Anda di halaman 1dari 14

KISI KISI SEJARAH INDONESIA

1. Tujuan bangsa Indonesia menentang penjajahan dunia


"Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu,
maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan."
makna atau nilai yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 alinea 1 adalah
sebagai berikut:
 Menunjukkan keteguhan dan kuatnya pendirian bangsa Indonesia menghadapi
masalah kemerdekaan.
 Penjajahan tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan sehingga
harus dihapuskan.
 Adanya aspirasi bangsa Indonesia untuk membebaskan diri dari penjajahan.
 Pendirian bangsa Indonesia tersebut menjadi landasan pokok luar negeri yang
mengakui hak-hak asasi manusia untuk merdeka.
 Bangsa Indonesia menentang setiap bentuk penjajahan dan mendukung
kemerdekaan setiap bangsa di dunia.

2. Tokoh industri pesawat terbang pada masa orde baru


Pada tahun 1976, Indonesia mendirikan industri penerbangan melalui pembentukan
PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio. Industri ini diprakarsai oleh B. J. Habibie
sebagai Direktur Utama. Pada 1985, PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio berganti
menjadi PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara atau IPTN. Pada periode tersebut,
semua aspek infrastruktur, fasilitas, sumber daya manusia, hukum serta peraturan
yang terkait dan mendukung keberadaan industri pesawat terbang diselenggarakan
secara terpadu. Sesuai dengan misi awal bahwa Indonesia harus bisa melakukan alih
teknologi, Habibie menegaskan IPTN bakal bekerja sama dengan pabrik pesawat
terbang ternama di dunia yang sudah memiliki produk pesawat terbang unggulan.

3. Sikap politik luar negeri indonesia bebas aktif


Dalam buku Sejarah Indonesia Modern 1200-2004 (2005) karya M.C Riclefs, politik
bebas aktif adalah sikap Indonesia yang mempunyai jalan atau pendirian sendiri
dalam menghadapi masalah internasional tanpa memihak pada blok Barat maupun
blok Timur serta turut berperan aktif dalam menciptakan perdamaian dunia. Atas
dasar politik bebas aktif, Indonesia memposisikan dirinya sebagai subyek dalam
pengambilan keputusan hubungan luar negeri dan tidak dapat dikendalikan oleh
kepentingan politik negara lain.

4. Dampak revolusi hijau


Dampak Positif
a. Berkembangnya tanaman varietas unggul berumur pendek sehingga dalam setahun
bisa beberapa kali panen. Pekerja di sector pertanian juga semakin bertambah.
b. Pendapatan petani meningkat karena penggunaan teknologi modern.
c. Pengetahuan masyarakat tentang tata cara bercocok tanam semakin meningkat.
d. Indonesia mencapai swasembada pangan khususnya beras.
Dampak Negatif
a. Muncul kesenjangan pendapatan karena yang merasakan hanya petani pemilik
modal besar saja.
b. Adanya pupuk kimia dan pembasmi hama membuat biaya produksi semakin
meningkat.
c. Kesempatan kerja di desa berkurang karena perubahan sistem tani menjadi sistem
upah.
d. Banyak permainan harga komoditasi oleh mafia pasar.

5. Latar belakang pembentukan OKI


Pembentukan OKI awalnya dilatarbelakangi karena keprihatinan negara-negara Islam
atas berbagai masalah yang dihadapi oleh umat Islam. Dimana, ada berbagai macam
pemicunya yaitu terjadinya pembakaran Masjid Suci yaitu Masjidil Aqsa oleh Israel
pada 21 Agustus 1969.

6. Kabinet yang melaksanakan KAA


Konferensi Asia Afrika adalah pertemuan antar Negara Negara yang baru saja
merdeka. Diberi nama Asia Afrika karena di dua benua inilah banyak terdapat para
imperalis barat. Dalam konferensi ini dibahas tentang kerjasama ekonomi, budaya,
penentangan terhadap kolonialisme dan penghormatan serta perlindungan terhadap
hak – hak asasi manusia. Lebih lengkap tentang hasil konferensi ini dapat dilihat dari
persetujuan anggota – anggotanya yang tertuang dalam DASASILA BANDUNG.
Konferensi Asia Afrika diselenggarakan pada tanggal 18 – 24 april 1955 pada masa
pemerintahan Kabinet Ali Sastroamijdojo I.

7. Hasil utama KAA


1. Menghormati hak-hak asasi manusia dan menghormati tujuan-tujuan dan prinsip-
prinsip dalam Piagam PBB.
2. Menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah semua negara.
3. Mengakui persamaan derajat semua ras serta persamaan derajat semua negara besar
dan kecil.
4. Tidak campur tangan di dalam urusan dalam negeri negara lain.
5. Menghormati hak setiap negara untuk mempertahankan dirinya sendiri atau secara
kolektif, sesuai Piagam PBB.
6. Tidak menggunakan pengaturan-pengaturan pertahanan kolektif untuk kepentingan
khusus negara besar mana pun dan Tidak melakukan tekanan terhadap negara lain
mana pun.
7. Tidak melakukan tindakan atau ancaman agresi atau menggunakan kekuatan
terhadap keutuhan wilayah atau kemerdekaan politik negara mana pun.
8. Menyelesaikan semua perselisihan internasional dengan cara-cara damai, seperti
melalui perundingan, konsiliasi, arbitrasi, atau penyelesaian hukum, ataupun cara-cara
damai lainnya yang menjadi pilihan pihak-pihak yang bersangkutan sesuai Piagam
PBB.
9. Meningkatkan kepentingan dan kerja sama bersama.
10. Menjunjung tinggi keadilan dan kewajiban-kewajiban internasional.
8. Empat (4) Negara Asia yang hadir dalam KAA
1. Afganistan
2. Arab Saudi
3. Burma (sekarang Myanmar)
4. Ceylon (sekarang Sri Lanka)
5. China
6. Filipina
7. India
8. Indonesia
9. Irak
10. Iran
11. Jepan
12. Kamboja
13. Laos
14. Lebanon
15. Nepal
16. Pakistan
17. Suriah
18. Thailand
19. Turki
20. Vietnam
21. Vietnam Selatan
22. Yaman
23. Yordania

9. Keharusan Indonesia untuk mengembangkan sektor agraris


Indonesia merupakan negara agraris, yang artinya sektor pertanian memegang
peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan
dari banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup bekerja dalam sektor
pertanian. Sebagai negara agraris, Indonesia dianugerahi kekayaan alam yang
melimpah ditambah posisi Indonesia yang dinilai sangat strategis. Dilihat dari sisi
geografis, Indonesia terletak pada daerah tropis yang memiliki curah hujan yang
tinggi. Kondisi ini yang membuat Indonesia memiliki lahan yang subur dan banyak
jenis tumbuhan yang dapat tumbuh dengan cepat.
Adapun keuntungan menjadi negara agraris adalah, diantaranya yaitu:
 Sektor pertanian menjadi salah satu penumpang untuk meningkatkan
perekonomian negara.
 Dapat dengan mudah untuk memperoleh hasil pertanian demi memenuhi
kebutuhan pangan dalam negeri tanpa harus impor dari luar negeri.
 Membantu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mencintai hasil
produk pertanian di negara sendiri.
 Membantu mewujudkan terciptanya ketahanan pangan. Berkontribusi dalam
membuka lapangan pekerjaan baru terutama dalam bidang perkebunan dan
pertanian.
 Berkontribusi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat agar tidak berada di
garis kemiskinan.
 Menghindari dari krisis bahan pangan karena tidak perlu mengandalkan impor
dari negara lain.

10. Upaya peningkatan IPTEK pada masa Orde Baru


 Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD) Palapa
SKSD Palapa adalah sistem satelit komunikasi yang dikendalikan oleh sistem
satelit komunikasi pengendalian bumi yang dibuat oleh HAC (Hughes Aircraft
Company) Perumtel Indonesia. Satelit ini dibangun pada tahun 1974-1976 dengan
peluncuran generasi 1-A1. Sampai tahun 1996 sudah generasi ke tiga dengan kode
C2 yang jarak jangkaunya dari Irian sampai Vladivostok (Rusia), dari Australia
sampai Slandia Baru, satelit ini juga dipakai oleh negara-negara tetangga. Selain
SKSD Palapa sekarang ini kita mengenal satelit komunikasi yang lain, yaitu
Telkom-1 dan Garuda-1.
 Pada tanggal 23 Agustus 1967 pemerintah mendirikan Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) sebagai fusi dari DRN dan MIPI yang memiliki
tugas:
 memberikan nasehat atau arahan kepada pemimpin pemerintah dalam hal
perumusan dan penyusunan kebijakan nasional dalam ilmu pengetahuan.
 membimbing aparatur-aparatur penelitian ilmiah dan pengembangan teknologi
yang ada.
 membina tenaga-tenaga peneliti agar mempunyai rasa kesadaran ilmiah rakyat
Indonesia seta tanggung jawab yang tinggi untuk upaya perkembangan yang
pesat di Indonesia.
 menanam, memupuk, mengembangkan, dan membina kesadaran ilmiah di
kalangan rakyat Indonesia.
 menyelenggarakan hubungan dan kerjasama dengan badan internasional dan
badan ilmiah negara lain sesuai dengan peraturan yang berlaku.
 Televisi
Berdasarkan surat keputusan Menpen tahun 1961 TVRI lahir untuk
menayangkan/meliput semua kegiatan kejuaraan Asia Games IV di Jakarta. TVRI
berhasil mengudara pada acara Liputan 17 Agustus 1962 di Istana Negara,
kemudian pada tanggal 24 Agustus 1962 TVRI diresmikan oleh Presiden Sukarno.
Setelah diresmikannya TVRI oleh Sukarno terus menerus mengalami
perkembangan pada masa Orde Baru. Namun mulai tanggal 1 April 1981
Pemerintah melarang siaran niaga dengan alasan:
 TVRI berfungsi sebgai gooverment tool (alat pemerintah) yang bertugas
menyiarkan pembangunan dan hasil-hasilnya keseluruh pelosok Indonesia.
 TVRI berperan meningkatkan pengetahuan dan wawasan pola pikir
masyarakat.
 Masyarakat bersifat konsumerisme.
Kemudian pada tahun 1989, pemerintah mengizinkan kehadiran televisi swasta
sehingga bermunculan TV swasta seperti RCTI, SCTV, TPI, ANTV, Indosiar dan
sebagainya.
11. Faktor penyebab tidak berkembangnya IPTEK pada masa Orde Lama
Pengembangan IPTEK di Masa Orde Lama mengalami beberapa hambatan yang
disebabkan karena pengaruh instabilitas politik antara kabinet parlementer.

12. Sebutan jalan raya buatan Deandels


Jalan Raya Pos Anyer-Panarukan

13. Faktor penghambat ketidakmajuan IPTEK pada masa pemerintah kolonial


Belanda
Pemerintah kolonial menghalangi akses - akses masuknya ilmu pengetahuan dan
teknologi dari barat ke Indonesia. Mereka juga melakukan pelarangan terhadap
pendidikan bagi masyarakat Indonesia untuk mempelajari ilmu pengetahuan dan
teknologi.

14. Sekolah/Perguruan Tinggi teknik yang didirikan oleh pemerintah kolonial


Belanda
Techrusche Hoge School (THS - kini ITB) atau Sekolah Tinggi Teknik di Bandung

15. Peletak dasar politik luar negeri bebas aktif


Dalam pelaksanaannya Indonesia menganut paham “Bebas-Aktif” yang dicetuskan
oleh Mohammad Hatta. Prinsip dasar “Bebas-Aktif” itulah yang member kandungan
atau cerminan kepentingan nasional yang ingin diperjuangkan dan dipertahankan
melalui mekanisme diplomasi. 9 Faktor lain yang menjadi landasan dari Politik Luar
Negeri Indonesia “Bebas dan Aktif” tidak bisa lepas dai konsep Pancasila. Hal ini
disebabkan oleh Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia. Mohammad
Hatta menyebutnya sebagai salah satu faktor yang membentuk politik luar negeri
Indonesia. Menurut Mohammad Hatta, Pancasila menciptakan keteraturan order
dalam politik luar negeri. Oleh karena itu, prinsip dari bebas-aktif itu sendiri
memposisikan pancasila sebagi landasan idiilnya dan UUD 1945 sebagai landasan
konstitusionalnya. Namun, yang perlu digaris bawahi adalah prinsip bebas dan aktif
dalam operasionalisasinya menurut Hatta senantiasa berubah sesuai kondisi
“international system” dan “national interest” dari negara Indonesia sendiri.

16. Kebijakan politik luar negeri masa Orde Baru


1. Mengakhiri konfrontasi dengan Malaysia
2. Indonesia kembali bergabung menjadi anggota PBB
3. Mendirikan organisasi ASEAN bersama negara - negara Asia Tenggara lainnya
4. Integrasi Timor Timur ke dalam wilayah Republik Indonesia

17. Wujud nyata partisipasi aktif Indonesia untuk menyelesaikan konflik Kamboja
Penyelesaian konflik Kamboja diawali oleh Indonesia yang melakukan shuttle
diplomacy anatara Vietnam dan Kamboja, lalu memfasilitasi pertemuan keduanya
dalam Jakarta Informal Meeting (JIM). Menteri luar negeri indonesia yang berperan
penting dalam upaya penyelesaian konflik di kamboja yakni Ali Alatas pada tahun
1988 dan 1989. JIM berhasil menghasilkan gencatan senjata antara kedua pihak dan
menarik pasukan Vietnam dari perbatasan Kamboja.
18. Organisasi Asia Tenggara yang dibentuk pada awal lahirnya Orde Baru
Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) atau Perhimpunan Bangsa-Bangsa
Asia Tenggara (Perbara) adalah organisasi geopolitik dan ekonomi dari negara-negara
di Asia Tenggara.

19. Negara yang pernah menjadi tujuan kontingen Garuda


Berikut daftar Misi Pemeliharaan Perdamaian yang dilakukan oleh Kontingen Garuda
atau disingkat sebagai Misi Garuda:
 Kontingen Garuda I, dikirim ke Mesir pada 8 Januari 1957
 Kontingen Garuda II, dikirim ke Kongo pada 1960
 Kontingen Garuda III, dikirim ke Kongo pada 1962
 Kontingen Garuda IV, dikirim ke Vietnam pada 1973
 Kontingen Garuda V, dikirim ke Vietnam pada 1973
 Kontingen Garuda VI, dikirim ke Timur Tengah pada 1973 Kontingen Garuda
VII, dikirim ke Vietnam pada 1974
 Kontingen Garuda VIII, dikirim dalam rangka misi perdamaian PBB di Timur
Tengah pasca-Perang Yom Kippur antara Mesir dan Israel
 Kontingen Garuda IX, dikirim ke Iran dan Irak pada 1988 Kontingen Garuda X,
dikirim ke Namibia pada 1989
 Kontingen Garuda XI, dikirim ke Irak dan Kuwait pada 1992
 Kontingen Garuda XII, dikirim ke Kamboja pada 1992
 Kontingen Garuda XIII, dikirim ke Somalia pada 1992
 Kontingen Garuda XIV, dikirim ke Bosnia dan Herzegovina pada 1993
 Kontingen Garuda XV, dikirim ke Georgia pada 1994
 Kontingen Garuda XVI, dikirim ke Mozambik pada 1994
 Kontingen Garuda XVII, dikirim ke Filipina pada 1994
 Kontingen Garuda XVIII, dikirim ke Tajikistan pada November 1997
 Kontingen Garuda XIX, dikirim ke Sierra Leone pada 1992-2002
 Kontingen Garuda XX, dikirim ke Bungo, Kongo pada 6 September 2003 dan
bertugas selama satu tahun
 Kontingen Garuda XXI, mengikuti misi perdamaian PBB di Liberia (UNMIL)
 Kontingen Garuda XXII, mengikuti misi perdamaian PBB di Sudan (UNMIS)
 Kontingen Garuda XXIII, mengikuti misi perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL)
 Kontingen Garuda XXIV, mengikuti misi perdamaian PBB di Nepal (UNMIN)
 Kontingen Garuda XXV, penambahan pasukan dalam misi perdamaian di
Lebanon Selatan Kontingen Garuda XXVI, penambahan pasukan
 Kontingen Garuda XXIIII bersama dengan UNFIL, sekaligus dalam rangka
memperbesar peran serta Indonesia dalam pemeliharaan perdamaian di Lebanon
Selatan
 Kontingen Garuda XXVII, mengikuti misi perdamaian PBB di Darfur (UNAMID)
dalam satgas Milobs
 Kontingen Garuda XXVIII, mengikuti misi perdamaian PBB di Lebanon
(UNIFIL)
 Kontingen Garuda XXIX, memberikan dukungan kesehatan kepada personel
UNIFIL
 Kontingen Garuda XXXI, mengikuti misi perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL)
 Kontingen Garuda XXX, mengikuti misi perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL)

20. Tokoh-tokoh Gerakan Non-Blok


Pendiri dari gerakan ini adalah:
 Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru.
 Presiden Ghana Kwame Nkrumah.
 Presiden Soekarno.
 Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser.
 Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito.

21. Pencetus perlindungan hukum laut internasional


Djuanda Kartawidjaja

22. Sifat dan sikap Gerakan Non-Blok


Tujuan internal dari dibangunnya GNB adalah mengusahakan kemajuan ekonomi,
sosial, dan politik dari negara-negara anggota GNB. Kemudian, tujuan eksternal dari
GNB adalah meredakan ketegangan Perang Dingin antara Blok Barat dan Blok
Timur.
Sebagai sebuah gerakan, GNB juga mempunyai prinsip-prinsip yang dipegang teguh
oleh para anggotanya :
 Saling menghormati integritas teritorial atau batas wilayah dan kedaulatan antar
negara anggota
 Perjanjian non-agresi. Non-agresi yang dimaksud adalah tidak secara tiba-tiba
negara menyerang negara anggota ataupun di luar anggota tanpa adanya deklarasi
 Tidak mengintervensi urusan dalam negeri negara lain, kecuali kalau diminta oleh
negara yang bersangkutan
 Menjaga perdamaian antara anggota ataupun dunia

23. Upaya Indonesia menggalang upaya persatuan dan kemajuan bangsa Asia-
Afrika
Dengan mengadakan Konferensi Tingkat Tinggi Asia–Afrika (disingkat KTT Asia
Afrika atau KAA; kadang juga disebut Konferensi Bandung)

24. Tokoh muda yang aktif mengkritisi kebijakan pemerintahan Orde Baru
Soe Hok Gie dan Widji Thukul

25. Peran pemuda dalam perubahan tatanan politik dan pemerintahan


Dengan segala pemikiran dan akal yang didapat atau dimiliki oleh para pemuda,
dituangkan ke dalam gerakan-gerakan yang mereka bentuk. Pemikiran atau akal yang
mereka dapat berasal dari Politik Etis, yang di mana Belanda memberi kesempatan
kepada para pemuda Indonesia untuk bisa mendapat pendidikan.Kebijakan itulah
yang melahirkan golongan yang berpendidikan dan sadar akan realitas sosial yang
dihadapi pada saat itu. Hal ini yang membuat para pemuda mendirikan organisasi-
organisasi atau gerakan-gerakan diberbagai bidang. Setiap gerakan tersebut
berpengaruh dalam merubah politik dan ketatanegaraan bangsa Indonesia.

26. Faktor pendorong meningkatnya sikap kritis pemuda terhadap Orde Baru
Pemuda mau menghadapi perubahan, baik perubahan sosial maupun kultural dengan
menjadi pelopor perubahan itu sendiri dan terlibat dengan aksi nyata sehingga
langsung menyentuh persoalan sosial.

27. ... merupakan sikap politik pemuda yang berkenaan dengan kondisi politik
Dengan segala pemikiran dan akal yang didapat atau dimiliki oleh para pemuda,
dituangkan ke dalam gerakan-gerakan yang mereka bentuk. Pemikiran atau akal yang
mereka dapat berasal dari Politik Etis, yang di mana Belanda memberi kesempatan
kepada para pemuda Indonesia untuk bisa mendapat pendidikan.

28. Tatanan pemerintahan yang berlangsung dari 19(66)-19(98)


Masa pemerintahan Republik Indonesia yang dipimpin Soeharto dikenal sebagai Orde
Baru. Era Orde Baru berlangsung tahun 1966-1998. Orde Baru mengusung konsep
Demokrasi Pancasila.

29. Faktor eksternal jatuhnya OrBa


Krisis keuangan merupakan faktor terpenting yang menjadi sebab rezim orde baru
mengalami keruntuhan, Krisis ini pertama kali melanda wilayah Asia Timur sekitar
juli 1997. Yang menyebabkan terjadinya kepanikan global. Dalam sejarah ASEAN,
Thailand merupakan negara pertama yang mengalami krisis keuangan hingga hampir
disebut sebagai negara bangkrut.

30. Sebutan yang disematkan Indonesia pada saat memiliki keunggulan dalam
bidang ekonomi
Macan Asia

31. Redupnya perekonomian di penghujung Orde Baru


Namun, di penghujung kekuasaan orde baru, ekonomi nasional terpuruk dengan
mencatat pertumbuhan negatif (kontraksi) sedalam 13,13%. Capaian ini merupakan
yang terburuk dalam sejarah Indonesia.
Lengsernya Presiden Soeharto yang diwarnai dengan demo mahasiswa, kerusuhan
yang berlangsung secara sistematis di seluruh Indonesia serta terjadinya krisis
finansial Asia membuat perekonomian domestik lumpuh. Harga-harga barang
melambung dimana inflasi mencapai lebih dari 70% dan nilai tukar rupiah melemah
hingga berada di atas Rp 15.000/dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya hanya
sekitar Rp 2.500/dolar AS.
Akibat kerusuhan tersebut, sentra-sentra perekonomian tidak berfungsi akibat banyak
yang di jarah dan dibakar. Dampaknya pengangguran meningkat menjadi 5,46% dari
sebelumnya 4,96% dan angka kemiskinan kembali melambung menjadi 24,2% dari
total populasi.
32. Negara yang dikunjungi Presiden Soeharto menjelang masa kejatuhan
Mesir

33. Salah satu pemicu internal dari buruknya Citra Orde Baru
1. Sentralisasi
2. Keberpihakan pada sah satu kekuatan politik pada pemilu (golkar)
3. Dwifungsi ABRI
4. Lemahnya praktek hukum
5. Maraknya KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme)

34. Empat Tokoh Nasional yang menjadi simbol gerakan reformasi


Elang Mulia Lesmana.
Hafidin Royan.
Hery Hartanto.
Hendriawan Sie.

35. Tuntutan gerakan reformasi


Berikut ini beberapa Isi tuntutan mahasiswa pada reformasi, yang mana di antaranya
ialah:
 Penegakan supremasi hukum atau perkembangan penegakan supremasi hukum.
 Pemberantasan KKN atau Reformasi Birokrasi sebagai Syarat Pemberantasan
KKN.
 Pengadilan mantan Presiden Soeharto dan kroninya atau Pengusutan anak dan
kroni Suharto.
 Amandemen konstitusi.
 Pencabutan dwifungsi TNI atau Polri
 Pemberian otonomi daerah seluas- luasnya.

36. Partai politik pemenang pemilu awal reformasi


PDI Perjuangan menjadi pemenang Pemilu 1999 dengan meraih 35.689.073 suara
atau 33,74 persen

37. Kebijakan BJ Habibie yang tidak populer


Berikut ini adalah beberapa kebijakan Presiden BJ Habibie selama masa
pemerintahannya:
(1) Reformasi Ekonomi;
(2) Pemulihan Legitimasi Politik;
(3) Proses Amandemen Pertama UUD 1945;
(4) Demokratisasi Pers dan Penegakan HAM; dan
(5) Referendum Timor Timur

38. Langkah-langkah pemulihan ekonomi masa BJ Habibie


 Membentuk Kabinet Reformasi Pembangunan
Kabinet Reformasi Pembangunan dibentuk pada tanggal 22 Mei 1998, terdiri atas
unsur-unsur perwakilan dari ABRI, Golkar, PPP, dan PDI. Pada tanggal 25 Mei
1998 diadakan pertemuan pertama. Pertemuan ini berhasil membentuk komite
untuk merancang undang-undang politik yang lebih longgar, merencanakan
pemilu dalam waktu satu tahun dan menyetujui masa jabatan presiden dua
periode. Upaya ini mendapat sambutan positif dari masyarakat.

 Perbaikan bidang ekonomi


Berikut langkah-langkah yang dilakukan B.J. Habibie agar bangsa Indonesia dapat
segera keluar dari krisis ekonomi.
a. Melakukan rekapitulasi perbankan.
b. Merekonstruksi perekonomian nasional.
c. Menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat di bawah Rp
10.000,00.
d. Melikuidasi beberapa bank bermasalah.
e. Melaksanakan reformasi ekonomi seperti yang disyaratkan IMF.

 Melakukan reformasi di bidang politik


Reformasi di bidang politik yang dilakukan adalah dengan memberikan kebebasan
kepada rakyat Indonesia untuk membentuk partai-partai politik, serta rencana
pelaksanaan pemilu yang diharapkan menghasilkan lembaga tinggi negara yang
benar-benar representatif. B.J. Habibie membebaskan narapidana politik seperti
Sri Bintang Pamungkas (mantan anggota DPR yang dipenjara karena mengkritik
Presiden Soeharto) dan Muchtar Pakpahan (pemimpin buruh yang dituduh
memicu kerusuhan di Medan tahun 1994). Beliau juga mencabut larangan
berdirinya serikat-serikat buruh independen. Amnesti pembebasan Sri Bintang
Pamungkas dan Muchtar Pakpahan dikukuhkan dalam keppres No. 80 Tahun
1998.

 Kebebasan menyampaikan pendapat


Presiden B.J. Habibie mengeluarkan kebijakan untuk membuat Tim Gabungan
Pencari Fakta (TGPF). Tugasnya adalah mencari segala sesuatu yang
berhubungan dengan kerusuhan 13-14 Mei 1998 di Jakarta. Ketuanya adalah
Marzuki Darusman. Presiden juga mengeluarkan satu kebijakan yang tertuang
dalam undang-undang No. 9 Tahun 1998 yang berisi tentang Kemerdekaan
Menyampaikan Pendapat di Muka Umum dan Tata Cara Berdemonstrasi. Bentuk
penyampaian pendapat di muka umum dapat berupa unjuk rasa atau demonstrasi,
pawai, rapat umum, dan mimbar bebas.
Ketentuan tersebut dinyatakan pada pasal 9 (2) UU No. 9 Tahun 1998. Presiden
B.J. Habibie juga mencabut UU No. II/PNPS/1963 tentang Pemberantasan Aksi
Subversi dengan mengeluarkan UU No. 26 Tahun 1999.

 Pelaksanaan Sidang Istimewa MPR 1998


Untuk mengatasi krisis politik berkepanjangan, maka diadakan sidang istimewa
MPR yang berlangsung dari tanggal 10-13 November 1998. Menjelang
diselenggarakan sidang tersebut terjadi aksi unjuk rasa para mahasiswa dan
organisasi sosial politik. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan
dilaksanakan pengamanan. Jumlah aparat yang dikerahkan yaitu polisi dan TNI
mencapai 150 SSK (Satuan Setingkat Kompi). Untuk pertama kalinya
pengamanan Sidang Istimewa MPR melibatkan warta sipil yang dikenal dengan
nama Pam Swakarsa. Anggota Pam Swakarsa terdiri dari Forum Umat Islam
Penegak Keadilan dan Konstitusi (Furkon) dengan basis di Masjid Istiqlal,
organisasi kepemudaan seperti Pemuda Pancasila, Banser (GP Ansor), AMPI,
FKPPI, dan Kelompok Pendekar Banten.

39. Gelar yang disandang oleh Abdurrahman Wahid


Gus Dur sebagai Bapak Pluralisme dan Multikulturalisme. Gelar tersebut sangat tepat
disandang oleh Gus Dur, karena selama masa hidupnya beliau konsen melakukan
pendampingan pada kaum minoritas.

40. Kasus Brunei Git dan Pulau Gitt


Bruneigate adalah skandal yang berlangsung pada penghujung masa
kepresidenan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Indonesia pada tahun 2000. Gus Dur
dituduh telah menyelewengkan US$2 juta yang merupakan sumbangan
dari Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah untuk rakyat Aceh. Penerimaan
sumbangan ini dilakukan di luar jalur resmi dan tidak ada rekam catatan mengenai
pembagian sumbangan tersebut di Aceh. Akibat tuduhan ini, pada September
2000, Dewan Perwakilan Rakyat membentuk panitia khusus (pansus) untuk
menyelidiki kasus ini bersama dengan kasus Buloggate yang juga menimpa Gus Dur.
Walaupun keterlibatan Gus Dur tidak pernah terbukti, kasus ini menjadi salah satu
alasan yang digunakan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
untuk memakzulkan Gus Dur. Pada tahun 2003, Kejaksaan Agung menyatakan bahwa
tidak ada bukti Gus Dur telah melakukan kesalahan dalam kasus Bruneigate dan
Buloggate. Terkait dengan sumbangan dari Sultan Brunei, Kejaksaan Agung
mendapatkan penjelasan dari Kesultanan Brunei bahwa dana yang diberikan kepada
Gus Dur adalah zakat, sehingga tidak dapat dikategorikan sebagai bantuan dari negara
lain. Oleh sebab itu, zakat ini tidak terhitung sebagai uang negara, dan kasus ini pun
tidak dapat dianggap sebagai tindak pidana.

41. Kabinet masa pemerintahan Megawati


Kabinet Gotong Royong adalah kabinet pemerintahan Indonesia pimpinan Presiden
Megawati Sukarnoputri dan Wakil Presiden Hamzah Haz. Kabinet ini dilantik pada
10 Agustus 2001 dan masa baktinya berakhir pada 20 Oktober 2004.

42. Langkah untuk memberantas korupsi


Peran serta masyarakat dalam upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana
korupsi, diwujudkan dalam bentuk antara lain; mencari, memperoleh, memberikan
data atau informasi tentang tindak pidana korupsi, dan hak menyampaikan saran dan
pendapat secara bertanggungjawab terhadap pencegahan dan pemberantasan tindak
pidana korupsi.

43. Pasangan CapRes yang terpilih 2004


Susilo Bambang Yudhoyono & Muhammad Jusuf Kalla
44. Badan PBB yang terlibat dalam referendum Timor Timur
Melansir dari buku Midwifing a New State: The United Nations in East Timor karya
Markus Benzing, pada 5 Mei 1999, dicapai kesepakatan antara Indonesia dan Portugal
untuk membuat perjanjian referendum di Timtim. Perjanjian ini dikenal sebagai New
York Agreement. PBB juga membentuk United Nations Mission in East Timor
(UNAMET) untuk mengawal kesepakatan Indonesia dan Portugal dalam prosesnya
menuju referendum Timtim. Referendum akhirnya dilaksanakan pada 30 Agustus
1999 dan dilaksanakan dengan dua opsi. Dua opsi itu yaitu menerima otonomi khusus
untuk Timtim dalam NKRI atau menolak otonomi khusus.

45. Wujud kesadaran pemuda dalam menciptakan persatuan dan kesatuan


Harus mampu menunjukkan peran yang positif sebagai pemuda yang memiliki
tanggung jawab moral untuk kejayaan bangsa pada masa depan. Bukan zamannya lagi
bermalas-malasan dan melakukan tindakan-tindakan yang tidak terpuji apalagi
melakukan tawuran. Pemuda harus bersungguh-sungguh memanfaatkan kesempatan
untuk menempa diri. Pemuda adalah harapan akan masa depan Indonesia yang adil
dan makmur dalam bingkai persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia.
Pemuda juga diharapkan tetap terus menempa dirinya menjadi pribadi-pribadi yang
memiliki kematangan intelektual, kreatif, percaya diri, inovatif, dan memiliki
kesetiakawanan sosial dan semangat pengabdian terhadap masyarakat, bangsa dan
negara yang tinggi.

46. Tujuan dari NKK


Bertujuan untuk mengontrol kegiatan mahasiswa dari kegiatan politik dan penyatuan
keorganisasian mahasiswa dengan kampus melalui Rektor dan Dekan. Sehingga
mahasiswa tidak lagi bebas berdiskusi dan mengeluarkan kebebasan berfikirnya,
karena Rektor dan Dekan telah mengontrol organisasi mahasiswa terjun dalam
pengalaman politik nasional. Dari keputusan itu, organisasi mahasiswa mengalami
pendomestikan politik, dan pengebirian politik dalam proses demokrasi kampus

47. Demonstrasi terbesar mahasiswa pada masa awal Orde Baru


Demonstrasi besar mahasiswa Universitas Trisaksi pada 12 Mei 1998. Demonstrasi di
depan kampus Universitas Trisakti itu sendiri kemudian berubah menjadi tragedi.
Empat mahasiswa Trisakti tewas akibat ditembak peluru tajam oleh aparat keamanan.
Selain itu, lebih dari 200 orang mahasiswa terluka akibat tembakan peluru karet,
peluru tajam, hingga aksi kekerasan yang dilakukan aparat keamanan.

48. Gerakan pemuda yang berhasil menumbangkan kekuasaan Orde Lama


Pemerintah Orde Lama yang dipimpin Presiden Sukarno dianggap gagal. Protes pun
mengalir lewat gerakan mahasiswa yang tercatat dalam sejarah sebagai Tiga Tuntutan
Rakyat atau Tritura. Tiga Tuntutan Rakyat mewakili masalah dan sebagai pernyataan
sikap tegas atas kinerja pemerintah kala itu, yakni:
(1) Bubarkan Partai Komunis Indonesia atau PKI;
(2) Rombak Kabinet Dwikora; dan
(3) Turunkan Harga.
49. Sebutan pemuda pelajar dan mahasiswa yang merintis kebangkitan Nasional
Budi Oetomo dan Stovia

50. Tujuh kabinet masa demokrasi liberal


1.Kabinet Natsir (6 September 1950 - 21 Maret 1951)
2.Kabinet Sukiman (27 April 1951- 3 April 1952)
3.Kabinet Wilopo (3 April 1952 - 3 Juni 1953)
4.Kabinet Ali Sastroamidjojo I (31 Juli 1953 - 12 Agustus 1955)
5.Kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agustus 1955 - 3 Maret 1956)
6.Kabinet Ali Sastroamidjojo II (20 Maret 1956 – 4 Maret 1957)
7.Kabinet Djuanda (9 April 1957 – 5 Juli 1959)

51. Sikap politik luar negeri Indonesia pada masa OrLa


1. Indonesia keluar dari PBB
2. Konfrontasi dengan Malaysia
3. Berafiliasi dengan Blok Timur
4. Adanya poros politik atau politik mercusuar ( Jakarta - Moscow )
( Jakarta - Peking ) ( Jakarta - Hanoi )
5. Diadakannya GANEFO ( Games of the New Emerging Forces )

52. Pidato pertanggungjawaban Presiden Soekarno yang ditolak MPRS


Pidato pertanggungjawaban Presiden Soekarno yang berjudul Nawaksara yang
disampaikan pada tanggal 5 Juli 1966 dihadapan Sidang Umum ke-IV MPRS ditolak
dengan mengeluarkan Keputusan No. 13/B/1967 tentang Tanggapan Terhadap
Kelengkapan Pidato Nawaksara, yang isinya: Menolak kelengkapan pidato
Nawaksara. Alasan penolakan pidato Presiden Soekarno yang berjudul Nawaksara
dan Pelengkap Nawaksara oleh MPRS adalah karena pidato tersebut tidak memenuhi
harapan anggota-anggota MPRS dan bangsa pada umumnya. Dalam dua pertanggung
jawaban tersebut tidak dijelaskan terperinci kebijaksanaan Presiden mengenai
pemberontakan kontra-revolusi G30S/ PKI, kemunduran ekonomi, dan kemerosotan
akhlak. MPRS yang diketuai A.H. Nasution mengeluarkan keputusan demikian
karena pidato pertanggungjawaban tersebut dinilai tidak bisa memberi
pertanggungjawaban secara politis terhadap kehidupan bangsa Indonesia saat itu.
Pidato tersebut dinilai MPRS hanya sebagai progress report atau laporan
perkembangan, dan bukan pertanggungjawaban presiden mengenai kondisi setelah
peristiwa gerakan 30 September oleh Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI).

53. Pemilu pertama Orde Baru


Empat tahun setelah resmi menggantikan Soekarno sebagai Presiden RI, Soeharto
menggelar pemilu pada 5 Juli 1971. Hajatan politik nasional itu memilih anggota
Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tingkat provinsi
dan kabupaten. Ini pemilu pertama pada masa Orde Baru. Total ada 10 partai politik
yang bertarung kali ini dan hanya delapan parpol yang meraih kursi. Muncul dua
partai baru, yaitu Golongan Karya (Golkar) dan Partai Muslimin Indonesia (Parmusi).
Beberapa parpol pada Pemilu 1955 tak lagi ikut serta karena dibubarkan, seperti
Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi), Partai Sosialis Indonesia (PSI), dan
Partai Komunis Indonesia (PKI). Pemilu menggunakan sistem proporsional dengan
daftar tertutup dan semua kursi terbagi habis di setiap daerah pemilihan. Golkar
menang dengan mengantongi 62,8 persen suara (236 kursi DPR). Disusul Nahdlatul
Ulama (NU) dengan 18,6 persen suara (58 kursi), Parmusi dengan 5,3 persen suara
(24 kursi), Partai Nasionalis Indonesia (PNI) dengan 6,9 persen suara (20 kursi), dan
Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) dengan 2,3 persen suara (10 kursi).

54. Partai politik peserta masa politik Orde Baru


Pelaksanaan Pemilu sendiri pada masa orde baru berlangsung enam kali, yakni 1971,
1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997. Pada pemilu 1971, peserta partai politik masih
cukup banyak yakni 10 partai politik, pada pemilu ini Golongan Karya meraih suara
terbanyak. Pemilu selanjutnya dimulai sejak tahun 1977 hingga 1997 partai peserta
pemilu diikuti oleh tiga partai politik yakni PPP, Golongan Karya dan PDI, pada
pelaksanaan pemilu itu pula Golongan Karya meraih suara terbanyak.

Anda mungkin juga menyukai