Oleh:
Azaki Khoirudin
G 000 090 181
PROGRAMS TUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
PENDAHULUAN
Masalah
Wajah
Antagonistik
Modernisme
Krisis
SpiritualAkhlak
Materialisasi
Tujuan
Pendidikan
Lack Of
Vission
KENAPA DENGAN
PENDIDIKAN
M
A
N
F
A
A
T
Teoritis
Praktis
Tujuan
library research
bibliografi
Jenis
Penelitian
METOD
E
Pendekatan
Historis-Filosofis
Sumber Primer
Sumber Skunder
Sudirman Terba, Orientasi Sufistik Cak Nur: Komitmen Moral Seorang Guru Bangsa, Jakarta: Kasanah Populer Paramadina
(KPP), 2004. Kedua, 1994.
AF Ahmad Gaus, Api Islam Nurcholish Madjid Jalan Hidup Seorang Visioner, Jakarta: Kompas, 2010.
Anas. Urbaningrum, Islamo-demokrasi: Pemikiran Nurcholish Madjid, Jakarta: Penerbit Republika, 2004.
Nur Khalik. Ridwan, Pluralisme Borjuis: Kritik Atas Nalar Pluralisme Cak Nur, Yogyakarta: Galang Press, 2002.
Budhy Munawar-Rachman, Membaca Nurcholish Madjid:Islam dan Pluralisme Agama, Jakarta: Democracy Project, 2011.
Suyanto, Masyarakat Tamaddun, Kritik Hermeunitik Masyarakat Madani Nurcholish Madjid, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Offset, 2001.
METOD
E
Analisis Data
Interpretasi,
content
analysis
Kesinambungan historis,
Deskripsi,
Bab
i 1: Pendahuluan; latar belakang masalah, penegasan istilah
masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan kepustaka
s
metode
penelitian, dan sistematika penulisan skripsi
t
Bab
e II: Latar belakang sosial-kultural dan biografi Nurcholi
m III: Konsep pendidikan akhlak tasawuf; hakikat, tujuan, m
Bab
a
metode
pendidikan akhlat tasawuf, serta akhlak tasawuf.
t IV: analisis; konsep pendidikan akhlak tasawuf, dan
Bab
i
relevansinya
dengan pendidikan Islam
a
Bab V: penutup; kesimpulan dan saran
a
BACK
GROUND
KO N S E P P E N D I D I KA N A K H L A K
TA S AW U F M E N U R U T N U R C H O L I S H
MADJID
Hakikat Pendidikan Akhlak Tasawuf:
Pendidik
an
Akhlak
Tasawuf
Pendidik
an
Akhlak
Tasawuf
Tarbiy
ah
Takw
a
Penumbuhan
/
Peningkatan
Kesadar
an
Ihsa
Ketuhan
n
an
Fitrah
Anak
TeoAntroposen
tris
Pendidikan Pengalaman
Bertuhan/ Pendidikan Ihsan
Tujuan PAT
Marifat: marifat al-nasf dan marifat
Allah (tahu diri ke tahu Tuhan)
Takhallaqu bi akhlaqillah (berbudi
pekertilah kamu dengan budi pekerti Tuhan)
METODE
PAT
Hikmah
Ibadah
Dua fungsi
Kewibawaan/
Keteladanan
*ANALISIS
*Analisis
Tokoh-Tokoh
Amin Abdullah: kluster keilmuan Islam terdiri dari kalam, fikih, filsafat dan
tasawuf. Tasawuf lebih menekankan aspek esoterik (kedalaman spiritualitas
batiniah) dalam beragama. Menurutnya, tasawuf muncul sebagai reaksi
terhadap integrasi pola pikir kalam dan fikih yang terlalu kering dan formal.
(Amin Abdullah, 2010, h. 143, h. 144).
Hamka: tasawuf ialah putus perhubungan dengan makhluk dan kuatnya
hubungan dengan Khalik. Jika fikih membicarakan hukum, maka tasawuf lebih
mendalam sampai perkataan-perkataan rahasia yang tidak tersebut dalam
syariat. Sebagai efek dari pendidikan tasawuf yang sangat besar manfaatnya,
sehingga manusia bersatu dengan Tuhan. (Hamka, 2001, hlm. 13, Ibid. 16)
Sidi Gazalba: pendidikan ikhlas. hati, buah ibadah . (Sidi Gazalba, 1976, hlm.
176-177)
Sayyed Hossein Nasr: pengetahuan suci dan pengetahuan yang hadir (al-ilm
al-hudhuri). Ia bersifat intelektual intuitif., dalam hati. Ia hanya dapat dikenal
melalui cahaya Keilahian Sendiri, yang berada di pusat jiwa manusia. (Nasr,
2004:. 35, 38)
Frithjof Schuon kaum sufi eksoteris sama dengan Aku dan Engkau. Sedangkan,
cara esoterik sama dengan Aku adalah Engkau.Ibid, hlm. 95. tujuan
pemahaman tertinggi ialah persatuan kembali manusia dengan Yang Ilahi atau
Konsep Pendidikan
Akhlak
Tasawuf
Menurut Nurcholish
yang relatif dengan Absolut. Perwujudan
manusiawi
dari
pengetahuan
Ilahi. Madjid
Frithjof Schuon, Lt., 2003, hlm. 100-101
ANALISIS
Kant menyebut akhlak tasawuf, dengan istilah tindakan akhlaki yang diilhami intuisi (intuisi akhlak).
Menurutnya, manusia berbudi luhur ialah karena menuruti perintah intuitif mereka, tidak memerlukan
argumentatif. Nurcholish Madjid, Op. Cit., 2007, hlm. 85
Haedar Bagir: secara sosial seorang sufi adalah orang yang punya keprihatinan sosial yang sangat tinggi
terhadap kaum dhuafa . Ibadah mahdhah akan tak berarti apa-apa, jika tidak memperhatikan dan
memberikan makan orang miskin.(Haidar Bagir, Tasawuf, Bandung: Arasy Mizan, 2005, hlm. 206. dan
Ibid, 211.
Abdul Munir Mulkhan mengatakan pendidikan bukan isolasi peserta didik yang hanya mematikan daya
kritis dan kreatif. Tetapi memperkaya pengalaman mengatasi masalah ketuhanan dan kehidupan sosial
kemanusiaan. 290
Hamdani: Pendidikan ketuhanan ialah suatu usaha yang keras dan bersungguh-sungguh dalam
mengembangkan, mengarahkan, membimbing akal pikiran, jiwa, qalbu dan ruh kepada pengenalan
(marifat) dan cinta (mahabbah) kepada Allah swtt. M. Hamdani B.Dz., Pendidikan Ketuhanan dalam
Islam, Surakarta: UMS Press, 2001, hlm. x
mendidik dan mengolah fitrah qalbu-nya. Maka, akan tebuka segala esensi ciptaan-Nya, rahasia-rahasia ketuhanan
terbuka baginya. Sehingga, akan semakin kokoh keimanan dan akhlak ketuhananya. M. Hamdani B.Dz., Lock., Cit.,
2001, hlm. 21
Harun Nasution, tujuan tasawuf ialah memperoleh hubungan langsung dan disadari dengan Tuhan. Sehingga
manusia berada di hadirat Tuhan. Intisari tasawuf ialah kesadaran akan adanya komunikasi dan dialog antara ruh
manusia dengan Tuhan. Pendidikan akhlak tasawuf ialah ajaran-ajaran tentang sedekat mungkin dengan Tuhan.
Akhlak tasawuf sama dengan konsep wahdatul wujud, dimana perbuatan terdiri dari dua aspek, yaitu makhluk dan
Khalik. Manusia terdiri dari sifat kemakhlukan (khalq) dan sifat ketuhanan (Haq) yang menyatu.
Harun Nasution, Filsafat dan Mistisisme dalam Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1973, hlm. 56
Ibid, hlm. 61
Ibid, hlm. 91-92
?
Azra: Mendekat Tuhan, berkembang
akhlak
Cak
Nur
Akhlak
Tiruan
Tuhan
Tqqwa
Tqqwa
Ihsan
Kesadaran Ketuhanan
Kesadaran Kemanusiaan