Kelompok 6 - KMB 1 - Anemia
Kelompok 6 - KMB 1 - Anemia
PENYAKIT ANEMIA
Disusun Oleh :
Kelompok 6
Dosen Pengampu :
Aguscik, S.Kep., Ns., M.Kes
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena berkat segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi nikmat berupa sehat dan kelancaran dalam
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah
yang berjudul Prinsip dokumentasi dan format asuhan keperawatan.
Makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas mata ajar Keperawatan
Medikal Bedah di Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang. Penulis menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna baik dari isi maupun penyusunannya,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang terkait yang
sifatnya membangun agar dapat bermanfaat bagi penulis khususnya maupun orang lain yang
membutuhkan umumnya.
Dalam penyelesaian makalah ini tidak luput dari bantuan pikiran serta dorongan dari
berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang
setinggi – tingginya kepada semua pihak yang telah membantu. Semoga segala bantuan yang
telah diberikan kepada penulis mendapatkan pahala yang setimpal dari Allah SWT. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL.................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................3
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar ..................................................................................................4
2.2 Anatomi dan Fsiologi ......................................................................................5
2.3 Etiologi ..........................................................................................................12
2.4 Mnifestasi klinis ............................................................................................15
2.5 Patofisiologi .................................................................................................17
2. 6 Pemeriksaan Penunjang ..................................................................................22
2.7 Penatalaksanaan ...............................................................................................25
2.8 Komplikasi .......................................................................................................26
2.9 Kasus ................................................................................................................28
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................61
3.2 Saran ..............................................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................63
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
global dalam konstitusi WHO, pada decade terakhir telah disepakati komitmen global
Kesehatan telah menetap kanvisi “ Masyarakat Sehat Yang Mandiri Dan Berkeadilan “ (
salah satu hak dasar masyarakat,yaitu hak memperoleh pelayanan kesehatan sesuai
tahun 1992 tetang kesehatan. Pembangunan pesehatan harus dipandang sebagai suatu
investasi untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia yang antara lain suatu
komponen utama untuk pendidikan dan ekonomis serta kesehatan yang juga memiliki
banyak terjadi pada masyarakat terutama pada remaja dan ibu hamil.Anemia pada
remaja putri sampai saat ini masih cukup tinggi, menurut World Health Organization
(WHO) (2013), prevalensi anemia dunia berkisar 40-88%. Jumlah penduduk usia remaja
Anemia merupakan salah satu factor penyebab tidak langsung kematian ibu
komplikasi selama kehamilan dan persalinan mengalami penurunan pada tahun 2013
sebesar 289.000 orang.Target penurunan angka kematian ibu sebesar 75% antara tahun
1990 dan 2015 (WHO, 2015). Jika perempuan mengalami anemia akan sangat
berbahaya pada waktu hamil dan melahirkan. Perempuan yang menderita anemia akan
berpotensi melahirkan bayi dengan berat badan rendah (kurangdari 2,5 kg). Selainitu,
anemia dapat mengakibatkan kematian baik pada ibu maupun bayi pada waktu proses
Menurut data hasil Riskesdas tahun 2013, prevalensi anemia di Indonesia yaitu
21,7% dengan penderita anemia berumur 5-14 tahun sebesar 26,4% dan 18,4%
penderita berumur 15-24 tahun (Kemenkes RI, 2014). Data Survei Kesehatan Rumah
Tangga (SKRT) tahun 2012 menyatakan bahwa prevalensi anemia pada balita sebesar
40,5%, ibu hamil sebesar 50,5%, ibu nifas sebesar 45,1%, remaj aputri usia 10-18 tahun
sebesar 57,1% dan usia 19- 45 tahun sebesar 39,5%. Wanita mempunyai resiko terkenan
anemia Maka dari itu, di sini kami akan membahas tentang korupsi di Indonesia dan
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dengan konsep dasar anemia ?
2. Bagaimana menentukan diagnose, implementasi, intervensi dan evaluasi pada
penyakit pasien
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
2.1.1. Pengertian
Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah merah
dan hematokrit dibawah normal, secara fisiologis, anemia terjadi apa bila
penurunan produksi sel darah merah, dan / atau penurunan hemoglobin (Hb)
dalam darah sampai di bawah rentang normal 13,3 gr% (pria), 11,5 gr%
tersebut dapat terjadi akibat penurunan Sel Darah Merah (SDM), dan / atau
Margaret, 2009)
berat badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter. Keadaan jumlah darah
blood cell).
5) Trombosit : butir pembeku darah ± platelet.
Tabel 2.1
1. Hemoglobin<10gr/dl
2. Hematokrit <30%
3. Eritrosit <2,8juta
Tabel 2.2
Pembagian derajat anemia menurut WHO dan NCI (National Cancer Institute)
sel secara cepatdengan jarak yang pendek antara membran dan inti
dan hemoglobin yang terdiri atas heme dan globin.Jumlah eritrosit normal
1) Antigen A, B dan O
2) Antigen Rh
Proses penghacuran sel darah merah terjadi karena proses penuaan dan
heme.
dapat dibedakan menurut inti selnya serta warna bening (tidak berwarna).
Sel darah putih dibentuk di sumsum tulang dari sel-sel bakal. Jenis
jenis dari golongan sel ini adalah golongan yang tidak bergranula, yaitu
limfosit T dan B ; monosit dan makrofag; serta golongan yang bergranula
yaitu :
1) Eosinofil
2) Basofil
3) Neutrofil
penyakit, bakteri yang masuk ke dalam tubuh jaringan RES (sistem retikulo
endotel).
1) Agranulosit
a) Neutrofil
b) Eusinofil
Granula berwarna biru dengan pewarnaan basa, sel ini lebih kecil
2) Granulosita
a) Limfosit
1) Limfosit T
dalam darah sampai mereka bertemu dengan antigen dimana mereka telah
terjadi infeksi.
2) Limfosit B
sebagai fagosit. Jumlahnya 34% dari total komponen yang ada di sel darah
putih.
Trombosit adalah bagian dari beberapa sel-sel besar dalam sumsum tulang
yang terbentuk cakram bulat, oval, bikonveks, tidak berinti, dan hidup
darah. Fungsi lain dalam trombosit yaitu untuk mengubah bentuk dan
Bagian darah yang encer tanpa sel-sel darah, warnanya bening kekuning-
darahklien.
2.1.2.6 Limpa
Limpa merupakan organ ungu lunak kurang lebih berukuran satu kepalan
tangan. Limpa terletak pada pojok atas kiri abdomen dibawah kostae.
jaringan ikat, sel eritrost, sel leukosit). Suplai darah oleh arterilinealis yang
Fungsi Limpa
f) Pembentukan immunoglobulin.
9. Mencegah
perdarahan. (Handayani,
2008)
2.1.3. Etiologi
d) Keracuanan timah
e) Ganggauan C hemoglobin
jiwa)
berlebihan
merupakan bahan baku pembuat sel darah dan hemoglobin. Kekurangan zat
mengkonsumsi teh.
Merupakan anemia yang terjadi karena kekurangan asam folat atau disebut
dengan anemia defisiensi asam folat. Asam folat merupakan bahan esensial
untuk sintesis DNA dan RNA yang penting untuk metabolisme inti sel.
DNA diperlukan untuk sintesis, sedangkan RNA untuk pematangan sel.
pernisiosa ini tergolong anemia defisiensi asam folat. Bentuk sel darahnya
saraf dan purin. Selain asupan yang kurang, anemia pernisiosa dapat
pengurangan aliran darah ke organ yang kurang vital dan penambahan aliran
darah ke organ vital (otak dan jantung). Kehilangan darah yang mendadak
2. Leucositosis
oliguria/anuria.
1. Menurunnya jumlah sel induk yang merupakan bahan dasar sel darah
sel.
Merupakan anemia yang terjadi karena umur eritrosit yang lebih pendek/
sumsum tulang dapat membentuk 6-8 kali lebih banyak system eritropoetik
dari biasanya, sehingga banyak dijumpai eritrosit dan retikulosit pada darah
G6PD
2. Didapat, misalnya infeksi, sepsis, penggunaan obat-obatan, dan
keganasan sel
tanpa gejala yang tampak atau ketidakmampuan yang jelas secara bertahap
sama. Individu yang telah mengalami anemia selama waktu yang cukup
sedikit gejala atau tidak ada gejala sama sekali selain takikardi ringan saat
latihan. Dispnea latihan biasanya terjadi hanya dibawah 7,5 g/dl, kelemahan
hanya terjadi dibawah 6 g/dl, dispnea istirahat dibawah 3 g/dl, dan gagal
Pasien yang biasanya aktif lebih berat mengalami berat mengalami gejala,
kebutuhan oksigen yang rendah bisa tidak bergejala sama sekali, tanpa
10 g/dl.
Tanda dan gejala anemia sebenarnya bisa dideteksi . Sebenarnya kita bisa
mengenali tanda anemia itu salah satu cara untuk bisa menangani semenjak
awal anemia ini dan juga memberikan pengobatan anemia itu sendiri. Tanda
a) Klien terlihat lemah, letih, lesu, hal ini karena oksigen yang dibawa
d) Daya tahan tubuh menurun yang ditandai dengan mudah terserang sakit
e) Pada tingkat lanjut atau anemia yang berat maka klien bisa menunjukkan
tanda-tanda detak jantung cepat dan bengkak pada tangan dan kaki.
2.1.5. Patofisiologi disertai WOC ( Smelzer, Suzanne C, 2001 )
hilang melalui perdarahan atau hemplisis (destruksi), hal ini dapat akibat
efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau
samping proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah.
penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak
menurutCorwin, (2009)
2.1.6. Pemeriksaan penunjang
peningkatan.Pansitopenia (aplastik).
Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat
anemia, misal : pada tipe anemia tertentu, sel darah merah mempunyai
2.1.6.5 Tes kerapuhan eritrosit : menurun. Sel Darah Putih : jumlah sel total sama
menurun (aplastik)
(hemolitik)
2.1.6.7 Folat serum dan vitamin B12 membantu mendiagnosa anemia sehubungan
dengan defisiensimasukan/absorpsi:
Besi serum :tak adatinggi (hemolitik)
BC serum : meningkat
Guaiak :mungkin positif untuk darah pada urine, feses, dan isi
2.1.6.8 Analisa gaster : penurunan sekresi dengan peningkatan pH dan tak adanya
(aplastik).
2.1.7. Penatalaksanaan
2.1.7.1 Keperawatan
a) Anemia kekurangan zat besi. Bentuk anemia ini diobati dengan suplemen
zat besi, yang mungkin Anda harus minum selama beberapa bulan atau
lebih. Jika penyebab kekurangan zat besi kehilangan darah - selain dari haid
melibatkan operasi.
b) Anemia kekurangan vitamin. Anemia pernisiosa diobati dengan suntikan -
c) Anemia penyakit kronis. Tidak ada pengobatan khusus untuk anemia jenis
ini. Suplemen zat besi dan vitamin umumnya tidak membantu jenis anemia
ini. Namun, jika gejala menjadi parah, transfusi darah atau suntikan
tulang jika sumsum tulang berpenyakit dan tidak dapat membuat sel-sel
darah sehat. Perlu obat penekan kekebalan tubuh untuk mengurangi sistem
penyakit dapat berkisar dari obat yang sederhana hingga kemoterapi untuk
obatan yang menekan sistem kekebalan, yang dapat menyerang sel-sel darah
oksigen, obat menghilangkan rasa sakit, baik oral dan cairan infus untuk
2.1.7.2 Medis
membutuhkan oksigen
1. Anemiadefisiensi besi
b) Pemberian preparat fe
2.8 Komplikasi
Infeksi sering terjadi dan dapat berlangsung fatal pada masa anak-anak
kemampuan ereksi. Kelainan ginjal berupa nekrosis papilla karena sickling dan
pneomokek
hati
A. PENGKAJIAN
Nama : Ny. Y
Umur : 77 Tahun
Golongan Darah :O
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SD
No. MR 499124
Nama : Tn. M
Umur : 40 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Wirasuasta
Hub.keluarga : Anak
No. Register 49 91 24
Klien datang ke RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi melalui IGD pada
tanggal 03Juni 2018 Jam 11:30 dengan keluhan badan terasa pucat, lemas
B. RIWAYAT KESEHATANG
untuk mobilisasi dan hanya dapat berbaring di tempat tidur,mual tidak ada,
muntah tidak ada, BAB hitam tidak ada,gusi berdarah tidak ada,nyeri
tekan tidak ada dan klien sudah melakukan transfusi darah 1 kolf.
Klien mengatakan tidak ada keluarga yang memiliki penyakit yang sama
dengan yang klien derita saat ini,dan penyakit keturunan seperti Diabetes
GENOGRAM
Keterangan :
:Perempuan
:Pasien
:Meninggal
Tanda-tanda vital :
TD :103/56 mmHg
N :78x/i
T :36,2˚C
P :21 x/i
1. Kepala
a. Rambut
b. Mata
c. Telinga
d. Hidung
I :Simetris kiri dan kanan,tidak ada secret dan polip,tidak ada lecetan
di daerah
masih bagus
dan normal.
lengkap.
2. Leher
kekakuan pada
Kuduk.
3. Thorax
a. Paru-paru
tambahan.
Frekuensi 21x/i
b. Jantung
sinistra, nadi
78x/i
P : redup pada
(pinggang)
Bawah:Spatium Intercostal (SIC) V kiri agak ke medial
midklavikularis kiri
(tempat ictus).
4. Abdomen
abdomen normal,
P : Tympani
5.Punggung
7.Ekstemitas
3%(2-1), 20 tetes/i.
ekstermitas atas
maupun bawah.
Tabel 3.1
V.Aktivitas sehari-hari
Tabel 3.2
BAK
Frekuensi Kurang lebi 900 cc/hari
6x/hari
Bau Pesing Pesing
Kuning muda Kuning muda
Warna
Cair Cair
Konsitensi
Tidak ada Terpasang
Kesulitan kateter
VI.Riwayat Alergi
minuman.
VII.Data Psikologis
2. Prilaku verbal
3. Emosi
5. Konsep diri
6. Adaptasi
Klien dapat beradaptasi dan mengenali bahwa klin sekarang lagi berada
dirumah sakit.
1. Pola komunikasi
IX.Data spiritual
1. Keyakinan
Klien beragama ISLAM.
2. Ketaatan beribadah
X. DATA PENUNJANG
I. DATA LABORATORIUM
Tabel 3.3
II. Rongen
XI.PENGOBATAN
Tabel 3.4
N O NAMA DOSIS WAKTU INDIKASI KONTRA KE GUNAAN
OBAT INDIKASI
1 Ranitidine 25 mg/2 2x1 tukak lambung Riwayatalerg Untuk
ml (06:00/ dan tukak i terhadap mengobati
18:00) duodenum, ranitidin; maag dan
refluks Ibu yang asam
esofagitis, sedang lambung
dispepsia menyusui;
episodik kronis, Pemberian
tukak akibat ranitidin juga
AINS,tukak perlu diawasi
duodenum pada kondisi
karena H.pylori, gagal ginjal.
sindrom
Zollinger-
Ellison, kondisi
lain dimana
pengurangan
asam lambung
akan bermanfaat
2 Nacl 0,9 % 500 ml/ 20 Pengganti Hipernatremi Pengganti
12 jam tetes/m cairan plasma a, asidosis, cairan
enit isotonik yang hipokalemia. plasma
hilang. isotonik
Pengganti yang
cairan pada hilang.
kondisi
alkalosis
hipokloremia.
3 KSR 600 mg 2x1 Pengobatan dan Gangguan seseorang
pencegahan ginjal,blok memiliki
hipokalemia. AV,hipersen kadar
sitivitas,kons kalium
entrasi yang
plasma rendah
kalium dalam
darah(hip
okalemia).
4 Sukralfat si 500 mg 3x1(06 Sebagai Tidak boleh Digunaka
:00,13: profilaksis atau untuk pasien n untuk
00,18: pencegahan memiliki mengobati
00) tukak usus riwayat tukak usus
duabelas hipersensitif halus
jari(duodenum), terhadap duodenum
tukak sukralfat,tida ,tukak
lambung,mengu k dianjurkam lambung.
rangi resiko digunakan
ventilator- pada anak
associated usia < 15
pneumonia(VA tahun,jangan
P). gunakan obat
ini pada
pasien gagal
ginjal kronis
mengingat
resiko
nefropati
yang di
indikasi oleh
aliminium.
5 Triofusin 500 ml/ Memenuhi Gagal ginjal Untuk
24 jam kebutuhan tanpa memperol
energi total dan dialisis, eh energi
parsial, serta hipersensitif, yang di
elektrolit secara gangguan butuhkan
parenteral. hati berat, dengan
gangguan nutrisi
metabolisme parenteral
protein, total dan
asidosis persial.
metabolik,
hiperkalema,
dan
hipernitrema.
XII.DATA FOKUS
DATA SUBJEKTIF
2. Klien mengatakan badan terasa lemas dan hanya berbaring di tempat tidur.
DATA OBJEKTIF
kebutuhan nya.
BB :46 KG
N: 78x/I P : 21x/i
ANALISA DATA
Tabel 3.5
DO:
1. Klien terlihat kurang bersih
dan sedikit berbau
2. Pakaiaan klen tampak
kotor.
3. Klien terlihat di bantu
perawatmaupun keluarga
dalam pemenuhan
kebutuhan nya.
4. Klien tampak berbaring saja
di tempat tidur.
HGB klien :8.1* [g/dL]
DIAGNOSA KEPERAWATAN
biologis.
Tabel 3.7
P :Intervensi dilanjutkan
1. Observasi status hidrasi(kelembaban
membran mukosa).
2. Kaji TTV Pasien.
3. Observasi reaksi tranfusi.
2. Rabu 2 09:00 1. Mengkaji adanya alergi makanan00 S :1. Klien mengatakan tidak
06/06/2018 2. Menganjurkan pasien unt nafsu makan hanya bisa
meningkatkan intake. habis ½ porsi.
3. Meyakinkan diet yang dimak 2. Klien mengatakan badan terasa lemas
mngandung tinggi serat unt dan hanya berbaring di tempat tidur
mncegah konstipasi.
4. Memberikan makanan yang terpi O :Klien tampak tidak
(sudah di konsul tasikan deng menghabiskan makanan
ahli gizi ). nya(1/2 piring yang dapat
5. Memberikan informasi tenta klien habiskan).
kebutuhan nutrisi.
6. Kaji kemampuan pasien unt A :Masalah belum teratasi
mendapatkan nutrisi ya
dibutuhkan P :Intervensi di lanjutkan.
1. Mengkaji adanya alergi makanan.
2. Mengkolaborasikan dengan ahli gizi
untuk mnentukan jumlah kalori dan
nutrisi yag di butuhkan pasien.
3. Menganjurkan pasien untuk
meningkatkan intake.
4. Meyakinkan diet yang dimakan
mngandung tinggi serat untuk
mncegah konstipasi.
5. Memberikan makanan yang terpilih (
suah di konsultasikan dengan ahli
gizi ).
6. Memberikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi.
7. Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
3. Rabu 3 09:30 1. Memonitor kemampuan kl 00 S :1. Klien mengatakan badan
/06/2018 untuk perawatan diri yang mandi terasa bau.
2. Memonitor kebutuhan klien unt 2. Klien mengatakan belum ada mandi.
alat-alat bantu untuk kebersih 3. Klien mengatakan tidak mampu
diri, berpakaian, berhias, toileti untuk kekamar mandi.
dan makan.
3. Menyediakan bantuan sampai kl O : 1. Klien terlihat kurang
mampu secara utuh unt bersihdan sedikit
melakukan self-care. berbau.
4. Mendorong untuk melakuk 2. Pakaiaan klen tampak kotor.
secara mandiri, tapi beri bantu 3. Klien terlihat di bantu
ketika klien tidak mam perawatmaupun keluarga dalam
melakukannya. pemenuhan kebutuhan nya.
5. Mengajarkan klien/ keluarga unt 4. Klien tampak berbaring saja di
mendorong kemandirian, unt tempat tidur.
memberikan bantuan hanya j
pasien tidak mampu unt
melakukannya. A :Masalah belum teratasi
P :Intervensi di lanjutkan
1. Monitor kemampuan klien untuk
perawatan diri yang mandiri.
2. Monitor kebutuhan klien untuk alat-
alat bantu untuk kebersihan diri,
berpakaian, berhias, toileting dan
makan.
3. Sediakan bantuan sampai klien
mampu secara utuh untuk melakukan
self-care.
4. Dorong untuk melakukan secara
mandiri, tapi beri bantuan ketika
klien tidak mampu melakukannya.
5. Berikan aktivitas rutin sehari- hari
sesuai kemampuan.
EVALUASI
P :Intervensi dilanjutkan
1. Observasi status
hidrasi(kelembaban membran
mukosa).
2. KajiTTVPasien.
2. Kamis 2 08:30 1. Mengkaji adanya alergi 13:30 S :Klien mengatakan nafsu
07/06/2018 makanan. makan nya sudah ada walau
2. Menganjurkan pasien untuk sedikit.
meningkatkan intake.
09:00 3. Meyakinkan diet yang O :klien tampak tidak
dimakan mngandung tinggi menghabiskan makanan
serat untuk mncegah nya(dalam 1 porsi tinggal
konstipasi. 1/3 porsi yang klien
4. Memberikan makanan yang habiskan)
terpilih( sudah di konsultasikan
dengan ahli gizi). A : Masalah sebagian teratasi
5. Memberikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi. I : Intervensi di lanjutkan.
6. Kaji kemampuan pasien untuk 3. Anjurkan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang meningkatkan intake.
dibutuhkan 4. Yakinkan diet yang dimakan
mngandung tinggi serat untuk
mncegah konstipasi.
3. Kamis 3 8:30 1. Memonitor kemampuan klien 13:30 S :Klien mengatakan badan
07/06/2018 untuk perawatan diri yang terasa segar setelah di
mandiri. mandikan perawat.
2. Memonitor kebutuhan klien
untuk alat-alat bantu untuk O :Klien tampak rapi dan
kebersihan diri, berpakaian, bersih setelah di mandikan
berhias, toileting dan makan. dan bau badan klien sudah
3. Menyediakan bantuan sampai berkurang.
klien mampu secara utuh untuk
melakukan self-care. A : Masalah sebagian teratasi
4. Mendorong untuk melakukan
secara mandiri, tapi beri P : Intervensi dilanjutkan.
bantuan ketika klien tidak 3. Menyediakan bantuan sampai
mampu melakukannya. klien mampu secara utuh
5. Mengajarkan klien/ keluarga untuk melakukan self-care.
untuk mendorong kemandirian, 4. Mendorong untuk melakukan
untuk memberikan bantuan secara mandiri, tapi beri
hanya jika pasien tidak mampu bantuan ketika klien tidak
untuk melakukannya. mampu melakukannya.
NO HARI NO DX IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
TANGGAL
1. Jum`at 1 JAM JAM
09:00 1. Mengobservasi status 13:00 S : Klien mengatakan lemas
08/06/2018 hidrasi(kelembaban membran dibadannya sudah
mukosa). berkurang dan klien hanya
2. Mengkaji TTVPasien dapat berbaring di tempat
3. Mengobservasi reaksi tranfusi tidur saja.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
disimpulkan:
1 Pengkajian
klien yaitu Anemia dan nantinya data tersebut akan menjadi dasar bagi
keperawatan.
2 Diagnosa
Berdasarkan data yang didapat, ditemukan tiga diagnosa pada kasus Ny.Y
faktor biologis.
3 Intervensi Keperawatan
5 Evaluasi
Evaluasi dapat berupa respon verbal, respon non verbal dan hasil
5.2 Saran
Betz & sowden, 2009.Buku saku keperawatan Edisi 3 Alih Bahasa dr. Jan
EGC
Fraser Diane & Cooper Margaret .2009 Rencana Asuhan Keperawatan Medical
Bedah. Jakarta.EGC
Handayani Wiwik dan Andi Sulistyo. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien
AesculapiusJakarta
EGC : Jakarta