METODOLOGI PENELITIAN
JURUSAN KEPERWATAN
PROGRAM REGULER B S1 KEPERAWATAN
STIKES WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG
2022/2023
I. Pengertian populasi, Alasan pemilihan sampel
1. Pengertian populasi
Menurut Sugiyono (2019:126) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: objek / subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Menurut Handayani (2020), populasi adalah totalitas dari setiap elemen yang akan
diteliti yang memiliki ciri sama, bisa berupa individu dari suatu kelompok,
peristiwa, atau sesuatu yang akan diteliti.
Menurut Silaen (2018: 87) “Populasi adalah keseluruhan dari objek atau
individu yang memiliki karakteristik (sifat-sifat) tertentu yang akan diteliti.
Populasi juga disebut universum (universe) yang berarti keseluruhan, dapat berupa
benda hidup atau benda mati”.
2. Pemilihan sampel
Prosedur Pemilihan Sampel Beberapa faktor yang menjadi alasan kenapa peneliti
Sampling adalah kegiatan menentukan sampel. Sebuah penelitian tidak perlu
melibatkan semua populasi. Dengan pertimbangan akademik dan non-akademik,
populasi dapat diwakili oleh sebagian anggotanya yang disebut sampel. Meskipun
demikian hasil penelitian tidak akan berkurang bobot dan akurasinya karena
sampel memiliki karakter yang sama dengan populasi sehingga informasi yang
digali dari sampel sama dengan karakter yang berlaku pada populasi.
Sampling tidak mengurangi bobot hasil penelitian. Bobot hasil penelitian akan
tetap terjamin asalkan sampling dilakukan dengan benar, sebagaimana diuraikan
pada bagian lain bab ini. Hal itu sejalan dengan pengertian bahwa sampel
merupakan nilai-nilai yang menggambarkan karakteristik sampel sebagai nilai
statistik sampel itu. Hal itu berarti bahwa hasil yang disimpulkan berdasarkan data
yang diperoleh dari sampel akan mewakili populasinya. Dengan kata lain,
inferensi statistik akan menjamin bobot hasil penelitian.
Menurut Winarno (2013), beberapa alasan pertimbangan penggunaan dan
pengambilan sampel penelitian adalah sebagai berikut:
II. Karakteristik sample yang baik
1. Akurasi atau Ketepatan
Akurasi adalah sejauh mana tidak ada bias dari sampel. Ketika sampel diambil
dengan benar, ukuran perilaku, sikap, atau pengetahuan (atau variabel
pengukuran) dari beberapa elemen sampel akan kurang dari ukuran variabel-
variabel yang sama yang diambil dari populasi.
Juga, ukuran perilaku, sikap, atau pengetahuan elemen sampel lain akan lebih dari
nilai populasi. Variasi dalam nilai sampel ini saling mengimbangi, menghasilkan
nilai sampel yang dekat dengan nilai populasi. Agar efek pengimbang ini terjadi,
harus ada cukup elemen dalam sampel, dan mereka harus ditarik dengan cara yang
tidak mendukung terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Sebuah pengambilan sampel dikatakan baik jika memenuhi syarat pertama atau
kriteria pertama. Yaitu berkaitan dengan Akurasi alias ketepatan.
2. Presisi
Presisi
Sampel yang baik adalah sampel yang memiliki tingkat presisi estimasi yang
tepat. Pembahasan presisi fokus pada persoalan seberapa dekat estimasi yang
dilakukan dengan karakteristik populasi. Contoh : Dari 350 karyawan
dibagian finishing sebuah produk industri tas, diambil sampel sebanyak 50
karyawan. Setelah dilakukan pengukuran, ternyata setiap karyawan menghasilkan
60 buah produk tas. Padahal berdasarkan laporan per hari, karyawan dapat
menghasilkan produk tas per rata-rata 62 unit per harinya. Artinya Terdapat selisih
antara laporan harian yang dihitung berdasarkan populasi dengan hasil penelitian
yang diukur dari sampel sebesar 2 unit.
Sehingga bisa disimpulkan bahwa semakin kecil tingkat perbedaan antara rata-rata
populasi dengan rata-rata sampel, maka semakin tinggi pula tingkat presisi sampel
tersebut.
kesalahan dalam penentuan sampel disebabkan oleh ketidak sesuaian antara data yang
diambil dari sampel dengan data populasi yang sebenarnya akibat kesalahan proses
penentuan sampel.
Pada umumnya peneliti tidak dapat melakukan pengamatan secara langsung terhadap
semua unit atau individu yang ada dalam populasi penelitian. Sebagai gantinya mereka
mengambil data dari sebagian populasi yang disebut sampel, dan menggunakannya
untuk menyimpulkan keadaan seluruh populasi yang diteliti. Melalui pengambilan
sampel maka jumlah pengukuran yang dilakukan akan berkurang dan pada gilirannya
akan dapat mengurangi biaya dan waktu yang diperlukan untuk melakukan penelitian.
Idealnya, sampel mempunyai kesesuaian karak- teristik dengan populasinya yang
diamati, sehingga kesimpulan peneliti benar untuk semua populasi. Kesesuaian
karateristik antara sampel dengan populasinya (representasi) ini merupakan hal yang
paling penting dan akan menentukan kualitas penelitian. Ada 3 faktor yang
mempengaruhi tingkat keterwakilan suatu sampel, yakni ukuran sampel, variabilitas
populasi serta fraksi populasi yang diambil sampelnya (Freedman, 2004). Sampel yang
tinggi tingkat keterwakilannya secara ilmiah menghasilkan informasi tentang komposisi
seluruh popu- lasi.
Perkiraan tentang populasi tersebut dapat diperoleh dari daftar atau peta informasi yang
sering disebut kerangka sampel (sampling frame). Jika kerangka sampel yang digunakan
tidak lengkap atau kurang akurat, maka akan terjadi kesalahan sistematik dalam
penarikan sampel. Jika sampel ditentukan dengan cara yang benar dan dengan kerangka
sampel yang lengkap, maka tidak akan terjadi kesalahan sampel, bahkan untuk sampel
yang ukurannya sangat kecil sekalipun.
Tingkat keterwakilan sampel seringkali dipengaruhi oleh ukuran sampel yang diambil,
terutama jika populasi penelitiannya sangat besar. Logikanya, untuk mendapatkan
tingkat keterwakilan sampel yang tinggi, diperlukan ukuran sampel yang besar pula
(Neuman, 2000). Jika populasinya besar, penentuan sampel menjadi tidak praktis dan
terkadang sulit dilakukan karena tujuan utama pengambilan sampel adalah efisiensi
biaya dan waktu. Namun demikian, ukuran sampel bukan jaminan untuk menghasilkan
sampel yang representatif. Ukuran sampel besar jika tidak diambil secara acak atau
tanpa kerangka sampel yang lengkap, akan kurang representatif dibandingkan dengan
sampel yang kecil (Freedman, 2004).
Proses pengambilan sampel berguna untuk membantu para peneliti dalam melakukan
generalisasi terhadap populasi yang diwikili sehingga sampel didefinisikan sebagai
bagian dari populasi dari mana data diambil secara langsung. Generalisasi ialah
penarikan kesimpulan dari suatu hal yang jumlah elemenya lebih sedikit sampel ke
suatu hal yang jumlah elemenya lebih banyak atau lebih luas populasi.
Menurut Handayani (2020), terdapat tiga tahap yang harus dilalui dalam proses
pengambilan sampel, yaitu sebagai berikut :
1. Definisikan populasi sasaran
Populasi sasaran seharusnya sudah ditemukan oleh peneliti ketika menemukan
masalah dan masalah penelitian. Populasi sasaran adalah kumpulan atau elemen
yang memiliki informasi penelitian. Hasil penelitian dari populasi akan
menghasilkan sebuah kesimpulan inferensial bagi kumpulan atau populasi
tersebuh.
2. Tentukan bingkai sampel
Sampel frame atau bingkai sampel merupakan wakildari kumpulan atau elemen
populasi sasaran. Contohnya peta provinsi dengan nama kabupaten atau daftar
pustaka dengan judul buku dan pengarangnya.
3. Tentukan jumlah sampel
Merupakan elemen yang akan dimasukkan dalam sampel. Besaran jumlah sampel
sangat dipengaruhi berbagai factor, diantaranya adalah tujuan penelitian. Jika
penelitian itu bersifat deskriptif, biasanya membutuhkan jumlah yang besar.
Namun jika hanya untuk menguji hipotesis, jumlah sampelnya tidak perlu besar
kekuatan statistiknya. Sebaiknya, semakin kecil jumlah sampel tentunya akan
semakin kecil kekuatan statistiknya sehingga akan mempengaruhi hasil penelitian.
Sampel adalah bagian dari populasi sebagai contoh untuk dikenali penelitian.
Sample merupakan bagian dari sebuah populasi sebagai pendugaan kepada
populasi tersebut. Dapat di anggap sebagai perwakilan dari sebuah populasi dan
dapat diamati dengan gejala-gejala tertentu.
.
Sugiono (2018) mendefinisikan sempel adalah bagian dari populasi yang memiliki
kharakteristik sama dengan populasi. Apa yang diteliti dalam sampel
kesimpulannya dapat digunakan dalam populasi, sehingga teknik pengambilan
sempel harus benar-benar representatif. Studi sampel ini dilakukan dengan alasan:
✓ Jumlah populasi yang cukup besar sehingga peneliti tidak mampu meneliti
secara keseluruhan.
✓ Keterbatasan waktu dan biaya, sehingga populasi yang objek dan subjek
penelitiannya besar diperlukan sempel.
✓ Masalah ketelitian, penelitian yang populasinya besar tidak menjamin ketelitian
pengumpulan data, namun pada sempel yang kecil peneliti akan berfokus pada
pengumpulan data, teknik pencatatan, teknik analisis data sehingga lebih
terpusat pada objek penelitian.
✓ Untuk alasan ekonomi, penelitian pada sempel akan lebih ekonomis di banding
penelitian populasi.
✓ Karena itu, sampel populasi harus benar-benar representatif (representatif).
Sementara itu, pakar Arikunto (2006:131) juga mengatakan bahwa sampel
adalah bagian atau perwakilan dari populasi yang telah diteliti. Jika penelitian
dapat dilakukan oleh sebagian dari populasi, dapat dikatakan bahwa penelitian
ini adalah sampel.
Pengertian Sampel Menurut Para Ahli.
Sampel yang tinggi tingkat keterwakilannya secara ilmiah akan menghasilkan informasi
tentang komposisi seluruh populasi.
2. Sampling
Ukuran sampel yang lebih besar memberikan nilai rata-rata yang lebih akurat,
mengidentifikasikan outlier yang dapat membelokan data dalam sampel yang lebih
kecil dan memberikan margin error yang lebih kecil.
2. Variabilitas populasi.
Variabilitas adalah keragaman populasi yang memiliki keterkaitan dengan skala
pengukuran, sehingga pemilihan setiap ukuran variabilitas mesti menyesuaikan
dengan jenis data yang di miliki.
3. Fraksi populasi yang di ambil sampelnya
Fraksi populasi adalah kumpulan dari beberapa populasi tertentu yang diambil
sampelnya untuk penelitian.
1. Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel, di mana subjek populasi
mendapatkan kesempatan yang sama untuk di pilih sebagai sampel yang
representative.
Berikut ini adalah jenis-jenis dari probability sampling (Sugiyono, 2018:81).
a. Simple Random Sampling
Simple Random Sampling adalah pengambilan anggota sampel dari populasi yang
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
Cara ini dilakukan jika populasi bersifat homogen.
b. Proportionate Stratified Random Sampling
Proportionate stratified random sampling adalah teknik sampling yang digunakan
bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara
proporsional
c. Disproportionate Stratified Random Sampling.
Disproportionate stratified random sampling adalah teknik sampling yang
digunakan bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional.
d. Cluster Random Sampling
Cluster random sampling merupakan teknik sampling daerah yang digunakan
untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat
luas, misalnya penduduk dari suatu negara, provinsi atau kabupaten. Untuk
menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan
sampelnya berdasarkan berdasarkan daerah popolasi yang ditetapkan.
2. Non-probability sampling
Non-probalility sampling adalah teknik pengambilan sampel, di mana tidak diketahui
individu mana dari populasi yang akan dipilih sebagai sampel.
a. Sampling Sistimatis
Adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang
telah diberi nomor urut. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengaan nomor
ganjil saja, genap saja atau kelipatan dari bilangan tertentu.
b. Sampling Quota
Adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri
tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
c. Sampling Insidental
Adalah teknik menentukan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang
secara kebetulan atau insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel jika orang tersebut dipandang cocok sebagai sumber data.
d. Sampling Purposive
Adalah Teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu sesuai dengan
tujuan yang dikehendaki. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian
kualitatif atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi
e. Sampling Jenuh
Adalah teknik menentukan sampel bila semua anggota populasi digunaka sebagai
sampel. Hal ini sering dilakukan jika jumlah populasi relative kecil yakni kurang
dari 30 orang.
f. Snowball Sampling
Adalah teknik penentuan sampel yang awalnya jumlahnya kecil, kemudian
membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding lama-lama membesar.
Sumber buku