Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadiran allah swt,karna berkat rahmat nya kami bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul BIOLISTRIK .saya mengucapkan trimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktu
nya.makalah ini jauh dari sempurna, oleh karna itu, kritik dan saran Yang bersifat membangun
sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini memberikan
informasi bagai masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan
ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Hormat saya
Hendry

Tahun Ajaran 2020/2021


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN TEORI
B. TUJUAN TEORI
C. FAKTOR-FAKTOR

BAB II PEMBAHASAN

A. PANDANGAN-PANDANGAN DARI AHLI

B. TEORI NIGHTINGALE

C. TEORI PAPLAU

D. TEORI HENDERSON

E.TEORI ABDELALAH

F.TEORI ORLANDO

G.TEORI LEVINA

H.TEORI JONHSON

I.TEORI ROGERS

H.TEORI OREM
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN
Pengertian Teori dan Model Konsep Keperawatan
Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep, atau definisi yang
memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau fenomena-fenomena
dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep-konsep tersebut dengan maksud untuk
menguraikan, menerangkan, meramalkan dan atau mengendalikan suatu fenomena. Teori dapat
diuji, diubah atau digunakan sebagai suatu pedoman dalam penelitian
Teori keperawatan didefinisikan oleh Steven (1984) sebagai usaha untuk menguraikan
dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan. Teori keperawatan berperan dalam
membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk menggambarkan,
menjelaskan, memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan atau pelayanan keperawatan yang
dilakukan. Teori keperawatan menurut Barnum 1990 merupakan usaha-usaha untuk
menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. Menurut Newman (1979),
ada tiga cara pendekatan dalam pengembangan dan pembentukan teori keperawatan, yaitu
meminjam teori-teori dari disiplin ilmu lain yang relevan dengan tujuan untuk
mengintegrasikan teori-teori ini kedalam ilmu keperawatan, menganalisa situasi praktik
keperawatan dalam rangka mencari konsep yang berkaitan dengan praktik keperawatan serta
menciptakan suatu kerangka konsep yang memungkinkan pengembangan teori keperawatan.
Tujuan pengembangan teori keperawatan adalah menumbuh kembangkan pengetahuan yang di
harapkan dapat membantu dan mengembangkan praktek keperawatan dan pendidikan
keperawatan.

➢ Tujuan Teori dan Model Konsep Keperawa

Teori keperawatan sebagai salah satu bagian junci perkembangan ilmu keperawatan dan
pengembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang ingin dicapai, diantaranya:
. Tujuan Teori dan Model Konsep Keperawatan
Teori keperawatan sebagai salah satu bagian junci perkembangan ilmu keperawatan dan
pengembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang ingin dicapai, diantaranya:
1. Adanya teori keperawatan diharapkan dapat memberikan alasan-alasan tentang kenyataan-
kenyataan yang dihadapi dalam pelayanan keperawatan, baik untuk tindakan atau bentuk model
praktek keperawatan sehingga berbagai permasalahan dapat teratasi.
2. Adanya teori keperawatan membantu para anggota profesi perawat untuk memahami berbagai
pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan kemudian dapat memberikan dasar dalam
penyelesaian berbagai masalah keperawatan.
3. Adanya teori keperawatan membantu proses penyelesaian masalah dalam keperawatan dengan
memberikan arah yang jelas bagi tujuan tindakan keperawatan sehingga segala bentuk dan
tindakan dapat dipertimbangkan.
4. Adanya teori keperawatan juga dapat memberikan dasar dari asumsi dan filosofi keperawatan
sehingga pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan keperawatan dapat terus bertambah dan
berkembang.

➢ Karakteristik Teori Keperawatan dan Faktor yang Mempengaruhi Teori


Keperawatan

Menurut Torres ( 1985 ) dan Chinn-Jacob ( 1983 ) ada lima karakteristik dasar teori dan
konsep keperawatan, yaitu:
a. Teori keperawatan mengidentifikasi dan didefinisikan sebagai hubungan yang spesifik dari
konsep keperawatan seperti hubungan antara konsep manusia, konsep sehat-sakit, keperawatan
dan konsep lingkungan.
b. Teori keperawatan harus bersifat alamiah. Artinya, teori keperawatan digunakan dengan alasan
atau rasional yang jelas dan dikembangkan dengan menggunakan cara berpikir yang logis.
c. Teori keperawatan bersifat sederhana dan umum. Artinya, teori keperawatan dapat digunakan
pada masalah yang sederhana maupun masalah kesehatan yang kompleks sesuai dengan situasi
praktek keperawatan.
d. Teori keperawatan berperan dalam memperkaya body of knowledge keperawatan yang
dilakukan melalui penelitian.
e. Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki kualitas praktek
keperawatan

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TEORI KEPERAWATAN:


1.Filosofi Florence Nigtingale
Florence merupakan salah satu pendiri yang meletakkan dasar-dasar teori keperawatan yang
melalui filosofi keperawatan yaitu dengan mengidentifikasi peran perawat dalam menemukan
kebutuhan dasar manusia pada klien serta pentingnya pengaruh lingkungan di dalam
perawatan orang yang sakit yang dikenal dengan teori lingkungannya. Selain Florence juga
membuat standar pada pendidikan keperawatan serta standar pelaksanaan asuhan keperawatan
yang efesien.Beliau juga membedakan praktek keperawatan dengan kedokteran dan
perbedaan perawatan pada orang yang sakit dengan yang sehat.

2. Kebudayaan
Kebudayaan juga mempunyai pengaruh dalam perkembangan teori-teori keperawatan
diantaranya dengan adanya pandangan bahwa dalam memberikan pelayanan keperawatan
akan lebih baik dilakukan oleh wanita karena wanita mempunyai jiwa yang sesuai dengan
kebutuhan perawat, akan tetapi perubahan identitas dalam proses telah berubah seiring dengan
perkembangan keperawatan sebagai profesi yang mandiri, demikian juga yang dahulu budaya
perawat dibawah pengawasan langsung dokter, dengan berjalannya dan diakuinya
keperawatan sebagai profesi mandiri, maka hak dan otonomi keperawatan telah ada sehingga
peran perawat dan dokter bukan di bawah pengawasan langsung akan tetapi sebagai mitra
kerja yang sejajar dalam menjalankan tugas sebagai tim kesehatan.

3. Sistem Pendidikan
Pada sistem pendidikan telah terjadi perubahan besar dalam perkembangan teori keperawatan.
Dahulu pendidikan keperawatan belum mempunyai sistem dan kurikulum keperawatan yang
jelas, akan tetapi sekarang keperawatan telah memiliki sistem pendidikan keperawatan yang
terarah sesuai dengan kebutuhan rumah sakit sehingga teori-teori keperawatan juga
berkembang dengan orientasi pada pelayanan keperawatan.

4. Pengembangan Ilmu Keperawatan


Pengembangan ilmu keperawatan ditandai dengan adanya pengelompokan ilmu keperawatan
dasar menjadi ilmu keperawatan klinik dan ilmu keperawatan komunitas yang merupakan
cabang ilmu keperawatan yang terus berkembang dan tidak menutup kemungkinan pada
tahun-tahun yang akan datang akan selalu ada cabang ilmu keperawatan yang khusus atau
subspesialisasi yang diakui sebagai bagian ilmu keperawatan sehingga teori-teori keperawatan
dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan atau lingkup bidang ilmu keperawatan.
BAB II
Pandangan Beberapa Ahli tentang Teori dan Model Konsep Keperawatan

➢ TEORI NIGHTINGALE (1860)

Teori Nicghtingale ini memposisikan lingkungan sebagai fokus asuhan keperawatan,


dan perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit model konsep ini dalam upaya
memisahkan antara profesi keperawatan dan kedokteran. Orientasi pemberian asuhan
keperawatan atau tindakan keperawatan lebihketenangan, dan nutrisi yang adequate, dengan
dimulai dari pengumpulan data dibandingkan dengan tindakan pengobatan semata, upaya teori
tersebut dalam rangka perawat mampu menjalankan praktek keperawatan mandiri tanpa
tergantung dengan profesi lain.
Nightingale tidak memandang perawat secara sempit hanya sibuk dengan masalah
pemberian obat dan pengobatan, tetapi lebih berorientasi pada pemberian udara, lampu,
kenyamanan lingkungan, kebersiahn, ketenangan, dan nutrisi yang adekuat (Ninghtingale,
1860; Torres, 1986).
Torres (1986) mencatat bahan nightangle memberikan konsep dan penawaran yang
dapat divalidasi dan digunakan untuk menjalankan praktik keperawatan.

➢ TEORI PEPLAU

Teori Hildegrad Peplau (1952) berfokus pada individu, perawat, dan proses interaktif (
Peplau, 1952); yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien (Torres,1986;Marriner-
Tomey,1994).Berdasarkan teori ini klein adalah individu dengan kebutuhan prasaan,dan
keperawatan dalam proses interpersonal dan terapeutik.Oleh sebab itu perawat berupaya
mengembangkan hubungan antara perawat dan klien dimana perawat bertugas sebagai
narasumber,konselor,dan wali.
Teori Peplau merupakan teori yang unik di mana hubungan kolaborasi perawat dan
klien membentuk suatu “kekuatan mendewasakan” melalui hubungan interpersonal yang
efektif dalam membantu pemenuhan kebutuhan klien (Beeber, Anderson dan Sills,1990).
Hubungan interpersonal perawat-klien digambarkan sebagai fase-fase yang saling tumpang
tindih seperti berikut ini :Orientasi,identifikasi,penjelasan,dan resolusi( Chinn dan Jacobs,
1995)

➢ TEORI HENDERSON

Teori keperawatan Virginia Henderson (Harmer dan Henderson, 1955) mencakup


seluruh kebutuhan dasar seorang manusia. Henderson (1964) mendefinisikan keperawatan
sebagai:
Membantu individu yang sakit dan yang sehat dalam melaksanakan aktivitas yang
memiliki kon-tribusi terhadap kesehatan dan penyembuhannya... dimana individu tersebut akan
mampu mengerjakannya tanpa bantuan bila ia memiliki kekuatan, kemauan, dan pengetahuan
yang dibutuhkan. Dan hal ini dilakukan dengan cara membantu mendapatkan kembali
kemandiriannya secepat mungkin.
Kebutuhan berikut ini, sering kali disebut 14 kebutuhan dasar Henderson, memberikan
kerangka kerja dalam melakukan asuhan keperawatan (Henderson, 1966):
1. Bernafas secara normal
2. Makan dan minum cukup
3. Eliminasi
4. Bergerak dan mempertahankan posisi yang dikehendaki
5. Istirahat dan tidur
6. Memilih cara berpakaian; berpakaian dan melepaskan pakaian
7. Mempertahankan temperatur tubuh dalam rentang normal
8. Menjaga tubuh tetap bersih dan rapi
9. Menghindari bahaya dari lingkungan
10. Berkomunikasi dengan orang lain
11. Beribadah menurut keyakinan
12. Bekerja yang menjanjikan prestasi
13. Bermain dan berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi
14. Belajar, menggali atau memuaskan rasa keingin tahuan yang mengacu pada perkembangan dan
kesehatan normal
➢ TEORI ABDELLAH

Teori keperawatan yang di kembangkan oleh Faye Abdellah et al.(1960) meliputi


pemberihan asuhan keperawatan bagi seluruh manusia untuk memenuhi kebutuhan
fisik,emosi,intelektual,sosial,dan spiritual baik klien maupun keluarga. Dalam teori Abdellah
mengidentifikasi kebutuhan klien secara spesifik,yang sering dikenal sebagai 21 masalah
keperawatan abdellah:
1. Mempertahankan kebersihan dan kenyamanan fisik yang baik
2. Mempertahankan aktifitas,istirahat dan tidur yang optimal
3. Mencegah terjadinya kecelakaan,cederah, atau trauma lain dan mencegah meluasnya infeksi
4. Menpertahankan mekanika tubuh yang baik serta mencagah dan memberbaiki defermitas
5. Memfasilitasi masukan oksigen ke seluruh sel tubuh
6. Mempertahankan nutrisi untuk seluruh sel tubuh
7. Mempertahankan eliminasi
8. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
9. Mengenali respons – respons fisiologos tubuh terhadap kondisi penyakit-patologis,fisiologis
dan kompensasi
10. Mempertahankan mekanisme dan fungsi regulasi
11. Mempertahankan fungsi sensorik
12. Mengidentifikasi dan menerima ekspresi,prasaan dan reaksi potif dan negatif
13. Mengidentifikasi dan menerima adanya hubungan timbal balik antara emosi dan penyakit
organik
14. Mempertahankan komunikasi verbal dan non verbal
15. Memfasilitasi perkembangan hubungan interpersonal yang produktif
16. Memfasilitasi pencapaian tujuan spiritual personal yang progresif
17. Menghasikan dan /atau mempertahankan lingkungan yang terapeutik
18. Memfasillitasi kesadaran akan diri sendiri sebagai individu yang memiliki kebutuhan
fisik,emosi dan perkembangan yang berbeda
19. Menerima tujuan oktimal yang dapat dicapai sehubungan dengan keterbatasan fisik dan
emosional
20. Menggunakan sumber-sumber di komunitas sebagai sumber bantuan dalam mengatasi masalah
yang muncul akibat dari penyakit
21. Memahami peran dari masalah sosial sebagai faktor-faktor yang mempengaruhui dalam
munculnya suatu penyakit

➢ TEORI ORLANDO

Bagi Ida Orlando (1961),klien adalah individu dengan suatu kebutuhan,dimana bila
kebutuhan tersebut di penuhi maka stres akan berkurang,meningkatkan kepuasan atau
mendorong pencapaian kesehatan optimal (Chinn dan Jacobs,1995). Teori Jean Orlando
mengandung konsep kerangka kerja untuk perawat professional yang mengandung 3 elemen
yaitu : perilaku klien, reaksi dan tindakan keperawatan , mengubah situasi perawat setelah
perawat memperkirakan kebutuhan klien , perawat mengetahui penyebab yang mempengaruhi
derajat kesehatan , lalu bertindak secara spontan atau berkolaborasi untuk memberikan
pelayanan kesehatan.

➢ TEORI LEVINA

Keperawatan adalah bagian budaya yang direfleksikan dengan ide-ide dan nilai-nilai,
dimana perawat memandang manusia itu sama, merupakan suatu rangkaian disiplin dalam
menguasai organisasi atau kumpulan yang dimiliki individu dalam menjalin hubungan manusia
sekitarnya.Intisari dari keperawatan adalah manusia. Asumsinya bahwa definisi teori tersebut
adalah sebagai berikut : KondisiKlien memasuki system pelayanan kesehatan dalam bagian
penyakit atau perubahan kesehatan. Responsibilitas tanggung jawabPerawat bertanggung jawab
dalam mengenal respon (perubahan tingkah laku atau tingkat fungsi tubuh) sebagai adaptasi
klien atau usaha untuk Rasa, Stress, Inflamasi beradaptasi terhadap lingkungan. 4 Sensorio
respon antara lain : Fungsi perawat memasukkan intervensi takut untuk meningkatkan adaptasi
terhadap penyakit dan evaluasi intervensi sebagai support (dorongan) atau terapeutik koping.
Intervensi membantu mempertahankan status kesehatan dan mencegah penyakit lebih lanjut.
Intervensi terapeutik meningkatkan penyembuhan dan pemulihan kesehatan.4 prinsip
perlindungan yang mendorong tujuan perawatan untuk seseorang ke status mempertahankan
atau memulihkan Perlindungan terhadap energiKeseimbangan intake dan output energi untuk
mencegah kesehatan : kelelahan Perlindungan terhadap integritas strukturaMempertahankan
atau struktur tubuh (penyembuhan) pemulihan Perlindungan terhadap integritas personal.
Mempertahankan atau pemulihan rasa identitas dan harga diri Perlindunga (mengenali kualitas
diri) terhadap integritas sosialMemperkenalkan klien sebagai suatu makhluk sosial khususnya
dengan orang lain. Teori Levine berfokus pada satu orang klien, teori ini mempunyai implikasi
utama dalam pengaturan perawatan akut, dimana intervensi dapat bersifat mendorong atau
terapeutik

➢ TEORI JOHNSON

Teori Dorothy Johnson tentang keperawatan (1968) berfokus pada bagaimana klien
beradaptasi terhadap kondosi sakitnya dan bagai mana stres aktual atau torensial dapat
mempengaruhi kemampuan beradaptasi. Tujuannya adalah menurunkan stres sehingga klien
dapat bergerak lebih mudah melewati masa penyembuhannya ( Johnson,1968). Teori Johnson
berfokus pada kebutuhan dasar yang mengacu pada pengelompokan perilaku berikut:

1. Perilaku mencari keamanan


2. Perilaku mencari perawatan
3. Menguasahi diri sendiri dan lingkungan sesuai dengan standar internalisasi prestasi
4. Mengakomodasi diet dengan cara yang di terima secara sosial dan kultural
5. Mengeluarkan sampah tubuh dengan cara diterima secara sosial dan kultural
6. Perilaku seksual dan identitas peran
7. Perilaku melindungi diri sendiri

➢ TEORI ROGERS

Keperawatan adalah pengetahuan yang ditujukan untuk mengurangi kecemasan


terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan , pencegahan penyakit, perawatan
rehabilitasi penderita sakit serta penyandang cacat. Teori Rogers berfokus pada proses
kehidupan manusia. Menurutnya kehidupan seseorang dipengaruhi alam sebagai lingkungan
hidup manusia dan pola pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Asumsi dasar teori rogers
tentang manusia, Manusia adalah kesatuan yang utuh yang tidak dapat dipisahkan antara satu
dengan yang lain. Kehidupan setiap manusia adalah sesuatu yang unik . tidak ada dua hal
didalam kehidupan ini yang dapat diulang dengan cara yang sama dibawah keadaan yang sama
. jalan hidup seseorang berbeda dengan yang lain. Perkembangan manusia dapat dinilai dari
tingkah lakunya. Manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikan tersendiri misalnya
dalam hal sifat dan emosi. Pada intinya Rogers memandang keperawatan sebagai ilmu dan
m,endukung adanya penelitian keperawatan. Oleh sebab itu keperawatan menggembangkan
pengetahuan dari ilmu-ilmu dasar dan fisiologi,begitu juga dengan ilmu keperawatan itu
sendiri:
Ilmu keperawatan bertujuan untuk mengembangkan penelitian ilmia dan analisis logis
dan kemampuan menerapkanya dalam praktik keperawatan. Inti pengetahuan ilmiah
keperawatan merupakan hasil penemuan terbaru keperawatan . . . keperawatan merupakan ilmu
tentang humanispik.

➢ TEORI OREM

Dorothea Orem (1971) Keperawatan adalah sebuah pertolongan atas pelayanan yang diberikan
untuk menolong orang secara keseluruhan ketika mereka atau orang yang bertanggung jawab atas
perawatan mereka tidak mampu memberikan perawatan kepada mereka. Keperawatan merupakan
salah satu daya atau usaha manusia untuk membantu manusia lain dengan melakukan atau
memberikan pelayanan yang professional dan tindakan untuk membawa manusia pada situasi yang
saling menyayangi antara manusia dengan bentuk pelayanan yang berfokus kepada manusia
seutuhnya yang tidak terlepas dari lingkungannya. Menurut OREM asuhan keperawatan dilakukan
dengan keyakinan bahwa setiap orang memperlajari kemampuan untuk merawat diri sendiri
sehingga membantu individu memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan
kesejahteraan. Teori ini dikenal dengan Perawatan Diri Orang dewasa dapat merawat diri mereka
sendiri, sedangkan bayi, lansia dan orang sakit membutuhkan bantuan untuk memenuhi aktivitas
self care mereka. Orem mengklasifikasikan self care dalam 3 syarat : Syarat universal : fisiologi
dan psikososial termasuk kebutuhan udara, air, makanan, eliminasi, aktivitas dan istirahat, sosial,
pencegahan bahaya. Syarat pengembangan : untuk meningkatkan proses perkembangan sepanjang
siklus hidup. Penyimpangan kesehatan berhubungan dengan kerusakan atau penyimpangan cara,
struktur norma dan integritas yang dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk melakukan
self care. Asuhan keperawatan mandiri dilakukan dengan memperhatikan tingkat ketergantungan
atau kebutuhan pasien dan kemampuan pasien. Oleh karena itu ada tiga tingkatan dalam asuhan
keperawatan mandiri. Perawat memberi keperawatan total ketika pertama kali asuhan keperawatan
dilakukan karena tingkat ketergantungan pasien yang tinggi (system pengganti keseluruhan).
Perawat dan pasien saling berkolaborasi dalam tindakan keperawatan (system pengganti sebagian)
Pasien merawat diri sendiri dengan bimbingan perawat (system dukungan/pendidikan).

BAB III
PENUTUPAN
Kesimpulan
Dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Teori dan model keperawatan adalah suatu usaha untuk menguraikan dan menjelaskan
berbagai fenomena dalam keperawatan serta berperan dalam membedakan keperawatan
dengan disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan, memperkirakan
dan mengontrol hasil asuhan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan
• Karakteristik dasar teori dan model keperawatan, yaitu: Teori keperawatan
mengidentifikasi dan didefinisikan sebagai hubungan yang spesifik dari konsep keperawatan,
harus bersifat alamiah, bersifat sederhana dan umum, sebagai pedoman, serta berperan dalam
memperbaiki kualitas praktek keperawatan
• Faktor yang mempengaruh teori dan model keperawatan, yaitu: Filosofi Florence
Nightingale, kebudayaan, sistem pendidikan, dan pengembangan ilmu keperawatan
• Teori dan model keperawatan menurut beberapa ahli, yaitu: teori Nightingale, teori
Peplau, teori Henderson, teori Abdellah, teori orlando, teori levina, teori Johnson, teori
Rogers, teori Orem, teori King, teori Neuman, teori Roy, teori Watson.

• Saran

Adapun saran penulis terhadap pembaca, yaitu:


Sebaiknya teori dan konsep yang telah diketahui oleh seorang perawat dapat diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-harinya.

DAFTAR FUSTAKA
Asmadi. (2013). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta. EGC

Dalami, E. (2011). Dokumentasi Keperawatan dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi.

Jakarta. Trans Info Media

Depkes RI. (2008). Standard Asuhan Kerperawatan. Jakarta. Departemen Kesehatan

Desmawati, R. (2015). Pengaruh Supervisi Kepala Ruangan terhadap Dokumentasi

Keperawatan Perawat Pelaksana. Jurnal Manajemen Keperawatan. 3(1), 34-43

Dharma, K. K. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan (Panduan Melaksanakan

dan Menerapkan Hasil Penelitian). Jakarta: Trans Info Media.

Dinarti, A.R., Heni. N.,& Reni. C.(2009). Dokumentasi Keperawatan. Jakarta. Trans

Info Media

Dreyfus Health Foundation (2017). Problem Solving for Better Health, Newyork, Edisi

Bahasa Indonesia, dikembangkan Pusat Penelitian Keluarga Sejahtera (PUSKA

UI).

Fajri, J.A. (2016). Hubungan Gaya Kepemimpinan Transformasional dan

Transaksional Kepala Ruangan serta Iklim Organisasi dengan Kepuasan Kerja

Perawat Pelaksana di RSUD Pariaman. Tesis Keperawatan. Universitas Andalas.

Padang

Hasniati, A. G. (2012). Hubungan Kompetensi Supervisi Kepala Ruangan dengan

Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana di RS OMNI Medical Centre Jakarta.

Universitas Indonesia

Hastono, S. P. & S. (2011). Statistik Kesehatan (1st ed.). Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Hutahaean, S. (2010). Konsep dan Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta. Trans

Info Media

Julianto, M. (2016). Peran dan Fungsi Manajemen Keperawatan dalam Manajemen


Konflik. Fatmawati Hospital Journal. 1-9

Kemenkes RI. (2013). Laporan Akuntabilitas Kinerja. Jakarta. Kementrian Kesehatan

Kemenkes RI. (2016). Laporan Akuntabilitas Kinerja. Jakarta. Kementrian Kesehatan

Kumajas. F. W. (2017). Hubungan Karakteristik Individu dengan Kinerja Perawat di

RSUD Datoe Binangkang Kabupaten Bolaang Mongondow. Jurnal Kedokteran.

Universitas Sam Ratulangi. Manado

Anda mungkin juga menyukai