Anda di halaman 1dari 32

AKUNTANSI MANAJEMEN

PRODUCT COSTING & SUPPORT COST ALOCATION

Kelompok 3:

Ni Made Puspa Pawitri (1681611007)

Ni Made Wiwekandari (1681611010)

Putu Putri Prawitasari (1681611014)

I G.A.A. Surya Cinitya Ardanari (1681611027)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2016
BAB I
PENDAHULUAN

Biaya adalah kas atau nilai yang setara kas yang dikorbankan untuk produk yang
diharapkan dapat membawa keuntungan masa kini dan masa yang akan datang bagi
organisasi. Disebut “setara dengan kas” karena asset non-kas dapat ditukar dengan
produk yang diinginkan. Biaya dikeluarkan untuk menghasilkan manfaat dalam bentuk
pendapatan di masa kini maupun di masa datang.  Dengan demikian biaya digunakan
untuk menghasilkan manfaat pendapatan disebut beban. Oleh karenanya, setiap periode
beban tersebut dikurangkan dari pendapatan pada laporan Laba Rugi.
Untuk memahami arti biaya, seseorang harus memahami proses yang digunakan
dalam menentukan biaya. Memperbaiki penentuan biaya akan merupakan faktor kunci
dalam pengembangan bidang akuntansi manajemen.
Alokasi biaya merupakan salah satu isu penting dalam akuntansi manajemen.
Bagaimana biaya-biaya yang terjadi di dialokasikan ke objek biaya, seperti produk,
kelompok pelanggan, aktivitas, dan divisi.
Perusahaan biasanya membedakan antara departemen operasi atau produksi
(operating departement) dan departemen pendukung (supporting departemen).
Departemen operasi merupakan departemen yang secara langsung memberikan nilai
tambah kepada produk atau jasa. Sementara departemen jasa merupakan departemen
yang memberikan jasa yang membantu departemen internal lainnya, baik departemen
operasi maupun departemen jasa yang lain.
Dalam alokasi biaya, akan menentukan cara dalam mengalokasikan biaya-biaya
yang terjadi di departemen pendukung (supporting department) ke departemen produksi
dan akhirnya dialokasikan ke produk atau jasa yang dihasilkan. Proses alokasi biaya ini
memerlukan pemilihan dasar alokasi biaya (cost driver) yang tepat.

1
BAB II
PEMBAHASAN

PERHITUNGAN BIAYA PESANAN DAN BIAYA PROSES


Produksi dan Perhitungan Biaya Pesanan
Perusahaan beroperasi dalam industri berdasarkan pesanan menghasilkan
produk atau jasa yang biasanya berbeda satu dengan yang lain. Produksi dengan
kalkulasi biaya sangat coock dengan kategori ini karena produk dibuat berdasarkan
pesanan karena menyediakan jasa yang berbeda untuk setiap pelanggan. Contoh:
percetakan, furniture, bengkel, jasa kecantikan. Pada sistem ini produksi pesanan, biaya
akumulasi oleh pekerjaan, pembebanan ini disebut Sistem Kalkulasi Biaya Pesanan
(Job-Order Costing Sistem). Pada perusahaan berdasarkan pesanan, pengumpulan biaya
menurut pekerjaan sangat penting bagi manajemen. Perusahaan dalam industri produksi
massal memproduksi sejumlah besar produk yang mirip atau homogen. Contoh proses
seperti ini ditemukan pada perusahaan makanan, semen, bahan bakar. Masalahnya
adalah biaya 1 unit produk adalah identik dengan biaya produk lainnya. Contoh Proses
dalam perusahaan jasa: departemen kliring cek dari bank mengeluarkan biaya yang
sama untuk menguangkan cek tidak peduli besar dananya atau atas nama siapa cek
tersebut ditulis.

Karakteristik Usaha Perusahaan yang Produksinya Berdasarkan Pesanan


1. Proses pengolahan produk terjadi secara terputus-putus. Jika pesanan yang satu
selesai dikerjakan, proses produksi dihentikan dan mulai dengan pesanan berikutnya.
2. Produk dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan. Pesanan
yang satu dapat berbeda dengan pesanan yang lain.

3. Produksi ditujukan untu memenuhi pesanan,bukan untuk memenuhi persediaan


digudang.

Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan


1. Perusahaan meproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifikasi pemesan
dan setiap jenis produk dihitung harga pokok produksinya individual.

2
2. Biaya produksi harus digologkan menjadi biaya produksi langsung & biaya
produksi tidak langsung
3. Biaya produksi lansung diperhitungkan sebagai harga pokok produksi pesanan
tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi,sedangkan biaya overhead
pabrik dihitung kedalam harga pokok pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan
dimuka.
4. Harga pokok produksi perunit dihitung pada saat pesanan selesai diproduksi dengan
cara membagi jumlah biaya produsi yang dikeluarkan untuk pesanan dengan jumlah
unit produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan.

Manfaat Informasi Harga Pokok Pesanan


1. Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan.
2. Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan.
3. Memantau realisasi biaya produksi.
4. Menghitung laba atau rugi tiap pesanan.
5. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang
disajikan dalam neraca.

Menentukan Harga Jual Yang Akan Dibebankan Kepada Pemesan


Perusahaan yang produksinya bedasarkan pesanan memproses produknya berdasarkan
spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan. Biaya produksi pesanan yang satu berbeda
dengan biaya produksi pesanan yang lain.Harga jual yang dibebankan kepada pemesan
sangat ditentukan oleh besarnya biaya produksi yang akan dikeluarkan untuk pesanan
tersebut.

Perbandingan Perhitungan Biaya Pesanan dengan Biaya Proses

No Perhitungan Biaya Pesanan Perhitungan Biaya Proses

1 Produk sangat bervariasi. Produk bersifat homogen.

2 Biaya diakumulasi berdasarkan Biaya diakumulasi berdasarkan


pesanan kerja. proses atau departemen.

3 Biaya per-unit dihitung melalui Biaya per-unit dihitung melalui

3
pembagian jumlah biaya pekerjaan pembagian biaya proses satu periode
dengan unit yang diproduksi untuk dengan unit yang diproduksi selama
pekerjaan tersebut. periode tersebut.

KARTU HARGA POKOK (JOB ORDER COST SHEET)


Kartu harga pokok merupakan catatan yang penting dalam metode harga pokok
pesanan. Kartu harga pokok berfungsi sebagai rekening pembantu, yang digunakan
untuk mengumpulkan biaya produksi tiap pesanan produk. Biaya produksi untuk
mengerjakan pesanan tertentu dicatat secara rinci di dalam kartu harga pokok pesanan
yang bersangkutan. Biaya produksi dipisahkan menjadi biaya produksi langsung
terhadap pesanan tertentu dan biaya produksi tidak langsung dalam hubungannya
dengan pesanan tersebut. Biaya produksi langsung dicatat dalam kartu harga pokok
pesanan yang bersangkutan secara langsung, sedangkan biaya produksi tidak langsung
dicatat dalam kartu harga pokok berdasarkan suatu tarif tertentu.

Karakteristik Manufaktur Proses


Perhitungan biaya proses berfungsi dengan baik apabila produk-produk yang
relatif sejenis melalui proses berurutan dan menerima biaya produksi yang hampir sama.
Pabrik manufaktur yang besar, seperti pabrik kimia, makanan, dan ban mobil,
menggunakan perhitungan biaya proses. Dalam beberapa kondisi manufaktur mungkin
perlu menggunakan campuran perhitungan biaya pesanan dan proses. Penggunaan
prosedur pesanan untuk membebankan biaya bahan baku ke produk dan pendekatan
proses untuk membebankan biaya konversi dikenal sebagai perhitungan biaya
operasional(operation costing).

Tipe Manufaktur Proses


Dalam suatu perusahaan dengan sistem proses, unit-unit produksi umumnya
melalui rangkaian departemen manufaktur atau produksi; di tiap departemennya atau di
tiap proses, suatu proses operasi akan membawa suatu produk satu langkah lebih dekat
ke penyelesaian. Dalam tiap departemen, bahan baku, tenaga kerja, dan overhead
mungkin dibutuhkan, saat penyelesaian proses tertentu, barang setengah jadi
dipindahkan ke departemen berikutnya. Setelah melewati departemen terakhir, barang

4
selesai diproduksi dan dipindahkan ke gudang. Dalam proses berurutan(sequential
processing), unit-unit produksi harus melalui satu proses sebelum mereka dapat
dikerjakan dalam proses. Pola lainnya adalah proses parallel(parallel processing),
yaitu dua atau lebih proses berurutan dibutuhkan untuk memproduksi suatu barang jadi.

Bagaimana Biaya Mengalir Melalui Berbagai Akun dengan Perhitungan Biaya


Proses
Arus biaya produksi untuk sistem perhitungan biaya proses secara umum sama
dengan sistem perhitungan biaya pesanan. Begitu bahan baku dibeli, biaya bahan baku
ini mengalir ke dalam akun persediaan bahan baku. Biaya bahan baku, tenaga kerja
langsung, overhead yang dibebankan akan mengalir ke dalam akun barang dalam
proses. Ketika barang telah selesai, biaya barang yang telah selesai mengalir dari akun
barang dalam proses ke barang jadi. Akhirnya, ketika barang terjual, biaya barang jadi
dipindahkan ke akun harga pokok penjualan. Ayat jurnal secara umum paralel dengan
yang telah dijelaskan dalam sistem perhitungan biaya pesanan.

Aliran Biaya Produksi melalui Berbagai Akun Perusahaan dengan Perhitungan


Biaya Proses

Departemen Peracikan Departemen Pengapsulan Departemen Pembotolan


Barang dalam Proses Barang dalam Proses Barang dalam Proses

Bahan baku: Ditransfer masuk dari Ditransfer masuk dari


Peracikan (termasuk Pengapsulan (termasuk
-Herbal semua biaya produksi semua biaya produksi
dari Peracikan) dari Peracikan dan
- Vitamin
Pengapsulan)
Bahan baku:
-Mineral
Bahan Baku:
-Kapsul
-Tenaga kerja peracikan
-Botol
-Tenaga Kerja
-Overhead yang
Pengapsulan -Tenaga kerja
dibebankan
pembotolan
-Overhead yang
dibebankan -Overhead yang
dibebankan

5
Akumulasi Biaya dalam Laporan Produksi (Production Report)
Dalam perhitungan biaya proses, biaya akumulasi per departemen untuk periode
waktu tertentu. Laporan produksi adalah dokumen yang meringkas aktivasi
manufaktur yang terjadi di suatu departemen dalam periode tertentu. Sebuah laporan
produksi mengandung informasi biaya-biaya yang transfer masuk dari departemen
sebelumnya, serta biaya-biaya yang ditambahkan dalam departemen itu sendiri, seperti
bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead; semua ini masuk ke buku
pembantu akun barang dalam proses, sama halnya seperti lembar biaya pesanan adalah
buku pelengkap, akun barang dalam proses di sistem perhitungan biaya pesanan.
Laporan produksi memberikan informasi tentang unit-unit produk yang diproses secara
fisik dalam sebuah departemen serta biaya produksi yang terkait dengan unit-unit
produk tersebut. Oleh karena itu, laporan produksi dibagi menjadi bagian informasi unit
dan bagian informasi biaya.

Dampak Persediaan Barang dalam Proses pada Perhitungan Biaya Proses


Perhitungan biaya per unit pada pekerjaan yang dilakukan pada suatu periode
adalah bagian penting dari laporan produksi. Biaya per unit ini dibutuhkan untuk 2 hal:
menghitung biaya barang yang ditransfer keluar dari departemen dan menghitung nilai
akhir persediaan barang dalam proses. Anda dapat berpikir bahwa hal ini mudah
dilakukan, cukup membagi biaya total dengan jumlah unit yang diproduksi. Akan tetapi,
adanya persediaan barang dalam proses menimbulkan masalah. Pertama,
mendefinisikan suatu unit produksi bias jadi sulit, menimbang bahwa beberapa unit
yang diproduksi selama suatu periode telah selesai, sementara yang di dalam persediaan
akhir, belum selesai. Hal ini ditangani melalui konsep produksi unit ekuivalen. Kedua,
bagaimana seharusnya biaya awal dari barang dalam proses diperlakukan? Haruskah
mereka disatukan dengan biaya periodik terakhir atau dipisah serta ditransfer keluar
terlebih dahulu? Dua metode telah dikembangkan untuk mengatasi masalah ini: metode
rata-rata tertimbang dan metode FIFO.

Produksi Unit Ekuivalen


Berdasarkan definisinya, persediaan akhir barang dalam proses adalah barang
yang belum selesai. Oleh karena itu, suatu unit yang telah selesai dan ditransfer keluar
dalam suatu periode, tidak identik (atau ekuivalen) dengan unit dalam persediaan akhir

6
barang dalam proses, biaya yang terkait pada tiap unit seharusnya tidak sama. Dalam
perhitungan biaya per unit, output pada suatu periode harus ditentukan. Masalah utama
perhitungan biaya proses adalah membuat penentuan ini.

Untuk menggambarkan masalah output perhitungan biaya proses, anggaplah


bahwa Departemen A memiliki data bulan Oktober sebagai berikut:

Jumlah unit di persediaan awal barang dalam proses


-
Jumlah unit yang telah selesai
1.000
Jumlah unit di persediaan akhir barang dalam proses
600
Total biaya produksi $
11.500
Berapakah output dalam bulan Oktober untuk departemen ini? 1.000? 1.600?
Jika kita bilang 1.000 unit, kita mengabaikan usaha yang dilakukan atas unit-unit di
barang dalam proses yang terakhir. Lebih lanjut, biaya produksi yang muncul dalam
bulan Oktober milik keduanya, unit yang telah selesai dan unit yang sebagian telah
selesai dalam persediaan akhir barang dalam proses. Di lain pihak, jika kita menyebut
1.600 unit, kita mengabaikan kenyataan bahwa 600 unit dalam akhir barang dalam
proses hanyalah unit yang sebagian telah selesai. Bagaimanapun, output harus diukur
sehingga mencerminkan usaha yang dilakukan untuk unit yang telah usai dan unit yang
sebagian telah selesai. Solusinya adalah menghitung output unit ekuivalen. Output unit
ekuivalen adalah unit telah terselesaikan yang dapat diproduksi dengan jumlah usaha
manufaktur yang telah dilakukan dalam periode acuan.

Dalam contoh yang tersedia, 600 unit dalam akhir barang dalam proses telah 25
persen selesai; hal ini ekuivalen untuk 150 unit yang telah total selesai (600 x 25%).
Oleh sebab itu, unit-unit yang ekuivalen untuk bulan Oktober menjadi 1.000 unit yang
telah selesai plus 150 unit yang ekuivalen dalam akhir barang dalam proses, dengan
total 1,150 unit output.

7
Dua Metode Perlakuan Persediaan Awal Barang dalam Proses
Dua pendekatan telah dihasilkan untuk menangani output periode terdahulu dan
biaya periode terdahulu yang ditemukan pada persediaan awal barang dalam proses:
metode rata-rata tertimbang (weight average costing method) dan First-In, First-Out
(FIFO), untuk menghitung biaya per unit dalam periode saat ini pada suatu departemen.
Pada dasarnya metode perhitungan biaya rata-rata tertimbang menggabungkan
biaya persediaan awal dengan biaya periode saat ini, dan hanya satu biaya unit rata-rata
yang dihitung dan dibebankan baik pada unit yang ditransfer keluar, maupun pada unit
yang tetap dalam persediaan akhir. Metode perhitungan biaya FIFO, di lain pihak
memisahkan unit dalam persediaan awal dari unit yang diproduksi dalam periode saat
ini. Diasumsikan bahwa unit dari persediaan awal diselesaikan lebih dahulu, dan
ditransfer keluar bersama dengan semua biaya periode sebelumnya ditambah biaya
periode saat ini yang diperlukan untuk menyelesaikan unit-unit tersebut. Selanjutnya,
produksi periode saat ini dimulai dan diselesaikan (serta ditransfer keluar hanya dengan
memakai biaya periode saat ini), atau dibiarkan tidak selesai dan diperlakukan sebagai
persediaan akhir barang dalam proses.

Biaya Rata-Rata Tertimbang


Metode perhitungan biaya rata-rata tertimbang memperlakukan biaya awal
persediaan dan output ekuivalen yang mengikutinya, sebagai milik periode waktu
berjalan. Hal ini dilakukan dengan menambahkan biaya produksi pada awal barang
dalam proses ke biaya produksi yang muncul selama periode berjalan. Total biaya
diperlakukan sebagai total biaya produksi periode berjalan. Begitu juga persediaan awal
output dan output periode berjalan, digabungkan dalam perhitungan unit ekuivalen.
Dengan metode rata-rata tertimbang, output unit ekuivalen dihitung dengan
menambahkan unit-unit yang telah selesai ke unit unit ekuivalen pada akhir barang
dalam proses.

Lima Langkah dalam Persiapan Laporan Produksi


Laporan produksi meringkas biaya dan aktivitas manufaktur bagi suatu
departemen produksi untuk suatu periode tertentu. Laporan produksi dapat bertindak
sebagai buku pelengkap untuk akun barang dalam proses bagi suatu departemen. Pola
umunya digambarkan dalam lima langkah berikut:

8
1. Analisis aliran unit secara fisik
2. Perhitungan unit-unit ekuivalen
3. Perhitungan biaya per unit
4. Penilaian persediaan (barang ditransfer keluar dari akhir barang dalam proses)
5. Rekonsiliasi biaya

Step 1. Analisis aliran unit secara fisik

Physical Flow Schedule


Mixing Departement
Units to account for:  

  Unit beggining work in process 10.000

  Units started during October 70.000

  Total units to account for 80.000


Units accounted for  
  Unit complete and trabsferred outL  

  Started and completed 50.000  

  From beginning work in process 10.000 60.000


Units ending work in process (40%
  complete) 20.000

  Total units accounted for 80.000


         

9
Step 2. Perhitungan unit-unit ekuivalen

Equivalent Units of Production


Weighted Average Method
Direct ConversionCo
 
      Materials st
Units completed 60.000 60.000
Add: Units in ending work in
process  
  x percentage complete  
  2,000 x 100% 20.000 -
  2,000 x 40% - 8.000
Equivalent units of output 80.000 68.000
           

Step 3. Perhitungan biaya per unit


Unit direct material cost = ($1,000 + $12,600)/80,000
= $0.17
Unit conversion costs = ($350 + $3,050)/68,000
= $0.05
Total unit cost = unit direct material cost + unit conversion costs
= $0.17 + $ 0.05
= $0.22 per completed unit

Step 4. Penilaian persediaan (barang ditransfer keluar dari akhir barang dalam proses)
Cost of goods transferred out = $0.22 x 60,000
= $13,200

10
Direct materials: $0.17 x 20,000 = $3.400
Conversion costs: $0.05 x 8,000 = 400
Total Cost = $3,800

Step 5. Rekonsiliasi Biaya


Cost to account for:
Beginning work in process $ 1,350
Incurred during the period 15,650
Totalm cost to account for $ 17,000
Cost accounted for:
Goods transferred out $ 13,200
Ending work in process 3,800
Total cost to account for $ 17, 000

11
Laporan Produksi

Production Report
Mixing Departement
     
Estrella Company
Mixing Departement
Production Report for October
(Weighted Average Method)
Unit Information
   
Units accounted
Units to account for: for:  
Units, beginning work in
  process 10.000 Units completed 60.000
Units, ending work
  Units started 70.000 in process 20.000
Total units
  Total unit to account for 80.000 accounted for 80.000
   
   
  Equivalent Units  
Direct Conversio
  Materials n costs  
Units completed 60.000 60.000  

12
Units, ending work in
process 20.000 8.000  
Equivalent units of output 80.000 68.000  

Cost Information
Direct Conversio TOTA
Cost to account for: Materials n Costs L
  Beginning work in process 1.000 350 1.350
  Incured during the period 12.600 3.050 15.650
  Total costs to account for 13.600 3.400 17.000
Devided by equivalent
  units 80.000 6.800
  Cost per equivalent unit $ 0.17 $ 0.05 $ 0.22
Cost accounted for:  
  Unit transferred out ( 60,000 x $0.22) 13.200
  Ending work in process:
Direct materials (20,000 x
  $0.17) 3.400
Conversion costs (8,000 x
  $0.05) 400 3.800
  Total costs accounted for 17.000
                 

Evaluasi Metode Rata-rata Tertimbang


Keuntungan utama metode rata-rata tertimbang adalah kesederhanaannya.
Dengan memperlakukan unit pada persediaan awal barang dalam proses sebagai milik
perode yang berjalan, semua unit ekuivalen akan termasuk dalam kategori yang sama
pada saat menghitung biaya per unit. Jadi, perhitungan biaya per unit disederhanakan.
Kelemahan utama metode ini adalah mengurangi keakuratan perhitungan biaya per unit
untuk output periode berjalan dan untuk unit pada persdeiaan awal barang dalam proses.

13
Jika biaya per unit dalam suatu proses secara relative stabil dari stu period eke periode
berikutnya, metode rata-rata tertimbang cukup akurat. Akan tetapi, jika harga input
manufkatur meningkat secara signifikan dari periode satu ke berikutnya, biaya per unit
output saat ini dinyatakan terlalu rendah, dan biaya per unit pada awal barang dalam
proses dinyatakan terlalu tinggi. Jika menginginkan keakuratan yang lebih baik dalam
perhitungan biaya per unit, perusahaan seharusnya menggunakan FIFO untuk
menentukan biaya per unit.

Keberadaan Beberapa Input dan Departemen

Pembebanan Input Manufaktur Tidak Seragam

Hingga sejauh ini, kita menganggap bahwa barang dalam proses telah 60 persen
selesai, yang berarti bahwa 60 persen bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan
overhead yang diperlukan untuk menyelesaikan proses telah digunakan dan 40 persen
sisanya diperlukan untuk menyelesaikan unit produksi. Dengan kata lain, kita telah
berasumsi bahwa input manufaktur dibebankan secara seragam begitu proses
manufaktur berjalan. Asumsi bahwa pembebanan biaya konversi seragam (tenaga kerja
langsung dan overhead) bukannya tidak wajar. Input tenaga kerja langsung biasanya
dibutuhkan sepanjang proses, dan overhead secara normal dibebankan dengan dasar jam
tenaga kerja langsung. Bahan baku langsung, sebaliknya, tidak di bebankan secara
seragam. Dalam banyak contoh, bahan baku ditambahkan baik pada awal ataupun akhir
proses.

Keberadaan Beberapa Departemen


Dalam proses manufaktur, beberapa departemen menerima barang-barang yang
baru selesai sebagian,dari departemen-departemen sebelumnya. Pendekatan yang
umumya dilakukan adalah memperlakukan barang-barang yang ditransfer masuk
sebagai kategori bahan baku terpisah, ketika menghitung unit ekivalen. Dalam
penanganan barang-barang yang ditransfer masuk, dua hal penting sebaiknya diingat.
Pertama, biaya bahan baku adalah biaya barang yang ditranfer keluar sebagaimana
dihitung didepartemen sebelumnya. Kedua, unit-unit yang mulai dikerjakan dalam
departemen berurutan, berhubungan dengan unit yang ditransfer keluar dari departemen

14
sebelumnya (anggaplah bahwa terdapat suatu hubungan langsung antara ukuran output
di kedua departemen).

Laporan Produksi-Perhitungan Biaya FIFO


Dalam metode perhitungan biaya FIFO, unit ekuivalen dan biaya produksi di
awal barang dalam proses tidak termasuk dalam perhitungan biaya per unit periode
berjalan. Metode ini mengaki bahwa pekerjaan dan biaya yang dibawa dari periode
sebelumnya adalah sah milik periode tersebut.

Perbedaan Antara Metode FIFO dan Rata-rata Tertimbang

FIFO Weighted Average

Direct Conversion Direct Conversion


Materials Costs Materials Cost

Costs 12.600 3.050 13.600 3.400

Output (units) 70.000 61.000 80.000 68.000

Unit Costs $ 0.18 $ 0.05 $0.17 $0.05

Jika terjadi perubahan harga input manufaktur dari satu periode ke periode
berikutnya, maka FIFO menghasilkan biaya per unit yang lebih akurat (dan karenanya,
lebih terkini) daripada metode rata-rata tertimbang. Biaya per unit yang lebih akurat
memiliki arti pengendalian biaya yang lebih baik, keputusan penentuan harga yang lebih
baik, dan lainnya. Tetapi, ingatlah bahwa suatu periode sangat pendek, seperti satu
minggu atau satu bulan, biaya per unit yang telah di hitung dengan kedua metode ini
tidak terlalu jauh berbeda. Dalam hal ini, metode FIFO memiliki sedikit, jika ada,
keuntungan yang ditawarkan daripada metode rata-rata tertimbang. Mungkin karena
alasan ini, banyak perusahaan menggunakan metode rata-rata tertimbang. Oleh karena
FIFO mengeluarkan pekerjaan dan biaya periode sebelumnya, kita perlu membuat dua
kategori unit yang telah diselesaikan. Metode FIFO berasumsi bahwa unit-unit di awal

15
barang dalam proses telah diselesaikan terlebih dahulu, sebelum unit baru mulai
dikerjakan. Pertama, kategori unit yang telah selesai adalah unit di awal barang dalam
proses. Kategori kedua adalah untuk unit-unit yang mulai dikerjakan dan selesai selama
periode berjalan. Kedua kategori unit yang diselesaikan ini diperlukan dalam metode
FIFO agar tiap kategori dapat diperhitungkan biayanya secara benar. Untuk unit yang
mulai dikerjakan dan diselesaikan dalam periode berjalan, biaya per unit diperoleh
dengan membagi total biaya produksi saat ini dengan output ekuivalen periode berjalan.
Tetapi, untuk unit yang berasal dari awal barang dalam proses, total biaya produksi
terkait merupakan jumlah biaya periode sebelumnya plus biaya yang muncul dalam
periode berjalan, untuk menyelesaikan unit-unit tersebut.

Alokasi Biaya
Merupakan biaya-biaya yang memberikan manfaat bersama, yang terjadi ketika
sumber daya yang sama digunakan dalam keluaran dua atau lebih jasa atau produk,
disebut sebagai biaya bersama (commont cost). Contohnya: upah yang dibayarkan pada
penjaga keamanan di suatu pabrik merupakan biaya bersama semua produk berbeda
yang diproduksi di pabrik tersebut. Manfaat keamanan dapat dirasakan oleh semua
produk, tetapi pembebanan biaya keamanan kesetiap produk adalah proses arbitrer.

Jenis Jenis Departemen


Dalam model fungsi diperusahaan, obyek biaya adalah departemen. Terdapat
dua kategori departemen yaitu: Departemen produksi dan departemen pendukung.
Departemen produksi secara langsung bertanggung jawab pada pembuatan produk atau
jasa yang dijual pada pelanggan.
Departemen produksi adalah departemen secara langsung mengerjakan produksi
yang diproduksi. Contoh, departemen pengesahan dan perakitan. Departemen
pendukung menyediakan pelayanan pendukung yang diperlukan oleh departemen
produksi. Departemen ini berhubungan secara tidak langsung dengan suatu jasa atau
produk organisasi tersebut, misalnya: pemeliharaan, permesinan.
 
Langkah – Langkah dalam Pengalokasian Biaya Departemen Pendukung ke
Departemen Produksi
1. Membagi perusahaan ke dalam departemen-departemen.

16
2. Mengklasifikasikan tiap departemen sebagai departemen pendukung atau
departemen produksi
3. Menelusuri semua biaya overhead perusahaan di departemen pendukungatau
departemen produksi.
4. Mengalokasikan biaya departemen pendukung ke departemen produksi
5. Menghitung tarif overhead yang ditentukan terlebih dahulu untuk departemen
produksi

Jenis Jenis Dasar Alokasi


Departemen produksi membutuhkan jasa pendukung. Oleh sebab itu, biaya
departemen pendukung ditimbulkan oleh aktivitas departemen produksi. Faktor-
faktor penyebabnya adalah variabel atau aktivitas dalam departemen produksi,
yang menyebabkan munculnya biaya jasa pendukung. Dalam memilih dasar
pengalokasian biaya departemen pendukung, berbagai usaha harus dilakukan untuk
mengidentivikasi faktor penyebab yang sesuai (penggerak biaya). Menggunakan
faktor penyebab akan menghasilkan biaya produk yang lebih akurat. Selanjutnya,
jika faktor penyebab diketahui, para manajer dapat mengontrol konsumsi jasa
pendukung dengan lebih baik.

Tujuan Alokasi
Beberapa tujuan penting berhubungan dengan alokasi biaya departemen
pendukung ke departemen produksi, dan akhirnya ke produk tertentu:
1.      Untuk menghasilkan satu kesepakatan harga yang menguntungkan
2.      Untuk menghitung profibilitas lini produk
3.      Untuk memprediksi pengaruh ekonomi dari perencanaan dan pengendalian
4.      Untuk meniai persedian
5.      Untuk memotivasi para manajer
Jika biaya tidak dialokasikan dengan akurat, biaya beberapa jasa dapat terlalu
tinggi, hingga mengakibatkan penawaran yang terlalu tinggi dan hilangnya potensi
bisnis, sebaliknya, jika biaya terlalu rendah dan mengakibatkan kerugian pada jasa ini.
Hal yang berhubungan dekat dengan penentuan harga adalah laba. Dengan menilai laba
berbagai jasa, seseorang manajer dapat mengevaluasi bauran jasa yang ditawarkan oleh

17
perusahaan. Tentu saja biaya yang akurat adalah hal yang penting untuk menentukan
laba.
Alokasi dapat digunakan untuk memotivasi para manajer. Jika biaya departemen
pendukung tidak di alokasikan ke departemen produksi, para menejer dapat
memperlakukan jasa ini seakan-akan jasa tersebut gratis. Tentu saja, pada kenyataanya,
biaya marginal sebuah jasa lebih besar dari nol. Dengan mengalokasikan biaya dan
meminta para manejer departemen produksi bertanggung jawab atas kinerja ekonomi
unit mereka, suatu organisasi dapat memastikan bahwa para manejer akan
menggunakan suatu jasa hingga manfaat marginal suatu jasa sama dengan biaya
marginalnya. Jadi, mengalokasikan biaya jasa membantu tiap departemen produksi
memilih tingkat konsumsi yang benar.

Pengalokasian Biaya Satu Departemen Ke Departemen Lainnya


1. Tarif Pembebanan Tunggal
Sebagai contoh bahwa perusahaan mengembangkan departemen foto copy
sendiri untuk melayani tiga departemen produksinya (audit, pajak, dan konsultan
menajemen sistem atau MAS). Biaya departemen foto copy termasuk biaya tetap
sebesar $0,023 per lembar foto copy (kertas dan tinta). Estimasi penggunaan
(dalam kertas) oleh ketiga departemen produksi adalah sebagai berikut ;

Departemen audit 94.500


Departemen pajak 67.500
Departemen MAS 108.000

       Total 270.000
Jika tarif
pembebanan tunggal di gunakan, biaya tetap sebesar $26.190 akan digabungkan
dengan estimasi biaya variabel sebesar $6.210 (270.000 x $0,023). total biaya
sebesar $32.400 dibagi dengan estimasi jumlah lembar yang di foto copy sebanyak
270.000 yang akan menghasilkan tarif per lembar sebesar $0,12.Jumlah yang d
bebankan ke departemen produksi merupakan suatu fungsi jumlah lembar yang di
foto copy. Anggaplah bahwa penggunaan aktual adalah ssebagai berikut ;
departemen audit sejumlah 92.000 lembar; dan departemen MAS 115.000 lembar.

18
Total biaya foto copy yang dibebankan pada masing-masing departemen dapat
diperlihatkan sebagai berikut ;

Ket Jumlah Pembebanan Total


x =
Lembar per Lembar Pembebanan
Audit 92.000 $0,12 $11.040
Pajak 65.000 0,12 7.800

0,12
13.8
MAS 115.000 00
    Total 272.000 $32.640
Apakah departemen foto copy  membutuhkan $32.640 untuk
membutuhkan 272.000 lembar? Tidak, departemen foto copy hanya membutuhkan
$32.446 [$26.190 + 9272.000 x $0,023)].

2.     Tarif Bembebanan Berganda


Walaupun penggunaan tarif tunggal adalah sederhana, namun hal ini
mengabaikan dampak diferensial dari perubahan penggunaan biaya. Biaya
variabel departemen pendukung naik sesuai tingkat kenaikan jasa. Sebagai contoh,
biaya kertas dan tinta untuk departemen foto copy meningkat sesuai peningkatan
jumlah lembar yang d foto copy.
Biaya jasa tetap dapat di anggap sebagai biaya kapasitas, mereka di
keluarkan guna menyediakan kapasitas yang diperlukan untuk mengirm unit jasa
yang dibutuhkan oleh departemen produksi. Ketika departemen pendukung
dibentuk, kemampuan mengirimnya dirancang untuk melayani kebutuhan jangka
panjang departemen produski. Karena kebutuhan jasa pada awalnya menyebabkan
penciptaan kemampuan pelayanan, maka adalah beralasan untuk mengalokasikan
biaya jasa tetap berdasarkan kebutuhan tersebut.

19
Pengalokasian biaya tetap mengikuti prosedur tiga langkah ;
a)      Penetapan biaya tetap yang di anggarkan.
b)      Perhitungan rasio proporsi, dengan rumus ;
Rasio Proporsi       = Jumlah masing masing departemen : total
c)      Pengalokasian, dengan rumus ;
Alokasi                    =  Rasio proporsi x Biaya jasa tetap yang di anggarkan
Yang dapat di asumsikan sebagai berikut :

Jumlah Proporsi Total Biaya Jumlah yang


Halaman Penggunaan tetap dialokasikan ke
Tertinggi Tertinggi Departemen
lain
Audit 7.875 O,2O $26.19O $5.328
Pajak 22.5OO O,57 $26.19O $14.928
MAS 9.OOO O,23 $26.19O $6.O24
39.375 $26.19O

Aktual Pembebeanan Biaya; Departemen Audit 92.000 halaman,


Departemen Pajak 65.0000, dan Departemen MAS 115.000 Halaman,
maka perhitungan pembebanannya adalah :
Jumlah
Halaman X Alokasi Biaya Tetap = Total
X $O,O23 Pembebanan
Audit $2.116 $5.238 $7.354
Pajak $1.495 $14.928 $16.423
MAS $2.645 $6.O24 $8.669
$6.256 $26.19O $32.446

    3.   Penggunaan Aktual Versus yang di Anggarkan


Prinsip umum dari evalusai kerja adalah bahwa manajer tidak boleh di
bebani tanggung jawab atas biaya atau aktivitas yang berada di laur kendalinya.

20
Karena para manajer departemen produksi  memiliki input yang signifikan
berkaitan dengan tingkat jasa yang di konsumsi, mereka harus di bebani
tanggung jawab atas bagian biaya jasa mereka. Namun, pernyataan ini,
mempunyai kualifikasi penting ; evaluasi departemen tidak boleh dipengaruhi
oleh tingkat efisiensi yang di capai oleh departemen lain.
Ingatlah bahwa biaya tetap tahunan yang dianggarkan adalah sebesar
$26.190 dan biaya variabel yang dianggarkan adalah $0,023. Ketiga departemen
produksi ; audit, pajak, dan MAS. Mengestimasikan penggunan masing-masing
sebesar 94.500 lembar, 57.500 lembar, dan 108.000 lembar. Berdasarkan data
tersebut biaya yang dialokasikan kesetiap departemen pada awal tahun. Bahwa
metode tarif tunggal menghasilakn pengalokasian yang sama dengan metode
tarif berganda  apabila angka yang dianggarkan digunakan.

Memilih Metode Alokasi Biaya Departemen Pendukung


Dalam menentukan metode alokasi biaya departemen pendukung yang digunakan,
perusahaan hatus menetapkan batasan ineraksi departemen pendukung. Selain itu,
mereka harus menimbang biaya dan manfaat yang berhubungan dengan ketiga metode
pengalokasian biaya, yakni ;
1.      Metode langsung
Adalah metode paling sederhana dan paling langsung mengalokasikan biaya
departemen pendukung. Biaya jasa variabel dialokasikan langsung ke departemen
produksi secara proporsional terhadap masing-masing departemen pengguna jasa.
Biaya tetap juga dialokasikan langsung kepada departemen produksi, tetapi
berdasarkan proporsi pada kapasitas normal atau praktis departemen produksi.
2.      Metode Berurutan
Metode ini mengetahui bahwa interaksi diantara epartemen pendukung
telah terjad. Akan tetapi, metode berurutan tidak secara penuh mengakui interaksi
departemen pendukung. Alokasi biaya dilakukan secara tahap demi setahap
mengikuti prosedur penetapan peringkat yang ditentukan terlebih dahulu.
Biasanya urutanya ditentukan dengan menyusun peringkat departemen pendukung
dalam suatu tatanan jumlah jasa yang diberikan, dari yang terbesar ke yang
terkecil. Tingkat jasa biasanya di ukur dengan biaya langsung dari setiap

21
departemen pendukung; departemen dengan biaya tertinggi dinilai sebagai
pemberi dana terbesar.

3.      Metode timbal balik


Metode ini mengakui semua interaksi di antara deprtemen pendukung.
Menurut metode ini salahs atu departemen pendukung menggunakan angka
departemen lain dalam menentukan total biaya setiap departemen pendukung
dimana total biaya mencerminkan interksi iantara departemen pendukung. Jadi,
total biaya yang baru dari departemen pendukung dialokasikan ke departemen
produksi.Total biaya pendukung adalah jumlah dari biaya langsung ditambah
proposisi biaya yang diterima dari departemen pendukung lainnya.

Tarif Overhead Departemen Dan Perhitungan Biaya Produk


Tarif biaya overhead dihitung dengan menembahkan biaya pendukung yang
dialokasikan ke biaya overhead yang secara langsung dapat ditelusuri pada departemen
produksi dan membaginya dengan beberapa ukuran aktivitas, seperti jam tenaga kerja
langsung atau jam mesin. 

Alokasi Biaya Patungan


Produk patungan(joint product) adalah dua atau lebih produk yangdiproduksi
secara simultan dengan proses yang sama hingga pada titik ”pemisahan”. Titik
pemisahan (split off point) adalah titik yang produk  patungannya menjadi terpisah dan
bisa diidentifikasi.
1. Akuntansi untuk Biaya Produk Patungan 
a.Metode Unit Fisik 
b. Metode Nilai Penjualan Saat Pemisahan
c. Metode Nilai Bersih Yang Dapat Direalisasikan
2. Produk Sampingan
Proses Produk patungan menghasilkan output yang terdiri atas dua ataulebih
produk yang di produksi secara simultan. Produk sampingan (by products)memiliki
nilai penjualan yang relatif kurang signifikan sehingga tidak dimasukkankedalam
biaya produk patungan.

22
BAB III
KESIMPULAN
Secara umum terdapat 3 perbedaan antara perhitungan biaya pesanan dan
perhitungan biaya proses, yang pertama pada pehitungan biaya pemesanan, produk yang
dihasilkan sangat bervariasi sedangkan pada pehitungan biaya proses barang yang
dihasilkan bersifat homogen. Perbedaan yang kedua adalah pada perhitungan biaya
pesanan, biaya diakumulasikan berdasarkan pesanan kerja sedangkan pada perhitungan
biaya proses biaya diakumulasikan berdasarkan proses atau departemen. Perbedaan
yang terakhir adalah pada perhitungan biaya pesanan biaya per-unit dihitung melalui
pembagian jumlah biaya pekerjaan dengan unit yang diproduksi untuk pekerjaan
tersebut, sedangkan pada perhitungan biaya proses biaya per-unit dihitung melalui
pembagian biaya proses satu periode dengan unit yang diproduksi selama periode
tersebut.

Permasalahan persediaan barang dalam proses dapat ditangani melalui produksi


unit ekuivalen dimana konsep produksi ini suatu unit yang telah selesai dan ditransfer
keluar dalam suatu periode, tidak identik (atau ekuivalen) dengan unit dalam
persediaan akhir barang dalam proses, biaya yang terkait pada tiap unit seharusnya tidak
sama. Sedangkan permasalahan perlakuan biaya awal dari barang dalam proses dapat
ditangani dengan menggunakan dua metode, yang pertama metode perhitungan biaya
rata-rata tertimbang, dimana metode ini menggabungkan biaya persediaan awal dengan
biaya periode saat ini, dan hanya satu biaya unit rata-rata yang dihitung dan dibebankan
baik pada unit yang ditransfer keluar, maupun pada unit yang tetap dalam persediaan
akhir.metode yang kedua adalah metode perhitungan biaya FIFO, dimana pada metode

23
ini dipisahkan antara unit dalam persediaan awal dari unit yang diproduksi dalam
periode saat ini.

Keuntungan utama metode rata-rata tertimbang adalah kesederhanaannya.


Dengan memperlakukan unit pada persediaan awal barang dalam proses sebagai milik
periode yang berjalan, semua unit ekuivalen akan termasuk dalam kategori yang sama
pada saat menghitung biaya per unit. Kelemahan utama metode ini adalah mengurangi
keakuratan perhitungan biaya per unit untuk output periode berjalan dan untuk unit pada
persdeiaan awal barang dalam proses.

Jika terjadi perubahan harga input manufaktur dari satu periode ke periode
berikutnya, maka FIFO menghasilkan biaya per unit yang lebih akurat (dan karenanya,
lebih terkini) daripada metode rata-rata tertimbang. Biaya per unit yang lebih akurat
memiliki arti pengendalian biaya yang lebih baik, keputusan penentuan harga yang lebih
baik, dan lainnya. Tetapi, ingatlah bahwa suatu periode sangat pendek, seperti satu
minggu atau satu bulan, biaya per unit yang telah di hitung dengan kedua metode ini
tidak terlalu jauh berbeda. Dalam hal ini, metode FIFO memiliki sedikit, jika ada,
keuntungan yang ditawarkan daripada metode rata-rata tertimbang. Mungkin karena
alasan ini, banyak perusahaan menggunakan metode rata-rata tertimbang. Oleh karena
FIFO mengeluarkan pekerjaan dan biaya periode sebelumnya, kita perlu membuat dua
kategori unit yang telah diselesaikan.

Alokasi biaya merupakan biaya-biaya yang memberikan manfaat bersama, yang


terjadi ketika sumber daya yang sama digunakan dalam keluaran dua atau lebih jasa
atau produk, disebut sebagai biaya bersama (commont cost). Tujuan alokasi biaya
adalah untuk menghasilkan satu kesepakatan harga yang menguntungkan, untuk
menghitung profibilitas lini produk, untuk memprediksi pengaruh ekonomi dari
perencanaan dan pengendalian, untuk meniai persedian, Untuk memotivasi para
manajer
Departemen produksi membutuhkan jasa pendukung. Oleh sebab itu, biaya
departemen pendukung ditimbulkan oleh aktivitas departemen produksi. Faktor-faktor
penyebabnya adalah variabel atau aktivitas dalam departemen produksi, yang
menyebabkan munculnya biaya jasa pendukung. Dalam memilih dasar pengalokasian
biaya departemen pendukung, berbagai usaha harus dilakukan untuk mengidentivikasi

24
faktor penyebab yang sesuai (penggerak biaya). Menggunakan faktor penyebab akan
menghasilkan biaya produk yang lebih akurat. Selanjutnya, jika faktor penyebab
diketahui, para manajer dapat mengontrol konsumsi jasa pendukung dengan lebih baik.
Dalam menentukan metode alokasi biaya departemen pendukung yang
digunakan, perusahaan hatus menetapkan batasan ineraksi departemen pendukung.
Dalam hal ini terdapat tiga metode yang dapat digunakan, diantaranya 1) metode
langsung adalah metode paling sederhana dan paling langsung mengalokasikan biaya
departemen pendukung. Biaya jasa variabel dialokasikan langsung ke departemen
produksi secara proporsional terhadap masing-masing departemen pengguna jasa. Biaya
tetap juga dialokasikan langsung kepada departemen produksi, tetapi berdasarkan
proporsi pada kapasitas normal atau praktis departemen produksi.2) Metode berurutan,
metode ini mengetahui bahwa interaksi diantara epartemen pendukung telah terjad.
Akan tetapi, metode berurutan tidak secara penuh mengakui interaksi departemen
pendukung. 3) Metode timbal balik, metode ini mengakui semua interaksi di antara
deprtemen pendukung. Menurut metode ini salahs atu departemen pendukung
menggunakan angka departemen lain dalam menentukan total biaya setiap departemen
pendukung dimana total biaya mencerminkan interksi iantara departemen pendukung.

25
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS

7–14 DIRECT METHOD, VARIABLE VERSUS FIXED, COSTING AND


PERFORMANCE EVALUATION

Support Centers Flights


Maintenance Baggage Salt Lake City Reno Portland
Budgeted data:
Fixed overhead $240.000 $150.000 $20.000 $18.000 $30.000
Variable overhead $30.000 $64.000 $5.000 $10.000 $6.000
Hours of flight time* - - 2.000 4.000 2.000
Number of passenger* - - 10.000 15.000 5.000

Actual data:
Fixed overhead $235.000 $156.000 $22.000 $17.000 $29.500
Variable overhead $80.000 $33.000 $6.200 $11.000 $5.800
Hours of flight time* - - 1.800 4.200 2.500
Number of passenger* - - 8.000 16.000 6.000

Pembahasan 1:

Hitunglah biaya departemen pendukung untuk setiap penerbangan dengan tujuan untuk
menentukanbiaya operasisetiap penerbangan.

1. Menghitung Rasio Alokasi


Salt Lake City Reno Portland
Hours of flight time 2 . 000
0.2500 - -
(2 . 000+4 .000+ 2. 000)
4 .000
- 0.5000 -
(2 . 000+4 .000+ 2. 000)
2 . 000
- - 0.2500
(2 . 000+4 .000+ 2. 000)

Salt Lake City Reno Portland


Number of passengers 10 . 000
0.3333 - -
(10 . 000+15 . 000+5 .000)

26
15 . 000
- 0.5000 -
(10 . 000+15 . 000+5 .000)
5 . 000
- - 0.1667
(10 . 000+15 . 000+5 .000)

Variable rates:

Maintenance (per flight hour)


$ 30.000
= $ 3.75
8.000

Baggage (per passenger)


$ 64.000
= $ 2.13
30.000

Salt Lake City Reno Portland


Maintenance – fixed (0 . 2500 x $ 240 .000) $ 60 . 000 - -
(0 . 5000 x $ 240 .000) - $ 120 .000 -
¿0.2500 x $240.000) - - $ 60 . 000

Maintenance –variable (2 . 000 x $ 3. 75) $ 7 .500 - -


(4 . 000 x $ 3. 75) - $ 15 .000 -
(2 . 000 x $ 3. 75) - - $ 7 .500

Baggage – fixed (0 . 3333 x $ 150 .000) $ 49 . 995 - -


(0 . 5000 x $ 150 .000) - $ 75 .000 -
¿0.1667 x $150.000) - - $ 25 . 005

Baggage – variable (10 . 000 x $ 2. 133) $ 21. 333 - -


(15 . 000 x $ 2. 133) - $ 32. 000 -
(5 . 000 x $ 2. 133) - - $ 10 .667

$ 138 .828 $ 242. 000 $ 103 .172

2. Mengalokasikan Biaya Departemen Pendukung dengan Menggunakan Rasio


Alokasi

Support Centers Flights


Maintenance Baggage Salt Lake Reno Portland
City
Budgeted data:
Fixed overhead $240.000 $150.000 $20.000 $18.000 $30.000
Variable overhead $30.000 $64.000 $5.000 $10.000 $6.000

27
Hours of flight time* ($270.000) - $67.500 $135.000 $67.500
Number of passenger* - ($214.000) $71.320 $107.000 $35.672
$0 $0 $163.820 $270.000 $139.172

28
Pembahasan 2:
Dengan menggunakan metode alokasi langsung,

1. Menghitung Rasio Alokasi (Rasio sama dengan Pembahasan 1)

Salt Lake City Reno Portland


Maintenance – fixed $ 60 . 000 - -
- $ 120 .000 -
- - $ 60 . 000

Maintenance –variable (1 . 800 x $ 3 . 75) $ 6 . 750 - -


(4 . 200 x $ 3 . 75) - $ 15 .750 -
(2 .500 x $ 3 . 75) - - $ 9 . 375

Baggage – fixed $ 49 . 995 - -


- $ 75 .000 -
- - $ 25 . 005

Baggage – variable (8 . 000 x $ 2 .13) $ 17 . 066 - -


(16 . 000 x $ 2 .13) - $ 34 . 133 -
(6 . 000 x $ 2 .13) - - $ 12. 800

$ 133 .811 $ 244 . 883 $ 107 .180

2. Mengalokasikan Biaya Departemen Pendukung dengan Menggunakan Rasio


Alokasi

Support Centers Flights


Maintenance Baggage Salt Lake Reno Portland
City

Actual data:
Fixed & Variable $315.000 $189.000 $28.200 $28.000 $35.300
overhead
Hours of flight time* ($271.875) - $66.750 $135.750 $69.375
Number of passenger* - ($213.999 $67.061 $109.133 $37.805
)
$43.125 -$24.999 $162.011 $272.883 $142.480

29
3. Apakah ada biaya yang tidak sesuai setelah dialokasikan? Jika ada, berapa?
a. Ya, Actual cost untuk maintenance $315.000, tetapi hanya $271.875 yang
dialokasikan.
b. Actual cost baggage $189.000, tetapi $213.999 yang dialokasikan.
c. Actual cost yang dialokasikan tidak sesuai, sehingga anggaran menjadi tidak
efisien, hal ini menyebabkan anggaran departemen pendukung tidak dapat
dialokasikan di setiap penerbangan.

30
DAFTAR PUSTAKA

Don R. Hansen Maryanne M. Mowen, Akuntansi Manajemen, ed. 8 Jilid 1, Erlangga,


Jakarta, 2009

31

Anda mungkin juga menyukai