Anda di halaman 1dari 5

PAHAM FASISME

TUGAS HARIAN

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


SEJARAH INTELEKTUAL

Dosen Pengampu :
DrS. Marjono, M.Si

Disusun oleh:
As'ad Syamsul A

NIM: 180210302080

Kelas : B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020
FASISME

A. PENGERTIAN FASISME

1. Pengertian Fasisme Menurut Para Ahli

Adapun penjelasan mengenai paham fasisme dalam pandangan para ahli adalah 
antara lain sebagai berikut

i. Reich

Pengertian fasisme dalam pandangannya adalah bahwa paham atau ideologi fasisme
diakibatkan oleh represi seksual dalam masyarakat yang otoriter serta terkekang.

ii. Moore

Menurut Moore, definisi fasisme merupakan cerminan dari kapitalisme yang berkembang


seiring pengertian demokrasi kediktatoran yang tergantung pada aliansi kelas tuan tanah,
buruh tani, dan borjuis perkotaan, di mana pertanian yang represif berkuasa.

iii. Poluantzas

Makna fasisme ialah paham atau pandangan yang dikarenakan oleh krisis ekonomi serta
ideologi di dalam kelas penguasa.

iv. Roger Griffin

Menurut Griffin, fasisme merupakan bentuk revolusioner transkelas anti-liberal


dan nasionalisme anti-konservatif yang dibangun di berbagai kompleks pengaruh teoritis dan
budaya.

Jadi dapat disimpulkan secara umum fasisme merupakan ideologi atau paham yang
berjalan secara absolut dan tegas, yang mengedepankan militerisme, membenci komunisme,
tidak percaya pada politik demokrasi, berkomitmen pada negara satu-partai, dan meyakini
pemimpin karismatik.

2. Perkembangan Fasisme

Fasisme muncul dan berkembang di negara-negara yang relatif lebih makmur dan
secara teknologi lebih maju (Jerman di Eropa dan Jepang di Asia). Untuk pertumbuhan
Fasisme adalah pencapaian tingkat atau tahap tertentu dalam perkembangan industri. Setidak-
tidaknya ada dua titik temu antara Fasisme dan tingkat industrialisasi yang relatif maju.
Pertama, aksi diperolehnya. Aksi terror dan propaganda memerlukan banyak pengaturan
secara teknologis dan teknologi. Kedua, sebagai suatu sistem mobolisasi permanen untuk
keperluan perang, Fasisme tidak mungkin berhasil tanpa keahlian dan sumber-sumber daya
industri yang maju.

Dari segi latar belakang sosial, Fasisme menarik minat dua kelompok secara khusus.
Pertama, sistem itu menarik sekelompok kecil industriawan dan tuan tanah yang bersedia
membiayai gerakan-gerakan Fasis dengan harapan bahwa sistem itu dapat melenyapkan
serikat-serikat buruh bebas. Di negara-negara yang memiliki Tradisi Liberal
dan demokrasi yang kuat, misalnya kaum industriawan memiliki keperayaan yang tidak lebih
ataupun kurang dari kelompok lainnya pada proses Demokrasi. Tetapi jika demokrasi goyah,
seperti yang terjadi di Jerman, Italia dan Jepang hanya di butuhkan segelintir industriawan
kaya dan tuan tanah saja untuk membiayai gerakan-gerakan Fasis.

Di Italia, pada tahap awal Fasisme mendapat dukungan kuat dari angkatan bersenjata.
Di Jepang Fasisme berkembang atas dukungan yang aktif dari militer yang memiliki alasan
untuk menjadi tiang penyanggah utama dari rezim yang memiliki kepentingan ekspansi
Imperialis. Di Argenina pemerintahan yang semi konstitusional disingkirkan dalam suatu
pemberontakan oleh para perwira muda di bawah Pimpiman Peron. Yang memulai fasisme
dengan gayanya sendiri dan dari namanya sendiri yaitu Peronisme. Fasisme melintasi semua
kelompok sosial, para industriawan dan tuan tanah yang makmur, kelas menengah ke bawah
dan para guru biasa. Semuanya memiliki alasan tersendiri dalam mendukung Fasisme.

Pada abad ke-20, fasisme muncul di Italia yang dibawa oleh Benito Mussolini.
Sementara itu di Jerman, juga muncul sebuah paham yang masih bisa dihubungkan dengan
fasisme, yaitu Nazisme pimpinan Adolf Hitler. Nazisme berbeda dengan fasisme Italia karena
yang ditekankan tidak hanya nasionalisme saja, tetapi bahkan rasialisme dan rasisme yang
sangat sangat kuat. Saking kuatnya nasionalisme sampai mereka membantai bangsa-bangsa
lain yang dianggap lebih rendah. Fasisme dikenal sebagai ideologi yang lahir dan
berkembang subur pada abad ke-20. Ia menyebar dengan pesat di seluruh dunia pada
permulaan Perang Dunia I, dengan berkuasanya rezim fasis di Jerman dan Italia pada
khususnya, tetapi juga di negara-negara seperti Yunani, Spanyol, dan Jepang, di mana rakyat
sangat menderita oleh cara-cara pemerintah yang penuh kekerasan. 
B. PERBEDAAN FASISME DAN KOMUNISME

1. Definisi

 Fasisme: Fasisme adalah aturan radikal dan otoriter yang dicirikan oleh kekuasaan
diktator, penindasan oposisi secara paksa dan resimen masyarakat dan ekonomi yang
kuat.
 Komunisme: Komunisme adalah filsafat politik dan ekonomi yang menekankan
kepemilikan bersama dari produksi untuk mempromosikan kesetaraan sosial. Ini
menjelaskan perbedaan mendasar antara fasisme dan komunisme. Namun,
komunisme dalam praaktiknya juga mengalami penyimpangan.

2. Tujuan

 Fasisme: Tujuan fasisme adalah untuk menempa persatuan nasional dan memelihara
masyarakat yang stabil dan teratur.
 Komunisme: tujuan komunisme adalah untuk membangun kesetaraan sosial melalui
kepemilikan sosial dari produksi.

3. Kontrol Ekonomi

 Fasisme: Dalam fasisme alat-alat produksi secara nominal dimiliki secara pribadi,
tetapi diarahkan oleh negara.
 Komunisme: Dalam komunisme ada kendali pemerintah yang lengkap atas ekonomi

4. Prinsip

 Fasisme: Fasisme dicirikan oleh prinsip-prinsip seperti nasionalisme ekstrim,


militerisme, rasisme, dan Darwinisme sosial.
 Komunisme: Komunisme dicirikan oleh prinsip-prinsip ekonomi dan sosial seperti
kepemilikan umum produksi, larangan kelas sosial, kesetaraan antara jenis kelamin
dan semua orang, dll.

5. Penggunaan Kekerasan dan Tindakan Militer

 Fasisme: Kekerasan melalui aksi militer adalah suatu keharusan dalam fasisme untuk
meremajakan nasionalisme.
 Komunisme: Kekerasan tidak dianggap sebagai suatu keharusan dalam komunisme.

6. Aturan

 Fasisme: Fasisme memiliki pemimpin yang radikal dan otoriter yang superior.
 Komunisme: Secara teori tidak ada pemimpin atau penguasa dalam komunisme
karena semua orang dianggap sama.

7. Diskriminasi Sosial

 Fasisme: Fasisme telah memegang peran gender tradisional secara kuat di samping
mempertimbangkan orang sebagai subjek belaka yang harus patuh kepada penguasa.
 Komunisme: Rasisme adalah prinsip diskriminasi dalam fasisme sedangkan dalam
komunisme tidak ada perpecahan di antara orang-orang dalam aspek apa pun.

Anda mungkin juga menyukai