Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Sejarah tentang Terorisme berkembang sejak berabad lampau, ditandai dengan bentuk
kejahatan murni berupa pembunuhan dan ancaman yang bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu.
Perkembangannya bermula dalam bentuk fanatisme aliran kepercayaan yang kemudian berubah
menjadi pembunuhan, baik yang dilakukan secara perorangan maupun oleh suatu kelompok terhadap
penguasa yang dianggap sebagai tiran.
Kata Terorisme berasal dari Bahasa Perancis le terreur yang semula dipergunakan untuk
menyebut tindakan pemerintah hasil Revolusi Perancis yang mempergunakan kekerasan secara
brutal dan berlebihan dengan cara memenggal 40.000 orang yang dituduh melakukan kegiatan anti
pemerintah.
Selanjutnya kata Terorisme dipergunakan untuk menyebut gerakan kekerasan anti pemerintah di
Rusia. Dengan demikian kata Terorisme sejak awal dipergunakan untuk menyebut tindakan
kekerasan oleh pemerintah maupun kegiatan yang anti pemerintah.Sedangkan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), terorisme diartikan sebagai penggunaan kekerasan untuk menimbulkan
ketakutan dalam usaha mencapai tujuan (terutama tujuan politik), atau dapat pula diartikan sebagai
praktik tindakan teror. Terorisme sendiri pada hakikatnya merupakan suatu tindak kejahatan ekstrim
yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menebarkan teror, ancaman, ketakutan, kekhawatiran,
dan rasa tidak aman di tengah-tengah masyarakat sehingga menimbulkannya adanya pergolakan dan
ketidakstabilan baik secara ekonomi, sosial, maupun politik.
berupa serangan acak terhadap siapa saja untuk tujuan publisitas. Bentuk ketiga ini berkembang
melalui tiga sumber, yaitu:

1. kecenderungan sejarah yang semakin menentang kolonialisme dan tumbuhnya gerakan-


gerakan demokrasi serta HAM.
2. pergeseran ideologis yang mencakup kebangkitan fundamentalis agama, radikalis setelah
era perang Vietnam dan munculnya ide perang gerilya kota.
3. kemajuan teknologi, penemuan senjata canggih dan peningkatan lalu lintas.
II.  Rumusan Masalah
1.      Apa penengertian teroris?
2.      Bagaimana usaha teroris dalam merekrut anggota-anggotanya?
3.      Apa tujuan teroris dalam melaksanakan aksinya?
4.      Bagaimana perkembangan jaringan teroris saat ini?
5.      Bagaimana cara agar terhindar dari pengaruh teroris?

III .Tujuan
1.      Mengetahui pengertian teroris.
2.      Mengetahui bagaimana usaha yang dilakukan teroris untuk merekrut anggota.
3.      Mengetahui tujuan teroris dalam melaksanakan aksinya.
4.      mengetahui bagaimana perkembangan jaringan teroris saat ini.
5.      Mengetahui cara agar terhindar dari pengaruh teroris.
BAB II
PEMBAHASAN
I. Pengertian Teroris
Kata teror pertama kali dikenal pada zaman Revolusi Prancis. Diakhir abad ke-19, awal abad
ke-20 dan menjelang PD-II, terorisme menjadi teknik perjuangan revolusi. Misalnya, dalam
rejim Stalin pada tahun 1930-an yang juga disebut ”pemerintahan teror”. Di era perang dingin,
teror dikaitkan dengan ancaman senjata nuklir.
Kata Terorisme sendiri berasal dari Bahasa Prancis le terreur yang semula dipergunakan untuk
menyebut tindakan pemerintah hasil Revolusi Perancis yang mempergunakan kekerasan secara
brutal dan berlebihan dengan cara memenggal 40.000 orang yang dituduh melakukan kegiatan
anti pemerintah. Selanjutnya kata terorisme dipergunakan untuk menyebut gerakan kekerasan
anti pemerintah di Rusia. Dengan demikian kata terorisme sejak awal dipergunakan untuk
menyebut tindakan kekerasan oleh pemerintah maupun kegiatan yang anti pemerintah.
Namun, istilah ”terorisme” sendiri pada 1970-an dikenakan pada beragam fenomena: dari
bom yang meletus di tempat-tempat publik sampai dengan kemiskinan dan kelaparan. Beberapa
pemerintahan bahkan menstigma musuh-musuhnya sebagai ”teroris” dan aksi-aksi mereka
disebut ”terorisme”. Istilah ”terorisme” jelas berkonotasi peyoratif, seperti istilah ”genosida”
atau ”tirani”. Karena itu istilah ini juga rentan dipolitisasi. Kekaburan definisi membuka peluang
penyalahgunaan. Namun pendefinisian juga tak lepas dari keputusan politis.
II. Perkembangan Terorisme Saat Ini
Pola Terorisme terus berubah dan berkembang. Sedangkan pada permukaan pada intinya tetap
"Merencanakan suatu tindakan dengan menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan
yang melanggar hukum untuk menanamkan rasa takut ..." Ini sangat efektif digunakan
sebagai alat strategis dalam menghadapi Lawan yang dihadapinya. Bagaimanapun terorisme
telah berkembang dengan luar biasa dengan menerapkan strategi perang abad 21, mereka juga
selalu beradaptasi dengan perubahan sosial politik dunia serta lingkungan. Beberapa perubahan
itu telah mampu memfasilitasi kemampuan dari teroris dalam beroperasi, memperoleh dana, dan
mengembangkan kemampuan baru. Perubahan lain adalah secara perlahan terorisme telah
bergerak membangun hubungan yang berbeda menuju dunia yang lebih luas.
Awal penggunaan terorisme, seperti fanatisme dan pembunuhan sebenarnya tidak
meninggalkan filosofi tertentu atau doktrin tertentu dalam penggunaan terorisme. Suatu
pengecualian atas kegagalan spektakuler seperti “Guy Fawkes” dengan terinspirasi agama
berusaha untuk membunuh King James I dan Anggota Parlemen Inggris, membuktikan terorisme
tidak pernah terpisah dengan kemajuan atau melampaui batas normal dari bentuk peperangan
pada saat itu. Sebagaimana sistem politik menjadi lebih canggih, dan kekuasaan politik dilihat
kurang lebih merupakan karunia ilahi dan dan banyak lagi pembangunan sosial ide-ide baru yang
mengakibatkan timbulnya konflik-konflik baru.
Dua ideologi yang menggunakan kekerasan dalam perubahan sosial adalah Marxism yang
kemudian berkembang menjadi komunisme, dan Anarkisme. Keduanya pada dasarnya adalah
hanya khayalan yang muluk-muluk, mereka menyatakan bahwa mereka meletakkan teori dan
praktek dapat menghasilkan masyarakat yang ideal. Kedua ideologiy ini sepaham bahwa
kemunculan mereka adalah karena kerusakan sistem yang ada. Keduanya mengakui bahwa
kekerasan di luar batas dapat diterima dan peperangan dan pemberontakan justru diperlukan.
Komunisme memfokuskan pada perang kelas ekonomi, dan diasumsikan penyitaan kekuasaan
negara oleh (rakyat jelata) sampai negara tidak lagi diperlukan, dan akhirnya
dibuang .Anarkisme menganut paham kurang lebih penolakan terhadap segala bentuk
pemerintahan. Para anarkis percaya bahwa setelah negara benar-benar hancur, tidak perlu lagi
dibentuk yagng baru sehingga orang bisa hidup dan berinteraksi tanpa paksaan pemerintah.
Dalam jangka pendek, penerimaan dari apa yg di tawarkan komunisme ini diperlukan untuk
keperluan organisasi dan pemaksaan yang digunakan oleh negara saat itu membuat ideologi ini
lebih berhasil dari dua ideologi yang lain. Anarkisme bertahan di era modern, dengan
mempertahankan daya tarik untuk tetap menerapkan kekerasan sampai hari ini.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terorisme adalah kekerasan atau ancaman kekerasan yang diperhitungkan sedemikian rupa
untuk menciptkan suasana ketakutan dan bahaya dengan maksud menarik perhatian nasional atau
internasional terhadap suatu aksi maupun tuntutan.
Ciri-ciri terorisme adalah :
1.Organisasi yang baik, berdisiplin tinggi & militant
2.Mempunyai tujuan politik, ideologi tetapi melakukan kejahatan kriminal untuk mencapai
tujuan.
3.Tidak mengindahkan norma-norma universal yang berlaku, seperti agama, hukum dan HAM.
4. Memilih sasaran yang menimbulkan efek psikologis yang tinggi untuk menimbulkan rasa takut
dan mendapatkan publikasi yang luas.
5.Menggunakan cara-cara antara lain seperti : pengeboman, penculikan, penyanderaan,
pembajakan dan sebagainya yang dapat menarik perhatian massa/publik.

Anda mungkin juga menyukai