PENDAHULUAN
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memberikan Asuhan Keperawatan keluarga pada Ny. P dengan Diabetes
Mellitus
2. Tujuan Khusus
a. Mampu memahami Asuhan Keperawatan keluarga pada Ny. P dengan Diabetes
Mellitus
b. Mampu melakukan pengkajian keperawatan keluarga pada Ny. P dengan Diabetes
Mellitus
c. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan keluarga pada Ny. P dengan Diabetes
Mellitus
d. Mampu menentukan intervensi pada Ny. P dengan Diabetes Mellitus
e. Mampu melakukan implementasi pada Ny. P dengan Diabetes Mellitus
f. Mampu melakukan evaluasi pada Ny. P dengan Diabetes Mellitus
g. Mampu melakukan dokumentasi pada kasus Ny. P dengan Diabetes Mellitus
BAB II
TINJAUAN TEORI
D. Klasifikasi
1. Klasifikasi klinis
a. Diabetes Mellitus
1) Tipe I : IDDM
Disebabkan oleh destruksi sel beta pulau langerhans akibat proses autoimun
2) Tipe II : NIDDM
Disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi insulin. Resistensi insulin
adalah turunya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan
perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati :
a) Tipe II dengan obesitas
b) Tipe II tanpa obesitas
b. Gangguan toleransi glukosa
c. Diabetes kehamilan
2. Klasifikasi resiko statistic
a. Sebelumnya pernah menderita kelainan toleransi glukosa
b. Berpotensi menderita kelainan glukosa
E. Patofisiologi
Diabetes tipe I. pada diabetes tipe I terdapat ketidakmampuan untuk
menghasilkan insulin karena sel – sel beta pancreas telah dihancurkan oleh proses
autoimun. Hiperglikemia puasa terjadi akibat produksi glukosa yang tidak terukur oleh
hati. Disamping itu glukosa yang berasal dari makanan dapat disimpan dalam hati
meskipun tetap berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia posprandial
(sesudah makan)
Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi maka ginjal tidak dapat
menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar, akibtanya glukosa tersebut
muncul dalam urin (glukosaria). Ketika glukosa yang berlebihan dieksresikan ke dalam
urin, ekskresi ini akan disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan.
Keadaan ini dinamakan dieresis osmotic. Sebagai akibat dari dari kehilangan cairan
berlebihan. Pasien akan mengalami peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan rasa haus
(polidipsia)
Defisiensi insulin juga akan mengganggu metabolism protein dan lemak yang
menyebabkan penurunan berat badan. Pasien dapat mengalami peningkatan selera makan
(polifagia), akibat menurunnya simpanan kalori. Gejala lainnya mencakup kelelahan dan
kelemahan. Dalam keadaan normal insulin mengendalikan glikogenolisis (pemecahan
glukosa yang disimpan) dan glukoneogenesis (pembentukkan glukosa baru dari asam –
asam amino dan substansi lain). Namun pada penderita defisiensi insulin, proses ini akan
terjadi tanpa hambatan dan lebih lanjut akan turut menimbulkan hiperglikemia.
Disamping itu akan terjadi pemecahan lemak yang mengakibatkan peningkatan produksi
badan keton merupakan asam yang mengganggu keseimbangan asam basa tubuh apabila
jumlahnya berlebihan.
Ketoasidosis yang diakibatkannya dapat menyebabkan tanda – tanda dan gejala
seperti nyeri abdomen, mual, muntah, hiperventilasi, nafas berbau aseton dan bila tidak
ditangani akan menimbulkan perubahan kesadaran, koma bahkan kematian. Pemberian
insulin bersama cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan akan memperbaiki dengan cepat
kelainan metabolic tersebut dan mengatasi gejala hiperglikemia serta ketoasidosis. Diet
dan latihan disertai pemantauan kadar gula darah yang sering merupakan komponen
terapi yang penting.
Diabetes tipe II. Pada diabetes tipe II terdapat 2 masalah utama yang berhubungan
insulin yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan
terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel sebagai akibat terikatnya insulin
dengan reseptor tersebut.
Terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolism glukosa di dalam sel. Resistensi
insulin pada diabetes tipe II disertai dengan penurunan reaksi intrasel ini. Dengan
demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh
jaringan.
Untuk mengatasi resistensi insulin dan untuk mencegah terbentuknya glukosa
dalam darah, harus terdapat peningkatan jumlah insulin yang disekresikan. Pada
penderita toleransi glukosa akan dipertahankan pada tingkat yang normal atau sedikit
meningkat. Namun demikian, jika sel – sel beta tidak mampu mengimbangi peningkatan
kebutuhan akan insulin, maka kadar glukosa akan meningkat dan terjadi diabetes tipe II.
Meskipun terjadi gangguan sekresi insulin yang merupakan cirri khas diabetes mellitus
tipe II, namun masih terdapat insulin dengan jumlah yang adekuat untuk mencegah
pemecahan lemak dan produksi badan keton yang menyertainya. Karena itu ketoasidosis
diabetic tidak terjadi pada diabetes tipe II. Meskipun demikian, diabetes tipe II yang tidak
terkontrol dapat menimbulkan masalah akut lainnya yang dinamakan sindrom nonketoik
(HHNK)
Diabetes tipe II paling sering terjadi pada penderita diabetes yang berusia lebih
dari 30 tahun dan obesitas. Akibat intolerasi glukosa yang berlangsung lambat (selama
bertahun – tahun) dan progresif, maka awitan diabetes tipe II dapat berjalan tanpa
terdeteksi. Jika gejalanya dialami pasien, gejala tersebut sering bersifat ringan dan dapat
mencakup kelelahan, iritabilitas, poliuria, polidipsi, luka pada kulit yang laa sembuh,
infeksi vagina/pandangan yang kabur (jika kadar glukosanya sangat tinggi).
F. Pathway
Sumber : http://lpkeperawatan.blogspot.in/2013/11/diabetes-mellitus-a.html#VSfNIf1b-
o9
G. Data Penunjang
1. Glukosa darah : gula darah puasa > 130 ml/dl, tes toleransi glukosa > 200mg/dl, 2
jam setelah pemberian glukosa
2. Aseton plasma (keton) positif secara mandiri
3. Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkat
4. Osmolalitas serum : meningkat tapi biasanya < 330 mosm/l
5. Elektrolit : Na mungkin normal, meningkat atau menurun, K normal atau peningkatan
semu selanjutnya akan menurun, fosfor sering menurun
6. Gas darah arteri : menunjukkkan pH rendah dan penurunan HCO3
7. Trombosit darah : Ht meningkat (dehidrasi), leukositosis dan hemokonsentrasi
merupakan respon terhadap stress atau infeksi
8. Ureum atau kreatinin : mungkin meningkat atau normal
9. Insulin darah : mungkin menurun atau tidak ada (Tipe I) atau normal sampai tinggi
(tipe II)
10. Urine : gula dan aseton positif
11. Kultur dan sensitivitas : kemungkin adanya ISK, infeksi pernapasan dan infeksi luka
H. Komplikasi
1. Komplikasi akut
a. Hipoglikemia
b. Sindrom Hiperglikemia Hiperosmolar non ketotik
c. Ketoasidosis Diabetic
2. Komplikasi kronik
Umumnya terjadi 10 – 15 tahun setelah awitan :
a. Mikrovaskular (penyakit pembuluh darah kecil), mengenai mata (retinopati) dan
ginjal (nefropati). Control kadar glukosa darah untuk memperlambat atau menunda
awitan baik komplikasi mikrovaskular maupun makrovaskular
b. Makrovaskular (penyakit pembuluh darah besar), mengenai sirkulasi koroner,
vascular perifer, dan vascular serebral
c. Penyakit neuropati, mengenai saraf sensorik motorik dan autonomi serta menunjang
masalah seperti impotensi dan ulkus pada kaki
d. Rentan infeksi, seperti tuberculosis paru dan infeksi saluran kemih
e. Ulkus/gangrene/kaki diabetic
I. Penatalaksanaan
1. Medis
Ada lima komponen dalam penatalaksaan Diabetes Mellitus yaitu :
a. Diet
1) Memperbaiki kesehatan umum penderita
2) Mengarahkan pada berat badan normal
3) Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetic
4) Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita
5) Menarik dan mudah diberikan
Prinsip diet Diabetes Mellitus yaitu :
1) Jumlah sesuai kebutuhan
2) Jadwal diit ketat
3) Jenis : boleh dimakan atau tidak
b. Latihan
Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita Diabetes Mellitus, adalah
:
1) Meningkatkan kepekaan insulin, apabila dikerjakan setiap 1 jam sesudah makan,
berarti pula mengurangi insulin resisten pada penderita dengan kegemukan atau
menambah jumlah reseptor insulin dan meningkatkan sensivitas insulin dengan
reseptornya
2) Mencegah kegemukan bila ditambah latihan pagi dan sore
3) Memperbaiki aliran perifer dan menambah suplai oksigen
4) Meningkatkan kadar kolesterol (total) dan trigliserida dalam darah karena
pembakaran asam lemak menjadi lebih baik
c. Penyuluhan
d. Obat
1) Obat OAD (Oral Anti Diabetes)/ obat hipoglikemik oral (OHO)
2) Insulin
e. Cangkok pancreas
Tn.M memberikan respon stressor yang ada dengan berdiskusi dengan anak –
anaknya, berpasrah kepada tuhan YME. Setiap ada masalah keluarga selalu
mendiskusikan dengan anggota keluarga lainnya untuk mencari solusi terbaik. Setiap
kali keluarga menghadapi masalah selalu diselasaikan dengan berunding serta tidak
pernah mengkambing hitamkan salah satu anggota keluarga setiap kali ada
masalahyang melanda keluarga mereka.
Jumlah
M. Intervensi
Nama anggota keluaraga yang sakit : Ny . P
Diagnosa keperawatan keluarga I
Resiko terjadinya komplikasi diabetes mellitus pada Ny. P berhubungan dengan
Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah pada komplikasi diabetes mellitus
Tujuan :
Tujuan Umum : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama satu kali kunjungan,
diharapkan resiko komplikasi diabetes dapat di cegah atau di control.
Tujuan Khusus :
1. Mengerti tentang komplikasi Diabetes Mellitus
2. Mengerti tanda dan gejala terjadinya komplikasi pada Diabetes Mellitus
Intervensi :
1. Kaji komplikasi diabetes mellitus yang ada
2. Berikan informasi atau penyuluhan kesehatan tentang komplikasi diabetes mellitus
dan perawatan pada diabetes mellitus
3. Evaluasi cara – cara perawatan yang baik
4. Libatkan keluarga terdekat untuk memberikan support
Tujuan :
Tujuan Umum :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 kali kunjungan, diaharapkan
keluarga dapat melakukan perawatan diabetes mellitus untuk mencegah kembalinnya
gula darah naik kembali.
Tujuan Khusus :
1. Mengerti tentang makanan yang harus dihindari.
2. Dapat merawat anggota keluarga yang menderita diabetes mellitus
Intervensi Keperawatan
1. Kaji pengetahuan keluarga tentang cara merawat dan makanan yang tidak boleh
dimakan pada penyakit diabetes mellitus.
2. Berikan penyuluhan kesehatan tentang cara merawat dan makanan yang tidak boleh
dimakan pada diabetes mellitus.
3. Evaluasi cara – cara perawatan yang baik.
4. Libatkan keluarga terdekat untuk memberikan support.
5. Demonstrasi cara membuat obat tradisional diabetes mellitus .
N. Implementasi
Senin, 13 April 2015
Diagnosa Keperawatan Keluarga 1 :
09:00 WIB
1. Melakukan pengkajian pada keluarga Ny. P tentang penyakit diabetes mellitus.
Respon :
DS : Keluarga Ny. P mengatakan belum mengerti tentang penyakit diabetes mellitus.
DO : Ny. P tampak bingung.
09.30 WIB
2. Memberikan penkes kepada keluarga Ny. P tentang penyakit diabetes meliputi
pengertian, penyebab, tanda dan gejala, pencegahan dan penanganan diabetes
mellitus.
Respon :
DS : keluarga mengatakan sudah mengerti tentang pengertian, penyebab, tanda dan
gejala, pencegahan dan penanganan diabetes mellitus.
DO : keluarga tampak memperhatikan saat diberikan penkes, kontak mata ada,
keluarga kooperatif, dan mau bertanya.
10:00 WIB
3. Mendiskusikan bersama keluarga tentang penyakit diabetes mellitus.
Respon :
DS : keluarga mengatakan sekarang sudah mengerti tentang diabetes mellitus.
DO : keluarga kooperatif dan mau bertanya.
4. Mempraktekan senam kaki diabetes mellitus
Respon :
DS : Keluarga mengatakan sekarang sudah lebih hafal gerakan senam kaki diabetes
mellitus
DO : keluarga kooperatif dan mau mempraktekannya
O. Evaluasi
Senin, 13 April 2015
Diagnosa Keperawatan 1 :
S : Keluarga Ny. P mengatakan sudah mengerti tentang penyakit diabetes mellitus.
O: Keluarga Ny. P sudah tidak bingung saat ditanya dan mampu menjelaskan tentang
penyakit diabetes mellitus
A : Masalah kurang pengetahuan teratasi.
P : Hentikan intervensi
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Dalam bab ini penulis menguraikan kesenjangan antara data yang ditemukan
dalam kasus dibandingkan dengan teori atau konsep dasar untuk mendapatkan data
dari pasien. Penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Metode Pengumpulan Data
a. Wawancara
Wawancara adalah Tanya jawab atau menanyakan yang berhubungan dengan
masalah yang dihadapi pasien dan merupakan suatu komunikasi yang direncanakan.
Selama melakukan wawancara penulis sedikit menemui kesulitan, karena tidak semua
apa yang dikatakan pasien adalah benar, penulis harus mencocokan data pasien
dengan data status klien dan mahasiswa praktek serta keluarga pasien untuk
mendapatkan data yang akurat.
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik adalah melakukan pemeriksaan fisik pasien untuk
menentukan masalah kesehatan pasien.Penulis menggunakan pemeriksaan head to
toe.Dalam melakukan pemeriksaan fisik penulis tidak mengalami kesulitan, karena
klien bersikap kooperatif.
c. Observasi
Observasi adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh data
tentang masalah kesehatan dan keperawatan.Dalam melaksanakan observasi penulis
tidak menemukan hambatan yang berarti karena klien bersikap kooperatif.
d. Studi keperawatan
Studi keperawatan adalah menggunakan atau membawa literature yang
berhubungan dengan masalah klien. Penulis memanfaatkan perpustakaan akper
serulingmas yang lengkap. Dan penulis tidak mengalami kesulitan tantang buku-buku
yang berkaitan dengan keperawatan keluarga dengan diabetes mellitus.
e. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable yang
berupa catatan, transkrip, buku dan sebagainya. Sebagai data penunjang pada proses
ini penulis tidak terlalu menemukan kesulitan, apabila penulis menemui kesulitan
penulis mengkonsultasikan dengan dosen – dosen pembimbing.
2. Perbandingan data pada kasus dengan data pada literature
Dari hasil pengkajian yang dilakukan didapatkan data fokus sebagai berikut:
Ny. P mengatakan belum mengetahui tentang komplikasi pada penyakit diabetes
mellitus dengan data yang dapat dilihat secara langsung kaki Ny. P bengkak dan
sedikit kaku serta Ny. P tampak bingung kenapa kakinya bisa bengkak seperti ini..
Menunjukan bahwa Ny. P mengalami diabetes mellitus
3. Data Fokus
Pernyataan pasien secara verbal bahwa Ny. P mengatakan belum mengetahui
tentang komplikasi pada penyakit diabetes mellitus dengan data yang dapat dilihat
secara langsung kaki Ny. P bengkak dan sedikit kaku serta Ny. P tampak bingung
kenapa kakinya bisa bengkak seperti ini.
4. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan Pengkajian
Dalam melakukan pengkajian, penulis menemui berbagai faktor yang
mendukung dan faktor yang menghambat. Faktor yang mendukung diantaranya klien
bersikap kooperatif, dan bersikap terbuka bersedia mengungkapkan apa yang
dirasakan dan dialaminya. Sedangkan faktor penghambatnya adalah bahasa yang
digunakan menggunakan bahasa jawa yang agak sulit dimengerti oleh penulis.
C. Perencanaan
Untuk menentukan rencana keperawatan yang akan disusun penulis berpedoman
pada teori yang ada.
1. Resiko terjadinya komplikasi
Tujuan umum : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama satu kali kunjungan,
diharapkan resiko komplikasi diabetes dapat di cegah atau di control. Tujuan khusus :
mengetahui tentang komplikasi penyakit diabetes mellitus dan mengetahui tanda dan
gejala terjadinya komplikasi diabetes mellitus. Intervensi keperawatan : Kaji
komplikasi diabetes mellitus yang ada, Berikan informasi atau penyuluhan kesehatan
tentang komplikasi diabetes mellitus dan perawatan pada diabetes mellitus, Evaluasi
cara – cara perawatan yang baik dan Libatkan keluarga terdekat untuk memberikan
support.
E. Evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama satu kali pertemuan penulis
menemukan kemajuan-kemajuan yang dialami klien. Artinya tindakan yang diberikan
berefek positif terhadap pasien sesuai dengan tujuan umum dan tujuan khusus yang
diharapkan. Untuk diagnosa resiko terjadinya komplikasi dapat di control dengan data
obyektif Ny. P memahami dan bisa menjelaskan resiko terjadinya komplikasi pada
diabetes mellitus dan Ny. P sudah bisa melakukan senam kaki diabetes mellitus yang
dapat memperlancar aliran darah di kakinya yang bengkak.
Sedangkan untuk diagnosa Ketidakefektifan pemeliharan keluarga teratasi dengan
data obyektif Ny. P sudah bisa mengurangi makanan – makanan yang dapat menaikan
gula darah.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada pengkajian didapatkan data subyektif klien mengatakan dirinya sudah
menderita penyakit DM sudah 12 tahun, dan Ny. P tidak mengetahui tentang DM,
komplikasi serta penangananya. Diagnosa yang muncul pada kasus diatas yaitu
kelaurga Ny. P. Resiko terjadinya komplikasi dengan tujuan umum yaitu setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama satu kali kunjungan, diharapkan resiko
komplikasi diabetes dapat di cegah atau di control. Tujuan khusus : mengetahui
tentang komplikasi penyakit diabetes mellitus dan mengetahui tanda dan gejala
terjadinya komplikasi diabetes mellitus. Intervensi keperawatan : Kaji komplikasi
diabetes mellitus yang ada, Berikan informasi atau penyuluhan kesehatan tentang
komplikasi diabetes mellitus dan perawatan pada diabetes mellitus, Evaluasi cara –
cara perawatan yang baik dan Libatkan keluarga terdekat untuk memberikan support.
Sedangkan diagnosa kedua muncul Ketidakefektifan pemeliharan keluarga dengan
tujuan umum : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama satu kali kunjungan,
diharapkan risiko komplikasi diabetes dapat di cegah atau di control. Tujuan khusus :
Memahami diit diabetes mellitus dan Mengetahui makanan yang boleh dikonsumsi.
Intervensi keperawatan : Kaji pengetahuan keluarga tentang diit dan senam kaki
diabetes mellitus, Berikan informasi atau penyuluhan kesehatan kepada keluarga
mengenai diit dan senam kaki diabetes mellitus, Diskusikan bersama keluarga
mengenai diit dan senam kaki diabetes mellitus dan motivasi keluarga untuk
menjalankan diit dan senam kaki diabetes mellitus.
Implementasi yang dilakukan pasien yaitu mengkai pengetahuan keluarga tentang
penyakit DM, mengkaji pengobatan yang sudah dilakukan oleh Ny. P untuk
mengurangi DM, mengkaji pola makan Ny. P, melakukan pendidikan kesehatan
tentang penyakit DM, mengajarkan pada Ny. P cara pengobatan dengan daun salam
dan mengajarkan senam kaki diabetes mellitus.
Evaluasi akhir didapatkan Ny. P mengatakan sudah paham tentang diabetes
mellitus dan sekarang menjadi tau cara pengobatan diabetes mellitus dengan
menggunakan daun salam dan senam kaki diabetes mellitus
B. Saran
1. Saran untuk masyarakat
a. umumnya masyarakat mampu menjaga kesehatan diri keluarga dan lingkungan
sehingga meminimalkan terjadinya masalah kesehatan yang dapat mengganggu
kehidupan
b. masyarakat hendaknya lebih aktif dalam kegiatan sosial yang ada di desa tersebut.
c. Setiap keluarga supaya lebih mampu meningkatkan derajat kesehatan dalam
keluarganya dengan cara memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada di
lingkungannya seperti puskesmas dan tempat pelayanan kesehatan lainnya
d. Keluarga bisa melakukan perawatan kesehatan minimal setiap bulan sehingga
kemungkinan masalah kesehatan bisa dicegah.
2. Saran untuk mahasiswa keperawatan
a. Sesama mahasiswa harus menjaga hubungan teman sejawat
b. Sebagai mahasiswa harus selalu menambah pengetahuan atau informasi yang didapat
di Praktek Keperawatan Komunitas dan Keperawatan Keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Andra dan Yessie. 2013. Keperawatan Medikal Bedah 2 (Keperawatan Dewasa). Yogyakarta : Nuha
Medika
Arjatmo, tjokonegoro.2002. Penatalaksanaan Diabetes mellitus terpadu. Cetakan 2. Jakarta :
Balai penerbit FKUI
Brunner and suddarth.2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Carpenito Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Editor edisi Bahasa Indonesia.
Monica Estar. Edisi 8. Jakarta : EGC
Corwin Elizabeth. 2009. Buku Saku Pathofisiologi Edisi 3 alih bahasa Nike Budi Subekti. EGC.
Jakarta
Friedman M. M. 1998. Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek Edisi 3. Jakarta : EGC
http://lpkeperawatan.blogspot.in/2013/11/diabetes-mellitus-a.html#VSfNIf1b-o9 dikutip tanggal 13
april 2015 pukul 15:45WIB
Mansjoer, Arif dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke 3 jilid 1. Media Aesculapsi FKUI.
Jakarta
Notoatmodjo, S. 2002. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam, 2001. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik. Edisi I. Jakarta :
Salemba Media
Diposting oleh Rahayu Wijayanti di 06.16
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan
ke Pinterest
1 komentar:
1.
Kangen Water Spray Kangen Water Indonesia Kangen Water Kangen Water
Jakarta Kangen Water Tangerang Kangen Water Jakarta Selatan Kangen
Water Jakarta Timur Kangen Water Depok Beauty Water Jual Beauty Water
Beauty Water Harga Beauty Water Jual Beauty Water Harga Beauty Water
Beauty Water Jual Kangen Water Tangerang Enagic Kangen Water Indonesia
Jual Kangen Water Jakarta Jual Kangen Water Jakarta Timur Jual Kangen
Water Jakarta Selatan Kangen Water Jakarta Pusat Kangen Water Jakarta
Barat Kangen Water Bintaro Air Kangen Bintaro Kangen Water BSD Air
Kangen BSD Jual Kangen Water BSD
Balas
Arsip Blog
▼ 2015 (2)
o ▼ Mei (2)
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA
KELUARGA Ny. P DE...
Strong Acid Water & Beauty Water Spray
► 2014 (50)
► 2013 (10)
Mengenai Saya
Rahayu Wijayanti
Lihat profil lengkapku
Pengikut
Total Tayangan Halaman
254964
Ada kesalahan di dalam gadget ini
Tema Perjalanan. Diberdayakan oleh Blogger.