K.4 - 2B - Pak Aguscik
K.4 - 2B - Pak Aguscik
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
KATA PENGANTAR
1
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi rahmat dan
karunia- Nya sehingga makalah tentang “SARS” ini dapat terselesaikan. Makalah
ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Sistem Respirasi 2. Saya mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan
sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................... 1
DAFTAR ISI..........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................3
1.1 LATAR BELAKANG...........................................................................3
1.2 RUMUSAN MASALAH.......................................................................3
1.3 TUJUAN.................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................4
2.1 PENGERTIAN...............................................................................................4
2.2 ETIOLOGI.....................................................................................................4
2.3 PATOFISIOLOGI.........................................................................................5
2.4 PATHWAY....................................................................................................6
2.5 TANDA DAN GEJALA................................................................................7
2.6 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK.................................................................8
2.7 PENATALAKSANAAN...............................................................................8
2.8 KOMPLIKASI...............................................................................................8
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN.................................................................10
3.1 PENGKAJIAN...............................................................................................10
3.2 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK.................................................................11
BAB IV PENUTUP...............................................................................................22
4.1 KESIMPULAN........................................................................................22
4.2 SARAN....................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................23
3
BAB I
PENDAHULUAN
Pneumonia (CVP), suspek (suspect case) terjadi pada seseorang setelah 1 Februari 2003 lalu. Wabah
penyakit gangguan pernapasan misterius ini terus melanda kawasan Asia dan terus meminta korban.
Seorang pasien di Hongkong menjadi korban tewas keenam di wilayah administrative.
1.3 Tujuan
Tujuan dan maksud dari pembutan makalah ini, adalah kami bermaksud membahas dan berbagi
pengetahuan tentang ”Penyakit SARS” seperti yang tertera pada rumusan masalah di atas. Kami bertujuan
& berharap semoga makalah ini dapat menjadi referensi dan
berguna bagi para pembaca.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 Pengertian
SARS ( severe acute respiratory syndrome) adalah sekumpulan gejala sakit pernapasan yang
mendadak dan berat atau disebut juga penyakit infeksi saluran pernafasan yang disebabkan oleh virus
Corona Family Paramyxovirus.
SARS ( severe acute respiratory syndrome) adalah suatu jenis kegagalan paru-paru dengan berbagai
kelainan yang berbeda, yang menyebabkan terjadinya pengumpulan cairan di paru-paru (edema paru).
2.2 Etiologi
Etiologi SARS masih dipelajari. Pada 7 April 2003, WHO mengumumkan kesepakatan
bahwa coronavirus yang baru teridentifikasi adalah mayoritas agen penyebab SARS. Coronavirus
berasal dari kata “Corona” yang berasal dari bahasa Latin yang artinya “crown” atau mahk ota. Ini
sesuai dengan bentuk Coronavirus itu sendiri yang kalau
dilihat dengan mikroskop nampak seperti mahkota.
Penyebabnya lain bisa karena penyakit apapun, yang secara langsung ataupun tidak langsung yang
melukai paru-paru, diantaranya :
1. Pneumonia
5
2.3 Patofisiologi
Penyebab penyakit SARS disebabkan oleh coronavirus (family paramoxyviridae) yang
pada pemeriksaan dengan mikroskop electron. Virus ini stabil pada tinja dan urine pada suhu kamar selama
1-2 hari dan dapat bertahan lebih dari 4 hari pada penderita diare. Seperti virus lain, corona menyebar
lewat udara, masuk melalui saluran pernapasan, lalu bersarang di paru-
paru. Lalu berinkubasi dalam paru-paru selama 2-10 hari yang kemudian menyebabkan paru-
paru akan meradang sehingga bernapas menjadi sulit. Metode penularannya melalui udara serta kontak
langsung dengan pasien atau terkena cairan pasien. Misalnya terkena ludah (droplet) saat pasien bersin dan
batuk. Dan kemungkinan juga melalui pakaian dan alat-alat yang terkontaminasi.
Cara penularan : SARS ditularkan melalui kontak dekat, misalnya pada waktu merawat
penderita, tinggal satu rumah dengan penderita atau kontak langsung dengan secret atau cairan tubuh
dari penderita suspect atau probable. Penularan melalui udara, misalnya
penyebaran udara, ventilasi, dalam satu kendaraan atau dalam satu gedung diperkirakan tidak
terjadi, asal tidak kontak langsung berhadapan dengan penderita SARS. Untuk sementara, masa menular
adalah mulai saat terdapat demam atau tanda-tanda gangguan pernafasan
Masa penularan berlangsung kurang dari 21 hari. Petugas kesehatan yang kontak langsung dengan
penderita mempunyai risiko paling tinggi tertular, lebih-lebih pada petugas yang melakukan tindakan pada
sistem pernafasan seperti melakukan intubasi atau nebulasi.
6
2.4 PATHWAY Kurang Informasi
1. Batuk
2. Bersin
Kontak/invasi saluran
pernapasan
Masuk saluran
pernapasan
bawah
keluar Masuk
Aktifan antibody
Antigen Reaksi
Proses reflikasi antibody
Cemas
cepat inflamasi
Metabolisme Resiko
meningkat kekurangan
cairan
Sekresi mukus
7
Kerusakan pertukaran gas Tidak mampu memenuhi
kbutuhan nutrisi
Pnurunan O2 k’jaringan
Perubhn nutrisi <
Klebihan CO2 Metabolisme anaerob kbutuhan
Perubahan RR
Penekanan SSP
Kesadaran
Suhu badan lebih dari 38oC, ditambah batuk, sulit bernapas, dan napas pendek-
pendek. Jika sudah terjadi gejala-gejala itu dan pernah berkontak dekat dengan pasien
penyakit ini, orang bisa disebut suspect SARS. Kalau setelah di rontgen terlihat ada
pneumonia (radang paru-paru) atau terjadi gagal pernapasan, orang itu bisa disebut probable SARS atau
bisa diduga terkena SARS.
Gejala lainnya sakit kepala, otot terasa kaku, diare yang tak kunjung henti, timbul
bintik-bintik merah pada kulit, dan badan lemas beberapa hari. Ini semua adalah gejala yang kasat mata
bisa dirasakan langsung oleh orang yang diduga menderita SARS itu. Tapi gejala itu tidak cukup kuat
jika belum ada kontak langsung dengan pasien. Tetap diperlukan
pemeriksaan medis sebelum seseorang disimpulkan terkena penyakit ini. Paru-parunya mengalami radang,
limfositnya menurun, trombositnya mungkin juga menurun. Kalau sudah
berat, oksigen dalam darah menurun dan enzim hati akan meningkat. Ini semua gejala yang
bisa dilihat dengan alat medis. Tapi semua gejala itu masih bisa berubah. Penelitian terus dilangsungkan
sampai sekarang.
8
2.6 Pemeriksaan Penunjang
2) Pada pemeriksaan fisik : dengan menggunakan stetoskop, terdengar bunyi pernafasan abnormal
(seperti ronki atau wheezing). Tekanan darah seringkali rendah dan kulit, bibir serta kuku penderita
tampak kebiruan (sianosis, karena kekurangan oksigen).
5) Pemeriksaan Bakteriologis : sputum, darah, aspirasi nasotrakeal atau transtrakeal, aspirasi jarum
transtorakal, torakosentesis, bronskoskopi, biopsy
6) Test DNA sequencing bagi coronavirus yang dapat diperoleh hasilnya dalam 8 jam dan sangat
akurat. Test yang lama hanya mampu mendeteksi antibody.
2.7 Penatalaksanaan
1. Terapi supportif umum : meningkatkan daya tahan tubuh berupa nutrisi yang adekuat,
pemberian multivitamin dan lain-lain.
- Terapi oksigen
- Fisioterapi dada
- Pengaturan cairan
- Obat inotropik
- Ventilasi mekanis
- Drainase empiema
9
2. Terapi antibiotik
Agen anti-bakteri secara rutin diresepkan untuk SARS karena menyajikan fitur non- spesifik dan
cepat tes laboratorium yang dapat diandalkan untuk mendiagnosis SARS-cov virus dalam beberapa hari
pertama infeksi belum tersedia. Antibiotik empiris yang sesuai dengan demikian diperlukan untuk
menutupi terhadap patogen pernafasan Common per
Setelah mengesampingkan patogen lain, terapi antibiotik dapat ditarik. Selain efek antibakteri
mereka, beberapa antibiotik immunomodulatory dikenal memiliki sifat, khususnya quinolones dan
makrolid. Efeknya pada kursus SARS adalah belum ditentukan.
SARS dapat hadir dengan spektrum keparahan penyakit. Sebagian kecil pasien dengan penyakit
ringan pulih baik bentuk khusus tanpa pengobatan atau terapi antibiotik saja. Antibiotik :
- Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab
2.8 Komplikasi
1. Abses paru 2.
Efusi pleural 3.
Empisema 4.
Gagal nafas 5.
Perikarditis 6.
Meningitis
7. Atelektasis
8. Hipotensi
9. Delirium
2.8 Programpemerintahdalampenanggulanganpenyakitendemis:SARS
Pemerintah Menetapkan SARS sebagai Penyakit yang dapat Menimbulkan Wabah
Dipublikasikan Pada : Kamis, 03 April 2003 18:31:54, Dibaca : 60.051 Kali
Pemerintah RI menetapkan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) atau Penyakit Pernafasan Gawat Mendadak sebagai
penyakit yang dapat menimbulkan wabah sesuai Undang-undang No. 4 Tahun 1984 tentang
Wabah Penyakit Menular. Pengumuman pemerintah itu dituangkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
10
424/MENKES/SK/IV/2003 dan mulai berlaku sejak tanggal 3 April 2003.
Demikian penegasan Dr. Achmad Sujudi dengan didampingi Menko Kesra M. Jusuf Kalla ketika menyampaikan
pengumuman pemerintah kepada wartawan dalam dan luar negeri di kantor Departemen Kesehatan tanggal 3 April 2003.
Usai membacakan pengumuman, Menko Kesra dan Menkes langsung melakukan peninjauan ke Bandara Soekarno Hatta
Cengkareng dan RS Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso di Sunter Jakarta Utara.
Menurut Menkes, dalam UU No. 4 Tahun 1984 disebutkan, menteri menetapkan daerah tertentu dalam wilayah Indonesia
yang terjangkit wabah sebagai daerah wabah. Dalam kaitan dengan SARS tidak disebutkan daerah tertentu, tetapi yang
terancam adalah seluruh wilayah Indonesia yaitu melalui pintu-pintu masuk baik pelabuhan udara maupun pelabuhan laut. Di
samping itu Indonesia berdekatan dengan wilayah/negara yang terjangkit SARS seperti Singapura, Hongkong, China dan
sebagainya.
Dalam keputusan Menkes No. 424/MENKES/SK/IV/2003 juga disertai pedoman penanggulangan SARS sehingga dapat
dijadikan acuan bagi seluruh jajaran kesehatan baik di tingkat Pusat maupun Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Dalam pedoman itu disebutkan, SARS merupakan infeksi pernafasan sangat akut yang menyerang manusia dengan
menunjukkan kumpulan gejala sebagai berikut.
Kasus Suspek (Suspect Case) ditandai demam tinggi lebih 38 derajat Celcius dengan satu atau lebih gangguan
pernafasan yaitu batuk, nafas pendek dan kesulitan bernafas. Selanjutnya dalam 10 hari terakhir sebelum sakit, mempunyai
riwayat kontak erat dengan seseorang yang telah didiagnosa sebagai penderita SARS atau melakukan perjalanan ke tempat
yang dilaporkan adanya penderita SARS. Gejala lain yang mungkin ditemukan pada penderita SARS adalah sakit kepala,
kaku otot, lemah, gangguan kesadaran, nafsu makan hilang dan kulit merah.
Kemungkinan kasus (Probable Case) adalah kasus suspek dengan gambaran foto thorax menunjukkan tanda-tanda
pneumonia atau respiratory distress syndrome atau seseorang yang meninggal karena saluran pernafasan yang tidak jelas
penyebabnya dan pada pemeriksaan autopsi ditemukan tanda patologis berupa "respiratory distress syndrome" yang tidak
jelas penyebabnya.
Menkes lebih lanjut menegaskan, sampai dengan tanggal 30 Maret 2003 penyebab yang pasti dari SARS belum dapat
dipastikan, tetapi tim WHO memperkirakan penyebabnya adalah corona virus. Penularan terjadi melalui kontak erat dengan
penderita, baik sewaktu berbicara, batuk atau bersin. Penularan melalui udara, misalnya penyebaran udara, ventilasi, dalam
satu kendaraan, dalam satu gedung tidak terjadi asal tidak kontak langsung dan berhadapan dengan penderita. Masa inkubasi
berdasarkan penelitian sementara ditetapkan 2-10 hari.
Upaya penanggulangan ditujukan untuk memperkecil angka kematian, membatasi penularan serta penyebaran
penyakit agar tidak meluas ke daerah lain. Di Bandara/Pelabuhan, semua penumpang alat angkut dari negara/wilayah
terjangkit SARS diberikan Kartu Kewaspadaan Kesehatan (Health Alert Card) pada saat tiba di bandar udara, pelabuhan laut
atau pos lintas batas darat. Jika ada penumpang yang diduga menderita SARS maka petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan
(KKP) menyiapkan diri dengan mengenakan masker untuk memeriksa dan memberikan pertolongan medis seperlunya serta
merujuk ke rumah sakit yang telah ditetapkan.
Penanganan penumpang lain dalam alat angkut yang membawa penumpang yang diduga menderita SARS dilakukan sebagai
berikut:
Penumpang bukan transit dicatat nama, umur, jenis kelamin, alamat rumah dan pekerjaannya dan diserahkan kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota tempat tinggal atau tempat tujuan perjalanannya serta diberikan Kartu Kewaspadaan Kesehatan.
Penumpang transit ke dalam negeri dicatat nama, umur, jenis kelamin, alamat rumah dan pekerjaan dan diserahkan kepada
11
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), memberitahukan KKP tujuan serta diberikan Kartu Kewaspadaan Kesehatan.
Penumpang transit ke luar negeri, diberikan penjelasan seperlunya bahwa di dalam alat angkut yang ditumpangi terdapat
penumpang yang diduga menderita SARS. KKP juga memberitahukan Pilot Pesawat atau Nakhoda Kapal agar sebelum
sampai di tempat tujuan memberitahukan kepada Bandar udara atau pelabuhan laut bahwa alat angkut tersebut membawa
penumpang yang diduga menderita SARS.
Sedangkan penanganan di luar bandara/pelabuhan tata laksana pasien yang diduga menderita SARS agar mengikuti rambu-
rambu perawatan penderita SARS secara cermat dan menerapkan tindakan pencegahan penularan melalui udara, droplet dan
kontak. Pasien dengan kemungkinan SARS harus diisolasi dan dirawat di ruang tekanan negatif dengan pintu tertutup, ruang
sendiri dengan fasilitas kamar mandi, pengelompokan penderita di dalam suatu tempat dengan sistem ventilasi udara
tersendiri. Apabila sistem ventilasi tidak tersendiri, maka direkomendasikan untuk mematikan AC dan membuka jendela agar
ventilasi udara menjadi lancar tetapi sedapat mungkin pasien yang dinyatakan SARS dipisahkan dengan pasien yang
dicurigai lainnya atau mempunyai gejala yang sama.
Dalam pedoman penanggulangan SARS, juga tercantum nama-nama rumah sakit yang ditetapkan sebagai rumah sakit
rujukan kasus SARS adalah RS H. Adam Malik / RS Pirngadi Medan, RSUD Otorita Batam, RSUD Tanjung Balai Karimun,
RSUD Dumai, RSUD Tanjung Pinang, RSUD Tembilahan, RSPI Sulianti Saroso Jakarta dan RS Persahabatan (cadangan),
RS Muwardi Solo, RSUD Dr. Soetomo Surabaya, RSUD Dr. Sudarso Pontianak, RSUD Tarakan, RSUD Balikpapan, RS Dr.
Wahidin Sudiro Husodo Makasar, RS Malalayang Manado dan RS Sanglah Denpasar.
Menko Kesra M. Jusuf Kalla menambahkan, pemerintah mengeluarkan petunjuk (travel advisory) yaitu bagi warga
negara Indonesia disarankan untuk sedapat mungkin membatasi berkunjung ke negara/wilayah terjangkit SARS kecuali
untuk urusan/keperluan yang sangat mendesak. Jika karena keperluan sangat mendesak terpaksa berkunjungan ke
negara/wilayah terjangkit SARS, dianjurkan agar anak usia balita dan orang lanjut usia tidak diikutsertakan berkunjung.
Memperhatikan dan mengikuti peraturan-peraturan dan cara-cara pencegahan SARS yang diberlakukan di negara yang
bersangkutan serta mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya.
12
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas pasien
Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, keyakinan, pekerjaan, status perkawinan, dan alamat.
sejak kapan, semakin memburuknya kondisi / kelumpuhan, upaya yang dilakukan selama
menderita penyakit.
pernafasaan diafragma dan perut meningkat, pernafasan cuping hidung, pola nafas cepat
dan dangkal, retraksi otot bantu pernafasan, RR > 30x/menit.
13
B5:
Mual, muntah, diare, bising usus meningkat, nafsu makan menurun. B6:
Nyeri otot, kelemahan pada otot.
pernafasan abnormal (seperti ronki atau wheezing). Tekanan darah seringkali rendah dan kulit, bibir
serta kuku penderita tampak kebiruan (sianosis, karena kekurangan oksigen). 3) Pemeriksaan yang
biasa dilakukan untuk mendiagnosis SARS :
a. Rontgen dada (menunjukkan adanya penimbunan cairan di tempat yang seharusnya terisi udara)
14
3.4 Rencana Keperawatan
No Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
h. Monitor status
oksigen pasien i.
Ajarkan keluarga
15
bagaimana cara
melakukan suksion
menunjukkan
bradikardi,
peningkatan saturasi
O2, dan lain-lain.
bila perlu
b. Posisikan pasien untuk
memaksimalkan
ventilasi
perlunya
pemasangan alat
jalan nafas buatan d.
Lakukan fisioterapi
dada jika perlu e.
Auskultasi suara
nafas, catat adanya
suara tambahan
f. Kolaborasi
pemberian
bronkodilator bila
16
perlu
g. Atur intake untuk
cairan
mengoptimalkan
keseimbangan.
h. Monitor respirasi
dan status O2
17
berlebihan output
j. Dorong keluarga
untuk membantu
pasien makan
k. Kolaborasi dokter
l. Atur kemungkinan
tranfusi
m. Persiapan untuk
tranfusi
18
e. Membran mukosa
g. Pantau adanya
dan konjungtiva Komplikasi GI
tidak pucat
Terapi gizi
a. Monitor masukan
makanan atau
minuman dan hitung
kalori harian secara
tepat
gizi
c. Pastikan dapat
protein)
d. Berikan
perawatan mulut e.
Pantau hasil
labioratoriun
protein, albumin,
globulin, HB
variasi yang
19
menarik
4 Intoleransi aktivitas
NOC : NIC :
berhubungan dengan isolasi
Activity Therapy
respiratory. a. Energy conservation
a. Kolaborasikan dengan
b. Self Care : ADLs
Tenaga Rehabilitasi
mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber
yang diperlukan
untuk aktivitas yang
20
diinginkan e.
Bantu untuk
mendapatkan alat
bantuan aktivitas
seperti kursi roda,
krek
f. Bantu untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang
disukai
h. Bantu
pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
i. Bantu pasien untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan
j. Monitor respon fisik,
emosi, social dan
spiritual
Energy Management
21
aktivitas
b. Dorong anal untuk
mengungkapkan
perasaan terhadap
keterbatasan
kelelahan
d. Monitor nutrisi dan
sumber energi
e. Monitor pasien akan
adanya kelelahan
fisik dan emosi
secara
berlebihan
f. Monitor respon
kardiovaskuler
terhadap aktivitas
g. Monitor pola tidur
dan lamanya
tidur/istirahat
pasien
22
5 Defisit pengetahuan NOC : NIC :
berhubungan dengan Teaching : disease Process
a. Knowledge : disease
perawatan
process a. Berikan penilaian
b. Knowledge : health tentang tingkat
Behavior pengetahuan pasien tentang
proses
Kriteria Hasil :
penyakit yang spesifik
f. Sediakan informasi
pada pasien tentang kondisi,
dengan cara
23
yang tepat
g. Hindari harapan
yang kosong
h. Diskusikan
perubahan gaya
pengontrolan
penyakit
i. Diskusikan pilihan
terapi atau
penanganan
j. Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second
opinion dengan cara
yang tepat atau
diindikasikan
k. Eksplorasi
kemungkinan
sumber atau
dukungan, dengan cara
yang tepat
kesehatan.
24
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
SARS ( severe acute respiratory syndrome) adalah suatu jenis kegagalan paru-paru dengan
berbagai kelainan yang berbeda, yang menyebabkan terjadinya pengumpulan cairan di paru-paru
(edema paru).
4.2 Saran
Kita sebagai mahasiswa Perawat di harapkan mengerti dan memahami tentang
Asuhan Keperawatan pada Klien SARS, dan kami mohon kritikannya bagi pembaca Asuhan
Keperawatan yang kami buat agar bisa membangun makalah ini dengan lebih
baik lagi.
25
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keper awatan M edikal Bedah, edisi 8 volume 3, EGC,
Jakarta
M ansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokter an Jil id I I Edisi Ketiga. 1999. Media Aescul apius :
Jakarta.
M ansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokter an Jil id I I Edisi Ketiga. 1999. Media Aescul apius :
Jakarta.
http://dhewyner z.blogspot.com/2009/11/askep-sars.html
26