Anda di halaman 1dari 19

HALAMAN 6

Evaluasi berarti pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan


apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan
sejauh mana tingkat perubahan dalam diri pribadi siswa. Pada awalnya pengertian
evaluasi pendidikan selalu dikaitkan dengan prestasi belajar siswa. Seperti definisi
yang pertama dikembangkan oleh: Ralph Tyler beliau mengatakan, bahwa evaluasi
merupakan proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal
apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika belum, bagaimana
yang belum ada dan apa sebabnya.

Berikut ini beberapa prinsip dalam suatu penilaian:

Penilaian hendaknya didasarkan atas hasil pengukuran yang komprehensif

Harus dibedakan antara penskoran (scoring) dan penilaian (grading)

Dalam proses pemberian nilai hendakya diperhatikan adanya 2 macam orientasi,


yaitu penilaian yang norm referenced (dalam kelompok) dan yang criterion
referenced (individu)

Kegiatan pemberian nilai hendaknya merupakan bagian integral dari proses belajar
mengajar artinya menjadi feedback atau umpan balik

Penilaian harus bersifat komparabel (adil)

Sistem penilaian yang dipergunakan hendaknya jelas bagi siswa dan bagi pengajar
sendiri (Purwanto, 2006: 72)

Ada pesanan yang mendasari atau proses sebelum melakukan evaluasi, yaitu :

Mengembangkan konsep dan melakukan penelitian awal. Konsep harus


direncanakan dengan baik sebelum eksekusi terorganisir dan pesan harus tes untuk
memeriksa kompatibilitas antara draft yang disiapkan oleh pesan eksekusi.

Dengan uji coba yang dilakukan, evaluator mencoba untuk mencari respon dari
penonton. Respon penonton penting untuk mengukur efektivitas pesan

Secara umum evaluasi bertujuan untuk melihat sejauh mana suatu program atau
suatu kegiatan tertentu dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Secara
spesifik evaluasi memiliki banyak tujuan dan manfaat.
Sebuah kegiatan evaluasi memberikan manfaat baik bagi pihak yang mengevaluasi
maupun yang dievaluasi karena proses ini memiliki banyak fungsi sebagai berikut.

1.Fungsi Pengukuran Keberhasilan

Mengukur keberhasilan sebuah kegiatan atau progam merupakan fungsi evaluasi


yang paling utama. Pengukuran tingkat keberhasilan dilakukan pada berbagai
komponen, termasuk metode yang digunakan, penggunaan sarana, dan pencapaian
tujuan.

2. Fungsi Seleksi

Melalui fungsi selektif, kegiatan evaluasi dapat digunakan untuk menyeleksi


seseorang, metode, atau alat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
sebelumnya. Contohnya adalah dalam memutuskan apakah seseorang layak atau
tidak untuk diterima bekerja, naik jabatan, dan sebagainya.

3. Fungsi Diagnosis

Evaluasi juga dapat digunakan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan


sesorang atau sebuah alat dalam bidang kompetensi tertentu. Contoh fungsi
diagnosis dari kegiatan evaluasi adalah untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan seorang siswa dalam mata pelajaran yang dipelajarinya.

4. Fungsi Penempatan

Proses evaluasi berfungsi untuk mengetahui posisi terbaik untuk seseorang sesuai
kapabilitas dan kapasitas yang dimilikinya. Dengan melakukan evaluasi,
manajemen perusahaan dapat menempatkan setiap karyawan di posisi yang paling
tepat sehingga menghasilkan kinerja yang optimal.
HALAMAN 7

Menurut Abdul Basir (1996), evaluasi merupakan proses pengumpulan data yang
deskriptif, informatif, prediktif. Dilaksanakan secara sistematik dan bertahap, guna
menentukan kebijaksanaan, sebagai upaya memperbaiki pendidikan.

Evaluasi juga dipandang sebagai proses merencanakan, memperoleh, dan


menyediakan informasi yang sangat diperlukan. Maka perlu dilakukan proses
evaluasi yang sistematis, guna menentukan sejauh mana tujuan pengajaran telah
dicapai oleh siswa.

Apa Bedanya Evaluasi, Pengukuran, dan Penilaian?

Meskipun prosesnya serupa, tetapi faktanya, ketiga hal ini memiliki perbedaan
yang signifikan,. Jika evaluasi berarti kegiatan atau proses menentukan nilai-nilai,
kriteria, atau tindakan dalam pembelajaran. Pengukuran adalah membandingkan
suatu hasil, baik itu tes, dengan standar yang benar dan sudah ditetapkan. Artinya,
pengukuran adalah proses menentukan kuantitas suatu kegiatan. Sedangkan
penilaian merupakan proses untuk mengambil keputusan, dengan menggunakan
segala informasi yang didapat, melalui hasil pengukuran. Penilaian juga dapat
diartikan, sebagai suatu usaha memperoleh berbagai informasi secara menyeluruh,
soal proses serta hasil perkembangan yang dicapai.

Jenis Evaluasi : Evaluasi memiliki dua jenis berbeda, yakni formatif dan sumatif.
Berikut pembahasan tentang jenis evaluasi, selengkapnya:

1. Evaluasi Formatif : Penilaian terhadap hasil yang telah dicapai, dari kegiatan
atau program kerja yang telah dilaksanakan. Biasanya, evaluasi ini dilakukan
secara rutin, setiap bulan atau per tahun. Sesuai dengan keperluan informasi hasil
penilaian, di mana manfaatnya, memberikan umpan balik kepada manajer
program, terkait kemajuan yang telah dicapai. Selain itu, juga untuk mengetahui,
apa saja hambatan yang dihadapi selama kegiatan pun program kerja berlangsung.

2. Evaluasi Sumatif : Penilaian terhadap hasil yang telah dicapai dari kegiatan atau
program kerja, secara keseluruhan, dari awal hingga akhir. Evaluasi jenis ini
dilakukan di akhir kegiatan, dengan jangka waktu yang ditetapkan. Jika program
kerja atau kegiatan memiliki jangka waktu enam bulan, maka evaluasi sematif,
juga dilakukan menjelang akhir bulan tersebut. Sementara untuk evaluasi dari
dampak kegiatan atau program kerja, bisa dilakukan usai proyek berakhir, dengan
memperhitungkan efeknya yang sudah nyata terlihat.
Tujuan Evaluasi

Mengetahui sebaik apa tingkat penguasaan seseorang terhadap kompetensi yang


telah ditetapkan.

Mengetahui kesulitan apa saja yang dialami seseorang dalam kegiatan, hingga bisa
dilakukan diagnosis, serta memungkinkan remedial teaching (perbaikan).

Mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas suatu metode, media, serta sumber
daya lain, dalam pelaksanaan kegiatan.

Sebagai hasil dan informasi penting bagi pelaksana evaluasi, untuk memperbaiki
kekurangan yang ada.

Menjadikannya sebagai acuan, di masa mendatang, dalam mengambil keputusan.

Fungsi evaluasi bermanfaat bagi pihak yang melakukan pun yang dievaluasi,
seperti beberapa di antaranya:

1. Diagnosa : Bertujuan untuk mengetahui kelebihan serta kekurangan seseorang


dalam bidang kompetensi tertentu. Contoh kelebihan dan kekurangan seorang
siswa, dalam mata pelajaran yang ia dapat di sekolah.

2. Penempatan : Bertujuan untuk mengetahui di mana posisi terbaik seseorang


dalam suatu bidang tertentu. Contoh, posisi terbaik apa untuk seorang karyawan,
sesuai bidang, di perusahaan.

3. Pengukuran Keberhasilan : Mengukur tingkat keberhasilan suatu program,


termasuk metode dan sarana yang digunakan, serta pencapaian tujuan.

4. Selektif : Menyeleksi seseorang, apakah memiliki komptensi sesuai standar yang


ditetapkan. Contoh, menentukan seseorang diterima kerja atau tidak, naik jabatan
atau tidak, dan lainnya.

Metode Evaluasi

Evaluasi bisa dilakukan dengan berbagai metode, tergantung pada bidang yang
akan dievaluasi, serta hasil yang di-inginkan.

1. Metode 360 Derajat

Mendapatkan umpan balik (feecback) ganda, yakni selain dari pimpinan


perusahaan/instansi, juga berasal dari kolega hingga konsumen.
Prosesnya dilakukan setiap tahun, kepada seluruh elemen organisasi, dengan
tujuan:

Memberikan umpan balik soal kelebihan dan kekurangan kinerja organisasi;

Mengenali arah strategis pengembangan organisasi;

Meningkatkan kolaborasi, saling pengertian antara unit organisasi;

Memberikan penghargaan dan insentif atas pencapaian prestasi; serta

Mengembangkan pembelajaran dalam hal keterbukaan—menerima kritik.

2. Metode Analisis Biaya-Manfaat

Dilakukan dengan mengidentifikasikan komponen-komponen yang termasuk ke


dalam manfaat (benefit), dan tergolong biaya (cost).

Berbagai komponen itu bisa bersifat nyata (tangible), pun tak nyata (intangible).

3. Metode Keputusan Teoretis : Terdapat dua jenis informasi yang digunakan,


yakni finansial, untuk mengevaluasi kinerja berdasarkan anggaran yang dibuat,
dibandingkan dengan kinerja aktual. Informasi non-finansial, untuk mengukur
kepuasan pelanggan, efisiensi proses internal, hingga efektivitas pengeluaran.

Tahap Evaluasi

Evaluasi memiliki tahapan yang harus diikuti, meski tak selalu sama, tetapi
berbagai tahapan penting untuk dilakukan, berkaitan dengan hasil akhir dari proses
evaluasi itu sendiri.

1. Menentukan Apa Saja yang Akan Dievaluasi

Dapat mengacu pada suatu program kerja atau kegiatan lainnya, di mana terdapat
faktor-faktor yang bisa serta perlu dievaluasi.

Tetapi secara umum, yang menjadi prioritas adalah hal-hal yang menjadi kunci
utama (key-success).

2. Merancang Kegiatan Evaluasi

Desain, evaluasi seperti apa yang akan dilaksanakan, agar data-data yang
dibutuhkan, tahapan kerja, serta siapa saja yang dilibatkan, dan apa saja yang
dihasilkan, menjadi jelas, sebelum evaluasi berlangsung.
3. Pengumpulan Data Evaluasi

Pengumpulan data dapat dilakukan secara efisien dan efektif, sesuai kaidah-kaidah
ilmiah yang berlaku, dan kebutuhan serta kemampuan.

4. Analisis Data dan Pengolahannya

Menganalisis data yang diterima, bisa berupa pengelompokan—agar lebih mudah


di-analisis—dengan menggunakan alat penganalisis yang sesuai.

Sehingga menghasilkan fakta terpercaya, dan hasil analisis, kemudian dapat


dibandingkan dengan harapan atau rencana awal.

5. Pelaporan Hasil Evaluasi

Tahapan evaluasi terakhir adalah pelaporan hasil, untuk dimanfaatkan oleh pihak-
pihak yang mempunyai kepentingan.

Sebab, hasil evaluasi itu harus di-dokumentasikan secara tertulis, agar bisa dibaca
dan bermanfaat sebagaimana mestinya.
HALAMAN 8

Cara mengidentifikasi masalah adalah dengan melihat adanya kesenjangan apa


yang seharusnya dan apa yang ada dalam kenyataan. Indentifikasi masalah
dilakukan dengan melihat perbedaan antara fakta di lapangan dengan teori dalam
ilmu pengetahuan. Setelah identifikasi masalah dilakukan lalu ditentukan rumusan
masalahnya. Rumusan masalah dituliskan menggunakan kalimat tanya.

Dalam suatu ilmu pengetahuan termasuk biologi, terdapat permasalahan yang


harus dipecahakan secara sistematis sehingga hasil yang diperoleh dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya. Cara yang ditempuh untuk menyelesaikan
suatu permasalahan dikenal dengan metode ilmiah. .

Manfaat hasil pemecahan masalah dengan metode ilmiah dalam berbagai bidang
antara lain:

Menemukan penyelesaian dari permasalahan yang berkembang di masyarakat


dalam berbagai bidang.

Menemukan pengetahuan baru seiring dengan permasalahan yang muncul dalam


masyarakat di berbagai bidang.

Tahap-tahap dalam metode ilmiah yaitu:

1. Menemukan permasalahan dan menentukan rumusan masalah : Masalah dalam


penelitian dapat diidentifikasi sebagai adanya kesenjangan antara apa yang
seharusnya dan apa yang ada dalam kenyataan. Rumusan masalah dituliskan dalam
bentuk kalimat tanya, jelas dan padat serta dapat diadikan dasar dalam
merumuskan hipotesa dan judul penelitian.

2. Melakukan observasi : Dapat dilakukan dengan cara suvey kondisi di lapangan,


melakukan studi pusataka, melalui wawancara dengan narasumber terkait atau ahli.
Dalam observasi sebaiknya dikumpulkan sebanyak mungkin informasi terkait
permasalahan yang telah ditentukan.

3. Membuat hipotesis : Hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara dari


sebuah penelitian, dugaan yang mungkin benar dan mungkin salah.

4. Melakukan eksperimen : Eksperimen dilakukan dengan membuat rancangan


eksperimen melibatkan variabel bebas, variabel terikat dan variabel
kontrol. Variabel dalam penelitian antara lain:
variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan
atau timbulnya variabel terikat. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat adanya variabel bebas. variabel kontrol adalah variabel
yang dibuat sama agar tidak berpengaruh terhadap variabel bebas yang diujikan.

5. Menganalisis data : Hasil eksperimen berupa data, baik data kuantitatif serta
data kualitatif kemudian dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan yang
sesungguhnya.

6. Membuat kesimpulan : Kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis data


eksperimen ini bersifat umum sehingga dapat diterapkan dalam berbagai
kemungkinan. Dari kesimpulan ini, dapat diketahui bahwa hipotesis yang telah
dibuat sebelumnya benar atau salah.

7. Mempublikasikan hasil eksperimen : Bertujuan agar dapat digunakan oleh


masyarakat luas. Untuk lebih memahami dalam penentuan hal-hal dalam
penelitian, berikut adalah contoh beberapa penelitian dengan rumusan masalah,
hipotesis beserta variabel penelitian.
HALAMAN 9

- Menentukan Persentase dalam Pengelolaan Keuangan

Untuk mengelola keuangan dengan baik, hal pertama yang perlu dilakukan adalah
menentukan berapa persen uang yang dialokasikan untuk operasional bisnis.Berapa
persen target laba yang ingin dicapai, berapa persen uang untuk cadangan kas
bisnis, serta berapa persen uang untuk pengembangan bisnis. Dengan menentukan
persentase, kita dapat lebih mudah mengelola keuangan sesuai dengan porsi yang
telah ditentukan di awal memulai bisnis.

- Bernegosiasi Sebelum Menandatangani Kontrak

saat melakukan pembelian dari vendor atau kontrak dengan supplier,


cobalah bernegosiasi dengan supplier untuk kesepakatan yang lebih baik. Jangan
lupa untuk memeriksa syarat pembelian seperti denda dan masa tenggang saat
membuat keputusan. Dengan bernegosiasi, terkadang kita akan mampu
mendapatkan penawaran terbaik sehingga lebih menghemat dan menjaga
kestabilan keuangan bisnis.

- Mengurangi Risiko Utang

Sebisa mungkin kurangi risiko utang dalam menjalankan bisnis. Mengembangkan


bisnis dengan cara berutang memang diperbolehkan. Namun, tetap harus berhati-
hati dengan utang. Tambahan beban cicilan utang dalam kondisi keuangan yang
kurang baik hanya akan memperburuk keadaan bisnis.

- Buat Evaluasi Tahunan

Membuat evaluasi keuangan adalah suatu tujuan akhir dari dokumentasi arus
dalam satu periode. Ada 2 alasan mengapa evaluasi keuangan harus
dilakukan. Yang pertama, evaluasi keuangan akan menampilkan sebuah
pencapaian perusahaan selama satu periode. Evaluasi tersebut dapat memberikan
informasi apakah langkah yang diambil sudah benar atau belum. Dengan evaluasi
juga kondisi keuangan selama satu periode akan dapat terlihat dengan jelas. Yang
kedua, evaluasi keuangan juga dapat memperlihatkan pola pengeluaran perusahaan
dalam satu periode. Apabila banyak terdapat kekurangan, maka kamu dapat
mengambil langkah perbaikan pada periode selanjutnya.

- Tentukan Jangka Waktu


Untuk mengelola keuangan dengan lebih baik kamu perlu memisahkan
berdasarkan jangka waktunya. Mulai dari membuat rencana general untuk bisnis
dengan program yang akan dilakukan selama satu periode. Lalu, membuat rincian
kebutuhan dari setiap programnya. Jika sudah membuat rincian program, bagi
menjadi beberapa kategori waktu pelaksanaan. Mulai dari pengeluaran harian,
mingguan dan bulanan untuk jangka pendek. Pengeluaran dengan waktu 1 hingga
3 tahun mendatang untuk jangka panjang.

- Buat Rencana Penghasilan

Untuk memulai sebuah pekerjaan diperlukan sebuah rencana yang baik. Namun,
apabila perencanaan tidak dijalankan sepenuhnya, maka hasil yang didapatkan
tentu tidak akan maksimal. Bukan tidak mungkin justru akan menimbulkan
kerugian. Karenanya, untuk mengelola keuangan diperlukan sebuah rencana untuk
mengatur pemasukannya.Pikirkan mana produk yang dapat menghasilkan untuk
perusahaanmu. Tentukan berapa banyak yang dapat diproduksi, lihat segmen
pasar dan pastikan target penjualanmu. Jangan lupa, susun strategi
pemasaran dengan lebih matang agar kamu dapat mencapai target sesuai dengan
yang sudah direncanakan.

- Pisahkan Antara Harta Pribadi dan Harta Perusahaan

Satu hal yang seringkali membuat para pebisnis gagal dalam bisnisnya adalah
dengan menganggap uang yang didapatkan dari usaha sebagai uang pribadinya.
Persepsi tersebut tidak salah apabila bisnis milik perorangan. Kebiasaan inilah
yang kadang membuat akhirnya bisnis tersebut gagal. Seperti contoh, biaya yang
seharusnya untuk produksi digunakan untuk membiayai kebutuhan pribadi. Hal
inilah yang membuat usaha tersebut kekurangan modal. Hal yang dapat kamu
lakukan adalah dengan melakukan pembukuan agar dapat membantu kamu melihat
arus kas keuangan perusahaan dan tentunya dengan pembukuan tersebut kamu
dapat memisahkan dari kebutuhan pribadi dan bisnis. Selain itu, kamu juga dapat
memisahkan keuangan pribadi dan keuangan bisnis ini menggunakan bank dengan
membuat rekening bisnis dan rekening pribadi.

- Kelola Arus Kas

Saat mengelola keuangan pastikan semua catatan disesuaikan dengan nota


pembelian ataupun bukti pengeluaran lainnya. Setelah mencatat pengeluaran, kamu
juga harus mendokumentasikan pemasukannya. Kedua rincian dana tersebut
nantinya dapat digunakan untuk membuat neraca keuangan. Dari
pembuatan neraca tersebut lah, kamu dapat mengetahui seberapa baik keuangan di
dalam perusahaan. Apabila arus kas tersebut sudah lancar, tetap harus melakukan
monitoring secara rutin dan berkala. Upayakan semua tagihan yang ada
terbayarkan agar tidak menjadi masalah dalam keuangan perusahaan.

- Memahami Akuntansi

Saat ingin mengelola keuangan dalam sebuah perusahaan, maka diperlukan


seseorang yang memahami secara jelas mengenai keuangan. Untuk itu pelaku
bisnis perlu memahami ilmu dan prinsip dasar akuntansi atau setidaknya mencari
seorang akuntan yang benar-benar ahli dalam bidang ini. Dengan memahami
akuntansi diharapkan bisnis yang dimiliki dapat memiliki pengelolaan keuangan
yang lebih baik. Baca juga tentang software pembukuan sederhana untuk
membantu akuntansi.
HALAMAN 10

Perencanaan keuangan, menurut Certified Financial Planner, Financial Planning


Standards Board Indonesia, adalah suatu proses untuk mencapai tujuan hidup
seseorang melalui pengelolaan keuangan secara terencana.

Perencanaan Strategis adalah seni dan ilmu untuk merencanakan, melaksanakan,


dan mengevaluasi keputusan strategis antar fungsi yang memungkinkan dalam
organisasi untuk mencapai tujuan. Dilihat dari sisi waktu perencanaan Jangka
panjang waktunya 20 â€― 30 tahun, perencanaan jangka menengah waktunya 3 â€―
5 tahun, sedangkan perencanaan jangka Pendek kurun waktunya paling lama satu
tahun. Strategi penyusunan dapat ditempuh melalui tim kecil penyusunan renstra,
dalam menyusun kerangka pikir renstra harus selalu memperhitungkan visi, misi,
tupoksi lembaga/unit kerja dan kebijakan pimpinan. Pendekatan dalam membuat
perencanaan strategis sebuah organisasi melalui pendekatan, Atas – Bawah, Bawah
– Atas dan campuran.

Banyak cara dalam penyusunan rencana strategis sebuah lembaga sesuai dengan
konsep yang dikembangkan para ahli manajemen, akan tetapi bila sebuah
organisasi atau lembaga telah memiliki acuan yang telah ditetapkan sebaiknya
acuan tersebut sebagai rujukan utama. Teori dan konsep rencana strategi sebagian
besar lahir dari konsep bisnis, misalnya: IE (Internal-Eksternal) matrik, SPACE
(Strategic Position and Action Evaluation) matrik, Grand Strategy matrik, TOWS
matrik dan BCG, dan sebagai penetapan alternative strategi dapat menggunakan
QSPM (Quantitative Strategies Planning Matriks) . Diantara konsep-konsep
tersebut yang tidak menggunakan parameter bisnis adalah: Matrik TOWS.
Sehingga dalam penyusunan rencana strategis yang akan dibahas akan mengambil
rujukan Inmendiknas No: 1/U/2002 yang menggunakan konsep TOWS matrik atau

Penyusunan rencana strategi sebuah lembaga yang perlu dipertimbangkan adalah


adanya kaitan yang erat antara Renstra dan LAKIP, sehingga petugas penyusun
laporan akuntabilitas akan dengan mudah melihat keterkaitan antara keduanya.
Dengan logika demikian maka dapat disimpulkan bahwa laporan akuntabilitas
tersebut merupakan satu tolok ukur keberhasilan dari renstra lembaga tersebut.

Pendekatan dalam membuat perencanaan strategis sebuah organisasi menurut


(Husein Umar: 2001) ada beberapa pendekatan, yaitu:
1. Pendekatan Atas â€― Bawah (Top â€― Down Approach): Perencanaan dibuat
pimpinan, unit dibawahnya tinggal melaksanakan.

2. Pendekatan Bawah â€― Atas (Bottom â€― Up Approach): Pimpinan


memberikan gambaran situasi dan kondisi (visi, misi, tujuan sasaran dan sumber
daya), memberi kewenangan kepada unit di bawah.

3. Pendekatan Campuran (Combination Approach): Pimpinan memberikan


petunjuk perencanaan secara garis besar, rencana detail diserahkan kpd kreativitas
unit di bawahnya.

4. Pendekatan Kelompok (Group Approach): Perencanaan dibuat oleh


sekelompok tenaga ahli, biasanya Biro Perencanaan.

Fungsi Perencanaan.

1. Penerjemah kebijakan Umum: kebijakan umum ditetapkan oleh pimpinan,


perlu diterjemahkan secara konkrit, jelas, komprehensi dan bertahap.

2. Perkiraan yang bersifat ramalan: perkiraan masa depan yang dianalisis secara
ilmiah berdasarkan fakta dan data masa lalu dan sekarang

3. Berfungsi ekonomi: sumber daya yang terbatas, maka pemanfaatannya perlu


perencanaan yang matang sesuai dengan kebutuhan

4. Memastikan suatu kegiatan: rencana yang mengatur hak dan kewajiban, tugas
dan tanggung jawab serta wewenang mereka, sehingga staf akan bekerja dengan
penuh kepastian.

5. Alat koordinasi: koordinasi merupakan kegiatan penting dalam pelaksanaan


fungsi manajemen dalam mencapai tujuan, kaitan pekerjaan satu dgn yang lain,
kapan dan bagaimana pelaksanaan, sehingga menjadi terpadu dan harmonis
HALAMAN 10

Tahapan Strategi

Strategy evaluation is the final stage in strategic management, and three


fundamental strategy evaluation activities are:

1. Reviewing external and internal factors that are the bases for current strategies

2. Measuring performance, and

3. Taking corrective actions.

Strategi evaluation akan menjadi bagian penting dari laporan akuntabilitas kinerja
sebuah lembaga atau organisasi.

Strategi Penyusunan Renstra

1. Tim penyusun

Tim penyusun renstra disarankan merupakan representasi dari seluruh unit kerja
yang ada di lembaga tersebut. Akan lebih efektif bila anggota tim tersebut adalah
mereka yang langsung menangani program di setiap unit kerja. Jumlahnya lebih
baik tidak lebih dari 5 orang sebagai tim inti. Untuk mendapatkan hasil yang
optimal maka tim tersebut dapat melakukan presentasi dihadapan staf pimpinan
dan staf lain yang relevan untuk mendapatkan masukan, kritik dan saran-saran.

2. Strategi penyusunan.

Strategi penyusunan dapat ditempuh melalui tim kecil penyusunan renstra.


Kegiatan menjaring informasi dapat ditempuh melalui brainstorming kemudian
disusun dalam satu sistematika yang ditetapkan. Untuk mencari masukan tidak
harus melalui pertemuan formal akan tetapi dapat ditempuh dengan cara konsultasi
pada pimpinan unit kerja yang di perlukan informasinya dan dianjurkan juga
menjaring informasi dari “stake holders― lainnya, seperti orang tua (komite
sekolah), Dinas Pendidikan atau pihak-pihak lain yang peduli terhadap sekolah
tersebut. Dalam menyusun kerangka pikir renstra harus selalu memperhitungkan
visi, misi, tupoksi lembaga/unit dan kebijakan pimpinan. Penyempurnaan perlu
dilakukan terus menerus sejalan dengan kebijakan pimpinan lembaga maupun
kebijakan pendidikan nasional.

Pemicu Kesulitan Keuangan dalam Berbisnis :


Jika telah mengetahui bisnis telah mengalami kesulitan keuangan , kita harus
bertindak secepatnya untuk memperbaikinya agar perusahaan atau bisnis tidak
masuk pada tahap kesulitan yang lebih berat seperti kebangkrutan ataupun
likuidasi.

1. Memisahkan Keuangan Pribadi dengan Perusahaan

Terkadang seringkali membuat para pebisnis gagal dalam bisnisnya adalah dengan
menganggap uang yang diterima dari usaha sebagai uang pribadinya. Persepsi
tersebut tidak salah apabila bisnis milik perorangan. Kebiasaan ini terkadang
akhirnya membuat bisnis tersebut gagal. Seperti contoh, biaya yang seharusnya
digunakan pada produksi, namun sekarang untuk membiayai kebutuhan pribadi.
Hal inilah yang membuat bisnis tersebut kekurangan modal.

2. Efesiensi Pengeluaran Agar Terhindar Dari Kesulitan Keuangan

Langkah kedua yang perlu dilakukan adalah meminimalisir pengeluaran bisnis


Anda. Sebelum memutuskan untuk membeli sesuatu, lakukan pertimbangan dan
kajian yang matang sehingga barang yang anda beli nantinya benar-benar efektif
dan dapat digunakan maksimal. Hal ini berguna untuk memicu penekanan biaya
pengeluaran yang tidak terkait dengan produk seperti biaya overhead.

3. Melakukan Inovasi Ketika Kesulitan Keuangan

Kondisi keuangan pada bisnis yang bermasalah bisa juga disebabkan karena
produk yang ditawarkan kurang memiliki daya tarik sehingga terjadinya penurunan
omzet. Pelaku bisnis memang sudah seharusnya mampu terus berinovasi karena
hal tersebut merupakan salah satu strategi bisnis ampuh untuk mendatangkan
penjualan.

4. Sisihkan Pendapatan Perusahaan Untuk Research and Development

Sebelum melakukan invovasi, perlu adanya research and development agar bisnis
dapat berkembang dan bisa melakukan ekspansi. Hal ini dapat mengevaluasi apa
saja yang perlu ditambahkan dalam bisnis , dan apakah diperlukan peningkatan
dari segi kualitas dan kuantitas dalam produksi. Hal ini disebut dengan proses
research and development.
HALAMAN 11

enyebab Kesulitan Keuangan

Kesulitan keuangan disebabkan oleh banyak faktor. Namun, secara garis besar bisa
disebabkan oleh pengeluaran yang tinggi, terlalu banyak aset yang tidak likuid,
perencanaan keuangan yang salah, atau pendapatan yang terancam. Berikut
beberapa faktor yang menyebabkan financial distress bagi perusahaan.

Penjualan tidak mencapai target, Manajemen arus kas yang buruk, Produk yang
tidak terjual, Perputaran karyawan yang tinggi. Dll.

Sementara itu, berikut ini adalah penyebab financial distress bagi individu :

Kurangnya perencanaan keuangan, Terlalu banyak pengeluaran, Terlalu banyak


hutang, Kehilangan sumber pendapatan.

Berikut beberapa gejala financial distress bagi perusahaan:

Kesulitan mencapai titik impas, Margin keuntungan kecil, Penjualan yang tidak
mencapai target.

Cara Mengatasi Kesulitan Keuangan : untuk mengatasi kesulitan keuangan,


perusahaan atau individu dapat mencoba restrukturisasi kredit dan atau mengurangi
biaya. Tentu saja, ada cara lain untuk mengatasi kesulitan keuangan. Berikut
beberapa tindakan yang dapat Anda lakukan:

Restrukturisasi kredit : Restrukturisasi kredit diberikan kepada perusahaan ketika


menghadapi kesulitan keuangan. Artinya perusahaan diberikan keleluasaan untuk
membayar utang kredit, seperti menurunkan suku bunga, memperpanjang jangka
waktu kredit, dan lain-lain. Ketika mendapat dapat merestrukturisasi kredit, hal
pertama yang dapat dilakukan adalah meninjau proposal rencana bisnis
perusahaan, meninjau bagian kinerja operasional dan pasar, dan menetapkan target
dan tenggat waktu target untuk mencapai tujuan. Tujuannya untuk mendapatkan
banyak aset likuid yang bisa digunakan untuk melunasi utang.

Meningkatkan sumber pendapatan : Coba untuk mencegah financial distress.

Pastikan rasio utang tidak melebihi 50% dari total aset bersih. Terapkan
perencanaan keuangan, dan lakukan penganggaran dengan benar.

Sementara individu dapat mencoba membuat peluang bisnis sampingan atau


mencari kerja sampingan.
Siapkan aset likuid. : Untuk perusahaan, kita juga harus pintar dalam pengaturan
arus kas dan anggaran kas untuk memastikan aset likuid tersedia ketika ada tenggat
pembayaran kredit. Untuk individu, dana darurat, tabungan, dan juga asuransi bisa
menjadi perlindungan ketika menghadapi risiko finansial. Pastikan mempunyai
dana darurat sebesar 6 kali pengeluaran bulanan, menabung sekitar 20% dari
pendapatan bulanan, serta memiliki asuransi jiwa atau kesehatan.

Faktor Penyebab Kesulitan Keuangan

Penyebabnya bisa berasal dari lingkungan internal perusahaan maupun dari


lingkungan eksternal perusahaan. Mochamad Naufal Syaifudin 2001 mengatakan
bahwa kesulitan keuangan disebabkan oleh kinerja keuangan perusahaan yang
buruk atau tingkat kesehatan keuangan perusahaan yang rendah karena beberapa
faktor, misalnya paparan krisis keuangan global. Menurut Jauch dan Glueck dalam
II-14 Peter and Joseph, 2011 faktor-faktor penyebab kebangkrutan adalah sebagai
berikut:

Faktor umum

Sektor Ekonomi Faktor-faktor yang menyebabkan kebangkrutan dari sektor


ekonomi adalah gejala inflasi dan deflasi harga barang dan jasa, kebijakan
keuangan, suku bunga, dan devaluasi atau revaluasi uang dalam kaitannya dengan
mata uang asing dan neraca pembayaran, surplus atau defisit dalam kaitannya
dengan perdagangan luar negeri.

Sektor Sosial Faktor sosial yang sangat berpengaruh terhadap kebangkrutan


cenderung gaya hidup masyarakat yang mempengaruhi permintaan produk dan jasa
atau cara perusahaan berhubungan dengan karyawan. Faktor sosial lainnya adalah
kerusuhan atau kekacauan yang terjadi di masyarakat.

Teknologi Penggunaan teknologi informasi juga menyebabkan biaya perusahaan


membengkak, terutama untuk pemeliharaan dan implementasi. Pembengkakan
terjadi, jika penggunaan teknologi informasi tidak direncanakan oleh manajemen,
sistem tidak terintegrasi dan pengelola pengguna kurang profesional.

Sektor Pemerintah Pengaruh sektor pemerintah berasal dari kebijakan pemerintah


tentang penghapusan subsidi kepada perusahaan dan industri, pengenaan tarif
ekspor dan impor barang, perubahan kebijakan undang-undang baru untuk
perbankan atau tenaga kerja dan lain-lain.
HALAMAN 12

Bisa disimpulkan operation research mampu mensinergikan proses pemikiran


manusia dengan metode khususnya yang ilmiah-matematis. Pendekatan yang
cukup berbeda daripada teknik research lainnya ini menawarkan kepastian bagi
pengambil keputusan. Karena metode ini menyajikan hasil yang memperhatikan
berbagai kemungkinan, memprediksi segala hasil yang dapat dicapai, dan
memperkirakan risiko kedepan. Selain itu, research ini dapat anda lakukan secara
menyeluruh atau cukup pada bagian tertentu yang dirasa perlu. Hasil yang
diperoleh nantinya akan memberikan insight lebih dalam mengenai teknik
pemecahan masalah apa yang paling tepat untuk diterapkan.

Operation research memiliki corak kerja untuk mengoptimalkan praktik dari


keputusan yang diambil. Untuk itu maka research harus menyediakan analisis-
analisis terbaik dalam keadaan tertentu untuk memberikan hasil yang diharapkan.
Caranya adalah dengan membandingkan dan mengerucutkan opsi-opsi yang
potenial menjadi bahan pertimbangan.

Mengatur manajemen waktu dan sistem penjadwalan

Dalam operasional riset, sistem waktu dan jadwal yang tersusun rapi menurut
prioritas akan mengatur semua kaitan dalam setiap lini di suatu oerusahaan.
Misalnya, saat dijadwalkan produksi pada tanggal tertentu, jadwal ketat dimulai
dari penerimaan bahan baku, pemrosesan, hingga pengemasan. Di luar itu,
terukurnya waktu juga mencakup aktivitas-aktivitas administratif, keuangan,
hingga penyimpanan.

Perencanaan sumber daya perusahaan dan manajemen supply chain

Untuk menunjang produktivitas perusahaan, banyak terlibat sumber daya di saat


yang bersamaan. Sumber daya seperti pekerja, modal serta bahan baku, aspek
pemrosesan hingga marketing harus diperhitungkan dengan baik. Dengan
formulasi yang jeli, masing-masing perhitungan akan memberikan nilai yang
seimbang pada keseluruhan operasional bisnis.

Termasuk juga untuk urusan supply chain, hasil matematis yang jelas akan
memberikan ketepatan nilai. Dengan begitu keputusan-keputusan yang diambil
dari tahap perencanaan hingga distribusi produk tidak menimbulkan sisa yang sia-
sia. Keuangan perusahaan pun tetap aman dan teralokasi dengan baik.
Manajemen inventory

Sistem pengaturan persediaan barang juga penting untuk dianalisis secara


matematis. Bukan apa-apa, namun masalah ini berkaitan langsung dengan
pengalokasian dana dan proyeksi profit usaha. Dengan hasil yang terukur maka
pemangku kepentingan dapat mengambil keputusan yang juga terukur. Seperti,
seberapa banyak produksi barang yang dapat distok dan pengamanan persediaan
barang di pasaran.

Risk Management

Bagi dunia bisnis, menganalisis risk management adalah langkah yang krusial.
Iklim persaingan kompetitif dan kondisi ekonomi nasional yang ikut
mempengaruhi perlu diantisipasi dengan baik. Salah satunya melalui data yang
bernilai dalam pengaturan risk management ketika beberapa kemungkinan buruk
menghantam operasionalitas perusahaan.

Data matematis akan lebih memudahkan untuk pengambilan keputusan dengan


tepat ditengah keadaan yang tidak mendukung. Maka agar perusahaan tetap
selamat dalam menghadapi semua tantangan yang ada, proses menganalisa
operational research pun harus dilakukan dengan ketelitian tinggi dan penuh
kehati-hatian.

Matangkan Rencana Bisnis agar usaha terus berkembang. ...


Miliki deskripsi usaha Anda dengan jelas untuk memunculkan keyakinan. ...
Memiliki sikap entrepreneur untuk memperoleh SDM terbaik. ...
Memiliki laporan keuangan yang bisa selalu dimonitor. ...
Selalu analisa peluang dan analisa kompetitor

Anda mungkin juga menyukai