Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KEWIRAUSAHAAN

* Analisis Nursepreneurship : Home Care*

Oleh :

INDAH NOVIA HENDRA


NIM : 203310698

DOSEN : H. SUNARDI, SKM. M.Kes

PROGRAM STUDI NERS TINGKAT 2


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
PADANG
2022
KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati, puji dan syukur penulis sampaikan atas kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmad dan karunia-Nya. Shalawat dan salam untuk Nabi
Muhammad SAW, sehingga penulis telah diberi kemudahan dalam menyusun makalah ini.
Adapun judul makalah ini adalah “analisis nursepreneurship”. Makalah ini diajukan sebagai
pemenuhan tugas pada mata kuliah Kewirausahaan.

Dalam penulisan makalah ini banyak hambatan dan rintangan yang penulis hadapi. Namun,
berkat dorongan semua pihak, makalah ini akhirnya dapat penulis selesaikan. Maka pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya
kepada Semua pihak yang ikut berpartisipasi dalam penulisan makalah ini.

Akhir kata penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Semoga makalah ini memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.

Padang, Januari 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................ii
DAFTAR ISI ...............................................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN...........................................................................................................1
1.1......................................................................................................................................
Latar Belakang............................................................................................................1
1.2......................................................................................................................................
Rumusan Masalah.......................................................................................................1
1.3......................................................................................................................................
Tujuan.........................................................................................................................1
BAB II : PEMBAHASAN............................................................................................................2
2.1 Definisi Nurseprenuership.........................................................................................2
2.2. Definisi Home Care (Praktik Mandiri Keperawatan)................................................3
2.3. Perencanaan Home Care (Praktik Mandiri Keperawatan).........................................3
2.4. Peluang Dan Potensi Pengembangan Pelayanan Home Care....................................4
2.5. Harapan Dan Tantangan Dalam Pengembangan Pelayanan HC................................5
2.6. Prospek Lingkungan Internal Rumah Sakit...............................................................6
2.7. Strategi Pengembangan Pelayanan HC......................................................................8
2.8. Perencanaan Dan Strategi Pemasaran........................................................................9
BAB III : PENUTUP....................................................................................................................12
3.1. Kesimpulan................................................................................................................12
3.2. Saran...........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................13

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pelayanan kesehatan sebagai komponen sosial masyarakat, merupakan aspek
penting untuk meningkatkan kesejahteraan dan salah satu prioritas dalam upaya
pembangunan bangsa. Pembangunan kesehatan nasional diarahkan pada upaya
memperoleh derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya secara mandiri dan
berkeadilan, serta hak setiap masyarakat untuk mendapat pelayanan kesehatan. Menurut
UU Kesehatan No. 36 tahun 2009, Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia dilaksanakan
melalui upaya kesehatan perorangan (UKP) dan pelayanan kesehatan yang berbasis
masyarakat (UKM).
Perawat sebagai salah satu profesi mandiri dalam bidang kesehatan berperan serta
dalam pembangunan kesehatan melalui praktik keperawatan mandiri, walaupun untuk
kondisi sekarang kebanyakan perawat bekerja sebagai karyawan. Perawat terpatri dibenak
masyarakat umum sebagai seorang professional yang didisain untuk bekerja pada suatu
institusi yang bergerak dibidang pelayanan kesehatan. Perawat umumnya bekerja sebagai
pemberi asuhan keperawatan di rumah sakit, klinik ataupun institusi pendidikan
keperawatan sehingga perawat mendapat gaji bulanan sebagai sumber penghasilannya.
Perawat belum banyak yang melakukan praktik keperawatan mandiri, padahal sangat besar
peluang perawat untuk menjadi nursepreneur.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah sistematika dalam menganalisa strategi nursepreneurship home
care?
2. Bagaimanakah analisa dan strategi pemasaran dalam nursepreneurship home care?

1.3. Tujuan

4
1. Untuk mengetahui sistematika dalam menganalisa strategi nursepreneurship home
care
2. Untuk mengetahui analisa dan strategi pemasaran dalam nursepreneurship home
care

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Nurseprenuership


Nursepreneur adalah perawat pengusaha atau perawat wirausaha sendiri atau
dengan beberapa teman dalam bisnis keperawatan. Menumbuhkan jiwa nursepreneur bagi
perawat sangat penting. Perawat sebagai suatu profesi kesehatan yang memiliki soft skill
dengan dimensi pelayanan yang luas dan identik dengan caring atau kepeduliannya,
merupakan peluang bagi perawat untuk membangun budaya berwirausaha. Perawat
sebagai profesi terapan yang akuntabel dan memiliki kemandirian yang kuat untuk
melaksanakan praktik keperawatan secara mandiri atau wirausaha. Perawat memiliki
keilmuan secara pengetahuan, keterampilan dan sikap yang cukup untuk membangun
wirausaha, baik berupa jasa maupun barang. (Nugroho et al., 2020)
Pengetahuan, keterampilan dan sikap perawat merupakan modal untuk
berwirausaha dengan alasan sebagai berikut:
1. Perawat memberikan asuhan keperawatan pada individu, keluarga dan masyarakat.
Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan yang sejak lama dikenal dan diakui
keberadaannya oleh masyarakat.
2. Perawat memberikan asuhan keperawatan pada individu sehat dan sakit secara
preventif, kuratif dan promotif.
3. Perawat memberikan asuhan keperawatan pada semua tingkatan usia, sejak
manusia dalam kandungan sampai usia lanjut.
4. Perawat memberikan asuhan keperawatan pada individu dari ujung rambut sampai
ujung kaki, karena perawat harus memandang manusia secara utuh tidak terpisah-
pisah antara satu organ dengan organ yang lainnya.
5. Perawat memenuhi kebutuhan dasar manusia.

5
6. Perawat memberikan asuhan keperawatan secara mandiri atau tim.
7. Perawat harus memberikan asuhan keperawatan dengan penuh cinta, keramahan
dan keikhlasan karena perawat tidak selalu mengenal individu yang dikelolanya.
8. Perawat harus bergerak serba cepat, cekatan dan tepat waktu karena berhubungan
dengan nyawa manusia.
9. Perawat harus kompeten agar tidak membahayakan individu yang berada di bawah
pengawasannya.
10. Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan memerlukan peralatan dan bahan
untuk membantu dalam pekerjaannya.

2.2. Definisi Home Care (Praktik Mandiri Keperawatan)


Home care atau PMK adalah salah satu bentuk nursepreneur. Home care (HC)
merupakan layanan kesehatan yang dilakukan di rumah pasien. Perawat melanjutkan
perawatan yang pernah diterima klien dari rumah sakit atau pelayanan kesehatan lainnya.
Layanan home care diberikan pada pasien yang tidak ada indikasi masuk rumah sakit tetapi
membutuhkan pelayanan keperawatan di rumah.
Home care bagian praktek mandiri perawat, pelaksanaan praktek perawatan bagi
perawat di Indonesia merupakan hak sekaligus kewajiban profesi. Sebagai seorang profesi
yang mandiri, perawat dituntut dapat memberikan pelayanan keperawatan yang profesional
dan berkualitas kepada masyarakat. Berbagai jalan dapat dilakukan perawat untuk dapat
menunjukkan hasil kerja dan kemampuannya kepada masyarakat.
Bisnis home care adalah bisnis mandiri yang dapat menyediakan pelayanan
keperawatan secara mandiri atau bekerja sama dengan profesi kesehatan lain seperti
dokter, fisioterapis, tim gizi atau tim kesehatan lain. Tenaga kesehatan ini bekerja
memberikan pelayanan kesehatan di rumah. Home care ke depan akan menjadi trend dan
bisnis yang berkembang dengan baik karena terjadi transisi epidemiologi, yaitu
peningkatan penyakit degeneratif, seperti stroke, hipertensi, diabetes, dan kanker. Secara
umum para pasien kemungkinan akan memiliki ketidakmampuan secara fisik (disability)
dan pasien merasa lebih nyaman jika dirawat di rumah.

2.3. Perencanaan Home Care (Praktik Mandiri Keperawatan)

6
Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang
hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan
yang telah ditentukan (Tappen, 2014). Fungsi manajemen lainnya baru berperan apabila
perencanaan selesai dilakukan dan harus berpedoman pada perencanaan yang telah
ditetapkan. Perencanaan merupakan fungsi yang pertama dan terpenting agar seluruh
fungsi yang lain dapat berjalan dengan baik. Fungsi perencanaan ini diperlukan untuk
memberikan arah terhadap pekerjaan, dasar dalam memecahkan masalah, memprediksi
trend pelayanan kesehatan di masa depan dan harapan pelanggan serta efisiensi waktu.
Kemampuan manusia untuk secara sadar memilih alternatif masa depan yang
dikehendakinya dan kemudian mengarahkan daya upaya untuk mewujudkan masa depan
yang dipilih tersebut. Perencanaan umumnya dilakukan terhadap lima sumber daya dasar,
yaitu sumber daya manusia, keuangan, fasilitas, metoda dan pemasaran atau dikenal
dengan lima M (man, money, material, metoda dan marketing). Perencanaan terdiri dari
tiga fase, yaitu: analisis lingkungan atau analisis SWOT, penetapan perencanaan dan
pelaksanaan perencanaan. (Suarjana & Agastya, 2016)

2.4. Peluang dan potensi pengembangan pelayanan home care


Analisis terhadap lingkungan eksternal RS menghasilkan peluang dan hambatan
dalam upaya pengembangan pelayanan HC yaitu:
1. Kepuasan pasien terhadap pelayanan hc
Dalam pelayanan HC, komunikasi sangat penting karena pasien dan keluarganya
perlu informasi yang luas dan mudah dimengerti sehingga tidak terjadi salah
pengertian antara pasien, keluarganya dan petugas. Petugas memberikan informasi
sesuai kebutuhan dan mudah dimengerti pasien. Adanya ketersediaan dan
kemudahan pelayanan yaitu kelengkapan peralatan kerja, ketersediaan obat dan
fasilitas yang digunakan oleh petugas HC. Pelayanan HC efektif sebagai solusi
permasalahan pasien dimana petugas responsif terhadap keadaan darurat pasien.
Pelayanan HC istimewa bagi pasien dan keluarganya, pelayanan yang lebih privasi,
merasa lebih dekat dengan dokter sehingga tercipta suasana kekeluargaan
2. Kesanggupan pembiayaan oleh pasien

7
Pembiayaan HC menurut pasien yaitu tarif yang dikenakan dianggap wajar oleh
pasien, sehingga pasien sanggup untuk membiayai. Adanya kesanggupan
pembiayaan dari pasien merupakan peluang bagi pengembangan pelayanan karena
pasien akan mau menggunakan pelayanan HC lagi.
3. Manfaat yang dirasakan oleh pasien
Manfaat HC adalah memberikan tindak lanjut pasca rawat inap, mengatasi
keterbatasan pengetahuan dan keterampilan keluarga pasien dalam merawat pasien.
Manfaat lain adalah penghematan biaya. Manfaat tersebut sudah dirasakan pasien
dan sesuai dengan penelitian yang menyebutkan bahwa tingkat kepuasan dan
kualitas pemulihan pasien ternyata lebih baik pada pasien yang dirawat di rumah
daripada pasien yang dirawat di RS, dan mencegah readmisi sehingga mengurangi
pengeluaran pasien.
4. Ketergantungan pasien terhadap pelayanan HC
Pada saat pasien kronis dirawat di RS pengeluaran menjadi besar dan aktivitas
keluarga terganggu. Pasien-pasien penyakit kronis dan lansia sudah trauma dengan
lingkungan perawatan RS. Pasien kanker sering menghadapi masalah perawatan
dan psikologis sehingga membutuhkan tenaga medis yang lebih dipercayai pasien
untuk memberikan perhatian, penjelasan dan dukungan. Oleh karena itu HC
merupakan peluang bagi RS untuk tetap meraih pasien yang sebenarnya masih
membutuhkan pelayanan kesehatan dan diberikan di lingkungan tempat pasien
berada.
5. Potensi pasien RS untuk menerima pelayanan HC
Potensi pasien yang bisa dikunjungi untuk pelayanan HC cukup besar, karena
sebenarnya pasien yang menggunakan pelayanan HC ternyata bukan lansia, mereka
adalah pasien dari bedah dan terutama pasien yang memiliki penyakit kronik.
Seperti juga pasien post SC yang merupakan jenis diagnosis terbanyak dirawat di
RS Prima Medika. Rata-rata lama pasien dirawat di RS Prima Medika (Average
Length of Stay) dari tahun 2007 sampai 2008 meningkat dari 6,12 menjadi 7,14
hari. Adanya penerapan Diagnostic Related Group (DRG), RS mendapat tekanan
memulangkan pasien secepat mungkin menurut prosedur dari pembiayaan
kesehatannya8 . Kondisi ini menurut manajemen dapat dibantu dengan adanya

8
pelayanan HC, yaitu pasien dipulangkan lebih awal dilanjutkan dengan pelayanan
HC.

2.5. Harapan dan tantangan dalam pengembangan pelayanan HC


Harapan sekaligus merupakan tantangan bagi RS dalam upaya pengembangan.
Pasien post SC menitik beratkan pada pelayanan perawatan bayi dan perawatan payudara,
pasien stroke memerlukan pelayanan rehabilitasi medis khususnya fisiotherapi, pasien
diabetes memerlukan pelayanan yang siap 24 jam, pasien lansia memerlukan pelayanan
HC khususnya penanganan keluhan-keluhan mendadak dan penyediaan alat-alat yang
membantu perawatan pasien lansia oleh pasien. Pasien post operasi membutuhkan
pelayanan berupa perawatan luka operasi, dan pasien kanker membutuhkan untuk
mengatasi keluhan-keluhan setelah kemotherapi.
Petugas yang datang diharapkan sesuai sesuai dengan kondisi penyakit pasien
sehingga sebuah unit HC seharusnya mempunyai tim yang lengkap untuk memenuhi
harapan pasien. Frekuensi kunjungan disesuaikan dengan prosedur dari tim HC dan yang
sesuai kebutuhan. Beberapa pasien mempunyai tanggungan asuransi dan ikatan kerja sama
(IKS) dengan RS Prima Medika, mengharapkan pelayanan HC ditanggung oleh asuransi.
Sebagai contoh pada beberapa negara maju contohnya di Amerika, sistem pembiayaan
kesehatan masyarakat sudah terkoordinasi dengan baik melalui suatu program sejenis
asuransi kesehatan yang terkenal yaitu Medicare dan Medicaid (Suwedia I N, 2019)

2.6. Prospek lingkungan internal rumah sakit


Prospek lingkungan Internal RS dinilai dari sumber daya manusia dan fasilitas yang
dimiliki oleh RS. Analisis internal bertujuan untuk menilai kekuatan dan kelemahan RS.
Kekuatan yang dimiliki RS berdasarkan analisis internalnya yaitu:
1. Kesiapan petugas HC
Kesiapan petugas mencakup pengetahuan tentang pelayanan HC yaitu tentang
tujuan HC, ruang lingkup pelayanan dan variasi jenis pasien. Tujuan HC
memberikan pelayanan tambahan yaitu follow-up pengobatan, menggali respon
pelayanan pasien terhadap pelayanan RS dan untuk perawatan berkala bagi pasien-
pasien kronis. Tujuan utama dari pelayanan HC adalah memberikan pengobatan

9
pada penyakit atau cedera dan membantu pasien untuk memperoleh kembali
kemandiriannya semaksimal mungkin. Ruang lingkup pelayanan HC Prima Medika
berupa pemeriksaan fisik rutin, pemberian KIE, dan beberapa pelayanan medis
sesuai dengan jenis pasien.
Pelayanan HC yang berbasis RS sebenarnya lebih kuat dari pelayanan HC yang
tidak berbasis RS, sehingga ruang lingkup pelayanannya juga bisa lebih luas lagi.
Variasi pasien dalam pelayanan HC RS Prima Medika lebih banyak dan ada
beberapa diagnosis dominan yang sebetulnya tingkat ketergantungannya tidak
tinggi tetapi banyak dikunjungi, namun yang paling membutuhkan adalah pasien
yang perlu perawatan jangka panjang yaitu pasien kanker dan pasien lansia. Sesuai
dengan pendapat Mitton yaitu sebenarnya banyak pasien yang menggunakan
pelayanan HC ternyata bukan lansia.
2. Adanya motivator petugas dalam melaksanakan pelayanan HC
Faktor yang dapat menjadi motivator adalah pengakuan atas prestasi kerja (reward
system), kelengkapan sarana dalam pekerjaan (job component) dan adanya
tantangan untuk terus berkembang atau berprestasi (career opportunities). Petugas
puas atas sistem kompensasi yang diterapkan pihak manajemen, dukungan
peralatan yang diberikan juga sudah memadai. Ada peluang pengembangan yaitu
adanya permintaan kunjungan ulang dari pasien yang dikunjungi terutama pasien
yang menderita kanker dan pasien lansia.
3. Komitmen petugas dalam bekerja
Sikap yang ditunjukkan oleh petugas HC yaitu mengakrabkan diri dengan pasien
dan keluarganya, sikap antusias yaitu selalu bertanya tentang keadaan pasien, sikap
empati, dokter responsif dalam memberikan informasi dan menangani keluhan
pasien. Sikap ini sesuai pendapat Kotler yaitu kemampuan petugas untuk cepat
tanggap dalam menghadapi masalah mencerminkan tanggung jawab terhadap
pelanggannya dan dapat menunjang tercapainya kepuasan pelanggan.
Kerja sama antar petugas HC RS sudah baik, timbul pengertian dari masing-masing
petugas. Kerja sama antara petugas dan pasien merupakan kunci keberhasilan suatu
pelayanan, kerjasama ini sudah terbina terutama pasien-pasien dan keluarganya

10
yang sudah berlangganan. Kerjasama antara petugas HC dengan petugas lain dalam
RS belum maksimal, terutama saat mencari pasien yang akan dikunjungi.
4. Kelengkapan fasilitas dan peralatan di RS
Seiring dengan bertambah tuanya populasi dan canggihnya teknologi terjadi
perkembangan peralatan HC yang lengkap, sistem informasi canggih serta
pelayanan oleh berbagai provider. RS Prima Medika memiliki beberapa fasilitas
dan peralatan canggih namun belum dimaksimalkan pemanfaatannya karena SDM
belum terkoordinir dengan baik.
5. Komitmen manajemen mengembangkan model pelayanan HC
Adanya komitmen pihak manajemen untuk mengembangkan pelayanan HC
menjadi divisi-divisi khusus namun terbentur pada SDM yang dikatakan terbatas.
Berbeda dengan pendapat Stevens yang menyatakan bahwa pelayanan HC yang
berbasis RS dapat diberikan oleh tenaga profesional kesehatan yang banyak tersedia
di RS yaitu Ners/perawat profesional, dokter, fisioterapis, ahli terapi kerja, ahli
terapi wicara, ahli gizi, radiografer, petugas laboratorium, dan psikolog. (Prasetyo,
2017)
6. Komitmen manajemen dalam sistem pembiayaan HC
Pihak manajemen berkomitmen untuk mencoba pelayanan HC masuk tanggungan
asuransi karena menurut pihak manajemen pelayanan ini memang ada di beberapa
asuransi. Sedangkan untuk tanggungan perusahaan juga akan diajukan kembali
walaupun sebelumnya sudah pernah dilakukan namun karena informasi yang
diberikan belum lengkap sehingga belum ada perusahaan yang mau mengambilnya.

2.7. Strategi pengembangan pelayanan HC


Rumah Sakit (RS) Prima Medika memiliki beberapa tenaga profesional sehingga
pelayanan HC sebaiknya membentuk tim tetap dengan satu dokter dan satu perawat
sedangkan tenaga profesional bisa anggota tidak tetap namun harus dikoordinasikan
dengan jelas. Menurut Wiguna, pelayanan HC yang berbasis pada RS (hospital based HC),
administrasi dan keuangan diintegrasikan dengan RS, dan sumber daya untuk pelayanan
HC ini dapat dimutasi dari dan ke unit lain dalam RS.

11
Pengelolaan keuangan HC RS Prima Medika bisa tetap diintegrasikan dengan RS
namun tarif disesuaikan dengan cost pelayanan. Administrasi untuk pelayanan HC agar
lebih efektif perlu ditempatkan petugas khusus untuk mencari dan menawarkan pelayanan
HC bagi pasien yang memenuhi kriteria.
Pelayanan HC yang berbasis RS membantu mengatasi permasalahan yang
berhubungan dengan perawatan pasien di rumah dan membantu menyediakan peralatan
kesehatan yang dibutuhkan oleh pasien. RS Prima Medika memiliki berbagai fasilitas dan
peralatan yang bisa digunakan dalam pelayanan HC. Untuk meningkatkan pendapatan
pelayanan HC adalah dengan cara menyewakan ataupun menjual berbagai peralatan yang
dibutuhkan oleh pasien.
Pelayanan HC berperan penting sebagai mediator antara dokter ahli dengan pasien
atau keluarganya karena saat ini semakin banyak keluarga yang merawat pasien di rumah
mereka dengan berbagai stadium penyakit kanker. Tingkat ketergantungan pasien yang
tinggi ditunjukkan oleh pasien kanker dan pasien lansia. Oleh karena itu strategi yang bisa
diterapkan yaitu memfokuskan pelayanan pada pasien kanker dan lansia.

2.8. Perencanaan dan Strategi Pemasaran


Perencanan pemasaran dilakukan dengan menentukan Strategi
pemasaran.Perencanaan pemasaran yang digunakan adalah STP (segmenting, targeting,
dan positioning) yang dikombinasi dengan marketing mix (product, price, place, dan
promotion).
1. Segmentation (Segmentasi Pasar)
Segmentasi Pasar dikelompokkan berdasarkan 3 variabel yakni :
a. Berdasarkan Geografis atau lokasi yaitu berfokus pada area Denpasar Timur
dan Utara, yaitu Denpasar Timur dan Denpasar Utara karena RSU Bhakti
Rahayu berada di perbatasan antara Denpasar timur danjugaDenpasar Utara,
tetapi tidak menutup kemungkinan wilayah kota Denpasar lainnya.
b. Berdasarkan Demografisatau usia yaitu mencakup pasien dengan penyakit
kronis dan pasien-pasien yang terdaftar dalam klub penyakit kronisdi RSU
Bhakti Rahayu Denpasar.

12
c. Segmentasi Psikographic yaitu pasien-yang memilih unutk melakukan
perawatan dirumah dengan beberapa alasan seperti tidak ingin antri dirumah
sakit, pasien yang susah dalam mobilisasi pasien, tidak ada keluarga yang
mengantar kerumah sakit dan alasan lainnya yang mendukung.
2. Targeting
Target dari layanan home care adalah pasien-pasien yang memiliki penyakit kronis
dan enggan melakukan perawatan di rumah sakit dengan berbagai alasan sehingga
memiih perawatan dirumah.
3. Positioning
Layanan Home Care RSU Bhakti Rahayu senada dengan semboyan rumah sakit
yakni kami peduli dan kami melayani. Oleh sebab itu pelayanan yang dilakukan di
pelayanan home care menitik berakan dalam memberikan pelayanan yang
komprehensif dengan kualitas yang baik sehingga masyarakat dapat terjaga
kesehatannya dengan lebih baik lagi dan akan mendapatkan hasil yang lebih baik
tetapi dengan harga yang murah sehingga masyarakat tidak begitu khawatir dengan
pembiayaan apabila masyarakatmengalami kesakitan. (Asmirajanti, 2019)

Produk
Pada produk layanan home care di RSU Bhaki Rahayu lebih menitik beratkan pada
perawatan luka modern dimana penyakit kronis utamanya diabetes melitus dapat
menyebabkan luka yang sembuh dalam jangka waktu yang lama. Tetapi dengan perawatan
luka yang baik maka masalah tersebut akan dapat diatasi dengan lebih baik dan lebih cepat
dalam penyembuhannya. Komplikasi penyaki kronis yang dapat menyebabkan terjadinya
gangguan peredaran pada pembuluh darah akan berakibat tidak baik pada nutrisi jaringan
di daerah yang terkena sehingga rentan luka dan menimbulkan gas gangren yang dapat
menyebar lebih cepat oleh karena itu dengan perawatan luka modern dapat menyebabkan
penyembuhan yang lebih baik dan lebh cepat, produk yang ditawarkan juga pada
perawatan luka operasi sehingga minimal sekali terjadinya permasalahan pada daerah
pasca operasi seperti komplikasi luka atau komplikasi infeksi pada daerah pasca operasi
tersebut. Perawatan lainnya seperti layanan home care pasien geriatri juga dimiliki

13
sehingga untuk pasien dengan usia lanjut dan memiliki penyakit dapat dilakukan perawatan
yang lebih baik dengan para tenaga yang memiliki kompetensi yang baik.
Price
Salah satu kunci untuk memenangkan pasar dalam persaingan bisnis adalah
penetapan harga. Selain itu harga juga merupakan suatu cara untuk mengenalkan suatu
produk yang baru, selain itu menetapkan harga juga untuk menentukan keuntungan yang
diperoleh dalam suatu bisnis. Layanan home care RSU Bhakti Rahayu Denpasar dalam
menetapkan harga yang telah disesuaikan dengan perhitungan biaya pelayanan dan juga
perhitungan honor yang akan diberikan kepada, setelah idlakukan perhitungan maka akan
di bandingkan oleh kompetitor yang setara sehingga harga tetap apat bersaing tetapi
dengan kuaitas dan mutu yang dapat dijaga.
Place
Berlokasi di RSU Bhakti Rahayu Denpasar dimana RSU Bhakti Rahayu Denpasar
memiliki kunjungan yang cukup tinggi sehingga dapat memperkenalkan pasar yang cukup
baik dan dapat pemetaan pasar yang cukup potensial tersebut. Layanan home care dengan
kunjungan rawat jalan hingga 13.000 kunjungan per bulannya dapat menjadi pasar yang
dapat diperkenalkan kepada pasien tersebut. Sehingga dapat menjadi poin pendapatan
rumah sakit.
Promotion
Sarana promosi yang digunakan oleh layanan home care RSU Bhakti Rahayu
Denpasar antara lain website dan media sosial. Website dan media sosial RSU Bhakti
Rahayu akan berisi tentang profil RSU Bhakti Rahayu, sejarah berdirinya, misi dan visi,
layanan, fasilitas, testimonial, hasil perawatan, dan juga saran perbaikan. Selain itu, pada
website ini masyarakat dapat melihat seluruh layanan yang ada di rumah sakit Bhakti
Rahayu dan dapat mencoba apabila akan menikmati pelayanan yang ada di rumah sakit
tersbut, adanya materi edukasi pula mendukung program indonesia sehat dengan promotif
dan preventif kepada masyarakat serta pemesanan via website serta sosial media lain
seperti Facebook, instragram, untuk menginformasikan kepada masyarakat pelayanan-
pelayanan yang ada di RSU Bhakti Rahayu.

14
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Strategi pengembangan pelayanan HC lebih disesuaikan dengan pertimbangan
ekonomis yaitu dengan sedikit mempertegas subsistem administrasi dan personalia unit HC
dan memanfaatkan keberadaan pelayanan HC untuk bisa memaksimalkan sumber-sumber
revenue lain yang ada di RS.
Strategi pengembangan dan pemasaran pelayanan home care lebih disesuaikan
dengan pertimbangan ekonomis yaitu dengan memaksimalkan kualitas kepada pasien
tetapi tetap dengan memberikan harga yang rendah, sehingga pasien tidak merasa enggan
untuk melakukan perawatan home care.

3.2. Saran
Mungkin dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
saya mengharapkan, kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Agar dalam penulisan makalah kedepannya bisa lebih baik.

15
DAFTAR PUSTAKA

Asmirajanti, M. (2019). Modul business home care (nsa738). 0–102.


Nugroho, C., Wiseno, B., Timur, J., & Penyakit, K. (2020). Analysis of Home Care Services As
Patient Expectation During. 27–30.
Prasetyo, Y. B. (2017). Homecare Services’ Potential at the UMM Hospital: Analysis on the
Disease Cases, Public Social and Economy. Jurnal Keperawatan, 7(1), 70–78.
https://doi.org/10.22219/jk.v7i1.3921
Suarjana, K., & Agastya. (2016). Prospek Pengembangan Pelayanan Home Care Rumah Sakit
Prima Medika Denpasar. The Indonesian Journal of Health Service Management, 09(06),
94–101.
Suwedia I N. (2019). Strategi Pemasaran Pelayanan Home Care Rumah Sakit Umum Bhakti
Rahayu Denpasar. Jurnal Administrasi Rumah Sakit Indonesia, 6(1), 55–58.
http://journal.fkm.ui.ac.id/arsi/article/view/3677

16

Anda mungkin juga menyukai