Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH MATAKULIAH ANALISIS FARMASI

“METODE PEMISAHAN”

OLEH:
KELOMPOK II
KELAS STIFA B 2020

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI MAKASSAR
MAKASSAR
2022
NAMA-NAMA ANGGOTA KELOMPOK:

1. MUH. APRYANTO SAPUTRA 20013086 (KETUA)


2. TIPALMATON 20013092 (MODERATOR
3. IQBAL 20013071 (PEMATERI)
4. FEBRIYANI AGUS ROMBE 20013083 (PEMATERI)
5. GILDA TASYA SARUNAN 20013056 (NOTULEN)
6. ELNI MONIKA DILA 20013095
7. MAPPIDANRIS 20013059
8. RENI FEBRIANTI 20013068
9. FARDIYAH TASYA AISWARA 20013052
10. HESTIANI PANGLOLI 20013062
11. NUR ALIFAH HANDAYANI 20013077
12. SARA NATALIA 20013074
13. ASRIANTI WULANDARI T 20013089
14. STEVY GABRYELLA RANTESALU 20013099
15. DENISA WILKA SAMULUNG 20013080
15. JENLY 20013065

Nama-Nama Perwakilan Kelompok Yang Bertanya

1. Afrylinda Thearani Tandian 20013094 (Kel.1)

2. Andi Sunarti Nur Pratiwi 2001379 (Kel.1)

3. Gloria Lesmana Tandibongga 20013054 (Kel.3)

4. Patricia Novieta Imanuela 20013096 (Kel.3)


Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan rahmat-Nya lah makalah ini dapat terselesaikan,
makalah ini kami susun sebagaimana materi yang terdapat dalam mata
kuliah Analisis Farmasi.
Kami berharap dengan disusunnya makalah ini dapat membantu
mahasiswa dan mahasiswi farmasi yang membaca mendapat informasi
terbaru dan memudahkan dalam pembelajaran mata kuliah Analisis
Farmasi. Kami juga berharap makalah ini sudah tersusun dengan baik dan
benar. Penulis menyadari, sebagai mahasiswa yang masih dalam proses
pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak kerugian. Oleh karena
itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
positif, guna penulisan makalah yang lebih baik di masa yang akan
datang. Penulis berharap, semoga makalah sederhana ini, dapat menjadi
pengetahuan dan informasi baru yang dikemas dalam bentuk singkat,
padat dan jelas. Tidak lupa juga kami ucapkan Terima Kasih kepada
semua pihak yang membantu kami dalam proses pengerjaan makalah ini.

Makassar,12 Maret 2022

Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang

Dalam bidang farmasi khususnya kimia farmasi sering dilakukan


analisis sedian farmasi, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Analisis
kimia merupakan penggunaan sejumlah teknik dan metode untuk
memperoleh aspek kualitatif, kuantitatif, dan informasi struktur dari suatu
senyawa obat pada khususnya dan bahan kimia pada umumnya. Dalam
analisis kimia yang paling sering digunakan adalah analisis kualitatif dan
kuantitatif. Analisis kualitatif merupakan analisis untuk melakukan elemen,
spesies, dan/atau senyawa-senyawa yang ada di dalam sampel. Dengan
kata lain, analisis kualitatif berkaitan dengan cara untuk mengetahui ada
atau tidaknya suatu analit yang dituju dalam suatu sampel (Gandjar,
2007).
Analisis kuantitatif dalam kimia farmasi secara spesifik bertujuan
untuk mengetahui kadar suatu senyawa obat dalam sampel misalnya
dalam sediaan tablet, atau untuk mengetahui tingkat kemurnian suatu
bahan obat. Di samping itu, masih ada beberapa metode analisis kimia
menggunakan perubahan energy panas sebagai sumber informasinya.
Metode analisis modern seperti kromatografi, spektroskopi dan lain-lain.
Teknik analisis obat secara kualitatif didasarkan pada golongan obat
menurut jenis senyawanya secara kimia, dan bukan berdasarkan efek
farmakologinya (Cartika, 2016).
Pengambilan sampel merupakan masalah yang sangat penting
dalam analisis kimia sebab untuk mengetahui kadar atau konsentrasi
suatu senyawa tertentu dalam sampel hanya dilakukan terhadap
sejumlah kecil sampel. Oleh karena itu, cara pengambilan sampel yang
salah meskipun metode analisisnya tepat dan teliti hasilnya tidak akan
memberikan pentunjuk yang benar mengenai sifat (dalam hal ini kadar)
yang akan diselidiki. Cara pengambilan sampel zat padat akan berbeda
dengan cara pengambilan zat cair, dan akan berbeda pula dengan gas
(Gandjar, 2007).
I.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana metode pemisahan campuran secara umum?
2. Bagaimana metode pemisahan sediaan padat?
3. Bagaimana metode pemisahan sediaan cair?
4. Bagaimana metode pemisahan sediaan gas?
I.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui metode pemisahan campuran secara umum
2. Untuk mengetahui metode pemisahan sediaan padat
3. Untuk mengetahui metode pemisahan sediaan cair
4. Untuk mengetahui metode pemisahan sedian gas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 PENGANTAR ANALISIS FARMASI
Di dalam industri farmasi diperlukan analisis farmasi, dimana analisis
farmasi merupakan analisis kimia pada sediaan farmasi yang digunakan
dalam bidang farmasi, dengan tujuan untuk mengetahui identitas, kadar
dan kemurnian dari bahan aktif dan bahan tambahannya.Pada analisis
farmasi, sediaan yang akan dianalisis adalah zat aktif atau zat tambahan
(eksipien) dari suatu sediaan farmasi (obat). Analisis farmasi berkaitan
erat dengan kimia analisis, karena zat yang akan dianalisis merupakan
suatu zat kimia, sehingga secara umum lebih dikenal sebagai kimia
farmasi analisis (Anonim,2017)
Kimia farmasi analisis sendiri yaitu proses analisis kimia pada
sediaan farmasi yang berkaitan dengan bahan aktif dan bahan
tambahannya yang digunakan dalam suatu sediaan farmasi. Kimia farmasi
analisis melibatkan penggunaan sejumlah teknik dan metode untuk
memperoleh aspek kualitatif, kuantitatif, dan informasi struktur dari suatu
senyawa obat pada khususnya dan bahan kimia pada umumnya. Dalam
dunia farmasi, kimia analisis digunakan untuk menganalisis sediaan
farmasi, misalnya untuk analisis kandungan racun dalam makanan atau
analisis kandungan kobalt dalam vitamin B12, analisis besi dalam darah
dan berbagai hal lainnya yang perlu dianalisis dalam setiap sediaan
farmasi (Anonim,2017).

II.2 METODE PEMISAHAN


Metode pemisahan merupakan suatu cara yang digunakan untuk
memisahkan atau memurnikan suatu senyawa atau sekelompok senyawa
yang mempunyai susunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan, baik
skala laboratorium maupun skala industri. Metode pemisahan bertujuan
untuk mendapatkan zat murni atau beberapa zat murni dari suatu
campuran sering disebut sebagai pemurnian dan juga untuk mengetahui
keberadaan suatu zat dalam suatu sampel (analisis laboratorium) (Chang
R, 2010).
Prinsip dari pemisahan adalah adanya perbedaan sifat fisik dan kimia
dari senyawa yaitu kecendrungan dari molekul untuk melarut dalam cairan
(kelarutan), kecenderungan molekul untuk menguap (keatsirian),
kecenderungan molekul untuk melekat pada permukaan serbuk labus
(adsorpsi, penserapan). Berdasarkan tahap proses pemisahan, metode
pemisahan dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu metode
pemisahan sederhana dan metode pemisahan kompleks (Chang R, 2010).
1. Metode Pemisahan Sederhana
Metode pemisahan sederhana adalah metode yang
menggunakan cara satu tahap. Proses ini terbatas untuk memisahkan
campuran atau larutan yang relative sederhana (Chang R, 2010).
2. Metode Pemisahan Kompleks
Metode pemisahan kompleks memerlukan beberapa tahapan
kerja, diantaranya penambahan bahan tertentu, pengaturan proses
mekanik alat, dan reaksi-reaksi kimia yang diperlukan. Metode ini
biasanya menggabungkan dua atau lebih metode sederhana.
Contohnya, pengolahan biji dari pertambangan memerlukan proses
pemisahan kompleks.Keadaan zat yang diinginkan dan dalam keadaan
campuran harus diperhatiakn untuk menghindari kesalahan pemilihan
metode pemisahan yang akan menimbulkan kerusakan hasil atau
melainkan tidak berhasil (Chang R, 2010).

II.3 Pemisahan Campuran Zat Padat


Campuran zat padat-zat padat Campuran berisi dua jenis zat padat
dapat dipisahkan dengan 3 cara, yaitu (Wardaya,2001):
1. Sublimasi
Campuran zat padat-zat padat. Cara ini didasarkan dengan
perubahan wujud dari zat padat menjadi gas yang berkaitan dengan
tekanan uap dan suhu suatu senyawa dapat menyublim. Sublimasi dapat
digunakan untuk memisahkan komponen yang dapat menyublim dari
suatu campuran yang terdapat komponen tidak dapat menyublim di
dalamnya. Contoh: Campuran kapur barus dan pasir
Capuran zat padat-zat padat. Cara ini didasarkan pada perbedaan kelarutan
dari komponen-komponen campuran dalam pelarut tertentu. Persyaratan suatu
pelarut yang dapat di pakai dalam proses rekristalisasi antara lain:
1. Memberikan perbedaan kelarutan yang cukup signikan antara zat yang
dimurnikan dan zat pengotor
2. Tidak meninggalkan zat pengotor pada kristal
3. Kelarutan suatu zat dalam pelarut merupakan fungsi temperatur,
umumnya menurunkan temperature
4. Mudah dipisahkan dari kristal
5. Bersifat inert (tidak mudah bereaksi) dengan kristal Contoh: Campuran
sulfur dan tembaga sulfat

Magnetisasi adalah campuran zat padat-zat padat. Cara ini


didasarkan dengan dapat tidaknya suatu komponen dapat tertarik oleh
magnet. Contoh: pemisahan bubuk besi dari sulfur. Campuran zat padat-
zat cair Campuran yang terdiri dari zat padat dan zat cair ada 2
kemungkinan, yaitu zat padat tidak larut (disebut suspensi) dan zat padat
larut (disebut larutan sejati).
3. Filtrasi (penyaringan)
Campuran zat padat yang tidak larut-zat cair. Cara ini didasarkan
dengan ukuran partikel. Kertas saring memiliki pori-pori yang relatif kecil,
sehingga akan menahan partikel suspensi. Dalam proses penyaringan
menghasilkan residu dan fltrat. Residu, yaitu zat padat yang tertahan oleh
kertas saring, sedangkan ltrat, yaitu zat cair yang melewati kertas saring.
Contoh: memisahkan campuran air dan pasir.
4. Sentrifugasi
Campuran zat padat yang tidak larut-zat cair. Metode jenis ini sering
dilakukan sebagai pengganti fltrasi bila partikel padatan sangat halus dan
jumlah campurannya lebih sedikit. Metode sentrifugasi digunakan secara
luas untuk memisahkan sel-sel darah dan sel-sel darah putih dari plasma
darah. Dalam hal ini, padatan adalah sel-sel darah dan akan mengumpul
di dasar tabung reaksi, sedangkan plasma darah berupa cairan berada di
bagian atas.
5. Dekantasi
Campuran zat padat yang tidak larut-zat cair. Dekantasi dilakukan
dengan cara menuang cairan secara perlahan-lahan, dengan demikian
padatan akan tertinggal di dalam wadah tersebut. Metode jenis ini
memang terbilang lebih cepat dari pada fltrasi, namun hasilnya masih

kurang efektif.

Sedangkan zat padat terlarut tidak dapat dipisahkan melalui dekantasi


ataupun fltrasi. Zat padat terlarut dapat dipisahkan melalui penguapan dan
kristalisasi.
6. Evaporasi (penguapan)
Cara ini didasarkan pada keadaan bahwa titik didih pelarut lebih
rendah dibandingkan zat padat yang terlarut. Contoh: Pembuatan garam
dari air laut.
7. Kristalisasi
Cara ini merupakan lanjutan dari evaporasi. larutan pekat hasil
evaporasi, kemudian perlahan didinginkan, sehingga padatan membentuk
kristal. pemisahan ini didasarkan pada fakta bahwa jika suhu diturunkan,
kelarutan zat terlarut berkurang sehingga membentuk kristal.
II.4 Pemisahan Campuran Zat Cair
1. Destilasi
Cara ini didadsarkan atas perbedaan titik didih dari
masing-masing penyusun zat dalam campuran homogen.
Contoh: penyulingan minyak bumi (Wardaya,2001).

2. Ekstraksi
Cara ini didasarkan pada keadaan bahwa salah satu
komponen campuran tersebut dapat larut kedalam pelarut
yang ditambahkan sehingga terbentuk 2 fase. Kemudian
campuran dipisahkan dengan corong pisah. Contoh:
Campuran gula dan garam yang ditambahkan alkohol (gula
larut sedangkan garam tidak larut dalam alkohol)
(Wardaya,2001).

II.5 Pemisahan Campuran Gas


1. Kromatografi Gas
Kromatografi gas (KG) merupakan metode pemisahan suatu
campuran menjadi komponen-komponen berdasarkan interaksi
fasa gerak dan fasa diam. Fase gerak berupa gas yang stabil
sedangkan fase diam bisa zat padat atau zat cair. Cuplikan yang
dapat dipisahkan dengan metode ini harus mudah menguap.
Cuplikan dalam bentuk uap dibawa oleh aliran gas ke dalam
kolom pemisah, hasil pemisahan dapat dianalisis dari
kromatogram

2. Injektor

Pada injektor terjadi penguapan awal sampel. Terdapat


beberapa jenis injektor kromatografi gas diantaranya (Mulyana,2018):
a. Wide Bore Injector (WBI), seluruh komponen sampel
yang diinjeksikan masuk ke dalam kolom
b. Split Injector, digunakan untuk sampel yang memiliki
konsentrasi tinggi. Volume sampel yang masuk hanya yang
dibutuhkan saja sedangkan sisanya dibuang
c. Injector, digunakan untuk sampel yang berkonsentrasi rendah.

d. On Coloumn Injector (OCI), digunakan untuk sampel yang


mudah terdekomposisi oleh pemanasan.
e. Program Temperature Vaporizing Injector (PTV), digunakan
untuk sampel yang memiliki variasi titik didih
3. Kolom

Terdapat beberapa faktor untuk memilih kolom


kromatografi gas yang sesuai, diantaranya (Mulyana,2018) :
a. Fasa diam, bersifat polar, semi polar, atau non polar
b. Ketebalan film, secara langsung mempengaruhi retensi,
resolusi, suhu elusi untuk tiap komponen sampel
c. Diameter internal
Panjang kolom, semakin panjang kolom akan meningkatkan
resolusi tapi juga akan meningkatkan biaya dan waktu
analisis
II.6 Memisahkan zat padat berdasarkan sifat kelarutan zat
Apabila Larutan tidak dapat disaring, didekantasi atau disentrifugasi.
Zat padat terlarut dapat dipisahkan berdasarkan dengan sifatkelarutannya
dengan cara penguapan, kristalisasi atau ekstraksi.
1. Kristalisasi (pengkristalan) dan rekristalisasi (Wonorahardjo, S. 2016)
Kristalisasi termasuk dalam metode pemisahan campuran yang
menggunakan cara mengkirstalkan atau pengendapan suatau zat
yang terlarut di dalam larutan yang sebelumnya masih berbentuk
cairan, dalam metode kristalisasi ini biasanya menggunakan suhu
yang rendah agar cairannya bisa mengendap, sedangkan jika
rekristalisasi itu merupakan suatu proses untuk membuat kristalisasi
ulang sebagai contoh sederhananya ketika kita memiliki kristal
namun ternyata kristal yang kita miliki tersebut masih belum murni,
kita dapat melakukan kristal yang murni dengan cara rekristalilsasi
yaitu dengan cara melarutkan kristal yang ada ke dalam pelarut yang
sesuai kemudian mengkristalkannya kembali agar didapatkan kristal
murni.
Pemisahan dengan pembentukan kristal melalui proses
penguapan merupakan cara yang sederhana dan mudah kita jumpai,
seperti pada proses pembuatan garam. Dasar metode ini adalah
kelarutan bahan dalam suatu pelarut dan perbedaan titik beku.
Kristalisasi ada dua cara yaitu kristalisasi penguapan dan kristalisasi
pendinginan. Teknik ketiga selain pendinginan, adalah penambahan
senyawa lain dan reaksi kimia pada prinsipnya adalah sama yaitu
mengurangi kadar pelarut di dalam campuran homogen.
Tahapan yang perlu dilakukan dalam melakukan rekristalisasi
adalah sebagai berikut (Wonorahardjo, S. 2016) :
a. aZat padat yang akan dimurnikan dilarutkan dengan pelarut
yangsesuai, sambil dikocok atau diaduk bila perlu sambil
dipanaskan hingga mendekati titik didihnya, kemudian diuapkan
sampai larutan mendekati jenuh
b. Ketika larutan masih panas dilakukan penyaringan untuk
memisahkan partikel-partikel yang tidak larut.
c. Biarkan menjadi dingin secara perlahan-lahan dan zat yang larut
akan mengkristal.
d. Kristal yang terbentuk dapat dipisahkan dari larutannya dengan
cara dekantasi, penyaringan atau centrifugasi.
e. Kristal yang didapat dicuci dengan sedikit pelarut yang masih
baru untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang menempel
dipermukaannya, kemudian kristal tersebut dikeringkan
Metode kristalisasi ada beberapa cara, antara lain
(Wonorahardjo, S. 2016):
a. Pendinginan
Untuk bahan-bahan yang kelarutannya berkurang dratis dengan
menurunnya temperatur, kondisi lewat jenuh dapat dicapai
dengan pendinginan larutan panas yang jenuh.

b. Pemanasan
Untuk bahan-bahan yang kelarutannya berkurang sedikit
dengan menurunnya suhu. Kondisi lewat jenuh dapat dicapai
dengan penguapan sebagian pelarut.
c. Pemanasan dan Pendinginan
Metode ini merupakan gabungan dari dua metode di atas.
Larutan panas yang Jenuh dialirkan kedalam sebuah ruangan
yang divakumkan. Sebagian pelarut menguap, panas
penguapan diambil dari larutan itu sendiri, sehingga larutan
menjadi dingin dan lewat jenuh. Metode ini disebut kristalisasi
vakum.
d. Penambahan bahan (zat) lain.
Untuk pemisahan bahan organic dari larutan seringkali
ditambahkan suatu garam. Garam ini larut lebih baik daripada
bahan padat yang dinginkan sehinga terjadi desakan dan
membuat baha padat menjadi terkristalisasi.
2. Penguapan
Pada penguapan, larutan dipanasakan sehingga larutannya
menguap dan meninggalkan zat terlarut. Pemisahan terjadi karena
zat terlarut memiliki titik didih yang lebih tinggi dari pada pelarutnya.
Contohnya adalah pembuatan garam dari air laut (Wonorahardjo, S.
2016).
3. Ekstraksi
Ekstraksi adalah proses pemisahan satu atau lebih komponen
dari suatu campurannya dengan menggunakan pelarut (solven)
yang sesuai sebagai separating agent. Pemisahan berdasarkan
prinsip beda kelarutan.Pelarut yang digunakan harus dapat
mengekstrak zat/ bahan yang diinginkan tanpa melarutkan material
lainnya.
Ekstraksi secara umum dapat digolongkan menjadi dua yaitu
ekstraksi cair-cair dan ekstraksi padat cair. Ekstraksi cair-cair (liquid
extraction, solvent extraction): digunakan untuk memisahkan dua zat
cair yang saling bercampur, dengan menggunakan pelarut yang
dapat melarutkan salah satu zat. Ekstraksi padat-cair, digunakan
untuk memisahkan zat dari campurannya yang berupa padatan
(Wonorahardjo, S. 2016)

II.7 Memisahkan zat cair/pemurnian pelarut berdasarkan perbedaan


titik didihnya
Zat cair dapat dipisahkan dari campurannya melalui destilasi atau
destilasi bertingkat. Campuran dua jenis cairan yang tidak saling
melarutkan dapat dipisahkan dengan corong pisah.
1. Destilasi (penyulingan)
Destilasi merupakan teknik pemisahan yang didasari atas perbedaan
perbedaan titik didik atau titik cair dari masing-masing zat penyusun
dari campuran homogen. Dalam proses destilasi terdapat dua tahap
proses yaitu tahap penguapan dan dilanjutkan dengan tahap
pengembangan kembali uap menjadi cair atau padatan. Atas dasar ini
maka perangkat peralatan destilasi menggunakan alat pemanas dan
alat pending (Reksohadiprodjo, M.S. 1975).
2. Destilasi Bertingkat
Destilasi bertingkat sebenarnya adalah suatu proses destilasi berulangulang.
Distilasi ini juga dapat digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik
didih kurang dari 20°C dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan
tekanan rendah. Aplikasi dari distilasi jenis ini digunakan pada industri
minyak mentah, untuk memisahkan komponen-komponen dalam minyak
mentah (Reksohadiprodjo, M.S. 1975).
3. Destilasi Vakum
Distilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didistilasi
tidak stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau
mendekati titik didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di atas
200°C. denagn alat destilasi vakum, maka senyawa tersebut dapat
didestilasi pada suhu yang lebih rendah sehingga dapat mengurangi
kemungkinan senyawa terdekomposisi karena suhu tinggi. Misalnya
senyawa dengan titik didih 120˚C pada tekanan 750mmHg akan turun
menjadi 90˚C pada tekanan 20 mmHg (Reksohadiprodjo, M.S. 1975).

4. Destilasi Obat
Merupakan metode untuk isolasi dan pemurnian senyawa. Metode ini
dilakukan untuk cairan yang tidak bercampur atau hanya untuk yang sedikit
bercampur dengan uap air. Destilasi uap dapat digunakan untuk mencari
serbuk simplisia yang mengandung komponen yang memiliki titik didih
tinggi pada tekanan udara normal. Pada pemanasan biasanya terjadi
kerusakan zat aktif. Untuk mencegah hal tersebut dilakukan penyaringan
dengan destilasi uap (Reksohadiprodjo, M.S. 1975).
II.8 Pemisahan berdasarkan perbedaan adsorbsinya
Adsorbsi merupakan metode pemisahan untuk membersihkan suatu
bahan dari pengotornya dengan cara penarikan bahan pengadsorbsi
secara kuat sehingga menempel pada permukaan bahan pengadsorbsi.
Kromatografi adalah proses pemisahan campuran berdasarkan pada
perbedaan distribusi dari penyusun campuran antara dua fasa. Satu fasa
yang tetap tinggal dalam sistem disebut fasa diam, sedangkan yang lain
disebut fasa gerakkarena selalu bergerak mengalir dalam sistem melalui
celah-celah pada fasa diam. Aliran (gerakan) fasa gerak ini menyebabkan
perbedaan migrasi penyusuncampuran, sehingga campuran dapat
terpisahkan.
Berdasarkan faktor keterikatannya suatu komponen pada fase
stasioner dan perbedaan kelarutannya pada fase mobil, komponen-
komponen suatu campuran dapat dipisahkan. Komponen yang kurang
larut dalam fase mobil atau yang lebih kuat terserap (teradsorbsi) pada
fase stasioner akan tertinggal, sedangkan komponen yang lebih larut atau
kurang terserap akan bergerak lebih cepat.Contoh kromatografi yang
paling sederhana adalah kromatografi kertas yang dapat dibuat dari kertas
saring biasa, bahkan dari kertas tisu. Kromatografi kertas dapat digunakan
untuk memisahkan zat warna (Reksohadiprodjo, M.S. 1975).
II.9 Contoh Teknik Pemisahan Sediaan Farmasi
Metode
Sampel Penjerap Prosedur
Kromatografi

Panaskan dan gojog salep


Kolom analisis-C8,
dengan metilen klorida.
Salep basitrasin Diol fase gerak bufer
Tambahkan suspensi ke
fosfat-asetonitril
penjerap. Keringkan kolom dan
elusi dengan HCl 0,1 N
Vorteks krim dengan heksana-
etil asetat. Tambahkan catdridge KCKT, C8
Krim
Silika gel ekstraksi dan cuci dengan terahidrofuran-
hidrokortison
heksana aseton. Keringkan metanol-air
penjerap, elusi dengan metanol
Gojog sampel dengan metanol,
lalu sentrifugasi. Encerkan
Lotion dan krim supernatan dengan air. KCKT,C18,asetonitri
C8
paraben Kondisikan kolom dengan l-air
metanol, tambahkan sampel.
Elusi dengan metanol
Cuci penjerap dengan asetonitril
Larutan pencuci dan air setelah penambahan Kolom analisis CN,
mata sampel, cuci dengan HCl 0,1 N. fase gerak
Siano
benzalkonium keingkan penjerap dengan asetonitril-natrium
klorida udara, elusi dengan metanol HCl asetat
1,5 N
Ekstrak serbuk dengan natrium
Tablet vitamin heptansulfat 0,01 M asam
larut air asetat. Bilas dengan nitrogen KCKT, C8, natrium
o
(niasinamida, panaskan pada suhu 55 C. cuci heptansulfonat
C18
piridoksin, penjerap dengan metanol diikuti 0,01 M-asam
riboflavin dan larutan natrium heptansulfat 0,01 asetat
tiamin) M asam asetat. Elusi dengan
metanol
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan

Analisis Farmasi adalah penerapan berbagai teknik, metode dan prosedur


kimia analisis untuk menganalisis bahan-bahan atau sediaan farmasi. termasuk
dalam kategori sediaan obat. Metode Pemisahan yaitu suatu cara yang
digunakan untuk memisahkan suatu senyawa yang mempunyai kelompok
susunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan baik skala laboratorium maupun
skala industri. tujuannya yaitu untuk mendapatkan zat murni dari suatu
campuran yang sering disebut sebagai pemurnian dan juga untuk mengetahui
keberadaan suatu.
III.2 Saran
Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki, baikdari
tulisan maupun bahasan yang kami sajikan, oleh karena itu mohon di berikan
sarannya agar kami bisa membuat makalah lebih baik lagi dan semoga makalah
ini bisa bermanfaat bagi kita semua, dan menjadi wawasan kita dalam
memahami tentang metode pemisahan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2017. Analisis


Volumetri.http://www.kimiafi.com/2017/04/Analisa volumetri.html

Chang, R. 2010. Kimia Dasar Jilid 1 Edisi 3. Jakarta:

Erlangga Cartika, H. 2016. Kimia Farmasi. Jakarta: Pusdik.

SDM Kesehatan.

Gandjar, Ibnu Gholib dan Abdul Rohman. 2007.


Kimia Farmasi Analisis.Yogyakarta: Pustaka
Belajar.

Mulyana, Deddy. 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Reksohadiprodjo, M.S. 1975. Kuliah dan Praktika Kimia Farmasi


Preparatif. Yogyakarta. Toko Buku Gunung Agung.

Wardaya College. 2001. TEKNIK FARMASI. Yogyakarta: Gajah Mada

Wonorahardjo, S. 2016. Metode-Metode Pemisahan Kimia : Sebuah


Pengantar. Indeks. Jakarta
SESI TANYA JAWAB
1. Afrylinda Thearani Tandian 20013094 (Kel.1)
Pada ekstraksi komponen campuran dapat larut dalam pelarut yang
ditambahkan sehingga terbentuk dua fase dari dua fase yaitu fase
apakah yang terbentuk ?
Dijawab : Fardiyah Tasya Aiswara 20013052
Yaitu fase diluent dan ekstra (Indra Wibawa, 2012) ekstraksi
merupakan proses pemisahan dengan campuran menggunakan
pelarut dan diluent merupakan pelarut yang digunakan dari proses
ekstraksian
2. Andi Sunarti Nur Pratiwi 2001379 (Kel.1)
Bagaimanakah metode pemisahan pada tab bondrex yang mempunyai
banyak kandungan dan apakah dia termasuk metode kompleks atau
sssederhana ?
Dijawab : Asrianti Wulandari Tangdibali 20013087
Termasuk ke dalam metode pemisahan kompleks karena memiliki
tahapan kerja diantaranya ada penambahan bahan kimia dan juga
metodenya menggabungkan dua atau lebih metode sederhana
Tambahan : Nur Alifa Handayani 20013077
Mengapa metode kompleks kamu karena melalui beberapa tahapan
saja yaitu misal penambahan cairan padatan atau gas
3. Gloria Lesmana Tandibongga 20013054 (Kel.3)
Contoh apa yang termaksud dalam metode sederhana ?
Dijawab : Sarah Natalia 20013074
Contoh metode sederhana yaitu penyaringan (filtrat)
4. Patricia Novieta Imanuela 20013096 (Kel.3)
Bagaimana proses sublimasi dan apa itu produk antara ?
Dijawab : Mappidanris 20013059
Sublimasi adalah perubahan wujud zat dari padat ke gas atau dari
gas ke padat syarat pemisahan campuran dengan menggunakan
sublimasi adalah partikel yang bercampur harus memiliki
perbedaan titik didih yang besar sehingga dapat menghasilkan
uap dengan tingkat kemurniaan yang tinggi dan produk antara
adalah proses uap antara garam dan pasir (Basset dkk, 1994)

Anda mungkin juga menyukai