Anda di halaman 1dari 2

Nama : Itania Indrawati

NIM : 200710101265

Mata Kuliah : PKIM

LEGAL OPINION

Duduk Perkara

Sepasang kekasih berencana melakukan perkawinan. Kedua keluarga telah bertemu dan
membicarakan tentang persiapan perkawinan. Pihak keluarga mempelai perempuan telah
mempersiapkan gedung, rias pengantin, konsumsi, hiburan (band),seragam among tamu,
undangan. Pengantin pria tetiba membatalkan perkawinan tanpa sebab. Pihak keluarga
pengantin perempuan berencana melakukan gugatan ke keluarga pria. Berikan legal opini anda
terkait kasus tersebut.

Dasar Hukum

Dalam kasus tersebut adapun dasar hukum terkait yaitu Pasal 58 KUHPerdata “….namun jika
pemberitahuan nikah telah diikuti suatu pengumuman, maka hal ini dapat menjadi dasar untuk
menuntut kerugian….”

Pendapat Hukum

Sebelumnya pembatalan perkawinan telah diatur dalam Pasal 22 dan Pasal 28 Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan diatur lebih lanjut dalam peraturan
pelaksanaannya, yakni Pasal 37 dan Pasal 38 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Dalam pasal tersebut
pembatalan dilakukan apabila para pihak tidak memenuhi syarat-syarat perkawinan yang
dijelaskan dalam undang-undang. Namun dalam kasus tersebut pihak pria membatalkan
perkawinan tanpa sebab, dengan demikian berkaitan dengan hal tersebut pihak pria dapat digugat
dengan Pasal 58 KUHPerdata yang mengatur bahwa janji menikahi tidak menimbulkan hak
untuk menuntut di muka hakim untuk dilangsungkannya perkawinan. Juga tidak menimbulkan
hak untuk menuntut penggantian biaya, kerugian, dan bunga, akibat tidak dipenuhinya janji itu.
Semua persetujuan ganti rugi dalam hal ini adalah batal kecuali jika pemberitahuan nikah telah
diikuti suatu pengumuman, maka hal ini dapat menjadi dasar untuk menuntut kerugian, masa
daluarsa untuk menuntut ganti rugi tersebut adalah 18 bulan terhitung sejak pengumuman
rencana perkawinan. Dalam hal tersebut ketika kedua pihak telah sepakat untuk melakukan suatu
perkawinan dan pihak perempuan telah menyiapkan perkawinan tersebut sedemikian rupa
bahkan telah mengumumkan pernikahannya dan kemudian pihak pria membatalkan perkawinan
secara sepihak dan tanpa sebab yang jelas dimana konsekuensi dari perlakuan pihak pria tersebut
telah menyebabkan kerugian materiil hingga malu bagi pihak perempuan karena telah
mempersiapkan berbagai hal termasuk undangan, maka pihak laki-laki dapat digugat dengan
dasar pasal tersebut dan pihak laki-laki dapat dituntut untuk mengganti kerugian materiil yang
dialami oleh pihak perempuan.

Kesimpulan

Jadi dapat disimpulkan pada kasus tersebut terdapat cukup alasan dan dasar hukum yang jelas
untuk menuntut pihak pria di pengadilan karena telah memutuskan secara sepihak untuk
membatalkan perkawinan dan hal tersebut dapat dituntut atas dasar Pasal 58 KUHPerdata
dimana salah satu pihak wajib mengganti kerugian apabila membatalkan perkawinan yang telah
diumumkan. Namun dalam mengajukannya di pengadilan perlu adanya penyelesaian
kekeluargaan terlebih dahulu diantara para pihak agar pembatalan perkawinan atau komunikasi
antar keluarga dapat menjadi lebih jelas dan bisa diselesaikan tanpa terlibatnya pihak pengadilan.

Anda mungkin juga menyukai