Fakta Mencuat Temuan Kerangkeng Manusia di Rumah Bupati Langkat, Indikasi Teori Egoisme
Psikologis.
Bupati Langkat Sumatera Utara telah terbukti melakukan korupsi dan diduga melakukan
praktik perbudakan setelah ditemukan 2 sel di belakang rumahnya yang dapat menampung
hingga 40 orang untuk setiap selnya, tidak hanya itu dilaporkan juga ditemukan berbagai hewan
langka yang dilindungi didalam rumahnya.
Menurut kelompok kami, tindakan yang dilakukan oleh bupati tersebut merupakan suatu
pelanggaran dan termasuk dalam teori etik egoisme psikologis karena mencari keuntungan untuk
diri sendiri namun merugikan orang lain. Seperti korupsi yang dilakukannya, banyak rakyatnya
yang terkena imbasnya, dana yang seharusnya digunakan untuk pembangunan dan kepentingan
rakyat tetapi malah dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi sehingga pembangunan tidak dapat
berjalan dengan baik.
Selain itu, dugaan bahwa bupati tersebut telah melakukan praktik perbudakan juga
merupakan pelanggaran ham. Setelah dilakukan wawancara, dia membantah dengan berargumen
bahwa sel-sel tersebut merupakan tempat yang digunakan untuk tempat rehabilitasi narkoba,
selain direhab, juga dipekerjakan di kebun kelapa sawit miliknya dan diberikan upah, dan hal itu
sudah berlangsung selama 10 tahun. Namun, dari beberapa orang yang pernah bekerja di sana,
ada yang memberikan kesaksian bahwa dia tidak mendapatkan upah, makanan yang tidak layak,
serta sering disiksa. Selain itu, pecandu narkoba dan kenakalan remaja seharusnya tidak ditahan
di sel tahanan pribadi. Mereka perlu mendapat perawatan medis. Bukan malah dikerangkeng
seperti binatang.
Kesimpulan:
Kami berpendapat bahwa, jika memang benar tempat tersebut dijadikan sebagai tempat
rehabilitasi bagi para pecandu narkoba, dan sudah beroperasi selama 10 tahun, maka seharusnya
fasilitasnya juga lebih ditingkatkan, tidak hanya berupa sel sempit yang berisi puluhan orang.
Karena hal itu kami nilai sangat tidak manusiawi.