(PRO)
Dalam kebijakan tersebut, setidaknya ada dua hal yang akan mampu
meningkatkan kualitas pendidikan kita. pertama, peningkatan kualitas literasi. Ke
depannya siswa tidak hanya diajarkan untuk mampu menjawab soal, tetapi juga
mampu berpikir kritis. Artinya kebijakan tersebut telah menjalankan philosophy
based curriculum, kurikulum pendidikan kritis yang sudah banyak diterapkan di
negara-negara maju di seluruh dunia.
Kedua, revolusi mental dan karakter sekaligus. Dengan konsepsi revolusi mental,
maka siswa akan mampu meningkatkan kualitas mentalnya untuk mampu
bersaing dengan siswa yang lain.
Sudah menjadi rahasia umum ketidakjujuran yang dilakukan ketika UN. Misalnya
ketika UN berlangsung siswa dan para guru bekerja sama agar para siswa
mampu menjawab materi soal dari UN yang cukup rumit dengan membagikan
kunci jawabannya. Karena sekolah juga tidak ingin siswanya banyak yang tidak
lulus hanya karena nilai UN-nya tidak mencukupi.
Dia memisalkan, apakah jika dalam perusahaan mempromosikan seseorang harus menggunakan pilihan
ganda? Tentu tidak. Pemilihan pemimpin tim harus dilakukan secara holistik. Melihat pengalaman, kinerja,
kemampuan berinisiatif, gagasan, dan seberapa disiplin orang tersebut. ”Secara eksplisit saya menyatakan,
tidak ada penilaian holistik yang 100 persen objektif. Ini realita dan saya akan berdebat dengan siapapun
mengenai poin itu,” jelasnya.
Nadiem setuju bahwa karakter tidak bisa hanya dites. Karakter bisa juga berubah. Tapi bukan di situ sisi
objektifnya. Tapi, tujuannya untuk mengetahui ekosistem belajar, kondisi stres anak, mengidentifikasi
psikologi anak, dan perilaku lainnya.
Menteri termuda kabinet Indonesia Maju itu membenarkan, kualitas guru di Indonesia saat ini kurang
terasah. Tapi, yang perlu diingat, kebijakan pemerintah memberikan guru opsi untuk tetap menggunakan
pola lama. Di sisi lain, bagi guru yang ingin berinovasi dan berubah, Kemendikbud menjamin hak mereka.
Nadiem juga menjelaskan, konsep asesmen bukan untuk menjustifikasi klaster sekolah tinggi-rendah dan
baik-buruk. Bagi yang kualitasnya rendah bukan dihukum. Justru, pemerintah akan mengirim bantuan
fasilitas, menambah resource yang harus dibantu.