Disusun
Oleh ;
Hendry
NIM:009SYE20
Sub Pokok Bahasan : Pendidikan kesehatan tentang Stunting Pengertian Stunting Penyebab
Stunting Risiko Kesehatan Pada Anak Stunting Cara Mencegah Stunting
A. TUJUAN
a. Tujuan Umum Setelah di lakukan penyuluhan Tentang Stunting Diharapkan keluarga dapat
mengetahui dan memahami penyebab stunting dan cara pencegahanya.
B. METODE 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Diskusi C. MEDIA/ ALAT a. Leaflet b. PPT D. PELAKSANAAN
KEGIATAN No
Tahap Kegiatan
Waktu
Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Peserta
Metode
1.Orientasi : 5 menit
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
Dilakukan
Menjawab salam
Mendengarkan
Memperhatikan
Brain storming
mengenai Stunting
Mendengarkan
Memperhatikan.
menyimak
Anak Stunting
3.Terminasi : 15 menit
2. Beri pujian
3. Menyimpulkan hasil
Mendengarkan.
Memperhatikan.
Menjawab salam
penyuluhan
4. Mengucapkan salam.
E. MATERI : Terlampir
F. EVALUASI
1. Evaluasi struktur
2. Evaluasi proses
3. Evaluasi hasil
1. Definisi. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada tubuh dan otak akibat kekurangan gizi dalam
waktu yang lama. Sehingga, anak lebih pendek dari anak normal seusianya dan memiliki
keterlambatan dalam berpikir. Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi
yang kurang dalam waktu lama, umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi.
Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun Menurut
UNICEF, stunting didefinisikan sebagai persentase anak-anak usia 0 sampai 59 bulan, dengan tinggi
di bawah minus (stunting sedang dan berat) dan minus tiga (stunting kronis) diukur dari standar
pertumbuhan anak keluaran WHO. Selain pertumbuhan terhambat, stunting juga dikaitkan dengan
perkembangan otak yang tidak maksimal, yang menyebabkan kemampuan mental dan belajar yang
kurang, serta prestasi sekolah yang buruk.
Stunting dan kondisi lain terkait kurang gizi, juga dianggap sebagai salah satu faktor risiko diabetes,
hipertensi, obesitas dan kematian akibat infeksi.
2. Penyebab Stunting Secara umum, kekerdilan atau stunting ini disebabkan oleh gizi buruk pada ibu,
praktik pemberian dan kualitas makanan yang buruk, sering mengalami infeksi serta tidak
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Stunting dapat disebabkan oleh beberapa faktor
antara lain : a. Pemberian nutrisi atau makanan yang buruk Calon ibu yang tidak bisa menjaga
asupan nutrisi makanannya ketika hamil, memiliki resiko yang cukup besar untuk melahirkan anak
dengan dengan masalah kesehatan seperti stunting. Bahkan, dalam beberapa kasus, hal seperti ini
menyebabkan stunting menjadi penyakit turun-temurun. Tak sampai disitu saja, pemberian nutrisi
atau makanan terhadap bayi dimasa-masa awal pertumbuhan, juga bisa menjadi penyebab stunting.
Kurangnya pemberian ASI eksklusif di 6 bulan awal menjadi salah satunya b. infeksi yang berasal dari
lingkungan sekitar Kondisi lingkungan sekitar yang buruk menjadi salah satu faktor penyebab
munculnya beberapa masalah kesehatan. Stunting menjadi salah satunya. Bayi yang sudah diberi
nutrisi cukup melalui ASI namun hidup dikawasan atau daerah yang tidak terjaga kehigienisannya,
masih berpotensi cukup besar untuk mengidap penyakit stunting. Kenapa? Sebab, infeksi yang
disebabkan oleh buruknya lingkungan sekitar dapat mengurangi kemampuan usus untuk bekerja
dengan baik. Dampaknya tentu saja langsung menuju ke tumbuh kembang anak. c. Kelahiran dengan
berat badan yang rendah stunting bisa muncul jikalau calon ibu tidak dapat menjaga pola makannya
ketika masih hamil. Pola makan yang tidak dijaga, dengan kecenderungan malas makan menjadi
yang paling utama. Beberapa penelitian menyebut bahwa bayi
yang lahir dengan berat badan rendah (yang notabene hasil dari kurangnya asupan nutrisi sang ibu),
memiliki peluang yang cukup tinggi untuk mengidap stunting. Untuk mencegahnya, para ibu bisa
melakukan pengecekan rutin terkait berat badannya setiap satu bulan sekali.
d. Kondisi ekonomi yang buruk Sebuah penelitian yang dilakukan di Guatemala, menunjukkan bahwa
sebagian besar anak pengidap stunting disana, tidak mendapatkan pendidikan yang layak dan hidup
dalam kondisi ekonomi yang buruk. Tingkat ekonomi yang buruk tentu saja memiliki dampak yang
sangat kuat dengan pemberian nutrisi si calon ibu kepada calon anaknya. Dengan fakta ini, kita bisa
menyimpulkan apabila stunting biasa terjadi di negara atau kawasan dengan tingkat pertumbuhan
ekonomi yang lambat atau tidak baik. Penyebab lain Anak yang terlahir
dengan
sindrom
alkohol
janin
(Fetus
Alcohol
Syndrome/FAS) juga dapat mengalami stunting. FAS merupakan pola cacat yang dapat terjadi pada
janin karena Sang Ibu mengonsumsi terlalu banyak minuman beralkohol saat sedang hamil. Anak
dengan FAS memiliki sekelompok rangkaian gejala yang mencakup bentuk wajah yang berbeda dari
anak normal, pertumbuhan fisik terhambat, serta beberapa gangguan mental.
3. Risiko Kesehatan pada Anak Stunting Berikut adalah beberapa risiko kesehatan pada anak
stunting.
Stunting dikaitkan dengan otak yang kurang berkembang dengan konsekuensi berbahaya untuk
jangka waktu lama, termasuk kecilnya kemampuan mental dan kapasitas untuk belajar, buruknya
prestasi sekolah di masa kecil, dan mengalami kesulitan mendapat pekerjaan ketika dewasa yang
akhirnya mengurangi pendapatan, serta peningkatan risiko penyakit kronis terkait gizi seperti
diabetes, hipertensi, dan obesitas. Memiliki risiko yang lebih besar untuk terserang penyakit, bahkan
kematian dini.
Kekerdilan dapat menurun pada generasi berikutnya, disebut siklus kekurangan gizi antargenerasi.
Ketika dewasa, seorang wanita stunting memiliki risiko lebih besar untuk mengalami komplikasi
selama persalinan karena panggul mereka lebih kecil, dan berisiko melahirkan bayi dengan berat
badan lahir rendah.
1. Seorang ibu harus mengonsumsi nutrisi yang dibutuhkan selama hamil dan nutrisi yang
dibutuhkan selama menyusui.
2. Memberikan nutrisi yang baik kepada Si Buah Hati, seperti memberikan ASI eksklusif dan nutrisi
penting lainnya seiring pertambahan usia.
3. Menerapkan pola hidup bersih dan sehat, terutama mencuci tangan sebelum makan, meminum
air yang aman, mencuci peralatan makan dan peralatan dapur, membersihkan diri setelah buang air
besar atau kecil, serta memiliki sanitasi yang ideal (toilet yang bersih).
4.Menjaga asupan nutrisi yang ideal dan bervariatif ditambah dengan perilaku hidup bersih dan
sehat memegang peranan yang krusial bagi kesehatan ibu hamil, terutama bagi janin. Hal ini untuk
mencegah terjadinya kekerdilan demi kelangsungan hidup anak dalam jangka pendek dan dalam
jangka panjang yang sehat, serta untuk memastikan anak tumbuh menjadi orang dewasa yang kuat,
terdidik, dan produktif
diberikan secara bertahap. Tetap memberikan ASI sesuai dengan aturan secara terus-menerus bagi
anak
di bawah usia 2 tahun. Pemberian makanan tambahan. Pemberian terapi cairan dan elektrolit bila
perlu. Kontrol berat badan secara rutin.
Berikan obat/ vitamin sesuai dengan anjuran pengobatan. Penyuluhan tentang gizi seimbang
terutama bagi orang tua yang memiliki anak balita.
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta. peningkatan prevalensi gizi kurang pada balita setelah pemberian bantuan langsung tunai.
medical. (2019). Penyebab Gizi Kurang.