Dosen Pembimbing:
BAB 3
Metode Penelitian
Prosedur dan Teknik
Penelitian, Kerangka
Penelitian
Latar
belakang BAB
1
Banyuwangi pada awal abad XX
mulai mengalami kondisi perubahan
yang cukup signifikan. Berbagai
pembangunan terutama di bidang
transportasi darat maupun laut mulai
digalakan oleh pemerintah kolonial
Belanda.
Pembangunan rel
kereta api
Sumber: KAI
Pertemuan Nahdlatul
Islamiyah pada 16 Januari
1930, KH. Abdul Wahab
mengusulkan kepada
pengurus Nahdlatul
Islamiyah untuk menjadi
NU telah berdiri sejak 31 Januari
1926 M/16 Rajab 1344 H.
Cabang NU di Banyuwangi.
Namun, tidak serta merta Cabang
NU di berbagai daerah.
Perkembangan NU di Banyuwangi terkendala
ketika masa pendudukan jepang
NU dan juga organisasi agama Madrasah ditutup oleh pemerintahan Pada tahun 1943, Jepang
lainya dipaksa untuk vakum Jepang, Seperti: Madrasah Darul
sementara waktu, dan tidak Faizin,Grogol, Giri, madrasah AL-Fatah menagakui kembali aktivitas NU. Tidak
diperkenankan untuk di Sraten, Madrasah Nahdlatut Thullab di hanya di Pusat, tetapi juga di berbagai
melakukan berbagai aktivitas Kepundungan Srono, Madrasah
seperti halnya pengajian Tarbiyatus Syibyan di Singonegaran daerah, tak terkecuali di Banyuwangi
umum. Banyuwangi, (Notonegoro, 2021:29).
NU Cabang
Blambangan berdiri Kecamatan bergabung di
pada tahun 1944 M. NU Cabang Blambangan.
Pada hari kamis tanggal Kecamatan tersebut
12 Oktober 1944 yang adalah Kecamatan Srono,
berpusat di Kecamatan Genteng, Gambiran,
Srono Kabupaten Tegaldlimo, Pesanggaran,
Banyuwangi. Bangorejo dan Cluring.
Catatan KH. Ahyad Arsyad Ketua
Tanfidziyah NU Blambangan
Pada masa perjuangan merebut Keterlibatan NU secara organisatoris dalam
kemerdekaan, NU di Banyuwangi juga ikut pentas politik dimulai tahun 1952. Pada
andil besar dalam perjuangan fisik yang saat itu, NU menyatakan keluar dari
berpuncak pada meletusnya Resolusi Jihad Masyumi dan menegaskan dirinya sebagai
Nahdlatul Ulama. partai politik.
Menurut KBBI Cabang berarti bagian dari batang kayu yang tumbuh dari pokok
Cabang atau dahan (cabang yang besar disebut dahan dan cabang yang kecil disebut
ranting)
Maksud judul “Dinamika Nahdlatul Ulama Cabang Blambangan Tahun 1944-1966” adalah
perubahan, perkembangan dan kesinambungan yang terjadi secara terus-menerus untuk meningkatkan
keadaan organisasi Nahdlatul Ulama Cabang Blambangan dari awal berdirinya sampai tahun 1966.
Ruang lingkup
Ruang lingkup Ruang lingkup Ruang lingkup
waktu tempat materi
Tahun 1944-1966
Tahun 1944 merupakan awal
tahun dibentuknya NU cabang
Fokus pada bidang politik
Blambangan sedangkan pada Kecamatan Srono
dan kebudayaan NU
tahun 1966 ini NU Cabang Kabupaten Banyuwangi
Cabang Blambangan
Blambangan ini fusi atau
bergabung dengan NU Cabang
Banyuwangi
Rumusan Masalah
1. Bagaimana latar belakang berdirinya Nahdlatul ulama Cabang Blambangan tahun 1944?
2. Sejauhmanakah dinamika Nahdatul Ulama Cabang Blambangan dalam bidang politik dan
kebudayaan tahun 1950-1966?
Tujuan
1. untuk mengetahui latar belakang berdirinya NU cabang Blambangan tahun 1944
2. untuk mengetahui sejauhmana dinamika Nahdlatul Ulama Cabang Blambangan dalam
bidang politik dan kebudayaan pada tahun 1950-1966
Manfaat
1. bagi penulis, penelitian ini merupakan pengalaman berharga untuk menambah
pemahaman materi mengenai sejarah NU yang ada di Banyuwangi
2. bagi pembaca, dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran atau referensi bagi
peneliti-peneliti selanjutnya tentang dinamika Nahdlatul Ulama Cabang Blambangan
tahun 1944-1966
3. bagi pengurus wilayah NU, merupakan sumbangan pemikiran dan referensi tentang
dinamika Nahdlatul Ulama Cabang Blambangan tahun 1944-1966
BAB 2
Tinjauan Pustaka
PENELITIAN TERDAHULU H. Rozikin Daman (2001) dalam bukunya
yang berjudul Membidik NU: Dilema
Percaturan Politik NU Pasca Khittah
membahas mengenai Sejarah percaturan
politik umat Islam di Indonesia sejak awal
Tim PCNU Banyuwangi (2020) dalam abad ke-20 menunjukan pertumbuhan
bukunya yang berjudul Sejarah yang dinamis dengan dinamika pasang
Nahdlatul Ulama Banyuwangi ini surut perjuangan yang dilalui.
menjelaskan mengenai awal mula
perjalanan organisasi para ulama di
Banyuwangi. Namun juga merekam
bagaimana dinamika politik pada abad Greg Fealy (2003) dalam bukunya
18 hingga 19. Pergolakan golongan berjudul Ijtihad Politik Ulama membahas
hingga lintas agama dengan mengenai sejarah politik NU periode
kolonialisme. Lebih dari itu, buku ini 1952-1967, dimana pada masa tersebut
juga bercerita tentang peranan kiai-kiai NU sedang giat-giatnya bertarung di arena
Banyuwangi. politik praktis. Peran politik NU pada saat
kondisi ekonomi-politik nasional terus
bergejolak dan jatuh bangun. Dalam buku
ini juga dijelaskan bahwasanya NU
bersikap oportinus dan tidak berprinsip
sangatlah berlebihan.
Wildanillah dalam tesisnya yang berjudul Dinamika
Nahdlatul Ulama di Sumenep (1999-2016).
Wildanillah menjelaskan bahwasanya di Sumenep
terdapat tiga cabang yaitu, cabang Masalembu,
Kangean, dan Sumenep (bagian daratan). Wildanillah
ini memilih fokus penelitianya ini di Sumenep karena
Sumenep merupakan PC (pengurus cabang) terbesar
dan tertua di Sumenep.
Historiografi
BAB 4. 4.1 Sejarah islamisasi di Banyuwangi 4.2 Gambaran umum asal
mula adanya Nahdlatul Ulama Cabang Blambangan tahun 1944. 4.3
Mempertahankan proklamasi kemerdekaan 1945-1949