Anda di halaman 1dari 4

Nama : Mohammad Jafar

NIM : 201010083
Kelas : PAI-3
MK : Ilmu Pendidikan Islam

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)


ILMU PENDIDIKAN ISLAM

A. Tantangan dan Peluang Pendidikan Islam Sebagai Sistem Ideologi Pendidikan

Bentuk dari sistem ideologi pendidikan islam nasional sesungguhnya sudah baik. Sebagai
Negara yang mayoritas islam, tentunya pendidikan islam di Indonesia menjadi bidang yang tidak
boleh dikesampingkan sedkitipun. Buktinya pendidikan agama islam sudah disetarakan dengan
pendidikan umum dalam sistem pendidikan nasional Undang-Undang Republik Indonesia No.20
Tahun 2003. Dengan adanya aturan undang-undang tersebut, menggambarkan sistem ideologi
pendidikan islam di Indonesia menyeimbangkan antaar sistem ideologi pendidikan secara liberal
dan konservatif. Kita tahu bahwa ideologi liberal bertujuan agar manusia dapat mengoptimalkan
potensi-potensi yang ada pada dirinya dan dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya,
sedangkan ideologi konservatif tujuan pendidikannya lebih mengarah kepada mempertahankan
nilai-nilai normatif seperti moralitas yang bersumber dari ajaran agama. Sehingga tujuan akhirnya,
adalah bagaimana membentuk masyrakat yang cerdas baik secara intelektual maupun spiritual.
Namun dalam impelementasinya, pendidikan di Indonesia terasa bernuansa liberal lebih nampak
dibanding nilai ideologi konservatif. Yang artinya dalam dunia pendidikan, pendidikan umum
terlalu menonjol dan kualitas pendidikan agama islam menurun. Sehingga fakta di lapangan,
terlihat peserta didik banyak yang cerdas dalam ilmu sains dan social namun masalah pendidikan
agama islam sangat kurang. Disisi lain, sistem pendidikan terhadap nilai-nilai karakter dan moral
yang tidak berjalan dengan baik, yakni terlalu dikesampingkan dan kurangnya penguatan

Tindak lanjut dari sistem pendidikan agama islam dari pemerintah belum teriplementasi
dengan maksimal dalam dunia pendidikan. Jika melihat sistem ideologi pendidikan islam nasional,
banyak yang harus dibenahi, bukan hanya dari sistemnya, namun unsur-unsurnya dan tindak lanjut
pada tingkat paling bawah. Dalam hal ini, pemerintah harus berbenah dalam menetapkan
kurikulum yang lebih mampu dan menjawab dinamika kehidupan zaman sekarang. Kurikulum yang
mampu menjaga dari sisi meningkatkan potensi diri dan sumber daya manusianya namun selaras
dengan ajaran islam. Selain itu juga, harus ada perbaikan dan peningkatan kompetensi para
pendidik. Para pendidik terkesan lebih lambat menyesuikan komptensinya dengan perkembangan
zaman yang ada, sehingga mencetak peserta didik yang Cerdas dan beragama masih belum
maksimal. Dan masih banyak lainnya yg harus diperhatikan, karena sistem ideologi pendidikan
islam secara nasional sudah baik, namun sub-sub sistemnya masih lemah.

B. Tantangan dan Peluang Pendidikan Islam Sebagai Subjek Materi Pembelajaran


Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 menjadi bagian dari
sistem pendidikan nasional. Pendidikan agama islam tidak lagi mengalami kesenjangan dengan
pendidikan umum, dan lembaga pendidika islam seprti madrasah dapat menerapkan kurikulum
pendidikan umum. Walaupun menjadi bagian sistem pendidikan nasional, namun secara faktanya
harus diakui pendidikan islam kini hanya merupakan sub sistem dalam pendidikan nasional. Yang
artinya pendidikan islam hanya bersifat sebagai materi pelajaran pendamping. Pendidikan agama
islam sebagai pendamping dimaksudkan, agar masyarakat selain cerdas scra intelektual tetap bisa
menjaga spritualnya dalam hal ini adalah agama dan karakter. Memang tidak bisa dinampikkan
pendidikan yang dibutuhkan masyarakat adalah pendidikan umum, yakni ilmu sains dan sosial.
Karena memang dianggap secara nyata ilmu-ilmu tersebut yang akan meningkatkan potensi sumber
daya manusia mereka . Namun pada realitanya, peningkatan potensi diri dan sumber daya manusia
mengerus nilai-nilai keagamaan dan karakter pribadi. Akibatnya, muncullah orang atau tokoh yang
cerdas intelektual, orang yang kaya dari hasi buah pendidikannya, namun miskin agama, moral dan
karakter.
Memang sangat ironi pendidikan agama islam hanya sebagai mata pelajaran pendamping.
Namun masih banyak yang masih bisa dilakukan untuk melakukan penguatan pembelajaran
pendidikan agama islam. Melihat realita yang ada, pembelajaran pendidikan agama islam di
tingkat sekolah, masih banyak terlihat kekurangan . Memang untuk mendapatkan pembelajaran
agama islam yang maksimal lebih cenderung di tingkat madrasah. Namun kita tahu, masyrakat
Indonesia lebih banyak atau mayoritas di sekolah-sekolah konvensional. Dan kita tahu sendiri, porsi
pendidikan agama islam dan budi pekerti di sekolah konvensional, porsi waktunya sedikit dan
jumlah tatap muka yang relative sedikit pula. Sehingga perlu adanya kebijakan kurikulum baru
dalam hal penguatan porsi waktu dan jumlah tatap muka tersebut, tanpa mengganggu pendidikan
umum. Bisa juga dilakukan dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler mengenai agama islama. Selain
itu juga, guru pendidikan agama islam juga harus meningkatkan kompetensinya dalam mengajar
dan mendidik. Guru pendidikan agama islam harus berbenah dan lebih menjiwai pendidikan agama
islam. Karena mereka sangat menentukan kualitas pendidikan agama islam seorang peserta didik
setelah kluarga dari peserta didik itu sendiri. Jika semua ini dibenahi, maka tidak menutup
kemungkinan peluang pendidikan agama islam akan menjadi mata pelajaran yang akan lebih
diminati dari mata pelajaran umum lainnya

C. Tantangan dan Peluang Pendidikan Islam Sebagai Lembaga Pendidikan Agama Islam
Lembaga pendidikan Islam secara umum bertujuan untuk meningkatkan keimanan,
pemahaman, penghayatan dan pengalaman peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi
manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam
kehidupan pribadi, bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Selain itu lembaga pendidikan islam
berfungsi sebagai pengembangan jasmani, akal, emosi, rohani, dan akhlak manusia dan peserta
didiknya. Namun lembaga pendidikan islam mengalami banyak tantangan di tengah kehidupan
zaman sekarang ini, adapun tantangannya antara lain :
1. Bidang Politik
Karena Negara kita adalah Negara hukum, maka apa” yang menjadi peraturan perundang-
undangan harus ditaati segenap elemen masyrakat baik organisasi mapun lembaga-lembaga
yang ada. Dalam hal ini lembaga pendidikan islam harus menghadapi tantangan politik dengan
objektif, artinya lembaga pendidikan Islam mau tak mau harus mengikutu prosedur-prosedur
yang telah ditetapkan oleh pemerintah di dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional
(UU Sisdiknas) demi mencapai tujuan perjuangan nasional bangsa. Yaitu dengan cara terlibat
aktif dalam perumusan keputusan yang berhubungan dengan kepentingan kependidikan,
misalnya dalam perumusan UU SISDIKNAS tersebut.
2. Bidang Kebudayaan
Sikap selektif dalam menerima atau menolak kebudayaan asing perlu dilandasi dengan
penganalisaan mendalam yang bersumberkan dari pandangan hidupnya sendiri baik sebagai
institusi maupun sebagai bangsa iantara budaya asing yang mempengaruhi kebudayaan bangsa
ini adalah “trend sex bebas”. Ini merupakan tantangan besar bagi lembaga pendidikan
Islam untuk membentengi anak-anak bangsa dari pengaruh-pengaruh negatif yang diakibatkan
oleh kebudayaan tersebut.
3. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Dimasa sekarang benar-benar dihadapkan pada tantangan yang cukup berat dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi. Untuk mengantisipasinya maka dilakukan upaya strategis, antara
lain ; tujuan pendidikan dimasa sekarang tidak cukup hanya dengan memberikan bekal
pengetahuan, keterampilan, keimanan dan ketakwaan saja. Tetapi juga harus diarahkan pada
upaya melahirkan manusia yang kreatif, inovatif, mandiri, dan produktif, mengingat dunia yang
akan datang adalah dunia yang kompetitif (dunia yang penuh persaingan)
4. Bidang Kemasyarakatan
Problematika dalam masyrakat ini kesulitan dalam menghadapi positif dan negatifnya era
teknologi dan informasi. Lembaga Pendidikan Islam bertugas menetralisir dampak-dampak
negative yang ditimbulkan oleh kemajuan teknologi tersebut. Selain itu lembaga pendidikan
Islam juga bertugas sebagai pemberi arah yang jelas terhadap perubahan yang ada
dimasyarakat,karena perubahan yang terjadi dalam system kehidupan social seringkali
mengalami ketidakpastian tujuan.

Pergerakan dan berkembangnya lembaga pendidikan agama islam di zaman ini bisa dibilang
cukup memuaskan dan menjadi peluang mencetak generasi islami yang lebih kedepannya.
Lembaga pendidikan islam formal seperti madrasah sudah banyak diminati masyarakat, sebagian
orang sudah memandang pendidikan agama islam sangat penting dengan melihat fenomena-
fenomena anak remaja sekarang ini. Selain itu juga berkembangnya lembaga pendidikan formal
maupun informal lainnya, seperti yayasan tahfidz quran dan Bahasa arab, yang juga sudah mulai
banyak dilirik masyarakat. Di level perguruang tinggi juga telah mengalami perkembangan bukan
hanya diminati akan jurusan pendidikan agama islam saja, namun jurusan ilmu-ilmu lainnya kini
dikemas bernuansa islami, seperti pendidikan ilmu sains, ekonomi dan kesehatan masyarakat.
Semua peningkatan lembaga pendidikan islam ini dilakukan untuk menjawab tantangan dan
sekaligus melihat peluang bahwa untuk bersaing kehidupan zaman sekarang ini harus memiliki
meningkatan potensi sumber daya diri namun menjaga nilai-nilai ajaran islam serta berakhlak.

Zaman terus berkembang dan tatanan kehidupan manusia menjadi lebih ketat, persaingan
serta problematika kehidupan menjadi kompleks .

Anda mungkin juga menyukai