Anda di halaman 1dari 4

1.

CORPORATE GOVERNANCE DI MALAYSIA


Pedoman Corporate Governance di Malaysia diterbitkan oleh Bursa Efek
Malaysia dan kewajiban untuk melaksanakan Pedoman ini diatur dalam peraturan
tentang pencatatan efek di bursa efek tersebut. Pedoman tersebut diterbitkan pada
tahun 2007 dan merupakan revisi atas pedoman yang diterbitkan sebelumnya.
Penerapan Pedoman Good Corporate Governance bagi perusahaan bersifat comply
and explain. Dengan demikian tidak ada sanksi apabila perusahaan tidak menerapkan
seluruh aspek dalam Pedoman tersebut.
Bagi perusahaan yang tercatat di bursa efek Malaysia, prinsip-prinsip Good
Corporate Governance dan praktik-praktik terbaik yang telah diterapkan perusahaan
wajib diungkapkan dalam laporan tahunan. Perusahaan juga wajib mengidentifikasi
prinsip dan praktik terbaik yang tidak dilaksanakan disertai alasan atas ketidakpatuhan
tersebut. Apabila perusahaan mengadopsi praktek tata kelola negara lain, hal ini juga
harus diungkapkan.
2. CORPORATE GOVERNANCE DI SINGAPURA
Metode penerapan Pedoman Good Corporate Governance bersifat comply and
explain. Selanjutnya berdasarkan ketentuan pencatatan efek di Bursa efek Singapore
mengharuskan perusahaan tercatat untuk mengungkapkan praktik tata kelola mereka
dalam laporan tahunan dengan referensi khusus kepada prinsip-prinsip yang terdapat
dalam Pedoman. Perusahaan juga wajib mengungkapkan dan menjelaskan setiap
perbedaan pelaksanaannya dari Pedoman tersebut. Perusahaan juga didorong untuk
melakukan konfirmasi positif tentang pemenuhan prinsip-prinsip tata kelola dan
mengungkapkan setiap ketidak patuhan terhadap prinsip-prinsip tersebut dalam
laporan tahunan perusahaan.
3. CORPORATE GOVERNANCE DI CINA
Tata kelola perusahaan pertama di Tiongkok kode ini diperkenalkan oleh
Komisi Regulasi Sekuritas China (CSRC) pada tahun 2001, di depan banyak rekan
APAC, dan diperbarui lebih lanjut pada 2011. Pada Agustus 2016 tinjauan kode ini
diumumkan oleh Ketua CSRC, dan reformasi legislatif lainnya juga sedang ditinjau.
Karena semakin banyak investor global mempertimbangkan untuk berinvestasi di
ekuitas Cina, pentingnya upaya ini untuk mengadopsi dan mematuhi standar global
tata kelola perusahaan yang baik hanya dapat terus tumbuh.
Harapan para investor global mengenai tata kelola perusahaan publik telah
dipandu oleh adopsi kode dan standar tata kelola perusahaan di hampir semua pasar
global, dimulai dengan publikasi di Inggris pada tahun 1992 dari "Aspek Keuangan
Tata Kelola Perusahaan", lebih dikenal sebagai "Laporan Cadbury". Menurut
Cadbury, "Peran pemegang saham dalam tata kelola adalah untuk menunjuk direktur
dan auditor dan untuk memuaskan diri mereka sendiri yang sesuai struktur tata kelola
sudah ada, ”dan“ Tanggung jawab dewan termasuk menetapkan tujuan strategis
perusahaan, menyediakan kepemimpinan untuk menerapkannya, mengawasi
manajemen bisnis dan melaporkannya kepada pemegang saham penata layanan.

7. CORPORATE GOVERNANCE DI AUSTRALIA

Australia adalah salah satu negara yang mempergunakan sistem voluntary corporate
governance. The Australia Stock Exchange Corporate Governance Council menyatakan
bahwa the Principles of Good Corporate Governance and the Best Practice
Recommendation mempergunakan sistem voluntary perusahaan yang terdaftar di bursa efek
Australia tetapi diperbolehkan untuk tidak memenuhi ketentuan yang diamanatkan oleh kode
corporate governance dengan harus memberikan alasan yang tepat mengapa perusahaan
tersebut tidak mematuhinya. Oleh karena itu, sistem Australia berlandaskan kepada prinsip
dasar “if not why not” maka para pembuat kode Australia memberikan kebebasan kepada
perusahaan-perusahaan yang telah terdaftar di bursa efek Australia untuk membangun sistem
milik mereka sendiri dalam menjalankan bisnis selama mereka dapat memberikan alasan
yang masuk akal mengapa mereka tidak mematuhi prinsip yang tertuang dalam kode tersebut.

8. IMPLEMENTASI CORPORATE GOVERNANCE DAN PERAN OJK

Implementasi Corporate Governance merupakan hal yang wajib dilakukan oleh tiap
perusahaan baik BUMN maupun BUMS serta lembaga keuangan. Dalam proses
implementasinya tentunya diperlukan suatu pengawasan agar implementasi GCG tersebut
tetap berjalan dengan baik dan sesuai dengan prinsip Corporate Governance itu sendiri.
OJK adalah lembaga yang dibentuk dengan fungsi untuk mengawasi kegiatan sektor
keuangan. OECD bersama OJK meluncurkan The New G20/OECD Principles Of Corporate
Governance (CG) di Jakarta sebagai bentuk partisipasi OJK untuk mendukung penerapan
prinsip GCG G20/OECD yang baru diluncurkan September 2015 lalu di pertemuan G20 di
Ankara, Turki. Prinsip-prinsip GCG G20/OECD terbaru tersebut merupakan pengembangan
dari versi terdahulu yang memberikan rekomendasi bagi para pembuat kebijakan nasional
tentang hak-hak pemegang saham, remunerasi eksekutif, pengungkapan informasi keuangan,
perilaku investor institusi, dan bagaimana mekanisme pasar saham harus berfungsi. OJK
sebelumnya sudah mengeluarkan Peraturan OJK (POJK) terkait pelaksanaan GCG yaitu,
yaitu Tata Kelola Perusahaan Terbuka yang terdiri dari lima aspek:
1) Hubungan Perusahaan Terbuka dengan Pemegang Saham Dalam Menjamin Hak-Hak
Pemegang Saham
2) Fungsi dan Peran Dewan Komisari
3) Fungsi dan Peran Direksi
4) Partisipasi Pemangku Kepentingan; dan
5) Keterbukaan Informasi.
Diharapkan penerapan prinsip-prinsip baru ini dapat memudahkan para pelaku pasar
untuk menyesuaikan implementasi prinsip GCG dengan perubahan dan pertumbuhan bisnis
di era sekarang untuk mendorong pertumbuhan dan keberlangsungan sektor jasa keuangan
Indonesia, sehingga dapat mendorong ketahanan sektor jasa keuangan dan pertumbuhan
ekonomi dalam kondisi normal ataupun krisis.
Implementasi prinsip-prinsip terbaru ini diharapkan dapat menciptakan kepercayaan,
transparansi dan akuntabilitas, sehingga sektor jasa keuangan dapat berkembang dan
membuka akses serta peluang untuk investasi dan pendanaan jangka panjang melalui pasar
modal. Perubahan prinsip-prinsip GCG G20/OECD dibagi menjadi 6 bab yang
penambahannnya dimasukkan ke dalam tiap-tiap bab tersebut:
1) Dasar kerangka tata kelola yang efektif
2) Hak dan perlakuan yang adil untuk pemegang saham dan fungsi kunci kepemilikan
3) Investor institusi, pasar modal dan perantara lainnya
4) Peran pemangku kepentingan dalam tata kelola
5) Transparansi dan Keterbukaan informasi
6) Tanggung jawab Direksi dan Dewan Komisaris
DAFTAR PUSTAKA

Asri Dwija Putri dan Agung Ulupui.2017. Pengantar Corporate Governance. Denpasar: CV
Sastra Utama.

Code of Corporate Governance 2005, Bursa Efek Singapura.

The Malaysian Code on Corporate Governance, tahun 2007 diterbitkan oleh Bursa Efek
Malaysia.

OJK.2015. OJK Luncurkan Prinsip GCG. https://www.ojk.go.id/id/kanal/pasar-modal/berita-


dan-kegiatan/siaran-pers/Pages/OECD-OJK-Luncurkan-Prinsip-Good-Corporate-
Governance-G20-OECD.aspx. (Diakses tanggal 25 september 2019).

Yanwariani, Dwi. 2015. Implementasi GCG.

https://yanwariyanidwi.wordpress.com/2015/12/15/pengertian-prinsip-dan-penerapan-
good-governance-di-indonesia/ (Diakses tanggal 20 September 2019)

Anda mungkin juga menyukai