Anda di halaman 1dari 14

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK

TASAWUF MENURUT NURCHOLISH


MADJID
SKRIPSI

Oleh:
Azaki Khoirudin
G 000 090 181
PROGRAMS TUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

PENDAHULUAN

Masalah

Wajah
Antagonistik
Modernisme

Krisis
SpiritualAkhlak

Materialisasi
Tujuan
Pendidikan

Lack Of
Vission

Pendidikan Islam didominasi


Eksoterisme (lahiriah fiqih) & Kalam

KENAPA DENGAN
PENDIDIKAN

M
A
N
F
A
A
T

Teoritis

Memperkaya khazanah pemikiran pendidikan Islam pada umumnya dan bagi


civitas akademika Fakultas Agama Islam program studi Tarbiyah pada khususnya.
Kemudian, menjadi stimulus bagi penelitian selanjutnya, sehingga proses
pengkajian secara mendalam akan terus berlangsung dan memperoleh hasil yang
maksimal.

Praktis

Menumbuhkan kepedulian terhadap pendidikan Islam pada umumnya dan


pendidikan akhlak tasawuf pada khususnya. Kemudian menjadi bahan
rujukan untuk memproleh pengetahuan akhlak tasawuf sebagai
pengembangan pendidikan Islam.

Tujuan

Mendeskripsikan Konsep Pendidikan Akhlak Tasawuf menurut


Nurcholish Madjid
Menemukan Relevansi Pendidikan Akhlak Tasawuf menurut
Nurcholish terhadap Pendidikan Islam?

1. Bagaimana Konsep Pendidikan Akhlak Tasawuf menurut


Nurcholish Madjid?
2. Adakah Relevansi Pendidikan Akhlak Tasawuf menurut
Nurcholish terhadap Pendidikan Islam?
Rumusan Masalah

library research
bibliografi

Jenis
Penelitian

METOD
E

Pendekatan

Teknik Pengumpulan Data

Historis-Filosofis

Sumber Primer

Masyarakat Religius, Jakarta: Paramadina, 1997.


Islam, Doktrin, dan Peradaban, Jakarta: Paramadina, 1992.
Bilik-Bilik Pesantren, Sebuah Potret Perjalanan, Jakarta: Paramadina, 1997.
Dialog Keterbukaan: Artikulasi Nilai Islam dalam Wacana Kontemporer, Jakarta: Paramadina, 1998
Islam Agama Kemanusiaan, Jakarta: Paramadina, 1995
Islam Agama Peradaban, Jakarta: Paramadina, 1995

Sumber Skunder
Sudirman Terba, Orientasi Sufistik Cak Nur: Komitmen Moral Seorang Guru Bangsa, Jakarta: Kasanah Populer Paramadina
(KPP), 2004. Kedua, 1994.
AF Ahmad Gaus, Api Islam Nurcholish Madjid Jalan Hidup Seorang Visioner, Jakarta: Kompas, 2010.
Anas. Urbaningrum, Islamo-demokrasi: Pemikiran Nurcholish Madjid, Jakarta: Penerbit Republika, 2004.
Nur Khalik. Ridwan, Pluralisme Borjuis: Kritik Atas Nalar Pluralisme Cak Nur, Yogyakarta: Galang Press, 2002.
Budhy Munawar-Rachman, Membaca Nurcholish Madjid:Islam dan Pluralisme Agama, Jakarta: Democracy Project, 2011.
Suyanto, Masyarakat Tamaddun, Kritik Hermeunitik Masyarakat Madani Nurcholish Madjid, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Offset, 2001.

METOD
E

Analisis Data

Interpretasi,

content
analysis

Kesinambungan historis,
Deskripsi,

Bab
i 1: Pendahuluan; latar belakang masalah, penegasan istilah
masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan kepustaka
s
metode
penelitian, dan sistematika penulisan skripsi
t
Bab
e II: Latar belakang sosial-kultural dan biografi Nurcholi
m III: Konsep pendidikan akhlak tasawuf; hakikat, tujuan, m
Bab
a
metode
pendidikan akhlat tasawuf, serta akhlak tasawuf.
t IV: analisis; konsep pendidikan akhlak tasawuf, dan
Bab
i
relevansinya
dengan pendidikan Islam
a
Bab V: penutup; kesimpulan dan saran
a

BACK
GROUND

Pemikiran Pendidikan Akhlak Tasawuf


Nurcholis Madjid

KO N S E P P E N D I D I KA N A K H L A K
TA S AW U F M E N U R U T N U R C H O L I S H
MADJID
Hakikat Pendidikan Akhlak Tasawuf:
Pendidik
an
Akhlak
Tasawuf
Pendidik
an
Akhlak
Tasawuf

Tarbiy
ah
Takw
a

Penumbuhan
/
Peningkatan
Kesadar
an
Ihsa
Ketuhan
n
an

Fitrah
Anak
TeoAntroposen
tris

Pendidikan Pengalaman
Bertuhan/ Pendidikan Ihsan

Tujuan PAT
Marifat: marifat al-nasf dan marifat
Allah (tahu diri ke tahu Tuhan)
Takhallaqu bi akhlaqillah (berbudi
pekertilah kamu dengan budi pekerti Tuhan)

METODE
PAT
Hikmah
Ibadah

Dua fungsi

Kewibawaan/
Keteladanan

Materi Pendidikan Akhlak


Tasawuf

*ANALISIS

*Analisis

Konsep Pendidikan Akhlak Tasawuf Nurcholish Madjid

Tokoh-Tokoh
Amin Abdullah: kluster keilmuan Islam terdiri dari kalam, fikih, filsafat dan
tasawuf. Tasawuf lebih menekankan aspek esoterik (kedalaman spiritualitas
batiniah) dalam beragama. Menurutnya, tasawuf muncul sebagai reaksi
terhadap integrasi pola pikir kalam dan fikih yang terlalu kering dan formal.
(Amin Abdullah, 2010, h. 143, h. 144).
Hamka: tasawuf ialah putus perhubungan dengan makhluk dan kuatnya
hubungan dengan Khalik. Jika fikih membicarakan hukum, maka tasawuf lebih
mendalam sampai perkataan-perkataan rahasia yang tidak tersebut dalam
syariat. Sebagai efek dari pendidikan tasawuf yang sangat besar manfaatnya,
sehingga manusia bersatu dengan Tuhan. (Hamka, 2001, hlm. 13, Ibid. 16)
Sidi Gazalba: pendidikan ikhlas. hati, buah ibadah . (Sidi Gazalba, 1976, hlm.
176-177)
Sayyed Hossein Nasr: pengetahuan suci dan pengetahuan yang hadir (al-ilm
al-hudhuri). Ia bersifat intelektual intuitif., dalam hati. Ia hanya dapat dikenal
melalui cahaya Keilahian Sendiri, yang berada di pusat jiwa manusia. (Nasr,
2004:. 35, 38)
Frithjof Schuon kaum sufi eksoteris sama dengan Aku dan Engkau. Sedangkan,
cara esoterik sama dengan Aku adalah Engkau.Ibid, hlm. 95. tujuan
pemahaman tertinggi ialah persatuan kembali manusia dengan Yang Ilahi atau
Konsep Pendidikan
Akhlak
Tasawuf
Menurut Nurcholish
yang relatif dengan Absolut. Perwujudan
manusiawi
dari
pengetahuan
Ilahi. Madjid
Frithjof Schuon, Lt., 2003, hlm. 100-101

ANALISIS

Kant menyebut akhlak tasawuf, dengan istilah tindakan akhlaki yang diilhami intuisi (intuisi akhlak).
Menurutnya, manusia berbudi luhur ialah karena menuruti perintah intuitif mereka, tidak memerlukan
argumentatif. Nurcholish Madjid, Op. Cit., 2007, hlm. 85
Haedar Bagir: secara sosial seorang sufi adalah orang yang punya keprihatinan sosial yang sangat tinggi
terhadap kaum dhuafa . Ibadah mahdhah akan tak berarti apa-apa, jika tidak memperhatikan dan
memberikan makan orang miskin.(Haidar Bagir, Tasawuf, Bandung: Arasy Mizan, 2005, hlm. 206. dan
Ibid, 211.
Abdul Munir Mulkhan mengatakan pendidikan bukan isolasi peserta didik yang hanya mematikan daya
kritis dan kreatif. Tetapi memperkaya pengalaman mengatasi masalah ketuhanan dan kehidupan sosial
kemanusiaan. 290
Hamdani: Pendidikan ketuhanan ialah suatu usaha yang keras dan bersungguh-sungguh dalam
mengembangkan, mengarahkan, membimbing akal pikiran, jiwa, qalbu dan ruh kepada pengenalan
(marifat) dan cinta (mahabbah) kepada Allah swtt. M. Hamdani B.Dz., Pendidikan Ketuhanan dalam
Islam, Surakarta: UMS Press, 2001, hlm. x
mendidik dan mengolah fitrah qalbu-nya. Maka, akan tebuka segala esensi ciptaan-Nya, rahasia-rahasia ketuhanan
terbuka baginya. Sehingga, akan semakin kokoh keimanan dan akhlak ketuhananya. M. Hamdani B.Dz., Lock., Cit.,
2001, hlm. 21
Harun Nasution, tujuan tasawuf ialah memperoleh hubungan langsung dan disadari dengan Tuhan. Sehingga
manusia berada di hadirat Tuhan. Intisari tasawuf ialah kesadaran akan adanya komunikasi dan dialog antara ruh
manusia dengan Tuhan. Pendidikan akhlak tasawuf ialah ajaran-ajaran tentang sedekat mungkin dengan Tuhan.
Akhlak tasawuf sama dengan konsep wahdatul wujud, dimana perbuatan terdiri dari dua aspek, yaitu makhluk dan
Khalik. Manusia terdiri dari sifat kemakhlukan (khalq) dan sifat ketuhanan (Haq) yang menyatu.
Harun Nasution, Filsafat dan Mistisisme dalam Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1973, hlm. 56
Ibid, hlm. 61
Ibid, hlm. 91-92

?
Azra: Mendekat Tuhan, berkembang
akhlak

Cak
Nur

Mulkhan: kepribadian muslim paripurna,


penyerahan mutlaq kepada Allah
(individu-sosial)

Akhlak
Tiruan
Tuhan

Iqbal: Insan Kamil (pola taqwa):


karakteristik Tuhan

Tqqwa
Tqqwa

Ihsan

Kesadaran Ketuhanan

Kesadaran Kemanusiaan

Anda mungkin juga menyukai