan materialisme dan ateisme, serta berbagai
ideologi terkait lainya yang tidak sesuai dengan ajaran islam. Harun Yahya
menegaskan setiap segala sesuatu yang berada didunia ini tidaklah sia –sia
melaikan semua ada yang menciptakan dan mengaturnya, Dialah Dzat
yang Mulia Allah SWT.
b. Sarana atau Wasa’il Dakwah Harun Yahya
Sarana Dakwah disamping banyak mengunakan karya – karya yang
buku, banyak juga mengunakan Dakwah melalui VCD dengan
menungkapkan bukti bukti ilmiah, ini merupakan suatu model atau
sarana dakwah yang baru, dan manfaat. Metode dakwah harun yahya
menggunakan methode bil hikmah dengan wasiial mengunakan wasail
VCD Harun Hahya Series dimana karya-karya beliau Best Seller di
77

berbagai negara, VCD yang berisi ilmu-ilmu yang diulas secara ilmiah
dengan gambar-gambar yang menakjubakan, asal-usul kejadian manusia,
teori Darwin, yang menyebabkan tidak sedikit orang-orang eropa (non
muslim) tersentak dan akhirnya mereka masuk Islam.
Begitupun dengan Arimatea, salah satu model dakwahnya adalah
dengan menggunakan serta memanfaatkan VCD sebagai sarana
dakwahnya, dengan debat-debat ilmiyah yang mencerahkan. Methode
dakwah film atau vcd sebagai media dakwah harun yahya. akwah dan film
adalah dua hal yang berkaitan. Upaya penyebaran pesan-pesan
keagamaan (dakwah) tersebut mampu menawarkan satu alternatif
dalam membangun dinamika masa depan umat dengan
menempuh cara dan strategi yang bijak. Pesan-pesan keagamaan
akan dikonsumsi oleh masyarakat dengan jumlah banyak, maka
dalam prosesnya memerlukan media dan salah satunya adalah film.
Film adalah salah satu Media audio visual yang merupakan salah
satu perangkat komunikasi yang dapat ditangkap baik melalui indra
pendengar, maupun penglihatan. Film melibatkan semua aspek media
yang bisa ditangkap oleh panca indera, jadi lebih mudah untuk dicerna dan
diresapi makna yang terkandung di dalamnya. Apabila dibandingkan
dengan media lainnya, ternyata media audio visual lebih paripurna. Sebab
media ini dapat dimanfaatkan oleh semua kalangan masyarakat. Film
merupakan perangkat komunikasi yang mampu menyerap komunikan
secara luas.
Film sangat memikat komunikannya karena operasionalisasi dari
film itu didahului oleh adanya persiapan yang sangat cukup matang,
seperti adanya: naskah cerita, scenario, shooting dan acting dari pemeran
utama dan yang lainnya. Pemanfaatan film cenderung lebih efektif dan
efisien serta sangat aktual sesuai dengan perkembangan masyarakat.
Hal ini disadari karena film membawa pesan yang mampu
mempengaruhi penontonnya sebagai sasaran dakwah. Itulah sebabnya
film dalam kegiatan dakwah seharusnya ditata rapi dan mengandung
78

nilai-nilai ajaran moral islami yang sesuai dengan kebutuhan mad’unya.


Menurut pendapat Muhtadi : Film sebagai salah satu media
komunikasi massa, film dapat memainkan peranan sebagai saluran
menarik untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu dari dan untuk
manusia, termasuk pesan-pesan keagamaan yang lazimnya disebut
dakwah. Dengan melihat film, masyarakat dapat memperoleh informasi
dan gambaran tentang realitas tertentu, realitas yang sudah diseleksi.
Dengan demikian, film bisa juga digunakan sebagai media dakwah
ilmiah.
Penyampaian pesan keagamaan melalui film diekspresikan dalam
berbagai macam cara dan strategi serta metode keilmuan, sehingga
tujuan dakwah dapat tercapai dengan baik.

B. Fakta Fakta Al-‘Ijâzul Al–‘Ilmi Mu’jizat Ilmiah Dalam Pandangan


Harun Yahya
Untuk mengenal Allah ada dua jalan yang harus diperhatikan pertama
Dengan memperhatikan dan memikirkan apa-apa yang dijadikan Allah., atau
mengenal Allah dengan akal, memikirkan tantang penciptaan Allah, dan Dengan
mengenal asma dan sifat-sifat Allah. Harun Yahya banyak mengajak ma’dhu
untuk mengenal Allah dengan akal.
Didalam kajian harun Yahya Mengenai ketauhitan ini banyak sekali
mengajak kita untuk Mengenal Allah dengan mengunakan akal fikiran kita
dengan cara meimikirkan ayat ayat kauniah yang Allah ciptakan dengan
sempurna. Pengetahuan yang tertinggi dan ter-pokok, menjadi sendi dasar tempat
berdirinya seluruh kehidupan ruhaniyah.
Dari mengenal Allah timbullah cabang-cabang pengertian untuk mengenal
kitabullah, para Nabi, Rasul-rasul dan segala yang bersangkut paut dengan Nabi-
nabi dan Rasul-rasul itu, seperti persoalan terpeliharanya mereka dari dosa, tugas
kewajiban mereka (fungsi para Rasul), sifat-sifat mereka, betapa perlunya risalah
(keutusan) mereka dan segala yang bersangkut paut dengan ke-kuatan risalah itu
79

seperti: mu'jizat, pembelaan Allah, kepemim-pinan,keistimewaan dan timbul


pengertian untuk mengenal kitab yang turun dari langit.
Kemudian bercabang kepada mengenal hal-hal yang di luar alam fisik biasa
(tidak dapat dikenal dengan mata, telinga dan pancaindera lain), seperti persoalan
Malaikat, Jin dan Ruh. Selanjutnya ditambah lagi dengan pengertian tentang
ujung dari hidup ini, kemana, sampai dimana, hidup dialam barzakh (antara hari
kematian sampai hari kiamat), kehidupan di akhirat nanti, pahala, 'ikab, sorga
(jannah) dan neraka.
Manusia dapat mengenal Tuhannya dan mendapat petunjuk untuk itu dari
jurusan pemakaian akal dan dari jurusan mengenal asma dan sifat-sifat
Allah. Berikut ini kita terangkan cara pemakaian masing-masing jalan untuk
mengenal Allah yaitu Setiap peralatan tubuh manusia mempunyai fungsi
(pekerjaan) yang dapat dikerjakannya.
Fungsi akal ialah menanggapi, mengenali, mengenangkan, memperhatikan
dan memikirkan. Kalau kekuatan-kekuatan itu tidak bekerja, kerja akal tidak
benar lagi (bathal) dan fungsinya yang terpenting tidak berjalan dengan wajar,
kegiatan hidup jadi terhenti, maka terjadi kebekuan, mati hati dan lama-lama jadi
lenyap musnah. Islam menghendaki supaya akal dilepaskan dari segala ikatan
yang mengikat dan disadarkan dari tidurnya. Dari itu Islam menyerukan supaya
manusia memperhatikan dan berfikir, kedua-duanya ini dianggap jauhar ibadah.

             

 

Artinya: “Katakanlah: "Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi.


tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan Rasul-rasul yang memberi
peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman" ( Qur’an Surat Yunus : 101).
Ayat ini Allah memerintahkan kita untuk memperhatikan, meneliti,
merenugkan dan mengembil pelajaran dari penciptaan Allah agar kita mengenal
Allah, dan semakin mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wata’ala.
80

           

              

 

Artinya: "Aku hanya memberikan kepadamu satu pengajaran saja, yaitu:


Hendaklah kamu bergerak bangun karena Allah (dengan ikhlas) berdua-dua atau
sendiri-sendiri lantas hendaklah kamu tafakkur ( berfikir-fikir mengenangkan
ajaran agama Allah)." (Surat Saba' ayat 46).
Manusia-manusia yang tidak menghargai nikmat akal, atau tidak memakai
akal menurut tujuan untuk apa akal itu diciptakan dan melengahkan ayat-ayat
Allah, dicela dan dimaki Allah.

          



Artinya: “Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di


bumi yang mereka melaluinya, sedang mereka berpaling dari padanya.” (Surat
Yusuf : 105)
Tidak memakai akal menurut fungsinya berarti menurunkan harga manusia
sampai ke tingkat hewan, dan itulah yang menjadikan orang-orang dahulu tertutup
akal, tidak bisa menembus hakekat yang ada dalam diri manusia dan di dalam
penjuru-penjuru alam. Allah berfirman berfirman :

          


   

              

     


81

"Kami siapkan untuk menjadi penduduk neraka Jahannam golongan


terbanyak dari jin dan manusia - karena - mereka ada berhati jantung tetapi tidak
digunakan untuk berfikir, mereka mempunyai telinga, tetapi tidak digunakan
untuk mendengar, mereka mempunyai mata tetapi tidak digunakan untuk melihat.
Mereka itu tak obahnya seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi.
Merekalah orang yang lalai." (Surat Al A'raaf ayat 179).
Adapun Fakta Fakta Al-‘Ijâzul Al–‘Ilmi Mu’jizat Ilmiah yang teukan Harun
Yahya sebagai penguat keimanan dan keesaan Allah ta’ala tentang penciptaan
alam semesta :
1. Al-‘Ijâzul Al–‘Ilmi Langit Tanpa Tiang
Dalam ijazul ilmi atau mukjiazat ilmiah dalam panandangan harun yahya
ini tentang : Pegunungan ini dianggap tiang-tiang yang menyangga langit
jauh di atas. Namun, semua kepercayaan takhayul masyarakat Arab ini telah
dihapuskan dengan Al Quran. Dalam ayat kedua Surat Ar Rad, dikatakan :

        

“Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang…” (QS. Ar-Rad, 13: 2).
Ayat ini menggugurkan kepercayaan bahwa langit tetap di atas karena
ditopang pegunungan. Dalam banyak bidang lain, fakta penting diungkapkan
ketika tak seorang pun mampu mengetahui-nya. Al Quran yang diturunkan
ketika manusia mengetahui hanya sedikit astronomi, fisika, atau biologi,
berisi fakta-fakta kunci seperti penciptaan alam semesta, penciptaan manusia,
struktur atmosfer, dan keseimbangan rumit yang memungkinkan kehidupan
di atas bumi. Sekarang, mari kita cermati sebagian keajaiban ilmiah yang
diungkapkan Al Quran. Asal mula alam semesta diuraikan Al-Quran dalam
ayat berikut:

              

      


82

“Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal
Dia tidak mempunyai istri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia menge-
tahui segala sesuatu.” (QS. Al An'aam, 6: 10)
Dalam hal ini Harun Yahya menjelaskan Informasi yang diberikan Al
Quran ini sepenuhnya sesuai dengan temuan sains masa kini. Kesimpulan
yang dicapai astrofisika saat ini adalah bahwa seluruh alam semesta,
bersamaan dengan dimensi materi dan waktu, muncul sebagai akibat dari
ledakan besar yang terjadi dalam ketiadaan waktu. Peristiwa ini, yang dikenal
sebagai “Big Bang”, membuktikan bahwa alam semesta telah diciptakan dari
ketiadaan sebagai hasil ledakan satu titik tunggal.
Kalangan ilmiah modern sependapat bahwa “ Big Bang ” adalah satu-
satunya penjelasan masuk akal yang dapat dibuktikan untuk permulaan dan
pembentukan alam semesta. Sebelum “Big Bang” , materi itu tidak ada. Dari
kondisi ―ketiadaan‖ ketika materi, energi, bahkan waktu, tidak ada, dan
kondisi itu hanya dapat digambarkan secara metafisis materi, energi, dan
waktu diciptakan. Fakta yang ditemukan baru-baru ini oleh fisika modern,
telah diumumkan kepada kita dalam Al Quran 1400 tahun lalu.
2. Al-‘Ijâzul Al–‘Ilmi Perluasan Alam Semesta
Di dalam Al Quran yang diturunkan 14 abad lalu, ketika ilmu astronomi
masih primitif, perluasan alam semesta telah digambarkan seperti ini:

     

“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan


sesungguhnya Kami benar-benar meluaskan-nya.” (QS. Adz Dzaariyaat, 51:
47.)
Kata ―langit‖, seperti di-nyatakan dalam ayat ini, diguna-kan di pelbagai
tempat dalam Al Quran dengan arti ruang angkasa dan alam semesta. Di sini,
kata itu digunakan lagi dengan arti tersebut. Dengan kata lain, dalam Al
Quran diungkapkan bahwa alam semesta mengalami “per-luasan”.
83

Dan ini tepat sama dengan kesimpulan yang dicapai sains saat ini. Sampai
awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yang berlaku di dunia sains adalah
bahwa ―alam semesta mempunyai sifat konstan dan ada sejak waktu tak ber-
hingga‖. Tetapi, penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan
dengan teknologi modern mengungkapkan bahwa alam semesta
sesungguhnya mempunyai per-mulaan, dan bahwa ia secara terus-menerus
meluas. Pada awal abad ke-20, ahli fisika Rusia, Alexander Friedmann, dan
kosmolog Belgia, Georges Lemaître, secara teoretis menghitung bahwa alam
semesta bergerak secara konstan dan bahwa ia meluas.
Fakta ini telah dibuktikan juga dengan data pengamatan pada tahun 1929.
Mengamati langit dengan teropong bintang, Edwin Hubble, ahli astronomi
Amerika, menemu-kan bahwa bintang-bintang dan galaksi-galaksi secara
konstan saling menjauhi. Alam semesta, ketika segalanya bergerak saling
menjauhi berarti ia secara konstan meluas. Pengamatan yang dilakukan pada
tahun berikutnya memastikan bahwa alam semesta secara konstan ber-
kembang. Fakta ini telah dijelaskan di dalam Al Quran ketika hal itu belum
diketahui siapa pun. Ini karena Al Quran adalah firman Allah, Yang Maha
Pencipta, dan Maha Penguasa seluruh alam semesta. Ketika merujuk pada
matahari dan bulan dalam Al Quran, ditekankan bahwa masing-masing
bergerak dalam orbitnya sendiri.

            

“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan
bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar pada garis edarnya.” (QS.
Al Anbiyaa', 21: 33).
Fakta-fakta yang telah disampaikan Al Quran ini ditemukan dengan
pengamatan perbintangan di masa kini. Menurut perhitungan ahli astronomi,
matahari bergerak dengan kecepatan sangat tinggi yaitu 720.000 kilometer /
jam ke arah bintang Vega dalam orbit tertentu yang disebut Solar Apex. Hal
ini berarti bahwa matahari bergerak kira-kira 17.280.000 kilometer / hari.
84

Bersama matahari, semua planet dan satelit di dalam sistem gravitasi


matahari juga menempuh jarak yang sama. Lebih jauh, semua bintang di alam
semesta berada dalam gerakan terencana yang sama. Bahwa seluruh alam
semesta dipenuhi jalur dan orbit seperti ini, ditulis dalam Al Quran sebagai
berikut :

   

“Demi langit yang mempunyai jalan-jalan.” (QS. Adz-Dzaariyaat, 51: 7)


Ada sekitar 200 miliar galaksi di alam semesta yang terdiri dari hampir
200 miliar bintang pada setiap galaksi. Sebagian besar bintang mempunyai
planet, dan sebagian besar planet mempunyai satelit. Semua benda luar
angkasa ini bergerak dalam orbit yang diperhitungkan dengan tepat. Selama
berjuta-juta tahun, setiap benda langit ini "beredar" pada orbitnya sendiri
dalam keselarasan dan keteraturan sempurna dengan lainnya. Selain itu,
komet juga bergerak bersama di orbit-orbit yang ditentukan bagi mereka.
Orbit di alam semesta tidak hanya dimiliki oleh benda angkasa. Galaksi juga
berjalan dengan kecepatan luar biasa pada orbit yang terencana dan
diperhitungkan. Selama pergerakan ini, tidak satu pun benda angkasa
memotong jalur sesamanya, atau saling bertabrakan.
Tentu saja pada waktu Al Quran diturunkan, umat ma-nusia tidak
mempunyai teropong bintang masa kini atau teknologi pengamatan yang
maju untuk mengamati jutaan kilometer ruang angkasa, juga tidak
mempunyai penge-tahuan fisika atau astronomi modern. Karenanya, pada
waktu itu, tidak mungkin menentukan secara ilmiah bahwa ruang angkasa
―mempunyai jalan-jalan‖ seperti yang dinya-takan dalam ayat Al Quran.
Tetapi, ini dinyatakan secara terbuka kepada kita dalam Al Quran yang
diturunkan pada waktu itu: karena Al Quran adalah firman Allah.
3. Al-‘Ijâzul Al–‘Ilmi Lapisan-Lapisan Atmosfer
Salah satu fakta tentang alam semesta sebagaimana dinyatakan dalam Al-
Qur’an adalah bahwa langit terdiri atas tujuh lapisan.
85

            

       

“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu
dan Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia
Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al Baqarah:29)

             

             

           

“Kemudian Dia menuju langit, dan langit itu masih merupakan asap.
Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan
pada tiap-tiap langit urusannya.” (QS. Fussilat:11-12).
Kata ―langit‖, yang kerap kali muncul di banyak ayat dalam Al Qur’an,
digunakan untuk mengacu pada ―langit‖ bumi dan juga keseluruhan alam
semesta. Dengan makna kata seperti ini, terlihat bahwa langit bumi atau
atmosfer terdiri dari tujuh lapisan.
Saat ini benar-benar diketahui bahwa atmosfer bumi terdiri atas lapisan-
lapisan yang berbeda yang saling bertumpukan. Lebih dari itu, persis
sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur’an, atmosfer terdiri atas tujuh lapisan.
Para ilmuwan menemukan bahwa atmosfer terdiri diri beberapa lapisan.
Lapisan-lapisan tersebut berbeda dalam ciri-ciri fisik, seperti tekanan dan
jenis gasnya. Lapisan atmosfer yang terdekat dengan bumi disebut Troposfer.
Ia membentuk sekitar 90% dari keseluruhan massa atmosfer. Lapisan di atas
troposfer disebut Stratosfer.
Lapisan Ozon adalah bagian dari stratosfer di mana terjadi penyerapan
sinar ultraviolet. Lapisan di atas stratosfer disebut Mesosfer. Termosfer
berada di atas mesosfer. Gas-gas terionisasi membentuk suatu lapisan dalam
86

termosfer yang disebut Ionosfer. Bagian terluar atmosfer bumi membentang


dari sekitar 480 km hingga 960 km. Bagian ini dinamakan Eksosfer.5
Keajaiban penting lain dalam hal ini disebutkan dalam surat Fushshilat
ayat ke-12, “… Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya.” Dengan
kata lain, Allah dalam ayat ini menyatakan bahwa Dia memberikan kepada
setiap langit tugas atau fungsinya masing-masing. Sebagaimana dapat
dipahami, tiap-tiap lapisan atmosfir ini memiliki fungsi penting yang
bermanfaat bagi kehidupan umat manusia dan seluruh makhluk hidup lain di
Bumi. Setiap lapisan memiliki fungsi khusus, dari pembentukan hujan hingga
perlindungan terhadap radiasi sinar-sinar berbahaya; dari pemantulan
gelombang radio hingga perlindungan terhadap dampak meteor yang
berbahaya.
Salah satu fungsi ini, misalnya, dinyatakan dalam sebuah sumber ilmiah
sebagaimana berikut: Atmosfir bumi memiliki 7 lapisan. Lapisan terendah
dinamakan troposfer. Hujan, salju, dan angin hanya terjadi pada troposfer.
Sebuah keajaiban besar bahwa fakta-fakta ini, yang tak mungkin ditemukan
tanpa teknologi canggih abad ke-20, secara jelas dinyatakan oleh Al Qur’an
1.400 tahun yang lalu.
4. Al-‘Ijâzul Al–‘Ilmi Pungsi Gunung

            

“Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya
bumi itu (tidak) goncang bersama mereka...‖ (QS. Al Anbiya:31)
Sebagaimana terlihat, dinyatakan dalam ayat tersebut bahwa gunung-
gunung berfungsi mencegah goncangan di permukaan bumi. Kenyataan ini
tidaklah diketahui oleh siapapun di masa ketika Al Qur’an diturunkan.
Nyatanya, hal ini baru saja terungkap sebagai hasil penemuan geologi
modern. Menurut penemuan ini, gunung-gunung muncul sebagai hasil

5
(Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon
Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 319-322)
87

pergerakan dan tumbukan dari lem pengan-lempengan raksasa yang


membentuk kerak bumi. Ketika dua lempengan bertumbukan, lempengan
yang lebih kuat menyelip di bawah lempengan yang satunya, sementara yang
di atas melipat dan membentuk dataran tinggi dan gunung. Lapisan bawah
bergerak di bawah permukaan dan membentuk perpanjangan yang dalam ke
bawah. Ini berarti gunung mempunyai bagian yang menghujam jauh ke
bawah yang tak kalah besarnya dengan yang tampak di permukaan bumi.
Dalam tulisan ilmiah, struktur gunung digambarkan sebagai berikut: Pada
bagian benua yang lebih tebal, seperti pada jajaran pegunungan, kerak bumi
akan terbenam lebih dalam ke dalam lapisan magma. (General Science,
Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; Allyn and Bacon Inc.
Newton, Massachusetts, 1985, s. 305)Dalam sebuah ayat, peran gunung
seperti ini diungkapkan melalui sebuah perumpamaan sebagai ―pasak‖:

       

“Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?, dan


gunung-gunung sebagai pasak?” (QS. An Naba’:6-7).
Dengan kata lain, gunung-gunung menggenggam lempengan-lempengan
kerak bumi dengan memanjang ke atas dan ke bawah permukaan bumi pada
titik-titik pertemuan lempengan-lempengan ini. Dengan cara ini, mereka
memancangkan kerak bumi dan mencegahnya dari terombang-ambing di atas
lapisan magma atau di antara lempengan-lempengannya. Singkatnya, kita
dapat menyamakan gunung dengan paku yang menjadikan lembaran-
lembaran kayu tetap menyatu.
Fungsi pemancangan dari gunung dijelaskan dalam tulisan ilmiah dengan
istilah ―isostasi‖. Isostasi bermakna sebagai berikut: Isostasi: kesetimbangan
dalam kerak bumi yang terjaga oleh aliran materi bebatuan di bawah
permukaan akibat tekanan gravitasi. 6 Peran penting gunung yang ditemukan
oleh ilmu geologi modern dan penelitian gempa, telah dinyatakan dalam Al

6
(Webster’s New Twentieth Century Dictionary, 2. edition “Isostasy”, New York, s. 975)
88

Qur’an berabad-abad lampau sebagai suatu bukti Hikmah Maha Agung dalam
ciptaan Allah. Dalam sebuah ayat, kita diberitahu bahwa gunung-gunung
tidaklah diam sebagaimana yang tampak, akan tetapi mereka terus-menerus
bergerak.

             

      

“Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya,
padahal dia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah
yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. An Naml:88)
Gerakan gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat
mereka berada. Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan magma
yang lebih rapat. Pada awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dalam sejarah,
seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa
benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi,
namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga terpisah
ketika mereka bergerak saling menjauhi. Para ahli geologi memahami
kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun 1980, yakni 50 tahun setelah
kematiannya.
Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener dalam sebuah tulisan
yang terbit tahun 1915, sekitar 500 juta tahun lalu seluruh tanah daratan yang
ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yang dinamakan
Pangaea. Daratan ini terletak di kutub selatan.
Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang
masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau
benua raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia,
Antartika dan India. Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari
Eropa, Amerika Utara dan Asia, kecuali India. Selama 150 tahun setelah
89

pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang


lebih kecil.
Benua-benua yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea telah bergerak
pada permukaan Bumi secara terus-menerus sejauh beberapa sentimeter per
tahun. Peristiwa ini juga menyebabkan perubahan perbandingan luas antara
wilayah daratan dan lautan di Bumi. Pergerakan kerak Bumi ini diketemukan
setelah penelitian geologi yang dilakukan di awal abad ke-20. Para ilmuwan
menjelaskan peristiwa ini sebagaimana berikut :
Kerak dan bagian terluar dari magma, dengan ketebalan sekitar 100 km,
terbagi atas lapisan-lapisan yang disebut lempengan. Terdapat enam
lempengan utama, dan beberapa lempengan kecil. Menurut teori yang disebut
lempeng tektonik, lempengan-lempengan ini bergerak pada permukaan bumi,
membawa benua dan dasar lautan bersamanya. Pergerakan benua telah diukur
dan berkecepatan 1 hingga 5 cm per tahun. Lempengan-lempengan tersebut
terus-menerus bergerak, dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi
secara perlahan. Setiap tahun, misalnya, Samudera Atlantic menjadi sedikit
lebih lebar.7 Ada hal sangat penting yang perlu dikemukakan di sini: dalam
ayat tersebut Allah telah menyebut tentang gerakan gunung sebagaimana
mengapungnya perjalanan awan.
(Kini, Ilmuwan modern juga menggunakan istilah ―continental drift‖ atau
―gerakan mengapung dari benua‖ untuk gerakan ini. 8 Tidak dipertanyakan
lagi, adalah salah satu kejaiban Al Qur’an bahwa fakta ilmiah ini, yang baru-
baru saja ditemukan oleh para ilmuwan, telah dinyatakan dalam Al Qur’an.
5. Al-‘Ijâzul Al–‘Ilmi Penciptaan Manusia

           

  

7
. (Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon
Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 30)
8
.(National Geographic Society, Powers of Nature, Washington D.C., 1978, s.12-13)
90

“Kami telah menciptakan kamu; maka mengapa kamu tidak


membenarkan? Adakah kamu perhatikan nutfah (benih manusia) yang kamu
pancarkan? Kamukah yang menciptakannya? Ataukah Kami yang
menciptakannya?” (QS. Al Waqi’ah:57-59)
Penciptaan manusia dan aspek-aspeknya yang luar biasa itu ditegaskan
dalam banyak ayat. Beberapa informasi di dalam ayat-ayat ini sedemikian
rinci sehingga mustahil bagi orang yang hidup di abad ke-7 untuk
mengetahuinya. Beberapa di antaranya sebagai berikut :
a. Manusia tidak diciptakan dari mani yang lengkap, tetapi dari sebagian
kecilnya.
b. Sel kelamin laki-lakilah yang menentukan jenis kelamin bayi.
c. Janin manusia melekat pada rahim sang ibu bagaikan lintah.
d. Manusia berkembang di tiga kawasan yang gelap di dalam rahim.
Orang-orang yang hidup pada zaman kala Al Qur’an diturunkan, pasti
mengetahui bahwa bahan dasar kelahiran berhubungan dengan mani laki-laki
yang terpancar selama persetubuhan seksual. Fakta bahwa bayi lahir sesudah
jangka waktu sembilan bulan tentu saja merupakan peristiwa yang gamblang
dan tidak memerlukan penyelidikan lebih lanjut. Akan tetapi, sedikit
informasi yang dikutip di atas itu berada jauh di luar pengertian orang-orang
yang hidup pada masa itu. Ini baru disahihkan oleh ilmu pengetahuan abad
ke-20.
a. Setetes Mani

            

“Apakah manusia mengira akan dibiarkan tak terurus? Bukankah ia


hanya setitik mani yang dipancarkan?” (QS. Al Qiyamah:36-37)
Dalam ilmu pengetahuan modern diteliti bahwa selama persetubuhan
seksual, 250 juta sperma terpancar dari si laki-laki pada satu waktu.
Sperma-sperma melakukan perjalanan 5-menit yang sulit di tubuh si ibu
sampai menuju sel telur. Hanya seribu dari 250 juta sperma yang berhasil
91

mencapai sel telur. Sel telur, yang berukuran setengah dari sebutir garam,
hanya akan membolehkan masuk satu sperma. Artinya, bahan manusia
bukan mani seluruhnya, melainkan hanya sebagian kecil darinya.
b. Campuran Dalam Air Mani
Cairan yang disebut mani tidak mengandung sperma saja. Cairan ini
justru tersusun dari campuran berbagai cairan yang berlainan. Cairan-
cairan ini mempunyai fungsi-fungsi semisal mengandung gula yang
diperlukan untuk menyediakan energi bagi sperma, menetralkan asam di
pintu masuk rahim, dan melicinkan lingkungan agar memudahkan
pergerakan sperma. Yang cukup menarik, ketika mani disinggung di Al-
Qur’an, fakta ini, yang ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern, juga
menunjukkan bahwa mani itu ditetapkan sebagai cairan campuran :

          

“Sungguh, Kami ciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur


yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena
itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.” (QS. Al Insan:2)
Penelitian sebelumnya diyakini bahwa jenis kelamin bayi ditentukan
oleh sel-sel ibu. Atau setidaknya, dipercaya bahwa jenis kelamin ini
ditentukan secara bersama oleh sel-sel lelaki dan perempuan. Namun kita
diberitahu informasi yang berbeda dalam Al Qur’an, yang menyatakan
bahwa jenis kelamin laki-laki atau perempuan diciptakan ―dari air mani
apabila dipancarkan‖.

          

“Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita, dari


air mani, apabila dipancarkan.” (QS. An Najm:45-46).
Cabang-cabang ilmu pengetahuan yang berkembang seperti genetika
dan biologi molekuler telah membenarkan secara ilmiah ketepatan
informasi yang diberikan Al Qur’an ini. Kini diketahui bahwa jenis
92

kelamin ditentukan oleh sel-sel sperma dari tubuh pria, dan bahwa wanita
tidak berperan dalam proses penentuan jenis kelamin ini.
Kromosom adalah unsur utama dalam penentuan jenis kelamin. Dua
dari 46 kromosom yang menentukan bentuk seorang manusia diketahui
sebagai kromosom kelamin. Dua kromosom ini disebut ―XY‖ pada pria,
dan ―XX‖ pada wanita. Pembentukan seorang manusia baru berawal dari
penggabungan silang salah satu dari kromosom ini, yang pada pria dan
wanita ada dalam keadaan berpasangan. Pada wanita, kedua bagian sel
kelamin, yang membelah menjadi dua selama peristiwa ovulasi, membawa
kromosom X. Sebaliknya, sel kelamin seorang pria menghasilkan dua sel
sperma yang berbeda, satu berisi kromosom X, dan yang lainnya berisi
kromosom Y. Jika satu sel telur berkromosom X dari wanita ini bergabung
dengan sperma yang membawa kromosom Y, maka bayi yang akan lahir
berjenis kelamin pria. Jadi, jenis kelamin bayi bergantung pada jenis
kromosom kelamin pada sperma yang membuahi sel telur, apakah X atau
Y.
Dengan kata lain, sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut, penentu
jenis kelamin bayi adalah air mani, yang berasal dari ayah. Jenis kelamin
bayi ditentukan oleh jenis kromosom mana dari pria yang bergabung
dengan sel telur wanita. Tak satu pun informasi ini dapat diketahui hingga
ditemukannya ilmu genetika pada abad ke-20. Bahkan di banyak
masyarakat, diyakini bahwa jenis kelamin bayi ditentukan oleh pihak
wanita. Inilah mengapa kaum wanita dipersalahkan ketika mereka
melahirkan bayi perempuan. Namun, tiga belas abad sebelum penemuan
gen manusia, Al Qur’an telah mengungkapkan informasi yang
menghapuskan keyakinan takhayul ini, dan menyatakan bahwa wanita
bukanlah penentu jenis kelamin bayi, akan tetapi air mani dari pria.
c. Segumpal Darah Yang Melekat di Rahim
Ketika sperma dari laki-laki bergabung dengan sel telur wanita, intisari
bayi yang akan lahir terbentuk. Sel tunggal yang dikenal sebagai ―zigot‖
dalam ilmu biologi ini akan segera berkembang biak dengan membelah
93

diri hingga akhirnya menjadi ―segumpal daging‖. Tentu saja hal ini hanya
dapat dilihat oleh manusia dengan bantuan mikroskop.
Pada tahap awal perkembangannya, bayi dalam rahim ibu berbentuk
zigot, yang menempel pada rahim agar dapat menghisap sari-sari makanan
dari darah ibu. Zigot terlihat seperti sekerat daging. Namun, zigot tersebut
tidak melewatkan tahap pertumbuhannya begitu saja. Ia melekat pada
dinding rahim seperti akar yang kokoh menancap di bumi dengan
carangnya. Melalui hubungan semacam ini, zigot mampu mendapatkan
zat-zat penting dari tubuh sang ibu bagi pertumbuhannya. 9
Informasi ini, yang ditemukan oleh embriologi modern, ternyata telah
dinyatakan dalam Al Qur’an 14 abad yang lalu. Di sini, pada bagian ini,
satu keajaiban penting dari Al Qur’an terungkap. Saat merujuk pada zigot
yang sedang tumbuh dalam rahim ibu, Allah menggunakan kata ―‘alaq‖
dalam Al Qur’an :

               

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan, Dia


telah menciptakan manusia dari ‘alaq (segumpal darah). Bacalah, dan
Tuhanmulah Yang Maha Pemurah.” (Al ‘Alaq:1-3
Arti kata “alaq” dalam bahasa Arab adalah ―sesuatu yang menempel
pada suatu tempat‖. Kata ini secara harfiah digunakan untuk
menggambarkan lintah yang menempel pada tubuh untuk menghisap
darah. Tentunya bukanlah suatu kebetulan bahwa sebuah kata yang
demikian tepat digunakan untuk zigot yang sedang tumbuh dalam rahim
ibu. Hal ini sekali lagi membuktikan bahwa Al Qur’an merupakan wahyu
dari Allah, Tuhan Semesta Alam.

9
Moore, Keith L., E. Marshall Johnson, T. V. N. Persaud, Gerald C. Goeringer, Abdul-
Majeed A. Zindani, and Mustafa A. Ahmed, 1992, Human Development as Described in the
Qur’an and Sunnah, Makkah, Commission on Scientific Signs of the Qur’an and Sunnah, s. 36
94

d. Pembungkusan Tulang oleh Otot


Sisi penting lain tentang informasi yang disebutkan dalam ayat-ayat Al
Qur’an adalah tahap-tahap pembentukan manusia dalam rahim ibu.
Disebutkan dalam ayat tersebut bahwa dalam rahim ibu, mulanya tulang-
tulang terbentuk, dan selanjutnya terbentuklah otot yang membungkus
tulang-tulang ini.


           

           

“Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal
darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami
jadikan tulang-belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan
daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka
Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik” (QS. Al Mu’minuun:14)
Embriologi adalah cabang ilmu yang mempelajari perkembangan
embrio dalam rahim ibu. Hingga akhir-akhir ini, para ahli embriologi
beranggapan bahwa tulang dan otot dalam embrio terbentuk secara
bersamaan. Karenanya, sejak lama banyak orang yang menyatakan bahwa
ayat ini bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Namun, penelitian
canggih dengan mikroskop yang dilakukan dengan menggunakan
perkembangan teknologi baru telah mengungkap bahwa pernyataan Al
Qur’an adalah benar kata demi katanya. Penelitian di tingkat mikroskopis
ini menunjukkan bahwa perkembangan dalam rahim ibu terjadi dengan
cara persis seperti yang digambarkan dalam ayat tersebut.
Pertama, jaringan tulang rawan embrio mulai mengeras. Kemudian sel-
sel otot yang terpilih dari jaringan di sekitar tulang-tulang bergabung dan
membungkus tulang-tulang ini. Peristiwa ini digambarkan dalam sebuah
terbitan ilmiah dengan kalimat berikut: Dalam minggu ketujuh, rangka
mulai tersebar ke seluruh tubuh dan tulang-tulang mencapai bentuknya
95

yang kita kenal. Pada akhir minggu ketujuh dan selama minggu kedelapan,
otot-otot menempati posisinya di sekeliling bentukan tulang.10
Singkatnya, tahap-tahap pembentukan manusia sebagaimana
digambarkan dalam Al Qur’an, benar-benar sesuai dengan penemuan
embriologi modern. Tahapan-tahapan perkembangan bayi dalam rahim ibu
dipaparkan dalam Al Qur’an. Sebagaiman diuraikan dalam ayat ke-14
surat Al Mu’minuun, jaringan tulang rawan pada embrio di dalam rahim
ibu mulanya mengeras dan menjadi tulang keras. Lalu tulang-tulang ini
dibungkus oleh sel-sel otot. Allah menjelaskan perkembangan ini dalam
ayat: “…dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu
tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging”.
e. Tiga Tahapan Bayi Dalam Rahim Dalam Al Qur’an dipaparkan bahwa
manusia diciptakan melalui tiga tahapan dalam rahim ibunya

            

              

            

“… Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian


dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan
kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?” (QS.
Az Zumar:6)
Sebagaimana yang akan dipahami, dalam ayat ini ditunjukkan bahwa
seorang manusia diciptakan dalam tubuh ibunya dalam tiga tahapan yang
berbeda. Sungguh, biologi modern telah mengungkap bahwa pembentukan
embrio pada bayi terjadi dalam tiga daerah yang berbeda dalam rahim ibu.
Sekarang, di semua buku pelajaran embriologi yang dipakai di berbagai
fakultas kedokteran, hal ini dijadikan sebagai pengetahuan dasar.

10
. Moore, Developing Human, 6. edition,1998.
96

Misalnya, dalam buku Basic Human Embryology, sebuah buku referensi


utama dalam bidang embriologi, fakta ini diuraikan sebagai berikut :
―Kehidupan dalam rahim memiliki tiga tahapan: pre-embrionik; dua
setengah minggu pertama, embrionik; sampai akhir minggu ke delapan,
dan janin; dari minggu ke delapan sampai kelahiran.‖ 11
Fase-fase ini mengacu pada tahap-tahap yang berbeda dari
perkembangan seorang bayi. Ringkasnya, ciri-ciri tahap perkembangan
bayi dalam rahim adalah sebagaimana berikut:
1) Tahap Pre-embrionik
Pada tahap pertama, zigot tumbuh membesar melalui pembelahan
sel, dan terbentuklah segumpalan sel yang kemudian membenamkan
diri pada dinding rahim. Seiring pertumbuhan zigot yang semakin
membesar, sel-sel penyusunnya pun mengatur diri mereka sendiri guna
membentuk tiga lapisan.
2) Tahap Embrionik
Tahap kedua ini berlangsung selama lima setengah minggu. Pada
masa ini bayi disebut sebagai ―embrio‖. Pada tahap ini, organ dan
sistem tubuh bayi mulai terbentuk dari lapisan- lapisan sel tersebut.
3) Tahap Fetus
Dimulai dari tahap ini dan seterusnya, bayi disebut sebagai ―fetus‖.
Tahap ini dimulai sejak kehamilan bulan kedelapan dan berakhir hingga
masa kelahiran. Ciri khusus tahapan ini adalah terlihatnya fetus
menyerupai manusia, dengan wajah, kedua tangan dan kakinya.
Meskipun pada awalnya memiliki panjang 3 cm, kesemua organnya
telah nampak. Tahap ini berlangsung selama kurang lebih 30 minggu,
dan perkembangan berlanjut hingga minggu kelahiran.
Informasi mengenai perkembangan yang terjadi dalam rahim ibu,
baru didapatkan setelah serangkaian pengamatan dengan menggunakan
peralatan modern. Namun sebagaimana sejumlah fakta ilmiah lainnya,

11
. Williams P., Basic Human Embryology, 3. edition, 1984, s. 64.
97

informasi-informasi ini disampaikan dalam ayat-ayat Al Qur’an dengan


cara yang ajaib. Fakta bahwa informasi yang sedemikian rinci dan
akurat diberikan dalam Al Qur’an pada saat orang memiliki sedikit
sekali informasi di bidang kedokteran, merupakan bukti nyata bahwa Al
Qur’an bukanlah ucapan manusia tetapi Firman Allah.
f. Saintifik Air Susu Ibu
Air susu ibu adalah suatu campuran ciptaan Allah yang luar biasa dan
tak tertandingi sebagai sumber makanan terbaik bagi bayi yang baru lahir,
dan sebagai zat yang meningkatkan kekebalan tubuhnya terhadap
penyakit. Bahkan makanan bayi yang dibuat dengan teknologi masa kini
tak mampu menggantikan sumber makanan yang menakjubkan ini. Setiap
hari ditemukan satu manfaat baru air susu ibu bagi bayi. Salah satu fakta
yang ditemukan ilmu pengetahuan tentang air susu ibu adalah bahwa
menyusui bayi selama dua tahun setelah kelahiran sungguh amat
bermanfaat.12 Allah memberitahu kita informasi penting ini sekitar 14 abad
yang lalu, yang hanya diketahui melalui ilmu pengetahuan baru-baru ini,
dalam ayat-Nya “…menyapihnya dalam dua tahun…”. “Dan Kami
perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-
bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah
kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu.” (QS. Luqman:14).
6. Al-‘Ijâzul Al–‘Ilmi Saintifik Tentang Identitas Pada Sidik Jari
Ketika dikatakan dalam Al Quran bahwa mudah bagi Allah untuk
menghidupkan manusia setelah kematiannya, sidik jari manusia secara
khusus ditekankan :

      

12
Rex D. Russell, Design in Infant Nutrition, http:// www.icr.org/pubs/imp-259.htm.
98

“Bukankah demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun ujung-ujung


jarinya dengan sempurna.” (QS. Al Qiyaamah, 75: 4)
Penekanan pada sidik jari memiliki makna sangat khusus, karena sidik jari
setiap orang unik bagi dirinya sendiri. Setiap orang yang hidup atau pernah
hidup di dunia ini memiliki serangkaian sidik jari yang unik. Itulah sebabnya
sidik jari diterima sebagai bukti identitas yang sangat penting bagi pemiliknya
dan digunakan untuk tujuan ini di seluruh penjuru dunia. Namun, yang
penting adalah bahwa keunikan sidik jari ini baru ditemukan di akhir abad ke-
19.
Sebelumnya, orang menganggap sidik jari sebagai lengkungan-lengkungan
biasa tanpa makna khusus. Tetapi dalam Al Quran, Allah menunjuk sidik jari,
yang sedikit pun tidak menarik perhatian orang waktu itu, dan mengarahkan
perhatian kita pada arti penting sidik jari, yang baru mampu dipahami di masa
kini.

C. Fakta Al-‘Ijâzul Al–‘Ilmi Mu’jizat Ilmiah Didalam Syariat


1. Mu’jizah ‘Ilmiah Dalam Sholat

      

―Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku.”
Ayat pembukaan di atas jelas mengisyaratkan bagi kita kaum muslim
untuk hanya menyembah Zat Maha Tunggal, yaitu Allah SWT. Shalat
merupakan salah satu cara untuk menunjukkan penghambaan kita kepada
Allah. Namun lebih daripada itu, shalat tidak hanya menjadi kewajiban atas
umat muslim. Melainkan menjadi suatu kegiatan atau aktivitas yang
seharusnya menjadi kebutuhan, bukan kewajiban. Artikel yang akan anda
baca ini akan menjelaskan mengapa shalat seharusnya tidak menjadi
kewajiban yang memberatkan. Justru menjadi suatu aktivitas ibadah yang
tiada duanya yang memberi manfaat penuh bagi yang melaksanakannya.
99

Shalat adalah satu-satunya ibadah yang berisi gerakan-gerakan yang


menyehatkan dan lebih mirip seperti berolahraga. Dalam agama Islam, shalat
itu memiliki kadar kepentingan yang amat besar. Bukti-buktinya adalah
sebagaimana berikut :
a. Shalat merupakan rukun Islam yang kedua.
b. Shalat adalah amal hamba paling awal yang dihisab (dikalkulasi) nanti di
hari kiamat. Jika diterima, maka akan diterima pula amal yang lainnya.
Demikian pula sebaliknya, jika tertolak maka tertolak pula amal yang lain.
c. Shalat adalah amal hamba paling awal yang dihisab (dikalkulasi) nanti di
hari kiamat. Jika diterima, maka akan diterima pula amal yang lainnya.
Demikian pula sebaliknya, jika tertolak maka tertolak pula amal yang lain.
d. Orang yang memeliharanya berarti telah memelihara agamanya.
Sedangkan yang menyia-nyiakannya pasti dia menyia-nyiakan yang
lainnya.
e. Ukuran Islam dalam kalbu seseorang seperti kadar shalat dalam kalbunya.
Demikian pula bagian seseorang dalam agama seperti bagian dia dalam
shalatnya.
f. Shalat merupakan bukti kuat mengenai cinta seorang hamba kepada
Rabbnya dan tanda syukur terhadap nikmat-nikmatNya.
g. Karena urgensinya, maka Allah memerintahkan pelaksanaannya dalam
kondisi bagaimanapun, baik dalam perjalanan atau mukim, dalam kondisi
perang atau damai dan dalam keadaan sehat atau sakit.
h. Demikian halnya, seluruh nash (baik ayat ataupun hadits) menyatakan
dengan jelas bahwa orang yang meninggalkan shalat adalah kafir. Nabi
bersabda : “Sesungguhnya penghalang antara seseorang dengan kekafiran
dan kesyirikan adalah meninggalkan shalat”. (HR. Muslim). Beliau juga
bersabda: “Perjanjian di antara kita dan mereka adalah shalat, maka
siapa saja yang meninggalkannya sungguh telah kafir”. (HR. Ahmad dan
para pemilik kitab Sunan).
Maka dari itu, jika orang yang meninggalkan shalat mati, maka dia kafir
dan tidak perlu dimandikan, tidak dikafani, tidak dishalatkan, tidak
100

dikuburkan di pemakaman kaum muslimin, hartanya tidak boleh diwarisi


oleh keluarganya yang muslim tapi masuk dalam baitul mal kaum
muslimin dan hukum-hukum lainnya.
Demikian halnya, seluruh nash (baik ayat ataupun hadits) menyatakan
dengan jelas bahwa orang yang meninggalkan shalat adalah kafir. Nabi
bersabda: ―Sesungguhnya penghalang antara seseorang dengan kekafiran
dan kesyirikan adalah meninggalkan shalat‖. (HR. Muslim). Beliau juga
bersabda: ―Perjanjian di antara kita dan mereka adalah shalat, maka siapa
saja yang meninggalkannya sungguh telah kafir‖. (HR. Ahmad dan para
pemilik kitab Sunan).
Maka dari itu, jika orang yang meninggalkan shalat mati, maka dia kafir
dan tidak perlu dimandikan, tidak dikafani, tidak dishalatkan, tidak
dikuburkan di pemakaman kaum muslimin, hartanya tidak boleh diwarisi
oleh keluarganya yang muslim tapi masuk dalam baitul mal kaum
muslimin dan hukum-hukum lainnya. Shalat ternyata tidak hanya menjadi
amalan utama di akhirat nanti, tetapi gerakan-gerakan shalat paling
proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Bahkan dari sudut medis, shalat
adalah gudang obat dari berbagai jenis penyakit. Allah, Sang Maha
Pencipta, tahu persis apa yang sangat dibutuhkan oleh ciptaanNya,
khususnya manusia.
Semua perintahNya tidak hanya bernilai ketakwaan, tetapi juga
mempunyai manfaat besar bagi tubuh manusia itu sendiri. Misalnya,
puasa, perintah Allah di rukun Islam ketiga ini sangat diakui manfaatnya
oleh para medis dan ilmuwan dunia barat. Mereka pun serta merta ikut
berpuasa untuk kesehatan diri dan pasien mereka.Begitu pula dengan
shalat. Ibadah shalat merupakan ibadah yang paling tepat untuk
metabolisme dan tekstur tubuh manusia. Gerakan-gerakan di dalam shalat
pun mempunyai manfaat masing-masing.
1) Takbiratul Ihram
Berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar tlinga, lalu melipatnya
di depan perut atau dada bagian bawah. Gerakan ini bermanfaat untuk
101

melancarkan aliran darah, getah bening (limfe), dan kekuatan otot lengan.
Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancer ke
seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang
sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua
tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini
menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh
bagian atas.
2) Ruku’
Ruku’ yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila
diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi
kepala lurus dengan tulang belakang. Gerakan ini bermanfaat untuk
menjaga kesempurnaan posisi serta fungsi tulang belakang (corpus
vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat saraf. Posisi jantung sejajar
dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah.
Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi untuk merelaksasikan otot-otot
bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah sarana latihan bagi kemih
sehingga gangguan prostate dapat dicegah.
3) I’tidal
Bangun dari ruku’, tubuh kembali tegak setelah mengangkat kedua
tangan setinggi telinga. I’tidal merupakan variasi dari postur setelah ruku’
dan sebelum sujud. Gerakan ini bermanfaat sebagai latihan yang baik bagi
organ-organ pencernaan. Pada saat I’tidal dilakukan, organ-organ
pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara
bergantian. Tentu memberi efek melancarkan pencernaan.
4) Sujud
Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan
dahi pada lantai. Posisi sujud berguna untuk memompa getah bening ke
bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan daerah
kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada
daya pikir seseorang. Oleh karena itu, sebaiknya lakukan sujud dengan
tuma’ninah, tidak tergesa-gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak.
102

Posisi seperti ini menghindarkan seseorang dari gangguan wasir.


Khusus bagi wanita, baik ruku’ maupun sujud memiliki manfaat luar biasa
bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.
5) Duduk di antara sujud
Duduk setelah sujud terdiri dari dua macam yaitu iftirosy (tahiyat awal)
dan tawarru’ (tahiyat akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki.
pada saat iftirosy, tubuh bertumpu pada pangkal paha yang terhubung
dengan saraf nervus Ischiadius. Posisi ini mampu menghindarkan nyeri
pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu
berjalan. Duduk tawarru’ sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran
kandung kemih (uretra), kelenjar kelamin pria (prostate) dan saluran vas
deferens. Jika dilakukan dengan benar, posisi seperti ini mampu mencegah
impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iftirosy dan tawarru’
menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks
kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga kelenturan dan
kekuatan organ-organ gerak kita.
6) Salam
Gerakan memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal. Salam
bermanfaat untuk bermanfaat untuk merelaksasikan otot sekitar leher dan
kepala menyempurnakan aliran darah di kepala sehingga mencegah sakit
kepala serta menjaga kekencangan kulit wajah.
2. Mu’jizat Ilmiah tentang Puasa

          

   

Artinya: ―Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa


sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa" (QS. Al-Baqarah : 183)
103

Dalam mu’jizat al-qur’an berkaitan dengan puasa, Allah telah memberikan


berbagai keutamaan didalamnya, diantaranya :
a. Membuang racun dan toksik keluar dari badan (proses ditoksifikasi).
Secara dasarnya puasa adalah salah satu proses pembersihan atau
detoksifikasi. Dr Mc Fedan seorang pakar perubatan antarabangsa
menjelaskan, Setiap manusia memerlukan kepada puasa sekali pun dia
tidak sakit kerana toksi-toksin makanan dan ubat-ubatan berkumpul di
dalam badan lalu menjadikannya seperti orang sakit dan
membebankannya, maka keaktifannya akan berkurangan.
b. Pembaharuan sel-sel tisu. Dalam journal of metabolic research
mendapati bahawa berlapar untuk jangka masa seminggu memandai
untuk pembaharuan sementara tisu-tisu dalam tubuh seseorang yang
berumur 40 tahun dengan mengembalikan keadaan tisu-tisu tersebut
kepada tugas (fisiologi) yang menyamai keadaan seorang yang berumur
17 tahun sementara berlapar dalam jangka masa 30 hingga 40 hari akan
meningkatkan kadar metabolisme sebanyak lima hingga enam peratus.
c. Kecerdasan mental. Apabila badan bebas daripada bahan-bahan toksik
terutama di dalam darah maka kemampuan berfikir mampu
ditingkatkan. Tenaga yang diperlukan oleh usus dalam proses
penghadaman akan di hantar ke otak untuk proses berfikir semasa hari
pertama hingga hari ketiaga puasa.
d. Meningkatkan fungsi organ reproduksi. Peningkatan organ reproduksi
dan keremajaan sel yang membawa perubahan pada sel-sel urogenitalis
dan jaringan-jaringan organ reproduksi wanita. Di masa inilah
berlakunya perubahan metabolik terutama kelenjar-kelenjar endoktrin
induk telur yang menghasilkan lebih banyak estrogen dan progesteron.
Ketinggian kadar kedua elemen ini dapat meningkatkan fungsi organ
reproduksi dan kesuburan. Kajian laboratorium haiwan di Amerika
Syararikat terhadap 846 ayam telur yang reproduktivitinya telah
menurun, membuktikan bahawa 75 peratus ayam-ayam tersebut dapat
kembali bertelur setelah diterapikan puasa selama 10 hari.
104

e. Melambatkan proses penuaan. Majalah Britian, Nature dalam satu


kajian saintifik menyatakan puasa atau separa akan menyebabkan
keaktifan pada gen-gen yang berfungsi untuk merembeskan hormone-
hormon yang akan membantu melambatkan proses penuanaan terhadap
manusia dan juga hormon-hormon yang dapat menambahkan keaktifn
tubuh. Ia kemudiannya akan merendahkan proses metabolisme,
menghasilkan protein yang effektif, merangsang sistem imun dan
pertambahan penghasilan hormone menyebabkan proses rejuvenasi atau
permudaan yang akan memanjangkan hayat.
f. Mencegah penyakit mental. Dalam satu kajian terhadap 1,000 pesakit
mental yang membiasakan diri berpuasa, pemeriksaan semula selepas
enam tahun mendapati 65 peratus daripada mereka mengalami
perubahan positif. Dr Yuri Nikolayev menyimpulkan, " Rawatan
dengan berlapar memberikan kerehatan kepada semua sistem saraf dan
minda. Tubuh dibersihkan daripada racun-racun dan tisu-tisu serta
pelbagai kelenjar akan di perbaiki. Merehatkan minda membentuk asas
rawatan untuk pelbagai gangguan 'neuropsychiatric'. Puasa merupakan
kaedah rawatan dalaman tanpa melalui proses pembedahan.
g. Kecantikan kulit. Pakar kulit dari Universiti kaherah, Dr Muhammad
Dawahiri menyatakan, "Hubungan antara makan dan penyakit-penyakit
kulit erat sekali. Kerana itu puasa dapat mengurangi kadar air pada
tubuh dan darah. Seterusnya mengurangkan kadar air pada kulit
sehingga kulit mempunyai pertahanan yang kuat menghadapi penyaki-
penyakit kulit yang diakibatkan oleh bacteria (mikrobia).
105

D. Fakta Al-‘Ijâzul Al–‘Ilmi Mu’jizat Ilmiah Tentang Isra’ Mi’raj


Allah berfirman dalam al –Qur’an surat Al – Isra’ : Ayat 1

 
    
       

           

Artinya:“Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada


suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami
berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-
tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha
mengetahui.”
Peristiwa isra’ mi’raj merupakan peristiwa yang sangat menakjubkan dan
menggemparkan dunia waktu itu. Karena pada waktu itu belum terdapat
peralatan-peralatan teknologi canggih dan modern, sehingga belum bisa
dibuktikan dengan fakta dan kebenaran ilmiah. Peristiwa tersebut dianggap tidak
ilmiah dan tidak logis atau tidak masuk akal. Selain itu juga karena pemikiran
manusia biasa waktu itu belum sampai menyentuh hal yang sejauh itu dan
Rasulullah SAW juga dianggap bermimpi saja. Namun seiring dengan
berkembangnya zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, semua
anggapan-anggapan yang tidak mempercayai adanya peristiwa tersebut sudah bisa
ditepis dan dibantahkan.
Isra’ mi’raj merupakan perjalanan yang sangat luar biasa dan dahsyat. Isra’
yang artinya perjalanan Rasulullah SAW dari Masjidil Haram di Mekkah menuju
ke Masjidil Aqso di Yerussalem, yang masih berada dalam satu dimensi dengan
menggunakan kecepatan cahaya yang kecepatannya sekitar kurang lebih 300.000
km/s. Sedangkan mi’raj artinya perjalanan Rasulullah SAW dari Masjidil Aqso
menuju ke Sidratul Muntaha dengan menaiki sebuah kendaraan yang bernama
“Bouraq” dan dengan pengawalan dari Malaikat Jibril dan beberapa Malaikat
lainnya juga, tapi Malaikat-Malaikat itu hanya bisa mengawal dan mengantarkan
Rasulullah SAW sampai langit ke-7 saja karena Malaikat-Malaikat itu sudah tidak
106

kuat lagi untuk menempuh perjalanan menuju ke Sidratul Muntaha untuk bertemu
dengan Allah SWT. Hal itu juga dikarenakan Malaikat adalah makhluk dimensi 9
yang hanya bisa hidup maksimal di alam yang berdimensi 9 (langit ke-7),
sedangkan Rasulullah melakukan perjalanan atas kehendak Allah SWT sehingga
mampu untuk bisa sampai Sidratul Muntaha.
Malaikat dan Jin bisa berpindah tempat dengan sangat cepat hanya dalam
waktu sekejap saja, bahkan tempat yang sangat jauh sekalipun yang jika ditempuh
dengan pesawat yang kecepatannya tercepat di jagat raya akan memakan waktu
yang sangat lama. Tetapi Malaikat dan Jin hanya bisa menempuh dalam waktu
sekejap dan kedipan mata. Hal tersebut dikarenakan Malaikat dan Jin adalah
bukan makhluk dimensi 3 yang mempunyai kecepatan diatas kecepatan cahaya
yang merupakan kecepatan tercepat di alam semesta ini. Hal seperti itu juga
terjadi pada diri Rasulullah SAW saat melakukan perjalanan isra’ mi’raj.
Sebelum melakan perjalanan isra’ mi’raj, hati Rasulullah SAW dibelah dan
diopearasi dengan sinar laser super maha canggih dan disucikan dengan air zam-
zam oleh Malaikat Jibril dan diletakkan di penampan yang terbuat dari emas yang
datang dari surga. Hati Rasulullah diletakkan di penampan yang terbaut dari emas,
karena emas merupakan logam mulia dan superkonduktor yang memiliki
hambatan sangat sedikit sekali. Disucikan dengan air zam-zam karena kualitas air
ini sangat bagus dan sangat mulia serta berisikan energi-energi doa dan dzikir para
Nabi dan Rasul terdahulu. Pada saat melakukan perjalanan tersebut, badan
Rasulullah SAW diubah menjadi badan cahaya yang bisa berjalan sangat cepat
dengan kecepatan cahaya 300.000 km/s. Apabila badan Rasulullah SAW tidak
diubah dengan badan cahaya dan menempuh perjalanan tersebut yang sangat
cepat, maka badan Rasulullah akan runtuh dan hancur tercerai berai karena ikatan
antar atom dan molekul akan terlepas. Perjalanan tersebut juga dilakukan pada
malam hari, karena jika dilakukan pada siang hari pasti juga akan membahayakan
badan dan keselamatan Rasulullah SAW.
Badan Rasulullah telah diubah menjadi badan cahaya dan jika perjalanannya
siang, maka akan terjadi interferensi gelombang dari cahaya sinar matahari dan
bisa merusak badan cahaya Rasulullah SAW :
107

1. Perjalanan isra’ mi’raj juga merupakan perjalanan yang sangat dahsyat dan
ajaib, dikarenakan atas kehendak Allah dan Rasulullah SAW hanya
diperjalankan saja, bukan melakukan perjalanan sendiri. Peristiwa isra’
mi’raj tersebut, pada zaman sekarang bahwa penemuan-penemuan,
penelitian-penelitian, fakta-fakta imiah, dan ilmu pengetahuan serta
teknologi modern sudah bisa membuktikan dan menemukan kebenaran
peristiwa Isra’ Mi’raj tersebut, antara lain: Allah Maha Berkehandak,
sehingga mampu menghendaki siapaun saja yang dikehendakinya. Seperti
peristiwa isra’ mi’raj ini yang merupakan kehendak dari Allah SWT,
Rasulullah hanya diperjalankan saja melainkan tidak malakukan
perjalanan sendiri.
2. Perjalanan tersebut menggunakan kecepatan cahaya yang kecepatannya
sekitar 300.000 km/s. Bukan perjalanan biasa. Isra’ jika dilakukan dengan
perjalanan biasa maka akan menempuh waktu yang sangat lama, karena
jarak antara kedua kota Mekkah da Yerussalem sangat jauh. Sedangkan
mi’raj adalah bukan perjalanan luar angkasa melainkan perjalanan
menembus batas dimensi, jika dilakukan dengan perjalanan luar angkasa
maka akan menempuh waktu yang sangat lama pula.
3. Bahwa untuk menempuh bintang terdekat dari bumi saja dan bahkan
menggunakan pesawat ulang-alik yang merupakan pesawat tercepat di
dunia, maka akan menempuh waktu kurang lebih 428 tahun. Waktu itu
tidak cukup bagi umur kehidupan kita yang hanya berkisar kurang lebih
maksimal 100 tahun saja.
4. Sebelum berangkat untuk diperjalankan dari peristiwa Isra’ Mi’raj, hati
Rasulullah dibeah dan dioperasi dengan sinar laser oleh Malaikat Jibril.
Setelah itu diletakkan di penampan emas dan disucikan dengan air zam-
zam.
5. Diletakkan di penampan emas karena emas merupakan logam mulia dan
superkonduktor yang memiliki hambatan sangat rendah sekali.
6. Disucikan dengan air zam-zam karena air ini sangat mulia dan sangat
bagus kualitasnya. Kandungan molekul-molekulnya sangat bagus karena
108

berisikan energi doa dan dzikir para Nabi dan Rasul. Penelitian ilmiah di
Jepang saat ini membuktikan bahwa air yang dikasih ucapan kata-kata
positif dan bagus, maka molekul-molekul air tersebut akan berubah
menjadi sangat bagus dan sebaliknya.
7. Badan Rasulullah diubah menjadi badan cahaya karena akan menempuh
perjalanan yang sangat cepat. Jika tidak diubah menjadi badan cahaya,
maka badan Rasulullah akan hancur tercerai berai karena ikatan atom dan
molekul akan lepas.
8. Perjalanan Isra’ Mi’raj ini dilakukan pada malam hari, karena jika
dilakukan pada siang hari akan sangat membahayakan badan cahaya dan
keselamatan Rasulullah SAW. Badan cahaya Rasulullah akan mengalami
interferensi cahaya sinar matahari. Hal ini karena salah satu dari sifat
gelombang adalah dapat diinterferensikan.
9. Teori yang memungkinkan pada peristiwa Isra’ Mi’raj tersebut adalah
teori Annihilasi. Teori ini mengatakan bahwa setiap materi (zat) memiliki
anti materinya. Dan jika materi direaksikan dengan anti materinya, maka
kedua partikel tersebut bisa lenyap berubah menjadi seberkas cahaya atau
sinar gamma.
10. Hal ini telah dibuktikan di laboratorium nuklir bahwa jika partikel proton
direaksikan dengan antiproton, atau elektron dengan positron (anti
elektron), maka kedua pasangan tersebut akan lenyap dan memunculkan
dua buah sinar gamma, dengan energi masing-masing 0,511 MeV (Mega
Electron Volt) untuk pasangan partikel elektron, dan 938 MeV untuk
pasangan partikel proton.
11. Sebaliknya apabila ada dua buah berkas sinar gamma dengan energi
sebesar tersebut di atas dilewatkan melalui medan inti atom, maka tiba-
tiba sinar tersebut lenyap berubah menjadi 2 buah pasangan partikel
tersebut di atas. Hal ini menunjukkan bahwa materi bisa dirubah menjadi
cahaya dengan cara tertentu yang disebut annihilasi dan sebaliknya.
12. Alam semesta ini diciptakan berpasang-pasangan. secara umum alam
terbentuk atas materi dan energi. bisa dikatakan materi adalah bentuk
109

energi yang termampatkan. sebagaimana konsep kesetaraan massa dan


energi yang dirumuskan oleh Einstein, bahwa materi dalam kondisi
tertentu dapat berubah menjadi energi, dan sebaliknya energi dapat
berubah menjadi materi. setiap objek berwujud yang ada dalam alam
semesta ini, pada dasarnya tersusun atas materi –materi submikroskopik
yang kita kenal dengan istilah atom, proton dan neutron serta dikelilingi
elektron.
13. Pasangan materi adalah anti materi. materi adalah objek bermassa positif
sedangkan antimateri atau antipartikel aldalah objek bermassa negatif.
materi dan energi bukan berpasangan, walaupun keduanya bisa saling
menjelma. materi jika bertemu dengan antimateri dalam kondisi tertentu
akan menjelma menjadi foton (annihilasi). foton tidak memiliki massa
namun memiliki energi dan momentum.
14. Annihilasi atau proses pemusnahan terjadi ketika massa antimateri
menghapus massa materi, sehingga keduanya lenyap dan menjelma
menjadi 2 foton gamma dengan massa yang bernilai nol. sebaliknya,
proses penciptaan (creation), jika foton berada pada medan tertentu,
maka foton akan berproses menjadi materi. proses ini bisa berlangsung
berulang-ulang seperti siklus. Dari semua fakta-fakta ilmiah diatas,
masihkah kita ragu dengan kebenaran peristiwa isra’ mi’raj tersebut? Jika
kita masih ragu, maka selayaknya kita manusia yang hidup di zaman
dahulu yang belum menyentuh ilmua pengetahuan dan teknologi modern,
maka dengan fakta ilmiah inilah menjadi sarana peningkatan kualitas
Spritual keminan kita bahwa semua yang terjadi atas kehandak Allah.

E. FAKTA AL-‘IJÂZUL AL–‘ILMI MU’JIZAT ILMIAH TENTANG


AKHLAQ
Pengertian Akhlak menurut Abu Ali Ibnu Muhammad Ibnu Ya’qub
Miskawaih :
110

Artinya : “ Akhlak ialah keadaan gerak jiwa yang mendorong untuk


melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pemikiran terlebih
dahulu “ 13 Begitu juga akhlak menurut Abu Hamid Muhammad bin Muhammad
Al-Ghozali :

Artinya: “Suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dapat memunculkan
perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pertimbangan pemikiran
Akhlak adalah tabiat, sifat seseorang atau perbuatan manusia yang bersumber
dari dorongan jiwanya yang sudah terlatih, sehingga dalam jiwa tersebut benar-
benar sudah melekat sifat-sifat yang melahirkan perbuatan-perbuatan dengan
mudah dan spontan tanpa dipikirkan serta di angan-angan lagi. Maka dari itu
gerakan refleks, denyut jantung dan kedipan mata itu tidak dapat disebut sebagai
akhlak, karena gerakan tersebut tidak diperintah oleh unsur kejiwaan. Sebab
akhlak merupakan ‖kehendak ‖ dan ‖ kebiasaan ‖ manusia yang menimbulkan
kekuatan-kekuatan yang sangat besar untuk melakukan sesuatu. Kehendak
merupakan keinginan yang ada pada diri manusia setelah dibimbing, dan
kebiasaan adalah perbuatan yang diulang-ulang sehingga mudah untuk
melakukannya.
Oleh karena itu faktor kehendak atau kemauan memegang peranan yang
sangat penting sebab dengan adanya kehendak tersebut telah menunjukkan adanya
unsur ikhtiar dan kebebasan, yang karenanya dapat disebut dengan ‖ akhlak ‖.
Maksud dengan sifat-sifat yang melahirkan perbuatan-perbuatan dengan
mudah dan spontan tanpa dipikirkan serta di angan-angan lagi, disini bukan
berarti bahwa perbuatan tersebut dilakukan dengan tidak sengaja atau tidak di
kehendaki. Maka perbuatan-perbuatan yang dilakukan itu benar-benar sudah
merupakan ‖ azimah ‖ yakni kemauan yang kuat tentang sesuatu perbuatan, oleh
karenanya jelas bahwa perbuatan itu memang sengaja di kehendaki adanya.

13
. Abu Ali Ibnu Muhammad Ibnu Ya’qub Miskawaih ( 1934 ). Tahdzib al-Akhlaq wa
Tathhir al-A’raq, Mesir : al-Mathba’ah al-Misriyah, hal : 40
111

Hanya saja keadaan yang demikian ini dikakukan secara kontinyu, sehingga sudah
menjadi adat / kebiasaan untuk melakukannya, karenanya timbullah perbuatan itu
dengan mudah tanpa difikirkan lagi, begitu juga karena bentuknya tidak kelihatan
sehingga dapat dikatakan bahwa ―Akhlak― adalah nafsiah (bersifat kejiwaan) atau
maknawiyah (sesuatu yang abstrak), sedangkan bentuknya yang kelihatan
dinamakan mu’amalah (tindakan) atau suluk (prilaku) maka dari itu bentuknya
akhlak adalah sumber dan prilaku tersebut. Dengan demikian secara substansial
bahwa perbuatan yang termasuk akhlak mempunyai lima ciri antara lain :
1. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang tertanam kuat dalam jiwa
seseorang, sehingga telah menjadi kepribadian.
2. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan
tanpa pemikiran.
3. Bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri
orang yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.
4. Bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan
sesungguhnya, bukan main-main atau karena bersandiwara, seperti dalam
film.
5. Sejalan dengan ciri yang keempat, perbuatan akhlak ( khusus akhlak
yang baik) adalah perbuatan yang dilakukan karena ikhlas semata-mata
karena Allah Swt, bukan karena ingin dipuji orang atau karena ingin
mendapatkan sesuatu pujian. Pembagian akhlak dibagi menjadi dua
bagian, akhlak Mahmudah (terpuji) dan akhlak Mazmumah ( tercela ),
akhlak Mahmudah yakni akhlak terpuji atau akhlak yang baik. Contohnya
: pemaaf, sabar, ikhlas, menepati janji, qonaah, jujur, penyayang, pemurah,
baik hati, husnudzon dan lain sebagainya. Dimana akhlak mahmudah ini
semuanya membawa kebaikan dan tidak merugikan orang lain.
Karena setiap akhlak terpuji ini telah ada tuntunan dan ajarannya baik dalam
Al-Qur’an ataupun Hadits nabi. Dari Imam Malik berkata “setiap agama memiliki
akhlak, dan akhlak islam ialah malu”. Malu merupakan dasar akhlak manusia,
karena dengan memiliki rasa malu pada Allah SWT maka akan takut untuk
melakukan perbuatan-perbuatan tercela dan keji.
112

Akhlak Mahmudah atau akhlak tercela seperti Riya’ yaitu Beramal atau
melakukan suatu perbuatan baik dengan niat untuk dilihat orang atau mendapat
pujian orang, dengan kata lain riya’ sama artinya dengan pamer. Sum’ah
Melakukan perbuatan atau berkata sesuatu agar didengar oleh orang lain dengan
maksud agar namanya dikenal Ujub Mengagumi diri sendiri Takabur
Membanggakan diri sendiri karena merasa dirinya jauh lebih hebat dibandingkan
orang lain. Kadzib suka berdusta atau berbohong, maka dalam kajian saintifik al-
qur’an orang yang suka berbohong akan berdampak buruk juga didalam jiwa dan
kepribadianya sebagi contoh dibawah : Mu’jizat Ilmiah tetang larangan
berbohong.
Beberapa peneliti mengamati perubahan yang terjadi pada wajah saat
berbohong, lalu melakukan uji coba yang mengidentifikasi wajah seseorang yang
berbicara dengan jujur dan orang yang berbohong di dalamnya, tampak terlihat
fenomena khusus pada wajahnya saat berbicara jujur, namun fenomena tersebut
hanya sekilas dan fenomena ini sangat cepat tidak dapat dideteksi dengan mata
manusia. Dan dibutuhkan penggunaan metode cepat untuk mengenali perubahan,
kemudian mengulangnya secara lambat lalu tampak wajah berubah secara
signifikan selama berbohong. Yang menakjubkan adalah bahwa Al-Quran telah
mengisyaratkan tentang orang-orang munafik yang berbohong dan mengatakan
kebalikan dari apa yang ada dalam hati mereka :

Artinya: "Dan kalau Kami kehendaki, niscaya Kami tunjukkan mereka


kepadamu sehingga kamu benar-benar dapat Mengenal mereka dengan tanda-
tandanya". (Muhammad:30) Ini berarti bahwa jika Allah berkehendak untuk
membuat Nabinya mampu melihat kebohongan orang-orang munafik melalui
wajah mereka (siimahum) maksudnya adalah ciri-ciri dan kepribadian yang
tampak pada wajah, dan ini sebagai isyarat yang jelas cara mendeteksi
kebohongan melalui wajah.
Ini berarti bahwa ayat Al-Qur'an telah menegaskan mampu menyingkap
kebohongan dan mendeteksinya melalui kontur wajah, dan ini pula yang
digunakan oleh para ilmuwan hari ini melalui komputer mereka, Subhanallah!
113

Para peneliti juga merekam suara manusia saat berbicara dengan jujur, dan pada
saat yang lain orang yang berbicara tidak jujur dan terdapat frekuensi akustik yang
dipancarkan terjadi perubahan, ini berarti bahwa gelombang yang dicatat oleh
perangkat mesin memiliki dua bentuk: Bentuk pertama adalah kasus kejujuran,
dan adalah kasus kebohongan. Dan terjadi perbedaan yang jelas antara keduanya.

"Dan kamu benar-benar akan Mengenal mereka dari kiasan-kiasan


Perkataan mereka". (Muhammad:30)
Dalam ayat tersebut merupakan isyarat yang jelas untuk mengetahui dan
mendeteksi kebohongan melalui suara (melodi kata-kata), dan kata al-lahn melodi
adalah perubahan tipis dalam suara pada saat berbicara. Oleh karena itu, ayat ini
memberikan isyarat cara mendeteksi kebohongan melalui suara sebelum para
ilmuwan menemukannya sebelum empat belas abad yang lalu. Subhanallah!
Dalam uji coba baru-baru ini menegaskan bahwa informasi yang tersimpan
dalam hati adalah informasi nyata dan jujur, namun pusat kebohongan terletak di
bagian atas dan depan otak, dan dengan demikian ketika seseorang berbohong
melalui lisannya, hakikatnya mengatakan kebalikan dari apa yang ada dalam hati,
dan yang menakjubkan adalah bahwa Al-Quran telah mengisyaratkan fakta medis
ini dengan firman Allah: "Mereka mengucapkan dengan lidahnya apa yang tidak
ada dalam hatinya" (Al-Fath:11) Karena itu, lisan bergerak atas perintah bagian
depan otak yang disebut dengan nashiyah (ubun-ubun), dan karena itulah Allah
SWT mensifatkan ubun-ubun ini dengan firman-Nya :

"(yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka". (Al-Alaq:16


Para peneliti di Institute perhitungan saraf menegaskan bahwa perasaan yang
mengalir dalam tubuh manusia lahir melalui perubahan wajahnya tapi berlalu
dengan cepat sehingga sulit untuk ditelaah, sehingga para peneliti telah
mengembangkan sebuah program komputer menganalisis perubahan wajah
dengan kecepatan yang mengagumkan dan memonitor setiap perubahan meskipun
kecil. Mereka mengatakan bahwa ekspresi yang muncul di wajah pada saat
114

berbohong berbeda dari istilah-istilah yang muncul dalam keadaan marah, dan
yang muncul dalam kondisi perasaan bersalah, dan sebagainya.
Hasil yang dicapai oleh para ilmuwan bahwa perasaan yang dialami oleh
manusia muncul di wajah, Karena itulah Allah SWT mengatakan tetnang realitas
orang-orang ateis bahwa mereka hakikatnya berbohong, Allah berfirman:

"Dan apabila dibacakan di hadapan mereka ayat-ayat Kami yang terang,


niscaya kamu melihat tanda-tanda keingkaran pada muka orang-orang yang kafir
itu". (Al-Haji: 72).
Al-Quran telah menghubungkan antara ekspresi wajah dengan apa yang
terjadi di dalam otak mereka dari sensasi dan perasaan terhadap Al-Quran, dan
yang menakjubkan di sini tercermin dalam sebuah ungkapan Al-Quran tentang
refleksi terbalik dalam kebohongan pada ekspresi wajah. Subhanallah. Para
ilmuwan baru-baru ini telah menemukan setelah melihat pergerakan darah di sel-
sel saraf otak bahwa wilayah ubun-ubun aktif secara dramatis selama berbohong,
dan bahwa proses berbohong berakibat pada boros energi.
Ketika seseorang bersikap jujur tidak membutuhkan energi yang
mengingatkan otaknya, namun ketika berbohong, itu menghabiskan banyak energi
karena kebohongannya! Para ilmuwan menggunakan FMRI (pemindaian
perangkat magnetik) dan menemukan bahwa manusia tidak pernah dapat
dikendalikan otaknya, ketika ia ingin berbohong maka kegiatan akan terjadi di
otak dan tidak bisa menghentikan kegiatan ini. Subhanallah! Semua yang
diperintahkan Al-Quran, di dalamnya terdapat kebaikan, manfaat dan faedah.
Allah SWT berfirman

Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan


Jadilah bersama-sama orang yang jujur" (At-Taubah:119), dan Allah juga
beerfirman :

Artinya: "Jika mereka benar kepada Allah adalah lebih baik bagi mereka"
(Muhammad: 21) Para ilmuwan baru-baru ini melakukan sejumlah percobaan
115

untuk menciptakan perangkat untuk mendeteksi kebohongan, dan hasil dari


penelitian tersebut, mereka menemukan bahwa daerah yang bertanggung jawab
untuk berbohong adalah bagian depan otak atau ubun-ubun, dan wilayah ini aktif
secara dramatis selama melakukan kesalahan, oleh karena itu mereka
berkesimpulan bahwa proses berbohong dan kesalahan terjadi di bagian atas dan
bagian depan otak yang disebut dengan (ubun-ubun), dan yang menakjubkan
adalah bahwa Al-Quran telah berbicara tentang fungsi ubun-ubun dalam kurun
waktu yang lama! Allah berfirman tentang Abu Jahal :

"Ketahuilah, sungguh jika Dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya


Kami tarik ubun-ubunnya, (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi
durhaka". (Al-Alaq:15-16).
Karena itu, digambarkan ubun-ubun sebagai pusat berbohong dan kesalahan
dan inilah yang dilihat oleh para ilmuwan hari ini melalui pemindaian resonansi
dengan suara magnetis, dan Subhanallah yang telah menyebutkan secara tertulis
ayat-ayat ini yang menjadi bukti mukjizat Al-Qur'an di masa kini. Apakah
mungkin hewan menipu dan berbohong seperti manusia? Inilah yang akan
diungkapk dalam akhir penelitian ilmiah terbaru ini.
Para peneliti di Departemen Biologi, Universitas Potsdam Jerman
mengatakan bahwa berbohong tersebar luas di dunia hewan secara signifikan
bertentangan dengan kepercayaan yang populer, tim peneliti telah mencapai
kesimpulan bahwa berbohong tidak terbatas pada manusia saja, namun meluas
juga pada dunia hewan dan burung!! Di sini kita ingat firman Allah SWT :

Artinya: "Dan Tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-


burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti
kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian kepada
Tuhanlah mereka dihimpunkan". (Al-An'am: 38]. Ayat ini menjelaskan kepada
kita bahwa dunia binatang dan burung sama persis seperti manusia, dan ini secara
ilmiah membuktikan mukjizat Al-Qur'an yang mulia ini.
116

F. Al-‘Ijâzul Al–‘Ilmi Saintifik Al-Qur’an Al – Karim Tentang Alam


Semesta
Namun mukjizat setiap nabi dan Rasul berbeda-beda. Hal ini disesuaikan
dengan karakter dan kondisi kaumnya yang menjadi objek dakwah. Lalu, apakah
mukjizat Nabi Muhammad SAW? Para ulama sependapat, di antara sekian banyak
mukjizat yang Allah ber ikan kepada Nabi Muhammad saw, yang terbesar adalah
Alquran. Alquran adalah kitab suci penyempurna kitab-kitab suci para nabi
sebelumnya. Alquran bukan hanya petunjuk untuk mencapai kebahagiaan hidup
bagi umat Muslim, tapi juga seluruh umat manusia. Salah satu keajaiban Alquran,
adalah terpelihara keasliannya dan tidak berubah sedikitpun sejak pertama kali
diturunkan pada malam 17 Ramadan 14 abad yang lalu hingga kiamat nanti.
Otentisitas Alquran sudah dijamin oleh Allah, seperti dalam firman-Nya :

       

“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Alquran, dan Sesungguhnya


Kami pula yang benar-benar memeliharanya.”(QS Al-Hijr: 9)
Bukti otentisitas ini adalah banyaknya penghafal Alquran yang terus lahir ke
dunia, dan pengkajian ilmiah terhadap ayat-ayatnya yang tak pernah berhenti.
Kejaibannya, meski Alquran diturunkan 14 abad lalu, namun ayat-ayatnya banyak
yang menjelaskan tentang masa depan dan bersifat ilmiah. Bahkan dengan
kemajuan ilmu dan teknologi saat ini, banyak ayat-ayat Alquran yang terbukti
kebenarannya. Para ilmuwan telah berhasil membuktikan kebenaran itu melalui
sejumlah ekperimen penelitian ilmiah.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Adapun Konsep Pemikiran Al ‘Ijâzul Al ‘Ilmi (Mu’jizat Ilmiah ) Harun
Yahya dalam Pemberdayaan Masyarakat Islam dengan cara memeduakan
Fakta – Fakta Ilmiah dari berbagai macam keilmuan sehingga semakin
memnambah keimanan, menmabah keyakinan dan spritual dan inetelketual
yang kuat kepada Allah SWT. Harun Yahya menguunakan metode sains
dalam pemberdayan Masyarakat Islam dengan menghadirkan bukti ilmiah
yang mana tujuanya adalah mengungkap tentang eksistensi dan keesaan
Allah SWT Makhluk hidup tidak tercipta secara kebetulan tetapi sengaja
diciptakan oleh Allah. Harun Yahya banyak mengutip hasil eksperimen
dari para ahli paleontologi, biologi molekuler, fisika , bahkan astronomi
dengan tujuan untuk menunjukkan fakta penciptaan versi Harun Yahya.
Kutipankutipan hasil riset para ilmuwan tentang kajian asal-usul
kehidupan merupakan ciri khas dari metode analisis dalam karya-
karyanya. Harun Yahya meperlihatkan bukti ilmiah mengenai rancangan
menakjubkan pada desain makhluk Allah dimuka bumi ini sebagai
penguatan intelektual dan Spritual atau aqidah, semua makslhuk ciptaan
Allah dengan desain sempurna yang dimiliki makhluk di dunia ini
membuktikan adanya keajaiban penciptaan dan menghantarkan pada
eksistensi atau keberadaan Allah SWT pemilik ilmu dan kekuasaan tanpa
batas. Temuan-temuan sains tersebut dikutip dan dianalisis sedemikian
rupa sehingga agar dapat dikaji secara sistematis dalam teori Harun Yahya.
Harun Yahya menyatakan bahwa makhluk hidup tidak tercipta secara
kebetulan tetapi sengaja diciptakan oleh Allah.
2. Adapun pesan Dakwah ilmiah yang terkandung Al ‘ijâz Al‘ilmi Harun
Yahya dalam Pemberdayaan Masyarakat Islam Mempunyai Tahapan
Tahapan :
118

a) Mengajak Masyarakat agar berfikir secara mendalam terhadap hal-


hal sederhana di sekitar kita demi meningkatkan spritul kepada
semua penciptaan Allah ta’ala dan menjadikan kita makhluk yang
bersyukur kepada Allah Ta’ala. Menunjukkan bahwa hal-hal
sederhana di sekitar kita memiliki keistimewaan dan kemampuan
penciptaan yang tak tertandingi.
b) Mangajak agar msyarakat banyak merenungkan tentang penciptaan
Allah Ta’ala bimuka bumi ini yang pada akhirnya mengajak
masyarakat untuk semakin menguatkan keimanan dan beribadah
kepada Allah Subhanahu Wata’ala.
c) Menunjukkan dengan pendekatan Sains bahwa benda-benda
tersebut telah dikontrol dan dirancang sedemikian rupa oleh dzat
yang Maha Mengetahui dan Maha Sempurna.

B. Rekomendasi
Dari Hasil Kajian Terhadap Konsep I’jaazul I’lmi Harun Yahya Dalam
Analisis Pemberdayaan Spritual Masyarakat Islam maka penulis dapat
memberikan saran dan rekomendasi kepada beberapa fihak, sebagai berikut:
1. Kepada Pemerintah agar dapat membantu pengadaan pasilitas sebagai
bentuk optimalitas Da’wah Islamiah baik dipengajian, baik diperkantoran,
maupun diinstansi pemerintahan sehingga Khazanah keilmuan islam lebih
bisa meluas dan dikembangkan dalam segala aspek kehidupan serta
memiliki spiritual yang kuat.
2. Kepada semua Ormas, tokoh masyarakat dan agama termasuk masyarakat,
Penguatan nilai-nilai Spritual melalui penemuan ilmiah agar semakin kuat
terus dipupuk sehingga dapat membangkitkan membangkitkan keimanan
dan ketaqwaan kepada Allah dimnapun kita berada dan dalam kondisi
apapun,
3. Kepada akademika IAIN Raden Intan Lampung agar dapat melakukan
penelitian lebih lanjut, untuk melengkapi kajian agar lebih mendalam dan
implementatif.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Syawqi Ibrahim, Al I’jaz Al ‘Ilmi Fi Al Hadist An Nabawi, Ensiklpedia


Mukjizat Ilmiah Hadist Nabawi, Rahasia Dibalik Materi, Kairo : Maktab
Al-Iman Hukuk At – Thoba’ Mahfuzoh, 2014), Cet. Ke-2

___________________, Al I’jaz Al ‘Ilmi Fi Al Hadist An Nabawi Ensiklpedia


Mukjizat Ilmiah Hadist Nabawi – Kebenaran Risalah Muhammad SAW,
(Kairo : Maktab Al-Iman Hukuk At – Thoba’ Mahfuzoh, 2014), Cet. Ke-2

___________________, Al I’jaz Al ‘Ilmi Fi Al Hadist An Nabawi Ensiklpedia


Mukjizat Ilmiah Hadist Nabawi – Manusia dan Proses Penciptaan, (Kairo :
Maktab Al-Iman Hukuk At – Thoba’ Mahfuzoh, 2014), Cet. ke-2

__________________, Al I’jaz Al ‘Ilmi Fi Al Hadist An Nabawi Ensiklpedia


Mukjizat Ilmiah Hadist Nabawi – Rahasia dan Dimensi waktu, (Kairo :
Maktab Al-Iman Hukuk At – Thoba’ Mahfuzoh, 2014), Cet. Ke-2

__________________, Al I’jaz Al ‘Ilmi Fi Al Hadist An Nabawi Ensi Klpedia


Mukjizat Ilmiah Hadist Nabawi – Rahasia Tumbuhan Dan Manfaatnya
(Kairo : Maktab Al-Iman Hukuk At – Thoba’ Mahfuzoh, 2004), Cet. Ke-2

__________________, Al I’jaz Al ‘Ilmi Fi Al Hadist An Nabawi Ensiklpedia


Mukjizat Ilmiah Hadist Nabawi – Hakikat jiwa Manusia, (Kairo : Maktab
Al-Iman Hukuk At – Thoba’ Mahfuzoh, 2004), Cet. Ke-2

__________________, Al I’jaz Al ‘Ilmi Fi Al Hadist An Nabawi Ensiklpedia


Mukjizat Ilmiah Hadist Nabawi – Serangga, Laba Laba Dan Mikroba,
(Kairo : Maktab Al-Iman Hukuk At – Thoba’ Mahfuzoh, 2004), Cet. Ke-2

Abdurrohman ‘Amiroh, Min ‘Ajaib Al – Makhlukot Baina Manhaj Al – Qur’an


Wal ‘Ilmi Hadist, (Kairo : Darul Haram Litturos, 2006).

‘Ali Muhammad Ghosnun, Asrorus Samawati Wal Ard Fii Al – Qur’an, (Kairo :
Darul al – ‘Ilmi lilmalayin, 2005).

Hambi Abdulloh Sho’idi, Mausu’ah ‘Ijazul ‘Ilmi Wa As-Sunnah Nabawi


Shollallahu ‘Alaihi Wasallam, (Kairo : Maktabah Aulad Syaikh Lituros,
2008)
120

Harun Yahya, Al – Qur’an Dan Sains, (Jakarta : Dzikra, 2004)

____________, Fakta – Fakta Yang Mengungkap Rahasia Hidup, Judul Asli ”


The Truth Of The Life in This world ”, (Jakarta : Dzikra, 2014)

____________, Penciptaan, Ensiklpedia mu’jizat ilmiah al – Qur’an, Fakta sains


Modern atas Ayat – Ayat al – Qur’an, (Bandung : Syaamil Books, 2014),
Cet. Ke-2.

____________, Keajaiban Listrik dalam tubuh, Ensiklpedia Mu’jizat ilmiah al –


Qur’an, Fakta sains Modern atas Ayat – Ayat al – Qur’an, (Bandung :
Syaamil Books, 2014), Cet. Ke-2

____________, Keajaiban Enzim dan sel Ensiklpedia Mu’jizat ilmiah al –


Qur’an, Fakta sains Modern atas Ayat – Ayat al – Qur’an, (Bandung :
Syaamil Books, 2014), Cet. Ke-2

____________, Keajaiban Penciptaan, Ensiklpedia Mu’jizat Ilmiah Al – Qur’an,


Fakta Sains Modern Atas Ayat – Ayat Al – Qur’an, (Bandung : Syaamil
Books, 2014), Cet. Ke-2

____________, Mata, Penciuman Dan Pengecap, Ensiklpedia Mu’jizat Ilmiah Al


– Qur’an, Fakta Sains Modern Atas Ayat – Ayat Al – Qur’an, (Bandung :
Syaamil Books, 2014), Cet. Ke-2

____________, Keajaiban Nyamuk, Rayap Dan Lebah Ensiklpedia Mu’jizat


Ilmiah Al – Qur’an, Fakta Sains Modern Atas Ayat – Ayat Al – Qur’an,
(Bandung : Syaamil Books, 2014), Cet. Ke-2

Marwan Wahid Sya’ban al – Taftazani, ‘Ijazul ‘Ilmi Fii Dhou’i Al-Iktisyaf Al –


‘Ilmi Al – Hadist, Dirosah Tarikh Wa Tadbiq Mu’ashiroh, (Bairut Lebanon :
Darul Ma’rifah, 2006)

Muhammad ‘Izuddin Taufiq, Dalil Al –Anfus Baina Al – Qur’an Wal Ilmi Al –


Hadist,(Kairo : Darus Salam, 2004)

Muhammad Mahmud al – ‘Abdulloh, Ijazul Bayaani Wat Tasyri Wassabaqo Al –


Ilmi Lil – Qur’an, (Kairo : Darus Salam, 2008)
121

Munir Faris, ‘Ijazul ‘Ilmi Fil Qur’an Wa As-Sunnah Nabawi Shollallahu ‘Alaihi
Wasallam,(Kairo : Darul Ibnu Hazm, 2011)

Nadi Darwisy Muhammad, ‘Ijazul ‘Ilmi Fii Al – Qur’an Wa As-Sunnah


Washlatuhu Bimanhaj Ad-Da’wah Al-Islam, (Kairo : Maktab Al-Iman
Hukuk At – Thoba’ Mahfuzoh, 2011)

Nasib Arrifa’i Muhammad, Kemudahan dari Alloh, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir,
(Jakarta : Gema Insani Perss, 2000)

Roghib Zaghlul an – Najjar, ‘Ijazul ‘Ilmi Wa As-Sunnah Nabawi (Bairut Libanon :


Darul Ma’rifah, 2009)

_____________________, Min Ayatis Sama’ Fil –Qur’anil Karim, (Bairut


Libanon : Darul Ma’rifah, 2007)

Tim depag RI , Mushaf Al Qur’an Terjemah, (Bandung : Pustaka Diponegoro,


1995).

Anda mungkin juga menyukai